Rabu, 21 September 2022

Dua Puluh Dua

Membuka hari dengan membuka gordyn ruang tamu dan membersihkan ruang berukuran 3,5 x 3,0 itu. Ruangan itu memang sengaja dibuat tidak terlalu luas karena jarang ada tamu yang berkunjung.

Berat sekali saat kutuliskan kalimat ini, 'jarang ada tamu.' hmm tepatnya sangat jarang sekali, bahkan mungkin dalam setahun bisa dihitung pakai jari.

Lalu mari kita melihat di sekitar kita, banyak rumah yang ruang tamunya mulai jarang dikunjungi tamu. Cafe dan rumah makan mulai mengganti peran ruang tamu karena tak jarang kunjungan silaturahmi diadakan ditempat itu, "hey, ketemuan yuk di cafe A.", "Ketemuan yuk di RM B." Dan semacamnya yang intinya mulai jarang kalimat, "aku ke rumah Yaa!" 

Hmm entah mulai jarang atau saya nya yang memang kurang update karena tidak banyak yang saya ajak berinteraksi, contoh diataspun hanya sekilas yang saya tahu.

Kembali tentang tamu. Bagi saya, kedatangan tamu adalah anugerah yang luar biasa. Meski mungkin belum bisa menjadi penghuni rumah yang memuliakan tamu dengan baik namun kami memandang tamu sebagai rahmat dari Allah. Jadi, agak sedih setiap akhir Ramadhan dan saya membereskan kue-kue untuk hari raya di ruang tamu lalu anak-anak bertanya, "mau ada tamu, mi?" Saya sedih karena jawabannya akan tetap sama.

Tapi kata kang Wawan mah kalau anak-anak masih kecil mah memang jarang ada tamu, "nanti kalau anak-anak kita sudah berkeluarga, baru deh ada tamu." Ujarnya 

"Tamunya, anak menantu dan cucu serta besan kita?" Ya, mungkin memang seperti itu.

Hmm, pentingkah bertamu? Setiap kebaikan adalah shadaqoh, bertamu adalah kebaikan dan memuliakan tamu adalah kebaikan.

#catatandefa 
#septemberdefa 

Balananjeur, Kamis, 22 September 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh