Kita menganggap prestasi terbatas pada pajangan piala, piagam penghargaan atau pada nilai akademik.
Tentu saja itu juga prestasi.
Tapi wahai ibu, ayah, ibu dan bapak guru ..... Masih ingatkah engkau bagaimana perasaanmu saat engkau kecil?
Saat engkau melakukan kebaikan, saat engkau 'mendaki' sesuatu namun orang-orang dewasa di sekitarmu tak pernah menganggap itu sebagai capaian keberhasilan, prestasimu?
Masih ingatkah engkau apa yang engkau rasakan saat orang-orang dewasa di sekelilingmu hanya berkutat pada nilai akademis atau jejeran piala dan piagam kompetisi sebagai prestasi? Lalu mereka abai pada prestasi-prestasimu yang lain?
Pada kesopananmu, kesantunanmu, kelemahan lembutanmu, ketangkasanmu, ke arifanmu, kreativitasmu, dan ke ke yang lainnya yang menjadi modal 'kebaikanmu' di masa depan...
Masih ingatkah engkau apa yang engkau rasakan saat itu?
Adakah engkau berpikir, "apa terlalu sulit memujiku?"
Sahabat,
Saya sering mengatakan bahwa ibu kami itu ibu terbaaaaik di dunia. Beliau hanya berusaha menjaga fitrah kami tanpa membuat target akan sesuatu yang tak kami kuasai. Apakah itu nilai akademik ataupun nilai-nilai buatan manusia yang bertentangan dengan nilai-nilai Nya. Bagi beliau prestasi, saat kami mendirikan sholat dan tak melalaikannya.
Saat kami menutup aurat di usia baligh kami.
Saat kami menjaga rasa hormat kami pada siapapun ..
Dan saat-saat lainnya yang menurut pandangan beliau bisa menjadi ikhtiar dalam menjaga fitrah keislaman kami.
Tapi sahabat,
Hati saya kembali berdenyut dengan rasa sakit saat mengetahui banyak anak di luar sana yang terluka dengan ucapan dan sikap orang tua atau gurunya ataupun orang-orang disekelilingnya yang melabelinya dengan label negatif hanya karena paradigmanya tentang prestasi yang menurut saya salah....
Ayoooolaaah...
Kita semua berprestasi di bidang kita masing-masing, kita juga tak suka dibanding-bandingkan dengan orang lain, lalu kenapa kita begitu mudahnya menuntut anak untuk sama seperti yang lain yang kita anggap waaah???
Lalu bagaimana bisa kita begitu mudahnya membanding-bandingkan anak yang satu dengan yang lainnya? Lalu memberinya label negatif???
Yaa Robbal aalamiin....
Mereka memanglah harus menjadi generasi-generasi terbaik di zamannya. Tapi Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam telah memberikan tuntunan terbaik dalam membina generasi.
Janganlah ego kita membutakan kita! Membuat kita lupa, bahwa mereka dan kita sama-sama manusia dengan sepaket kekurangan dan kelebihannya.
Teruntuk aa Quthb, aa Umar, teteh Aufa dan de Olin,
Tak perlu menjadi karang...untukmu menerjang ombak...
Jadilah yang terbaik sebagai dirimu sendiri, sebagai seorang muslim!!!
#defa_s_hidayat di #cisayong_06062017
Catatan ini dituliskan kembali pada hari Selasa, 6 Juni 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar