Setelah seminggu tidak berjumpa Emak, biidznillah hari ini Allah sampaikan diri untuk memeluk beliau lagi secara langsung. Dengan berjalan kaki berbekal rindu, saya mengunjungi Emak yang jua merindukan saya. Ehm, saya melihat wajah emak bersinar dengan binar matanya yang menggambarkan kebahagiaan beliau, "Nyai kamana wae (Nyai kemana saja)?" Penuh sumringah beliau menyambut.
Beliau mengatakan khawatir menantunya ini sakit, lalu meminta salah satu kakak kang Wawan yang mengajar di MI untuk menanyakan kabar kami pada de Olin.
MasyaAllah Emak... Beliau kesulitan berangkat kemana-mana karena kaki beliau sering sakit, biasanya dalam seminggu padat dengan jadwal kajian namun karena kondisi kaki beliau yang sudah tidak memungkinkan, membuat beliau tidak lagi mengikuti kajian di luar.
Tapi... Waktu emak sangat bermanfaat, beliau memanfaatkan waktu di rumah dengan membaca Al Qur'an dan mengikuti kajian dari televisi. "Emak sekarang hanya membaca 2 juz perhari, Nyi." Emak merasa bersalah karena hanya mampu tilawah 2 juz, padahal, "MasyaAllah Mak, tabarokallohu fiik. Banyak orang yang bahkan tidak membaca meski 1 ayat, Allah merahmati Emak yang membaca 2 juz dan merasa masih kurang. Emak hebat, masyaAllah." Ya, inilah emak.. hari-harinya kini dilalui dengan Al Qur'an dan kajian dari televisi, "hanya ini yang bisa emak lakukan." Ujar beliau.
MasyaAllah, itu bukan hidup yang sekedar.. namun penuh kebaikan. Emak juga sangat senang bershodaqoh baik pada orang-orang terdekat beliau, tetangga maupun kerabat jauh dan orang lain. Pernah waktu ke Bogor saat mengantar Aufa, beliau menyiapkan 5 ribuan yang lumayan banyak untuk beliau sedekahkan sepanjang jalan.
MasyaAllah emak, dipenuhi berkah insyaAllah.
#catatandefa
#septemberdefa
Balananjeur, Selasa, 13 September 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar