Well, here it is cerita hari ini, that is nyabut jukut.
Bagi saya, sampai detik ini, kegiatan mencabut jukut adalah salah satu kegiatan yang senantiasa membuat diri berucap, "MasyaAllah... Alhamdulillahilladzii bini'matihii tatimmushshoolihaat. MasyaAllah Alhamdulillah hadza min Fadhli Rabbi." Yeah, ini anugerah yang luar biasa.
Seringkali saya bertanya-tanya setiap kali menyelesaikan misi mencabut jukut, "kok bisa?" Heee.. ini aneh kah? Yaah, karena meski sudah mulai belajar dari tahun 2006 an alias sudah agak lama tapi tetap excited saja setiap kali sedang mencabut jukut apalagi sampai menyelesaikan misi itu. Ini seperti..hmm, apa ya 🤔 pokoknya sesuatu yang membuat lisan dipenuhi tahmid hingga jauh ke lubuk hati.
Dan inilah kegiatan saya selama beberapa hari hingga hari ini. Pagi ini setelah menyelesaikan cucian, ngpel, opsih seisi rumah, menjemur pakaian dan semua yang terkait isi rumah, list agenda selanjutnya adalah membawa cangkul kecil, parang dan sapu untuk membersihkan pekarangan yang belum selesai dibersihkan.
See, butuh waktu lama bagi saya untuk menyelesaikan satu area ini. Karena energi yang terbatas jadi harus menjaga agar tidak sampai mencapai titik batas, karena bila itu dilakukan maka bisa dipastikan akan banyak tugas yang tidak bisa diselesaikan di hari berikutnya karena tubuh yang drop.
"Mun geus anteul nyabutan jukut teh sok resep nya!" Bi Inar yang lewat di depan rumah menyapa dengan ramah, dan iya,saya setuju dengan statement itu; pekerjaan ini memang menyenangkan. Saat sudah di mulai maka akan terus dilakukan sampai selesai.
Well, seperti itulah dalam hidup. Mulai lah melakukan suatu pekerjaan bahkan saat engkau merasa tidak bisa melakukannya, karena setelah itu engkau akan belajar dan berusaha menuntaskannya dengan baik!
Ya, mulailah kerjakan!
Mulailah lakukan kebaikan dan jangan menundanya, karena kita tidak tahu apakah sedetik kemudian kita masih bernafas atau tidak!
Pada akhirnya, saya yang dulu enggan memegang parang untuk mencabuti jukut kini malah sebaliknya. Oh wait, ini bukan terjebak atau terpaksa karena keadaan, tapi sesuatu yang menjadi pilihan. Saya memilih hidup dengan cara seperti ini. Menikmati apapun yang dilakukan, sekecil apapun.
Hari ini sebelum memulai aktivitas mencabut jukut, saya siapkan karpet plastik di depan rumah, buku tulis dan pulpen, buku fiqh ikhtilaf yang masih di hanca dan juga air gula merah, persiapan kalau-kalau tiba-tiba limbung karena Hb yang masih rendah. Dimanapun, akan nyaman rasanya kalau ada buku.. saya bisa membaca saat jeda, saat pandangan memudar karena lelah atau saat ada sesak maka saya akan mengambil jeda untuk membaca.
Alhamdulillahilladzii bini'matihii tatimmushshoolihaat, hari ini pekarangan depan rumah sudah selesai dibersihkan dari rumput liar, setelah 4 atau 5 hari Alhamdulillah akhirnya selesai juga. insyaAllah saat nanti Allah berikan kesempatan untuk kembali mencabut rumput, semoga saat itu Allah kuatkan fisik dan tambahkan syukur di hati. Semoga Allah karuniakan RidhaNya, karena tanpanya maka akan sia-sia lah segala amal..
Balananjeur, Sabtu, 1 Oktober 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar