Kamis, 19 Juni 2025

Hhhh

 Bertemu orang yang butuh validasi, "hey, aku kakakmu dan kamu harus bersikap takzim padaku." Membuatku bertanya-tanya, "apa dia melakukan hal yang sama pada orang yang diberikan tuntutan? Memberikan kasih sayang layaknya kakak pada adik?"

Kala adik diminta mengalah dan mengakui salah yang tidak dilakukan karena kakak merasa terintimidasi.
Saya melihat gambaran itu dengan nanar.. Menyimak luka yang pasti akan tertinggal, kala tangan menepis mengalihkan sapa.
Di hari lainnya..
Seorang adik menuntut kasih, "aku adikmu, kenapa kau tidak berbuat baik padaku?" Saya pun menyimpan tanya, "apakah rasa itu hanya untuknya sendiri dan melupakan untuk mengasihi juga kakaknya?"
Dan di tempat lainnya..
Saya melihat kakak beradik tertawa bersama, berbincang tentang waktu yang mereka lewati tanpa canggung, dengan raut wajah penuh kasih.
Saya menyimak.. Lalu sekilas terpikir, "kenapa harus ikut berpikir, sesuatu yang bukan urusanku?" Hhh
Tasikmalaya, Juni 2025

Fatimah Az Zahra

Ara lagi cerita pengalaman nginep di eteh

 Pertengahan 2025 ini usianya 35 tahun, saya ingat waktu Ara lahir.. Hari itu saya baru masuk kelas 1 MI, pulang ke rumah langsung mencari Mamah yang berada di kamar. Beberapa tetangga yang juga saudara kami ada di sana, dan hey ada bayi kecil tertidur di dekat Mamah.

Ingatan saya terhenti di sana, sebagian besarnya.. Saya lupa lagi.
Ara, anak yang selalu Apa Allahyarham banggakan, "anak syurga." Katanya. Beberapa hari yang lalu Ara bercerita kalau perutnya sakit, dengan bahasanya tentunya, "Dedeee, eliiii (nyeri)" Ujarnya..
"Uluh deudeuh.. Bi Ara teh nuju nyeri? Naon nu nyeri?" Tanya saya
Ara menunjuk perutnya yang sedang sakit, "emam ahhhh... Eliii.. " Katanya dia makan makanan yang pedas (ahhh = pada/pedas), jadi sakit perut.
"Uluh deudeuh teuing.. Syafakillah.. Bi Ara teh teu kenging emam ahhh wae atuh!"
"Nyaaaa... " Iya, katanya..
Ara memang anak syurga. Tidak ada gaduh yang memenuhinya, lempeeeeng saja. Kalaupun tantrum, hanya karena sebuah keinginan yang sangat mungkin tidak difahami oleh kami, orang-orang disekitarnya.
Beberapa hari yang lalu saya berbincang tentang orang tua dengan anak berkebutuhan khusus, ingatan saya langsung melayang pada Ara, adik kami yang istimewa. Sungguh beruntung orang tua dengan limpahan kesabaran dan kesyukuran dalam waktu bersamaan..
Tasikmalaya, Juni 2025
Video ini diambil bertahun silam oleh adik bungsu saya.

Nyicil Printil

 Ceritanya sih lagi nyicil perintilan buat menghadapi pkkmb nya teteh. Beberapa barang bisa di pesan melalui link pemesanan yang disediakan..

Kemeja, baju kaos, dasi, dan beberapa perlengkapan lain beli via link pemesanan. Waktu notalin semuanya dia terkejut, "Ummi, ini beneran?" Selama 6 tahun ini seragam dan segala perintilannya sampai tanpa pemesanan ataupun pembayaran, jadi pasti jadi pengalaman baru lah ya.
Sepatunya harus flatshoes dengan maximal hak 3 cm, tidak boleh terlalu mengkilap dan tidak boleh ada motif apapun. Rok nya span dengan rempel belakang.. Kemeja harus pakai dalaman kaos agar tidak menerawang, manset panjang, kaos kaki panjang warna putih.. Ciputnya harus yang menutup semua bagian kepala (rambut), jadi nggak boleh yang setengahnya saja, hmm mungkin kayak ciput ninja. Apa lagi ya? 'Alaa kulli haal semuanya sudah beres InsyaAllah. Kost an pun Alhamdulillah sudah dapat yang sesuai kriteria. Ah ya, tinggal laptop yang belum.
Beberapa hari lalu saya membongkar celengan untuk dibelikan laptop, Alhamdulillah biidznillah sepertinya cukup untuk membeli dengan spek yang sesuai standar pemrograman. Aa Quthb bilang jangan dulu beli laptop, pakai punya Aa saja.. Atau pakai tab Aa dulu biar uangnya disimpan saja dulu untuk hal tidak terduga lainnya. Know lah yang namanya tahun ajaran baru gimana perputaran uangnya..
"Nanti kalau uang Aa sudah terkumpul buat beli yang baru, InsyaAllah Aa belikan yang baru." MasyaAllah anak ini selalu membuat terharu.. Namun Ayah juga ingin memenuhi kewajibannya secara utuh, apalagi Aa masih kuliah dan akan melanjutkan ke jenjang berikutnya.
Yang pasti laptop sedang dipending dulu sampai teteh sudah selesai pkkmb awal Juli nanti.
Tasikmalaya, 19 Juni 2025

Baca Lagi

When The Sky Is Blooming

 Lagi seneng baca novel nya Ilana Tan, sampai ngubek-ngubek lagi isi rak buat baca buku-bukunya.


"Ummi udah berapa kali baca itu?" Hmm kayaknya ini kesekian kalinya

Eh baca ini mah kayak lagi nonton drakor versi baca 😁
Saya bukan pecinta drakor, kalaupun nonton biasanya banyak banget yang di skip nya alias nonton nya dipercepat, kadang malah cuma lihat episode pertama dan itupun nggak tamat. Kecuali reciepe for farewell yang nontonnya sampai tamat, atau little forest yang sampai sekarang masih suka di tonton lagi. Selebihnya, yaaa gitu nontonnya just awal aja atau awal dan akhir, itupun yaaaa skipnya banyak banget.

Sudah sebulanan lebih belum beli buku baru, jadi lahap buku-buku yang ada di lemari, salah satunya buku ini yang bikin pengen baca lagi buku Ilana tan yang lainnya.

Mau tahu ceritanya tentang apa? Pokoknya bagus deh, bahasanya ngaliiir banget dan mudah di imajinasi kan 😁 yang paling saya suka dari cerita di buku ini adalah tentang penggambaran komunikasinya yang manis banget, MasyaAllah. Jadi ingat bahasan sama ponakan tentang the power of komunikasi eh the power of obrolin jangan dibuat jadi tersumbatan karena pikiran-pikiran seperti, "kalau saya bilang gini, gimana ya responnya?", " Boleh nggak ya aku ceritakan?", "kalau aku cerita sama dia, khawatirnya akan membebani.." Especially sama pasangan hidup yaa.. Obrolin aja dulu, jangan kebanyakan mikir gimana kalau dan bagaimana jika atau boleh or enggaknya. Tapiii ngobrolnya dengan cara yang ma'ruf, yaaa.. Di buku ini juga gaya komunikasi antara Jun sama Sora nya manis banget; banyak ngobrolnya dan ngobrolnya juga dengan kalimat yang baik.

Sebagai perempuan dengan tipe apa-apa diobrolin dan seneeeng kalau Akang dengerin teh jadi pas baca buku ini teh auto ingat kang Wawan yang suka nanya, "ada yang sedang mengganggu pikiran ummi?", " Ada yang ingin ummi ceritakan?", "ummi lagi mikirin apa?" Kalau saya tetiba diam teh. Pokoknya tidak membiarkan kepala istrinya gaduh sendirian 😀😍. Meski kadang saya jawab, "ummi masih bisa menanganinya, tenang saja!" Padahal aslinya riuuuh banget di kepala kalau ada sesuatu yang bikin tidak enak teh; menarik nafas dan istighfar banyak-banyak. Eh padahal apa susahnya obrolin dulu aja, ya! Yah, tetap ada hal yang perlu ngatur kata dan waktu untuk diceritakan. Tapii dari komunikasi yang diperlihatkan penulis di buku ini membuat saya berpikir lagi, "kayaknya lebih baik cerita langsung deh.." Meski yaaa tentu saja namanya cerita fiksi tidak bisa dijadikan patokan harus bagaimana bersikap 😅.

Gambarannya memang manis banget, tapi manusia tetap lah tempat di mana dia bisa lelah. Jadi kalau mau cerita teh tetap harus nyari kata dan waktu yang tepat..

Balananjeur, 19 Juni 2025

Rabu, 18 Juni 2025

Kalau ..

Kalau aku pergi lebih dulu, kang.. 
Kosongkan isi lemari ku, yaa.. Jangan sisakan satupun yang akan memberatkanku nantinya
Ah ya, kalau memungkinkan dipakai sama teteh dan de Olin mah biar mereka saja yang pakai.. Kalau tidak, sortir saja untuk didonasikan
Sepatu dan sandal ku nggak muat di teteh dan ade, tolong carikan kaki yang cocok untuk memanjangkan manfaatnya
Buku-buku ku pasti akan dimanfaatkan dengan baik oleh anak-anak. 
Hmm apa lagi, ya? Aku tak punya hal lainnya untuk dititipkan.. 
Dan rumah ini, kumohon untuk tetap tinggal di sini bersama anak-anak.. Ini rumahmu apapun yang terjadi. 
Jika harus menikah lagi, kang.. Mintalah anak-anak untuk Ridha.. Jangan berat dengan ingatan akan aku
Dan kang, berkunjunglah ke rumah aksaraku. Aku menuliskan banyak hal di sana.. Bukan untuk dikenang, aku hanya ingin didoakan

Tasikmalaya, Juni 2025

Puisi Perpisahan (dari adik buat kakak kelas)

Bukan 3 tahun, tapi 2 tahun yang lalu aku bertemu.. Dari 3 tahun masa juangmu di sini, kak
Aku yang masih belum mengerti apa dan bagaimana, jauh dari orang tua dan saudara, lalu kau rengkuh dengan penuh kasih layaknya kakak bagiku
Menemani masa gundah dan duka yang baru pertama jauh dari keluarga yang kucintai

Hingga kemudian, aku mulai bisa berdiri dengan pasti
Bahwa hidup memang untuk berdiri di atas kaki sendiri
Dengan izin Allah yang pasti

Hari-hari awal terasa sulit, kak
Aku yang terbiasa disiapkan segala keperluan sekolah apalagi kegiatan keluar yang jauh semisal kemah
Hari itu bingung harus bagaimana
Lalu dengan bantuanmu, "Kalifa, ini duknya!" Atau arahanmu harus ada ini dan itu serta bagaimana mempersiapkan segalanya
Aku kemudian berpikir, suatu saat caramu membimbing akan menjadi arah akan caraku membimbing adik-adik kelasku nanti, sama sepertimu

Bisa bertanya
Bisa bercerita
Sebagai aku, adik yang tiba-tiba bertemu di usia remaja sebagai adik kelasmu
Dengan segala cerewetku yang mungkin saja membuatmu kesal dan jengkel
Kakak pasti ingat kaan bagaimana aku saat bertanya dan.. ada saja yang selalu ku tanyakan kan, kak? 

Terimakasih untuk semua hari itu
Untuk waktu dan pengertian
Mohon dibukakan pintu maaf atas ketidaknyamanan karenaku
Aku, Kalifa, mengucapkan Jazakumullah khairan katsiran

Tasikmalaya, 16 Juni 2024

Puisi ini dibacakan de Olin saat perpisahan kelas 9 Mts Al Muta'aly



Minggu, 01 Juni 2025

Random (Sekian)

berangkat kajian

Ada yang sempat namun memiliki keterbatasan

Ada yang tidak sempat padahal ia luang

Pada apapun itu, semoga hidup kita bukan untuk melukai..
Ukuran sepatu kita adalah untuk kita
Bukan untuk orang lain..


Ah ya, hari ini sepulang jogging di lapang bedeng lanjut kajian bulanan. Saya menyimak hingga lupa bersiap jadi sie dokumentasi yang harusnya sigap. Hanya merekam dari kejauhan, tempat saya duduk menyimak.

Seseibu di luar majlis bersikeras menitipkan lembaran rupiah untuk dimasukkan ke dalam kencleng masjid, "saya mau kajian, bu." Jawab saya pada ibu yang ternyata salah satu dari pedagang di pelataran, "kalau neng mau kajian, ibu mau nitip ya. Mau nitip buat kencleng.. " Saya menolak dengan memintanya memasukkan sendiri, bukan karena apakah itu lebih utama atau tidak, hanya terpikir kalau lebih baik meminta beliau memasukkan sendiri. Tidak ada pikiran lainnya.. "Maaf ya Neng, ibu sangat ingin shodaqoh. Tapi ibu harus segera kembali ke sana.. " Sambil menunjuk tempat dagangannya..
Akhirnya, saya mengiyakan dan langsung memasukkan ke kencleng sesaat setelah sampai di masjid. Amanah ini terasa tak terduga, baru kali ini dititipi untuk memasukkan uang ke kencleng masjid.

Saya tidak tahu apakah saat menolak sudah dengan cara halus atau tidak, bolehkah menolak atau tidak.. Tapi, saya mulai terbiasa menolak saat ingin menolak, apapun itu. Namun tak jarang akhirnya ya udah deh.. Semoga Allah Ridha dan menjadikannya sebagai jalan bagi orang baik yang hendak berbuat kebaikan.

baru ingat kalau kami belum sempat sarapan


Sebelum acara berlangsung, masih di pelataran masjid. Kala suapan kupat tahu telah di seka dengan ujung tisu, saya dan kang Wawan berbincang..

1. Ada orang yang dzahir fisiknya terlihat tak mampu, dhuafa katanya. Tidak memiliki penghasilan, tapi Allah Maha adil dalam memberi rezeki, tidak ada penghasilan bukan berarti rezekiNya tiada. Ada banyak bantuan sampai kepadanya hingga dzahirnya lebih dari kebutuhan. Dia hidup sebatang kara, fisiknya kuat, namun akhirnya dia berpikir bahwa orang-orang memang sudah seharusnya membantunya. Bahkan saat dia bisa membantu orang lain yang lebih sulit (kelihatannya) dari dia, dia tetap pada pendirian; aku orang nggak mampu, sudah seharusnya aku yang di bantu. Bagaimana menurut pendapat Abi tentang situasi itu?

2. Saat memberikan bantuan, bantuan pertama dimaknai dengan kesyukuran, lalu jika ada yang selanjutnya maka mulai ada anggaran bahwa itu memang hal yang seharusnya dilakukan.. Padahal yang memberikan bantuan kondisi ekonomi nya ternyata tidak lebih baik daripada yang di bantu.. Setidaknya dzahirnya seperti itu, meski syariatnya yang membantu memiliki kelapangan atau mental tangan di atas dan itu baik baginya. Setujukah Abi kalau saat kita memberi bantuan, kita harus melihat dulu situasi ke depannya akan bagaimana? Bukankah tak jarang bantuan pun berpotensi melemahkan mental..


Semua pertanyaan ini berkaitan dengan tontonan reels yang lewat di beranda 😄 ah ada-ada saja ya, yang di beranda pun jadi bahan obrolan. Yang penting ada yang di bahas sih, ada yang diobrolkan.. Karena saya butuh sharing dengannya 😅.

Dan dipenghujung cerita, saya menangis.. "Aku lelah, sayang. Aku capek. Tubuhku terasa remuk dan sangat sakit.. " Ini memang yang sedang terjadi, kala memar-memar menjadi pertanda munculnya lagi gejala sakit setelah sehari kemarin jeda dan sangat sehat.

Dia memeluk menenangkan, menyimak tangis yang seringnya menguar lelah.

"Seminggu ini ummi belum istirahat.. Kesana kemari tak ada jeda. Ummi pasti lelah. Istirahatlah.. Tidak apa untuk menangis.. "

Untungnya, tidak ada penghakiman. Entah apa jadinya kalau yang diucapkan justru kalimat semisal, "bonganna.. " Atau, "makanya." dan semisalnya..

Well, cerita random hari ini..

Ciawi, 1 Juni 2025

Hhhh