Akan banyak kisah baru di hari yang baru, banyak sesal tercipta setiap hari berganti. Menatap wajah suami dan anak-anak saat tertidur, mengingat seharian tadi bersama mereka lalu bertanya, "kenangan apa yang tlah tercipta hari ini?" Hingga derai airmata menjadi pengurai resah. Resah, karena hari yang dilalui tadi seolah tak memberi arti dan berlalu begitu saja.
Bagaimana kita adalah bukan tentang bagaimana mereka, "seharian ini ngapain aja?" Ini pertanyaan yang lebih tepat ditujukan untuk diri sendiri, dibandingkan mengangkat jari telunjuk dan mengarahkannya buat orang lain, jemari itu lebih tepat diarahkan untuk diri sendiri saat berkaca, "hey, seharian ini ngapain aja?"
Menyesal itu sangat tidak menyenangkan. Hari ini di dunia, saat malam beranjak pekat lalu mengingat seolah tiada khidmat yang baik buat suami dan anak-anak membuat sesal terasa menyesakkan. Bagaimana kabar ibadah mahdhoh kita, muamalah kita pada orang lain, akankah seharian hanya dilalui sia-sia? Semua menghadirkan sesal.. lalu bagaimana kabar kita di akhirat? Sekian banyak waktu dilalui di dunia, diberikan kesempatan dan kesempatan lagi untuk menjejak amal karena Allah lalu disia-siakan begitu saja? Seperti apa sesal yang sedang disiapkan? Sedangkan hari-hari yang disesali itu tak akan pernah kembali lagi...
Di dunia kita punya hari esok, itupun kalau Allah masih berikan kita nafas kehidupan, jadi esoknya bisa memperbaiki diri dan berkhidmat dengan lebih baik. Namun apa kabar Akhirat kelak? Tak ada cara untuk kembali..
#catatandefa
#septemberdefa
Balananjeur, Kamis, 29 September 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar