Minggu, 04 September 2022

Surat Untuk Aa (1)

Aa,
Apa kabarmu hari ini, boy? Ummi bertekad untuk menyapamu dengan sapa yang sama setiap hari melalui chat WA, "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Aa.Aa damang?" Itulah rencana ummi. Tapi nyatanya ummi tidak bisa menyapa tiap hari karena hp nya sekarang jarang ada pulsa nya dan lebih sering digunakan de Olin. 

Tapi meski tidak tiap hari, ummi tetap menyapamu kan, Nak? Hee..

Kemarin Aa cerita tentang lampu kost an yang mati, katanya sampai hari ini belum dipasang lagi lampu yang baru dan lebih nyaman mopoek seperti itu. Duhai anakku sayang, andai jarak ini bisa ditempuh sendirian mungkin ummi akan kesana membawa lampu dan memasangkannya untukmu. Atau ummi hubungi ibu kost dan kabarkan tentang lampu kamarmu yang mati agar minta dibantu digantikan dengan yang baru oleh pegawai disana, atau... Banyak ide di kepala untuk membantu, namun tidak ummi lakukan. Ummi memutuskan untuk membiarkanmu menyelesaikan masalah itu, masalah-masalah yang akan berdampak besar bagi dirimu sendiri saat engkau bisa menyelesaikannya sendiri tanpa campur tangan atau bantuan kami.

Tapi Nak, apapun permasalahanmu dan sekecil apapun itu, kami akan tetap berdoa agar Allah mudahkan itu bagimu serta rahmati setiap langkahmu. 

Sekarang jam 4 lebih 46 menit, A. Adzan shubuh tlah berkumandang sejak beberapa menit yang lalu dan Abi telah bersegera menyambut panggilan adzan dengan berangkat ke masjid Al Furqon. 

Sudah beberapa hari ini sepulang shalat shubuh di masjid Al Furqon, Abi langsung menjenguk Emak. Kemarin ummi bilang kepada Aa kalau Abi itu not scared with ummi. Ya, itu benar, Nak. Jika Abi melakukan sesuatu karena permintaan ummi, itu bukan karena ummi takut namun Abi tahu mana permintaan yang harus diikuti, yang boleh diikuti ataupun harus dan boleh diabaikan. Seperti permintaan ummi untuk mendawamkan diri menjenguk Emak setiap pagi sepulang dari masjid, ini permintaan ummi yang Abi ikuti.

Kenapa? Ini permintaan yang baik, kan, Nak. Ummi mengajak Abi untuk lebih memperhatikan Emak, ibu beliau. Menyimak cerita emak, menyapa, mencium punggung tangan dan memeluk beliau. Ummi yakin dengan sangat bahwa kehadiran Abi akan sangat membahagiakan bagi emak dan itu cukup membahagiakan ummi.

Nak, ummi tidak mengharapkan hal-hal dari Ayahmu sesuatu yang akan sulit dilakukannya, ummi hanya ingin baktinya tidak terhalang kewajibannya atas ummi dan kalian. Ummi tidak ingin diri ummi dan kalian menjadi sebab menjauhnya Abi dari Emak. Apakah itu karena kesibukan, kasih sayang atau apapun, ummi hanya ingin baktinya tidak terjeda tanggungjawabnya atas kita. Ummi yakin, emak membutuhkan Abi..

Nak,
Belajar dari permintaan ummi tentang emak, ummi meyakini bahwa seorang isteri tidak harus ditakuti untuk membuat suami meluluskan permintaannya. Tidak perlu ada perdebatan ataupun kalimat bernada kasar dan intonasi tinggi apalagi pelototan mata dan gertakan untuk membuat seorang suami mengikuti permintaan isterinya.. dan ummi kemudian meyakini bahwa birrul waalidain seorang anak bisa diingatkan oleh isterinya.

"Suamiku berbuat sesuai kehendaknya. Aku tidak bisa mengaturnya agar dia lebih memperhatikan orang tuanya yang tlah senja." 

"Suamiku itu, baiiiik banget sama orang tua dan saudara-saudaraku. Tapi kalau sama orang tua dan saudara-saudaranya kayak acuh banget. Pokoknya beda deh perlakuannya pada keluargaku mah lebih aware."

"Ya gimana lagi atuh, dia pemimpin di keluarga ini. Nggak bisa aku atur untuk lebih care sama orang tuanya." Padahal disaat bersamaan dia bisa meminta suaminya untuk memperhatikan keluarga nya (keluarga isteri).

Oh wait, Nak shalih, banyak lho Nak kejadian seperti itu plus kalimat seperti itu. Ummi kok tidak yakin kalau isteri tidak bisa membantu suami dalam birrul waalidain. Hmm, mungkin memang ada yang tidak bisa, karena ada tipe suami yang tidak suka diingatkan dan malah akan menjadi pertengkaran berujung kdrt kalau diingatkan apalagi merasa itu sebuah perintah. Namun kalau pada keluarga dan orang tua isteri bisa berbuat ma'ruf, ummi yakin tipe suami seperti itu tidak mustahil akan berbuat baik juga pada orang tuanya. Pertanyaannya: isterinya mau suami yang birrul waalidain pada orang tuanya atau tidak. Kenapa harus ada pertanyaan seperti ini? Karena tidak sedikit isteri yang tidak senang melihat suami berlaku baik pada orang tua dan keluarganya.

Well, 
Anakku sayang, kelak engkau akan menikah dan memiliki keluarga sendiri. Pada hari itu, Nak.. izinkan ummi dan Abi untuk tetap menyapamu dengan kasih sayang kami dan engkaupun menyapa kami dengan kasih sayangmu. Akan ada yang berbeda di hari-hari itu, itu adalah sunnatullah yang kami terima dengan kelapangan. Namun, Nak, izinkan kami untuk tidak merasa kehilanganmu karena jauhnya jarak yang dibuat..

Aa,
Nanti ummi cerita ya.
Pagi ini ummi mau nyuci dulu.

See you next time..

Balananjeur, Senin, 5 September 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh