Karena nafsu makan tidak terlalu baik jadi fokusnya sekarang yang penting ada makanan yang masuk tidak lagi terfokus harus makan nasi karena kalau dipaksakan malah jadi mual dan muntah.
Tadi siang makan contoh dan pisang goreng buatan mamah, tadinya mau bikin telur rebus tapi kelupaan jadi sepanjang hari ini hanya makan 3 suap kupat tahu, goreng comro dan pisang goreng juga pisang muli. Hmm apa lagi ya? Cuma minum yang banyak .
Obat terpaksa dihentikan karena lambungnya tidak kuat, jadi ba'da minum obat teh lambung langsung mules. Ya udah dihentikan saja dan Alhamdulillah sekarang sudah tidak mulas lagi.
Tekanan darah katanya rendah, hanya 80/60. Makanya lumayan puyeng kalau mau berdiri atau jalan kaki teh tapi tak ada rasa sakit saat ingatan tentang anak menggelayut mesra di ujung mata. Kakang berencana nengok teteh Aufa jadi saya menyiapkan beberapa hal yang bisa dibawa kakang ke pondok.
Ikut kakang ke warung teh Nunuy untuk belanja beberapa makanan, eh sampai sekardus tapi bukan hanya makanan namun juga alat mandi dan lain-lain yang biasa dibutuhkan perempuan.
Kakang awalnya melarang, tapi saat saya yakinkan bahwa saya akan baik-baik saja akhirnya beliau membolehkan dengan syarat tidak boleh terlalu cape.
Oh well, tidak ada rasa cape saat hati dipenuhi harapan.. harapan mendapati senyum dari anak-anak lebih dari apapun dan itu sudah sangat membahagiakan.
Saat di warung teh Nunuy kepikiran belanja buat Aa Quthb juga, tapi karena uangnya tidak mencukupi jadi insyaAllah kalau kakang gajian saya mau belikan kebutuhan Aa juga untuk dikirim ke sana.
Ah ibu, padahal anak-anak sudah melarang, mereka melarang untuk memikirkan hal-hal yang sudah bisa mereka kerjakan sendiri tapi ibu dipenuhi keinginan untuk bisa memenuhi apa yang masih bisa ibu lakukan untuk mereka. Tolong jangan katakan ibu ini tidak mendidik anak untuk mandiri! karena ibu ini yakin apa yang dilakukannya ini tidak mempengaruhi kemandirian yang sedang di ajarkan.
Kembali pada kisah belanja disaat kondisi kesehatan sedang di uji. Saya memakai masker guna menjaga agar virus yang sedang menyapa tidak sampai mencari tempat lain untuk berinkubasi, menjaga jarak juga saya lakukan.
Setelah selesai membantu teh Nunuy ngpackaging barang, saya jinjing dus itu dengan perasaan senang. Selalu ada rasa senang jika itu untuk buah hati; tentang Aa Quthb, Aa Umar, Teteh Aufa dan juga de Olin. Semuanya memiliki tempat istimewa di hati,dan semua tentang mereka membuat saya senang.. pun hari ini saat saya menjinjing dus sambil berjalan kaki pulang ke rumah, ada perasaan senang yang membuat saya tidak lagi merasakan sakit.
Sesampainya di rumah langsung minum yang banyak dan membereskan beberapa pekerjaan rumah yang belum saya selesaikan.
Bahagia mempercepat proses penyembuhan.. ternyata itu benar dan saya merasakannya.
MasyaAllah hadza min Fadhli Rabbi.
Balananjeur, Kamis, 27 Januari 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar