Seekor kucing meringkuk di ruang tamu rumah kami, aku hendak mengusirnya saat teringat alergiku yang bisa kambuh karena bulu kucing. Tapii, urung kulakukan melihatnya yang sedang tertidur pulas.
Biarlah kucing itu menyelesaikan waktu tidurnya dan keluar dengan sendirinya... Meski alergiku langsung kambuh.
Ada yang alergi bulu kucing? Ada 😁
Kumatikan lampu ruangan agar cahaya lampu tidak mengganggu tidurnya, lalu beralih membereskan ruangan lain dan meninggalkan sementara ruang tamu yang belum semuanya disapu.
Beberapa ruangan sudah kosong karena pemiliknya sedang ke masjid, jadi aku bebas membereskan ruangan-ruangan itu. Membereskan lalu menyapu dan mengepel saat semuanya sudah selesai di sapu.
Ada beberapa ruang yang sering membuatku terduduk sementara, "apa kabar pemilik ruangan ini?"
Pertanyaan ini tiba-tiba saja ada, tiba-tiba yang sering karena setiap kali berada di kamar mereka maka itulah yang dilakukan.
Lalu aku, si melankolis yang nostalgia seringnya menari di pelupuk ingatan mulai terjebak dalam kilas memori masa lalu, masa saat mereka masih berteriak kegirangan saat memanggilku. Saat mereka berebutan untuk duduk dipangkuan ku.. saat mereka menarik ujung jilbabku atau bersembunyi di balik kerudungku.
Ibu ini sering terjebak dalam ingatan masa kecil mereka..
Seolah waktu berhenti disana.
Akhirnya kuputuskan untuk menuliskan kembali semua tentang hari-hari itu;caraku berdamai dengan waktu dan menyelesaikan kisah agar usai dan menata hari untuk tegar menatap hari ini dan hari esok.
Semua kisah masa kecil anak-anak tak jarang membuatku tergugu,terlebih saat rindu mendekap dan aku mulai menyadari bahwa semua itu menjadi jarak terjauh yang sulit ku tengok. Bahkan saat aku berbalik ke belakang pun tak ada yang memanggilku dengan teriak kegirangan mereka lagi.
"ummiiii, Aa tadi..."
"Ummiiii, Umar tadi.."
"Ummiiii, teteh tadi.."
Lalu aku melihat gadis paling kecil di rumah kami yang masih sering berteriak memanggilku dengan senang dan manja, "ummmiiii, tahu tidak kalau tadi de Olin..."
Semua itu akan mulai usai semuanya saat gadis kecil yang beranjak remaja itu Tumbuh semakin besar. Aku tahu, aku akan menyeka airmata rindu lebih dalam lagi.. namun, ini bukan rindu yang membuatku merasa harus mengulanginya kembali.
Ini rindu, rindu yang Ridha..
Mereka haruslah beranjak menggapai masa depan dan impian mereka, dan kami disini mengingat hari-hari masa kecil mereka yang riang berkawankan gemuruh doa dan riak air mata.
Well, sesi nostalgia usai.. kembali kepada kenyataan dan nasi yang sudah matang. Tinggal masak sayuran dan menyiapkan menu sarapan sekaligus bekal makan siang anak-anak..
Apa kabar? Semoga selalu sehat dan dipenuhi berkahNya.
Balananjeur, Rabu, 21 September 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar