Selasa, 27 Mei 2025

Progress To Be..







 Beberapa hari yang lalu ada yang mengatakan, "padahal dia juga bisa lho masuk melalui jalur prestasi, tapi tidak dilakukan." Trus saya jawab, "oh.." Dan hari ini saya mengingat itu.

Saya tidak sedang akan mengomentari ucapan meski saya tulis itu di paragraf awal, hanya ingin menyimpan itu untuk mengingatkan diri untuk tidak mengucapkan kalimat serupa terlebih pada seseorang yang tlah melewati usahanya, kasarnya sih mati-matian berusaha biar lolos. Tapi hmm nggak mati-matian juga sih, intinya maksimal InsyaAllah.. Setidaknya, itu yang saya lihat dari teteh waktu seleksi bidikmisi Poltekkes.
Tingkat kesulitannya, sulit banget. Tapi sejak awal teteh sudah ditanamkan untuk melakukan sesuatu karena Allah, lakukan sebaik-baiknya dan biarkan nanti Allah yang ngatur bagaimana hasinya; lolos Alhamdulillah, tidak lolos pun Alhamdulillah. Kalau lolos, berarti menurut Allah itu yang terbaik buat teteh. Kalau tidak lolos berarti Allah minta teteh untuk mengusahakan lewat jalur lainnya.. Artinya? Ikut seleksi lagi jalur simama, simami dan seterusnya. Jangan menyerah sampai Allah bilang, "udah stop!" Tahu stop nya dari mana? Allah kasih jalan lain misal lolos univ lain baik lewat jalur utbk ataupun mandiri atau jalur prestasi dan apapun yang tersedia.
Rumusnya: lakukan sebaik-baiknya, and never give up!
Seleksi berkas: nilai rapotnya terutama matematika, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, IPA dari semester 1-5 Rata-rata 8 sekian, prestasi, rekomendasi sekolah dan lain sebagainya (nanti saya share di blog). Lolos atau tidaknya seleksi ini menentukan lanjut atau tidak ke seleksi selanjutnya.
Alhamdulillah biidznillah teteh lolos di seleksi pertama dan kami minta izin sekolah untuk kepulangan teteh guna mengikuti test selanjutnya; kesehatan, psikotes dan wawancara. Oh iya yang nanyain test akademiknya kapan, testnya dari nila rapot. Seleksi ketat dari verifikasi nilai rapot. Alhamdulillah Ustadz dan Ustadzah di SCB membimbing anak-anak kami dengan MasyaAllah pisan. Untuk dapat nilai 8 apalagi lebih itu perjuangan nya tidak dengan duduk manis. (MasyaAllah teteeeh proud of you, jazakumullah khair ustadz dan ustadzah).
Katanya merah karena sedang sakit mata waktu teteh mengikuti test kesehatan, di titik ini kami beneran pasrah soalnya melihat tetehnya sedang sakit. Test kesehatan lalu psikotes, Alhamdulillah sudah pernah psikotes waktu seleksi masuk SCB jadi ada pengalaman meski soalnya pastilah meningkat.
"Kok bisa perjalanan dari Bogor ke Tasik bikin sakit mata?" Tanya kakak yang bertugas. MasyaAllah dosen dan kakak-kakak panitianya memang humble-humble.
"Di sana lagi usum sakit mata, kak." Dan kakak yang kurang ngeuh dengan arti usum (teeeh pakainya kok kata usum 😅) lanjut nanya lagi yang di jawab oleh teteh, "maksudnya lagi ngtrend, kak." Oalllaaaaah sakit mata kok tren 🤣🤣
Laa haula weh pokoknya mah, back to rumus: lakukan sebaik-baiknya and never give up. Meski di rumah di roasting habis-habisan sama duo kakak dan Abi eh juga adik dan umminya, "ngtrend ya kak.. " 🤣 dia slow aja di roasting gitu.
Lanjut wawancara. Saya menyimak dari kamar sebelah karena teteh ingin wawancara nya sendiri (teteh tahuu ummi nyimak 😆).
Di sini saya melihat kesungguhan usahanya, dia menjawab banyak pertanyaan lalu menyampaikan pemikiran yang beneran hasil pemikirannya sendiri. Tentang harapannya untuk menjadi khoirunnas, MasyaAllah.. Tidak ada campur tangan ummi abi yang biasanya dia tanya, "ummi, bagaimana menurut ummi?"
Tahu Poltekkes dan jurusan itu dari mana? Sejauh mana pengetahuannya.. Sampai keseharian dan pengalaman teteh pun ditanya. Yang paling lucu waktu di tanya Aa nya kuliah jurusan apa. A umar mah di jawab dengan yakin, "teknik sipil semester 1 masuk semester 2." Yang Aa Quthb mah tahunya lagi nyusun tapi nggak tahu jurusan apa 😁 menurutnya jurusannya kurang familiar.. Padahal jurusan yang teteh ambil pun bagi sebagian orang mah nggak familiar.
"Ibu, pulangnya Aufa ke Tasik, menempuh panjang dan panasnya perjalanan ditengah macet dan sakit mata, ini adalah bukti bahwa Aufa sungguh-sungguh.. " dst, kalimat yang saya dengar dari teteh saat diminta untuk menyampaikan closing statemen.
MasyaAllah Bu Dosen nya baik banget sejak awal memanggil teteh dengan hangat, "selamat ya Neng.. neng adalah satu dari dua ribu pendaftar yang lolos seleksi jalur ini. Semoga lolos sampai akhir."
Setelah menyelesaikan wawancara, kami berbincang dalam. Deeptalk an ceritanya mah sampai pada kalimat, "teteh sudah berusaha dengan baik, terimakasih yaa atas usaha baiknya. Setelah ini kita lupakan ini dan fokus pada tugas belajar teteh di SCB. Biarkan nanti Allah yang ngatur bagaimana hasilnya.. Jangan di tunggu, lupakan dulu saja!"
Saya memang memilih memintanya untuk melupakan agar dia tetap fokus dengan tugas belajarnya dan sekaligus menyiapkan diri untuk ujuan-ujian selanjutnya 😁 bukan hanya dia, kami pun melakukan hal yang sama. Saat berdo'a, bukan kelolosan yang kami minta, melainkan, "ya Allah, apapun yang terbaik menurutMu, akan kami Terima dengan ikhlas dan Ridha."
Mudah dapat bidikmisi di Poltekkes? Jawabnya tidak. Ada 30 an kursi yang disediakan dengan ribuan pendaftar. Artinya tingkat keketatannya yaa ketat sekali. Dan saya mengapresiasi usaha teteh dan tentu saja dukungan dari sekolah.
Menulis ini sambil menemani teteh daftar ulang.
Tasikmalaya, 28 Mei 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh