Sekarang sudah 3 hari menjelang berakhirnya tahun 2022, PCM mau mengadakan pengajian bulanan di masjid Syu'latul Iman kayaknya dengan tema yang ada kaitannya dengan resolusi.. hahaha.. ini sih yang saya sampaikan waktu rapat PCM di tabrik kemaren.
"Wah, kayaknya tema nya yang berkaitan dengan resolusi awal tahun deh." Yang saya ucapkan itu sebenarnya hanya joke saja karena saya sendiri berpendapat bahwa resolusi dilakukan bukan hanya di awal tahun namun everyday, setiap waktu berganti alias setiap hari.
Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, itulah dasarnya. Yups, hari ini harus lebih baik dari hari kemarin and that is yang melatarbelakangi perlunya resolusi diri setiap harinya.
But wait, ari resolusiteh apa? Yuk ah kita cari di om google what's mean of resolution.
re·so·lu·si /résolusi/ n putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang); pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tentang suatu hal.
Nah nah naaaah... Lalu apa hubungannya dengan resolusi yang saya maksud? Hmm saya sih sebenarnya hanya asal ngomong saja dan itupun dapat dari yang berseliweran di media sosial kalau akhir dan awal tahun teh banyak yang nulis kata 'resolusi'. Oh ok forget it saja! Kita fokus nulis buat jejak..
Here it is yang ingin saya simpan selanjutnya disini.
Kemarin kami (saya dan kang Wawan) berangkat ke pasir gowong dengan menggunakan motor matic. Rutenya memakai jalur Kupa, jadi kami naik lewat jalur belakang gunung. Jalannya memang lebih cepat sampai tapi medannya tetap dudulugdugan dan bikin jantung ratug.
Beberapa tanjakan memakai batu kali sebagai media jalan dan justru itulah yang bikin ratug, tanjakan (atau pudunan saat pulang) dengan kondisi batu yang tidak rata membuat perjalanan terasa mendebarkan (buat saya) jadi setiap sampai pada jalanan seperti itu maka saya akan memilih turun dari motor dan memilih meneruskan perjalanan dengan jalan kaki. Memang cape dan cukup sulit disaat sendi kaki sedang terasa sakit, tapi tidak 'semenakutkan' saat berkendara 🤭 it's real, saya memang pauran.
Medan yang terasa mendebarkan yang kedua adalah tanah yang licin karena hujan. Tanjakan atau pudunan yang masih tanah kalau kehujanan kan otomatis jadi licin, dan itu lumayan bikin saya ngeri. Kang Wawan kemarin sempat kesulitan menaikkan motornya pas di tanjakan menuju saung Tamim. Untung ada warga yang memberitahu cara termudah mengkondisikan kendaraan agar tetap sampai.
Saya sih memilih jalan kaki daripada membiarkan jantung terasa copot, ah tapi tetap saja yang paling sulit itu justru saat melihat kang Wawan melajukan motornya untuk naik atau turun. MasyaAllah nafas saya yang tidak menentu padahal dia mah anteng saja.
Dan..... Segala kengerian itu terbayarkan dengan suasana yang bisa dilihat di puncak ataupun dari puncak. MasyaAllah luar biasa indahnya. Lupa kalau sebelumnya sempat berpikir untuk tidak meneruskan pendakian ..
Photo-photo dibawah ini adalah penampakan pemandangan yang saya abadikan dari puncak, sebagian jejak saat kami sampai disana; bekal makanan dan photo-photo yang ingin saya abadikan disini.
Balananjeur, Kamis, 29 Desember 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar