Saya biasanya tidak berpikir, "oh, ini berat banget." Apalagi sampai menangis meraung-raung karena perasaan itu atau sampai kesulitan ini atau itu karena perasaan berat akan sesuatu yang dianggap beban. Biasanya kalau ada sesuatu yang dianggap masalah atau semacamnya hanya akan bilang, "oh, ya udah." Maksudnya, ya udah lakoni aja perannya dan lakukan sebaik mungkin tanpa perlu berpikir ini berat atau tidak, just lakukan saja peran saya sebagai saya. Namun kalau harus menuliskan saat yang dianggap paling berat maka saya harus mikir agak keras dulu untuk menuliskannya, itu Oge sambil mikir, "da, itumah bagian dari hidup. Nggak seberat itu, kok." Yaaah saat otak mikir gitu mah gimana bisa nulis kapan saat yang dirasa paling berat.
Well, mungkin saat datang tagihan karena hutang yang tiba-tiba ada bisa dianggap saat paling berat 😅.
Hutang yang tiba-tiba ada? Itu ada behind the story nya jadi saat tiba-tiba mendapat tagihan teh rasanya kayak gimanaaa teh. Tapi tetap, itu nggak berat-berat amat juga. Meski kondisinya sedang kurang memungkinkan tapi kami yakin Allah pasti memberikan cara.
Tidak seberat itu, tapi kok tetap ditulis? Yaa, biar bisa nulis aja ðŸ¤.
Saat dokter bilang harus lahiran by OC.
"Itu saat paling berat?" Ah enggak juga da masih bisa didiskusikan dengan meyakinkan semua orang terutama suami bahwa saya akan baik-baik saja dengan izin Allah.
Saat suami dan anak-anak di uji sakit dalam waktu bersamaan? Hmm itu juga tidak seberat itu, karena biidznillah Allah bantu kuatkan fisik yang biasanya ringkih ini untuk merawat mereka Alhamdulillah.
Saat mendapat hasil diagnosa suatu penyakit? Itu juga tidak seberat yang dipikirkan, biasa saja da baik sehat maupun sakit mah sudah jadi bagian hidup. Allah siapkan banyak kebaikan saat kita menjalankan peran dengan baik saat Allah sehatkan maupun uji dengan sakit.
Saat ananda didiagnosa sakit yang sama? Awalnya ini memang terasa berat, sungguh bersabar di kali pertama itu tidak semudah saat saya nulis, "it's ok." Karena ternyata saya menangis tersedu-sedu mengingat ananda yang sakit.
Namun pada akhirnya kembali menemukan kestabilan emosi dan melihat hikmahNya yang masyaAllah jauh lebih besar dari alasan air mata menitik sedih, masyaAllah laa Haula walaa quwwata Illaa billah ujian yang kita alami tak ada yang seberat dugaan kita apalagi saat semua telah berlalu. Karena hal paling menakutkan dari diri kita bukanlah ujian kesakitan ataupun kesulitan saat iman masih tertancap didada, iman dan Islam kita sudah cukup dan yang berat itu Istiqomah. Ya, yang berat itu adalah Istiqomah.. banyak yang beriman di waktu pagi namun berpaling di waktu sore dan itulah yang paling berat dalam hidup, menjaga keistiqomahan. Sehingga do'a-do'a tak boleh lepas dari kita, "yaa muqollibal quluub, tsabbit qolbii 'alaa diinika."
#catatandefa
#septemberdefa
Balananjeur, Jum'at, 2 September 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar