Kamis, 19 Januari 2023

19

Jam 15.30 kami sampai di rumah, Alhamdulillah biidznillah Allah berikan kesempatan untuk huhujanan sepanjang jalan pulang. Hmm turun hujan teh di Jl RE Martadinata Kuningan.
Kami melewati 4 kabupaten, dari Kuningan, lalu Majalengka, Ciamis dan berakhir di kabupaten Tasikmalaya tercinta 😁 tapi tidak sepanjang jalan kabupaten sih. 

Rumah sahabat kami sudah hampir perbatasan Cirebon. Tadinya pengen lanjut ke Cirebon tapi karena jam 16 tepat kang @wawanridwan harus sudah kembali ke panwascam jadi kami pun memilih untuk segera pulang agar tidak bisa sampai tempat waktu. Saya dan kang @wawanridwan sama² tipe yang nggak senang ngaret, kalau sudah punya agenda jam sekian maka sebelum jam sekian teh sudah harus siap dan ada di tempat. Jadi, kami bisa saling mengingatkan akan waktu jika salah satu diantara kami berpikir untuk menunda². Eh tapi kayaknya saya yang paling 'rewel' kalau soal waktu, tak ada kata 'nanti ya!' kalau saya bilang segera lakukan teh bener² harus segera dilakukan, termasuk untuk diri sendiri.

Saya menikmati perjalanan kali ini, meski sepanjang jalan harus mengkondisikan kaki agar tidak sampai kaku, tulang belakang yang qodarullah belum juga ada perkembangan dan masih sangat sakit.. tapi saya senang dengan perjalanan hari ini. Melihat banyak hal selama perjalanan, memikirkan banyak hal..ah, otak ini tidak mau berhenti mikir padahal sudah saya bilang, "tak, rehat dulu ya! Ingin menikmati perjalanan tanpa mikirin ini itu dulu." 

Eh tapi otaknya malah ngasih dalil, "Inna fii kholqissamaawaati wakhtilaafillaili wannahaari laaayaatilliulil albaab." Nah kaan, dia nggak mau berhenti mikir dan saya pun tidak bisa mendebat sampai akhirnya memilih menceritakan semua yang saya pikirkan selama perjalanan, "Bi, kenapa dulu kita sampai nyasar? Kayaknya Allah ingin kita melihat bumi Allah yang lebih luas lagi jadi nggak cuma sampai sana. Trus bi, kayaknya ya Bi, Allah ngasih kita kesempatan untuk memperpanjang langkah menuju ke rumah sahabat kita. Bukankah silaturahim itu jalan kebaikan yang disukai Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, dan perjalanan ke arahnya adalah langkah-langkah kebaikan.. MasyaAllah Bii, harusnya kita bersyukur ya Bi, dikasih kesempatan memperbanyak langkah kebaikan."

Ngobrolin langkah kami saat pertama kali kembali ke Tasik, bahkan tentang rumah makan sederhana yang dibahas kang @wawanridwan dalam story'nya kemarin hingga keinginan saya untuk mendaki Ceremai.. ah, kayaknya si 20 RB kata habis selama perjalanan...dan untungnya, anak kesayangan mertua saya ini nggak protes.. malah mancing² terus buat cerita 🤭

Banyak tempat yang ingin ku photo, tapi karena keasyikan ngobrol jadilah lupa untuk mengabadikan semua tempat itu. Saya menyukai semua yang saya lihat; jalan-jalannya, bangunan, pemandangan... Dan selalu saja yang paling akan selalu saya bahas, "sayang, kenapa ya kemanapun aku pergi yang paling menarik untuk ku lihat itu bangunan masjid sama tempat pendidikan. Aku menikmati melihat arsitektur masjid bahkan hingga masjid Jami, pengen deh kutuliskan semua masjid yang pernah kukunjugi.. hmm kayaknya bakal benar² kutulis. Trus aku seneng banget kalau lihat sekolah, perguruan tinggi, bahkan tempat bimbel dan tentu saja perpustakaan. Nah kalau lihat perpustakaan teh pengeen banget turun dulu dan baca buku dulu."

"Tapi nanti Ummi lupa kalau ada tempat lain yang harus dituju karena keasyikan diperpustakaan."

"Iya juga sih. Dan aku pasti nggak enak kalau diingatkan saat lagi happy-happynya."

Ah lagi-lagi, obrolan ini sengaja disimpan dalam catatan ini. Saya menyukai semua yang saya lihat.. ingin mengabadikan semuanya baik dalam bentuk gambar ataupun tulisan. Tapi perjalanan tadi lebih banyak dihiasi obrolan ..hmm tepatnya sih saya yang banyak speaking padahal kemarin sudah ngeluh soal kemampuan berkomunikasi yang rasanya semakin terhambat.. namun nyatanya, terus saja melafaz abjad dan kata 

Dan dia... Ah terima kasih banyak padanya yang sedia menjadi pendengar 😁🥰

Sesampai di rumah, kang Wawan langsung ke panwascam. Hari ini hari terakhir pendaftaran calon PKD. Dan saya kembali menepi dengan selimut dan bantal, saya menyukai dan senang dengan perjalanan tadi. Bertemu banyak orang sepanjang jalan dan bisa sekedar tersenyum pada beberapa orang yang kebetulan berpapasan. "mengucap salam, tersenyum, semua itu tak perlu harus tahu ia siapa. Berwajah cerah pada siapapun yang ditemui tak peduli siapa ia, apakah kita mengenalnya ataukah tidak. Apakah kita akan bertemu lagi dengannya ataukah tidak, apakah dia akan baik pada kita ataukah membalasnya dengan muka masam. Kita hanya perlu melakukan tugas kita, mencontoh sang Baginda.. senyummu pada saudaramu adalah shodaqoh. Itu cukup untuk kita." 

Ada kisah yang ingin kuceritakan kembali, kisah dari teh Yuli, sahabat yang kami kunjungi tadi. Saya meminta izinnya untuk menceritakan kembali dan beliau mengizinkan.. namun saya perlu waktu untuk mencerna. MasyaAllah ini tentang kehidupan yang baik dan akhir kehidupan yang insyaAllah baik, seorang anak yang sepanjang usianya senantiasa menjaga diri dan kethaatannya lalu Allah panggil kembali di usianya yang ke 17 tahun dalam keadaan terbaiknya. MasyaAllah.. 
Dia, putri sahabat kami, Anindya namanya. Usianya sesusia Aa. Gadis shalihah yang kami kenal .. akan kuceritakan, tentang Anindya Shalihah yang saya dengar .. tentang akhir yang baik meski tangis tentu tak lepas dari orang tua yang tak kan berhenti mengingatnya.

Akan kuceritakan juga tentang persahabatan yang tak lekang dimakan usia. Ya, tentang kang @wawanridwan dan sahabat²nya yang ketika yang satu memanggil, maka semua berusaha segera datang. Sesibuk apapun, sejauh apapun... MasyaAllah lebih dari 20 tahun

Balananjeur, Kamis, 19 Januari 2023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh