Selasa, 18 Mei 2021

Berdamai dengan Kenyataan 😁

Selama 2 tahun ini tulang belakang dari bagian leher sampai tulang ekor sakit pisan. Mungkin harusnya sih mengikuti si sakit dengan hanya berdiam diri tak melakukan apapun, sungguh sulit untuk sekedar berdiri sekalipun bahkan berbicara saja terasa berat dan cukup menambah sakit. 

Namun saya tidak ingin mengikuti rasa itu dengan berdiam diri, saya merasa kalau saya akan menyesal jika hanya berdiam diri tak melakukan apa-apa. Maka bismillah, saya berdiri dan tetap beraktivitas seperti biasa. 

Awalnya saya pikir itu lebih baik, tapi semakin hari sakitnya malah bertambah mulai dari kesulitan membalikkan badan apalagi bangun dari tidur atau duduk hingga sesak nafas yang semakin sering. Sekian botol oxycan hanya bisa membantu sementara.. 

Pemeriksaan medis? Itu sudah dilakukan. Hanya saja mungkin dasarnya saya yang kurang taat aturan 🀭 padahal sudah dikasih tahu untuk seperti ini dan seperti itu. Hmm katanya sih yang harus dilakukan justru menghindari penyebab sakitnya. Awalnya saya tidak tahu penyebabnya apa, namun setelah diberikan informasi lengkap dan menyeluruh terkait kondisi saya keseluruhan, what happened to my body and all about it pokoknamah barulah saya faham apa sih yang selama ini terjadi with my body. Kenapa kalau sakit teh so much bahkan flu saja bisa separah itu. 

Kenapa sering memar atau kulit teh tetiba memerah seperti alergi, kenapa tiba-tiba sering merasa nggak connect sampai kepala sakit dan berujung tak sadarkan diri, kenapa sering tiba-tiba menggigil atau pandangan terasa kabur, kenapa tangan tiba-tiba mati rasa dan lain sebagainya.. Finally saya mulai faham (eh etamah berkat penjelasan teh Demia sih, bukan penjelasan dokter.. Hee). 

'Alaa kulli haal saya tidak bisa memeriksakan diri lebih jauh ke spesialis imunologi dikarenakan satu dan lain hal, tapi rincian penjelasan teh Demi kok kayak faham banget what happened to me dan sejalan juga dengan sekilas penjelasan dokter tentang penyakit saya. Well saya pun memilih menjaga pola makan dengan menghindari gluten, susu juga gulpas dan semua olahannya. Saya mulai merespon sakit sebagai alarm tubuh untuk berhenti sejenak dari semua aktivitas. 

Saya tidak lagi memaksakan diri atau berpikir harus tetap melakukan ini ataupun itu. Saya akan berhenti sejenak saat tubuh saya mengeluarkan sinyal untuk berhenti.. 
Oh ya, saya baru menyadari kalau selama ini kulit saya sering tiba-tiba memar setelah mengkonsumsi olahan gluten atau yang mengandung gulpas ataupun susu. Susu sapi tidak kuat dilambung, langsung muntah dan alergi diseluruh tubuh untuk kemudian sesak nafas dan muntah-muntah. 

MasyaAllah benarlah ternyata tidak semua yang baik itu tepat bagi semua orang. Hey ini bukan tentang jodoh yaa.. Ada kan yang kita sangka baik tapi belum tentu tepat buat kita, Allah mah maha baik dengan memasangkan kita dengan seseorang yang tepat menurut Allah. Kalau tepat menurut Allah mah artinya baik, so.. Bukan hanya baik menurut pandangan manusia yaa 😁. Eh naha jadi kana jodoh, kan taditeh bukan tentang jodoh 🀦‍♀️ ok, sepertinya saya mulai kehilangan fokus. Intinya bahkan makanan saja yang sebenarnya baik, belum tentu tepat buat dikonsumsi semua orang. Ada orang yang nggak bisa makan ini atau itu bahkan tak baik saat makan ini ataupun itu, so seperti kata Ustadz Sabiq dalam kajian Riyadush Shalihin sebulan yang lalu bahwa seorang muslim itu tidak melakukan sesuatu yang membahayakan tubuhnya/kesehatannya. Untuk itu makanan apa yang tidak baik untuk tubuh kita, ya jangan dimakan. Menjaga kesehatan diri itu bagian dari Islam.. Hmm saya lupa lagi redaksi tepatnya. 

'Alaa kulli haal sahabat fillah rahimakumullah, apa kabar? Lama tak bersua.. Saya harus tetap menepi dari semua media yang berkaitan dengan sinar monitor karena syaraf mata yang kesulitan menerima akibatnya namun jam ini sedang membuat pengecualian karena rindu menyapa.. 

MasyaAllah tabarokallahu lanaa walakum. Tabarokallahu fiikum jami'an.. Semoga Allah berikan kita semua usia yang penuh keberkahan dan kelak kita kembali kepada-Nya dalam keadaan berserah diri dan khusnul khatimah.

Abdi, Defa S Hidayat. 
Mohon Maaf Lahir dan Batin πŸ™πŸ»πŸ™πŸ»

Senin, 17 Mei 2021

Why?

Cukup lama tidak berkunjung ke blog, IG dan FB malah sudah hmm mungkin hampir 2 bulan non aktif sementara, media komunikasi WA sendiri beberapa hari ini terpaksa dinonaktifkan. 

Sahabat, mungkin anda bingung alasannya kenapa padahal saya senang berbagi kisah ataupun bertegur sapa tetapi semua harus dinonaktifkan sementara bahkan buka hp pun memiliki waktu yang singkat, sangat singkat malah, artinya memang tidak boleh lama-lama didepan layar. 

Terutama dengan radiasi, saat saya coba menjauhi radiasi, mata saya berangsur membaik, detak jantungpun lebih stabil, teu ratug teuing komo deui nyanyautanmah. Jangan tanya alasan medisnya kenapa karena saya benar-benar tidak tahu. Yang saya tahu, itu yang saya rasakan karena itu memilih menjeda dan menjauhkan diri dari gadget ataupun laptop sampai waktu yang entah kapan alias belum tahu sampai kapan menepi nya. Kalau kondisi tubuh semakin membaik, InsyaAllah bisa kembali bertegur sapa di media yang dinonaktifkan sementara itu. 

Nah, sudah terjawab kan alasannya. Hee.. 

Tetapi saya suka menulis, bagaimana solusinya jika tidak menulis di laptop atau hp? Kembali ke masa-masa menulis by pensil di buku tulis, well itulah yang saya lakukan. Menulis bagi saya adalah suatu kebutuhan, karena itu akan selalu ada cara untuk memenuhinya. InsyaAllah suatu hari kalau kondisinya sudah memungkinkan, tulisan itu akan mampir di beranda ini. 

Apa kabar, diriku? 

Kondisi saya sangat sangat baik. MasyaAllah Alhamdulillah 'alaa kulli haal, tetapi saya masih harus menghindari hal-hal yang membuat pemulihannya sulit. Hmm, ini hanya self healing bukan kata ahli. Saya hanya mencoba mencari tahu lewat reaksi tubuh saya sendiri.. Oh iya kalau seperti ini terasa nyaman atau tidaknya. Kalau terasa nyaman saya ikuti, kalau tidak saya hentikan sementara. 

Sahabat fillah rahimakumullah.. 

Saya senang karena saat menjeda bisa melakukan beberapa hal yang memang sangat ingin saya lakukan; mengembalikan hafalan, membaca buku, dan masih banyak hal lagi yang sudah di list untuk dikerjakan selama masa menepi. Harusnya sih bedrest, tapi otak saya tidak bisa berhenti memikirkan banyak hal hingga akhirnya laptop dan hp tetap menjadi sarana menumpahkan semua yang mengganjal dikepala. Ada banyak baris kalimat tang yang seolah berdesakan ingin keluar, jemaripun tak kuat menahan untuk merangkaikannya.. 

Dan berakhirlah saya disini, kembali dengan kantuk yang sangat. Bedrest yang dibutuhkan harusnya benar-benar dilakukan, itu yang dulu saya abaikan. 

Alhamdulillah 'alaa kulli haal Allah berikan kesempatan untuk tetap menghirup udara pagi ini, menuliskan ini disini, dan.. Menunaikan hak tubuh dengan tetap berharap menunaikan janji kepada diri untuk menyiapkan perbekalan, bekal pulang ke negeri akhirat kelak. 

Balananjeur, 6 Syawal 1442H/18 Mei 2021M

Sabtu, 08 Mei 2021

Yang Terserak (14)

Kamis, 23 Ramadhan 1442H/6 Mei 2021M

[6/5 08.07] Oh ya saya mau cerita kejadian beberapa hari yang lalu. Hmm maksudnya sih biar kita lebih aware ke orang sekitar apalagi sekarang sudah mulai masuk musimnya pepetasan atau hmm naon teh nya nu sok ngabeledug teh πŸ€”πŸ€”

**********

[6/5 08.10] Hari itu sesebapak diantar istrinya datang ke RS buat kontrol. Pas datangmah seger pisan kelihatannateh, saya pastikan Bapak itu cukup istiqomah kontrol ke RS. Biasanya yang seperti itu waktu sekolahnya tipe-tipe yang rajin, penurut dan disayang guru. Eh naha jadi kamana-mana ieu teh

**********

[6/5 08.13] Nah, sebelum masuk ruang periksa, tiba-tiba ada sesuatu yang membuat bapak itu (saya juga sih) kaget. Duarrr.. Kaget pisan weh pokoknamah. Padahal hanya suara kursi yang kejeduk atau apa. Saya reflek pegang dada nu sok ujug-ujug sakit kalau reuwasteh. Saya lihat bapak itu juga langsung pegang dada sambil meringis, wajahnya langsung pucat. Saya jadi merasa, yang saya rasakan tidak seberapa. Bapak itu kelihatan sakit pisan padahal sebelumnyamah segar bugar.

**********

[6/5 08.17] Finally tibalah saat nama bapak itu dipanggil ke ruang periksa. Tidak lama kemudian istrinya keluar lagi dengan air mata bercucuran dan terlihat tegang, menghampiri dua saudarinya yang ikut mengantar, "di echo lagi, jantungnya bocor. Katanya kejadian bocornya beberapa menit yang lalu. Jadi sekarang harus rawat inap." 

Saya jadi ingat kejadian beberapa menit yang lalu saat ada suara yang bikin kaget, "ayah katanya kaget." Sambung si ibu. Saya langsung ikut merasakan duka ibu itu.. Bu, saya tahu rasanya, saya faham sakitnya

**********

[6/5 08.23]  Saya jadi ingat adik sepupu saya yang meninggal menjelang hari raya. Qodarullah beliau dikagetkan suara.. Petasan atau naon atuh nya nu ngabeledug kitu teh. Setahun yang lalu saya juga drop setelah dikagetkan suara petasan nu beruntun. 

Terlihat biasa dan mungkin ada yang berpikir itu berlebihan, tapi tak ada yang paham sakitnya kecuali ia yang merasakan. So, ibu dan bapak yang anak-anaknya suka main petasan atau apalah, please dijaga yaaa biar main petasannya ditempat yang 'aman'. Atau kalau bisa minta izin dulu ke sekitar atau kumaha wae lah nu penting jangan jadi madhorot yaaa.. Hee

**********

[6/5 16.57] Ummi masih ingat hari pertama saat Aa berangkat untuk seleksi jalur prestasi, tegang pisan kelihatannya. Lalu saat nama Aa masuk sebagai salah satu siswa disana, kita bersujud dalam haru bahagia bersama. Aa sudah resmi berganti seragam, akan banyak rintang menghadang dalam perjalanan Aa selanjutnya. Waktu dan jarak tempuh ke sekolah baru Aa kan jadi cerita tersendiri yang menjadi pengiring kisah Aa kelak.. Hari itu

**********

[6/5 17.01]  Ummi juga ingat, menjelang hari pertama MPLS ada beberapa hal yang harus Aa bawa esok harinya. Nasi dengan 3 T. Tempe, tahu dan telur.. Ummi ingin memberi sesuatu yang istimewa, telurnya ummi buat dengan sedikit unik. Aa cerita hari pertama itu. Siapa saja yang Aa temui, ummi excited pisan mengingat Aa yang aslinya cool sama orang lain tetiba bisa akrab. Hari itu

**********

[6/5 17.09] Kemudian Aa memiliki teman, karib dan baik. Ummi bayangkan dia pasti memiliki kepribadian yang sama dengan Aa, cool dan terkesan cuek. Ya, that is you.. Tapi ternyata Aa bisa lebih terbuka berteman dengan siapapun. Ada Uly yang hmm persis kayak Aa tapi very aware pas Aa kehilangan tas di Yogyakarta waktu itu sampai bela-belain beliin tas sama oleh-oleh buat ummi dan adik-adik. Ada oteng tempat ummi ngorek kabar kira-kira ada tugas apa dari sekolah, ada Disry si jago tari yang juga jadi tempat ummi nanya-nanya. Ayuni yang tadinya mau kita borong dagangan basho acinya tapi karena uangnya nggak cukup jadi cuma bisa beli 2, Alia yang nama ayahnya biidznillah menyelamatkan Aa dan Uly waktu ke AP. Hamzah, Fahmi, dan semua yang sebenarnya belum pernah bertatap muka dan hanya ummi kenali namanya.. Hari itu

**********

[6/5 17.12]  Banyak hal lain yang ingin ummi tulis disini.. Semua itu kini, menjadi cerita. Kisah putih abu mu. Aa, tunai sudah 3 tahun mu. Sebentar lagi Aa jadi mahasiswa.. Jangan berhenti belajar, Nak! Belajarlah setinggi-tingginya.. Hanya itu yang bisa kami lakukan untukmu, cinta kami untukmu.

**********

[6/5 18.31]  Saya katakan pada Abang, "izinkan aku membaca lagi puisiku sendiri. Sekali saja."

"Puisinya yang sendu saja ya!" Dia khawatir jika aku terjebak emosiku sendiri saat membaca puisi. 

"Justru itu. Aku ingin mengabarkan kelaliman itu lagi, mengingatkan yang terlupa. Bagaimana bisa sendu?" 

Ah, rindu..

Yang Terserak (13)

Rabu, 22 Ramadhan 1442 H/5 Mei 2021 M

[5/5 12.10] Kalau speaking teh agak cape makanya lebih memilih diam di rumah dan menulis. Speaking cape? MasyaAllah luar biasa pisan weh sesaknya. Tapi ingin berbagi buku yang dibaca dan kadang lintasan pikiran atau perasaan, jadi meski suaranya agak layu juga tak mengapa, yang penting bisa tersampaikan apa yang ingin disampaikan

**********

[5/5 12.14] Seharian kemarin nggak buka blog atau nulis disana,yang tersimpan di draft juga masih anteng belum ada rencana di publish. Yang sudah dipublish tanpa diedit juga masih dengan rupa yang sama, apa kabarmu, diriku?

**********

[5/5 15.56] Mamayu. 

Awal ngdrop lagi teh pas pertengahan Maret, waktu itu tekanan darah tetiba turun drastis. Sejak saat itu mulai lebih sering menepi dan tinggal di rumah karena khawatir tetiba pingsan lagi. Zaman kiwarimah ada yang pingsan oge diantepkeun dianggap terpapar covid, jadi untuk mengantisipasi kejadian seperti itu ya udah milih stay at home and feel homy we lah πŸ˜…

**********

[5/5 15.59] Rajin lagi kontrol, ya biasa atuh nya kalau ngrasa udah baikan mah males kudu kontrol teh. Udah mah mahal, cape weh pokoknyamah.. Giliran udah sakit? Baru deh inget, oh iya ya, harus periksa. Persis banget kayak kita selama ini, kalau lagi sedihmah deketin Allah eh pas lagi senengmah kayak nggak butuh sama Allah teh. Hmm boleh nggak sih bikin analogi kayak gini? πŸ€”πŸ€”

**********

[5/5 16.02] Akhirnya, banyak yang mulai menurun. Konsentrasi/fokus dan tentu saja daya tahan tubuh yang kalau berusaha ditingkatkan malah bikin tambah sakit. Karena usahanya juga beda dengan yang sakit kebanyakan, akhirnya milih, ya udah lah pasrah saja. Eits, tapi bukan tanpa berusaha nya. Ada usaha yang.. Hmm nanti deh saya ceritakan panjang lebarnya kalau saya sudah siap berbagi cerita. Kali ini segini dulu aja

**********

[5/5 16.06] Nah mamayunya dimana? Do you know what mean of mamayu? Mamayu itu suatu kondisi dimana nafsu makan kembali membaik ba'da sakit. 

Sudah sembuh atau membaik? Saya memutuskan untuk berusaha bugar kembali. Tentu saja yang terjadi tidak seperti saat sedih lalu berusaha tegar, atau saat terluka lalu berusaha tetap tersenyum. Alarm tubuh semakin intens setiap energi usaha ditingkatkan. Alasannya? Someday saya ceritakan juga bab ini πŸ˜…

**********

[5/5 16.11] Eh, saya teh kan mau ceritain tentang mamayu, kok malah behind the nya.. Sebenarnya ini mau saya tulis di blog 🀭 seperti selalu saya katakan, blog menjadi ruang saya menjejak. 

Menulis adalah menjejak, menjejak kisah dan amal. Adakalanya itu luka yang di ukir, tapi berbuah manfaat bagi yang lain. 

Sahabat, jangan pernah gunakan telunjuk untuk mencaci tulisan orang lain dan menganggapnya sebagai keluhan yaa.. Hee

**********

[5/5 16.22]  Well, hari ini hari ke-21 Ramadhan. Saya sangat ingin menyelesaikan tafsir fii dzilalil qur'an di bulan ini. Hmm itu salah satu list target ramadhan tahun ini. Tapi karena saya lebih suka proses tadabbur, makanya maca juga jadi lama. Baca dikit, mikirnya lamaaa pisan.. Sudah berapa juz? Itu juga sama. Saya seneng walau bisa sampai satu jam di satu ayat, satu jam di ayat berikutnya dan seterusnya. Begitupun membaca buku.. Finally saya memilih membaca pelan dan lambat. Karena kondisikah? Sure not, ini pilihan

**********

[5/5 18.37] Ummi bingah, mendengar Aa bertutur bahwa perkara jilbab bukan sekedar hanya. Itu kewajiban, prinsip, bentuk ketaatan.. 

Just want to know what do you think about sih A 🀭

**********

[5/5 19.08]  Guludug membuatku ratug.

Yang Terserak (12)

Selasa,21 Ramadhan 1442H/4 Mei 2021M


[4/5 04.18] Salah satu ujian berat hari ini kayaknya bagi yang nggak punya uang buat.. Hmm boro-boro buat baju dulag, kanggo makan ge teu aya nya na. Nah, yang jadi ujian beratnya bukan tidak adanya tapi pas lihat sekelilingnya balakecrakan ngabahas pernik lebaran. Dulu pernah di kondisi itu πŸ˜… jadi kadang sok mikir lagi, mungkin wae ada orang yang sedang di uji seperti itu. Eh nuju nyarios naon ini teh πŸ€”

**********

[4/5 08.15] Ingin ikut berpartisipasi baca puisi karya sendiri di suatu event, qodarullah nafasnya masih perlu di latih. But serius, kadang suka kangen baca puisi lagi apalagi yang menggebu-gebu soalnya sok kayak lagi ngbangunin semangat sendiri. Sekarang mah baca puisi yang sendu aja narik nafasnya MasyaAllah luar biasa.. Tapi kok latihannya pakai nasyid sih πŸ€”πŸ€”πŸ€”

Yang Terserak (11)

Senin, 21 Ramadhan 1442H/3 Mei 2021M


[3/5 18.34] MasyaAllah Aa, naha ummi jadi senti gini.. Aa nu lulus, ummi yang pengen nangis. MasyaAllah terharu, seneng, tapi ada sedih kehilangan ieu teh

**********

[3/5 19.58] Apa kabar, cinta? 

Ini buku yang ditulis teh izzatul jannah atau teh intan savitri kalau nggak salah. Buku NORI kesekian yang saya beli dari uang beasiswa waktu SMA. Oh ya, dulu mah kalau dapat beasiswa teh uangnya semuanya buat borong buku. Termasuk sirah nabawiyah syaikh Al mubarokfury sama buku-bukunya syaikh yusuf qordhowi 🀭

*********

[3/5 20.07]  Gen z atau generasi alpha? Generasi Alpha atuh nya kalau generasi yang sudah akrab dengan teknologi sejak lahir mah.. Well, "mau jadi apa, Nak?" Tanyaku. "Jadi animator dan programmer" Jawabnya. "Katanya mau jadi dokter yang jadi presiden?"aku mengingatkan. " Iya, itu juga. InsyaAllah." #catatanolin #diaryolin

**********

[3/5 20.15] Malam kemaren coba nyicipi mie rebus, padahal cuma 2 sendok kecil. Sedikiiiiit pisan.. Qodarullah waktu sahur kesulitan bernafas atau berdiri. Tapi ingat anak-anak yang mau sahur, akhirnya sambil berpegangan dinding langsung ke dapur masak sambil duduk di kursi. Abang sudah nglarang, tapi menyiapkan sahur itu hal yang membahagiakan.. Qodarullah tuing tuing tuing roboh lagi. Biidznillah Allah titipkan kesempatan mengevaluasi diri dan semoga semakin ingat Allah #Ramadhan1442Hday21

**********

[3/5 20.38]  Waktu muroja'ah terasa lemes luar biasa. Tapi tetap pingin menghafal, harapannya sih jadi hujjah kelak. Sepanjang siang ngdrop hanya bisa jadi pejuang rebahan. Saya tidak tahu apa saat itu hanya rebahan atau justru kembali tidak sadarkan diri. Saya hanya ingat bangun di kamar Aufa dengan bibir kering dan Kalifa yang menciumi wajahku dengan mata yang sembab, "de olin khawatir." Ujarnya pelan. 
See, sangat penting menjaga makanan sebagai wujud ketaatan. Come on De, bertaubatlah atas makanan yang kurang sesuai!!

**********

[3/5 20.56] Initeh mau nulis apa? Kereta kan jalannya cepet pisan, mana bisa lihat orang sampai detail senyumnya 🀭 by the way, saya suka imajinasinya kang Abik yang menggambarkan tokoh Fahri di ayat-ayat cinta. Saya juga suka imajinasinya jk Rowling dengan harry Potter nya 😁. Saya? Saya ingin belajar.

Yang Terserak (10)

Ahad, 20 Ramadhan 1442H/2 Mei 2021M

[2/5 04.33] Kata dokter, saya termasuk tipe yang 'kuat' buat orang yang sedang sakit 🀭 MasyaAllah saya seneng banget dapat apresiasi seperti itu, Umm. MasyaAllah itu seperti penyemangat tersendiri buat saya. Trus waktu itu mah kebetulan banyak yang kondisi nya lebih ngdrop dari saya, saya tidak mau seperti itu. 

**********

[2/5 05.54]  https://anchor.fm/kalifa-firdausy-ridwan/episodes/Pengantar-Kisah-Kisah-dalam-Al-Quran-e102iqq

Saya membuat jejak ini terutama untuk anak-anak dan siapa saja yang berkenan menyimak.. Hee.. Semoga Allah mencatat ini sebagai kebaikan

**********

[2/5 08.04]  https://melukisaksara84.blogspot.com/2021/05/yang-terserak-9.html?m=1

Kenapa judulnya yang terserak? Saya masih kebingungan kalau bikin judul teh. Ini juga memang catatan yang terserak di WA story. Sengaja belum di edit atau diperbaiki layout dsb.. Pokoknya masih sama seperti di WA story. Typo nya juga masih bertebaran.. Ini hanya sebagai jejak. InsyaAllah kalau kondisi sudah memungkinkanmah mau diperbaiki

**********

[2/5 10.36] Beberapa hari yang lalu check up, katanya harus semakin aware kalau ada sinyal tidak nyaman langsung periksa, atau langsung istirahatkan lalu periksa. Tapi saya sudah bertekad mau sehat. Saya tidak mau ke rumah sakit lagi, InsyaAllah

**********

[2/5 12.32] Finally ada nama teteh lagi. MasyaAllah shalihah, teteh Aufa sayangku. Ummi bingah tiasa nguping soanten teteh deui. Tiasa ningal teteh deui, ummi bingah pisan

**********

[2/5 12.36]  Sejauh apapun kita berlari, selalu ada tempat untuk kembali..

**********

[2/5 15.35]  Pas pulang dari Pagerageung lihat gadis kecil ini lagi nyuci piring teh MasyaAllah bikin teeharu pisan, saking terharunya jadi pingin nangis. MasyaAllah dear, hatur nuhun bersedia membantu tanpa diminta πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸŒΉπŸŒΉπŸŒΉ #ceritafirdausy #Ramadhan1442Hday20. Kisah ini mau saya simpan juga di jurnal hariannya InsyaAllah

**********

[2/5 16.20]  "Kenapa ummi jadi kekanakan ya?" Hmm pertanyaan macam apa itu, Nak.. Ummi jadi kekanakan karena teman ummi anak-anak kayak Ade 🀭

**********
[2/5 17.43]  Sosin ini di tumis sama aneka bumbu, telur, basho, harusnya sama cengek biar pedes tapi karena saya lagi nggak bisa makan yang pedes-pedes, anak-anak juga wayahnya harus ikut menu ibu 🀭 resepnya mah pake sosis juga, tapi saya sedang rajin jadi pemalas (apa ini πŸ€”πŸ€”) jadi males beli sosisnya. Sebenarnya bukan karena benar-benar malas sih, tapi lebih ke ngajak anak-anak buat, "yuk nikmati apa yang ada! Tak perlu memikirkan konsep ideal ala orang lain, cukup dengan merasa cukup." Hee alasan yang lebih baik kaan.. Heee. Menjelang #bukashaumday20

**********

[2/5 18.32]  Aa bilang tumis sayurnya enak, MasyaAllah pada dasarnya ibu-ibu itu mudah buat ngrasa seneng atau merasa menjadi ibu yang paling berbahagia di dunia ya..Meski tidak mengharapkan pujian untuk hal-hal yang dilakukan, tapi mendapat apresiasi yang luar biasa dari suami atau anak-anak itu menjadi anugerah yang luar biasa. Tumisan ini pakai minyak kelapa (tapi anak-anak kayaknya nggak nyadar 🀭), telurnya telur ayam kampung dari si putih yang sedang bertelur, bumbunya trio bawang (daun, putih, merah), tomatnya dipetik dari kebun mini samping rumah, garam secukupnya, dan sedikit merica bubuk. Pinginnyamah basho nya bikin sendiri agar bebas dari penyedap rasa instan alias vetsin, but laa haula InsyaAllah semoga pedagang basho ini Allah berikan rezeki yang berkah dan usahanya dilancarkan. Sedih pisan lihat banyak pengusaha yang gulung tikar πŸ₯Ί .. #catatandefa

**********

[2/5 18.40] Jangan ceritakan padaku tentang perjalananmu ke luar negeri demi bisa menikmati makanan khas daerah tersebut yang hanya bisa ku baca didalam buku travelling, cukup ceritakan padaku bagaimana cara engkau membersamai agar aku bisa belajar darimu. Sungguh, untukku si fakir ilmu ini.. Sangat penting bagiku untuk tahu bagaimana seharusnya aku mendampingi anak-anak.

**********

[2/5 18.56] Katanya saya termasuk tipe yang rujit, mau bikin baju saja banyak pisan pertimbangannya. MasyaAllah biidznillah banyak yang kirim kain, akhirnya diputuskanlah buat bikin gamis buat bertiga. Desainnya? Ngagambar dulu, karena saya nggak pandai ngagambar jadi gambarnya oge ala-ala. Pokoknya baju yang dibuat teh harus sesuai kepribadian atau mencerminkan kepribadian kami masing-masing. Jadi nggak bisa asal, "oh model kayak itu bagus." Apalagi ikut tren nu pasti belum tentu sesuai kepribadian atau prinsip kenyamanan. Kerudungnya juga dikaput sendiri sesuai kriteria yang ditulis di awal.. Jadinya memang sederhana, kata Abangmah, "your true reflection.". Saya bahkan belum benar-benar kenal diri saya sendiri, saat abang bilang sederhana itu gambaran sebenarnya, saya mulai berpikir keras, " Apa seperti itu?" #refleksi #Ramadhan1442Hday20. Sahabat, apa anda mengenal keseluruhan diri anda?

Sabtu, 01 Mei 2021

Yang Terserak (9)

Sabtu, 19 Ramadhan 1442 H/ 1 Mei 2021

[1/5 06.01] Hari ini banyak sekali kabar gembira, saya pernah cerita kaan kalau saya senang menyimak. Hee.. Rasanya suka berdebar-debar kalau ada kabar tholabul ilmu yang bisa diikuti teh. MasyaAllah hadza min fadhli Rabbi. Ba'da shubuh ada bersama Aisyiyah jabar dengan kajian fiqh, jam 8 nanti nuzulul Qur'an bersama SCB, ba'da dzuhur bersama RKI dan jam 4 nanti bedah buku dari balik jendela rumah bersama PW Nasyiatul Aisyiyah Jabar. Kapan nyuci sama ngpel nya? Ada duo pemuda yang siap dan sigap menghandle pekerjaan bundanya 🀭. Hayu yang mau ikut acaranya bisa japri.. #Ramadhanday19 #Ramadhan1442H #picturebyolin

**********

[1/5 06.11] 8 konsep fitrah yang harus tumbuh semua (bukan pilihan): fitrah keimanan (aqidah yg kuat), fitrah belajar (keingintahuan modal profesional, inovasi), fitrah bakat(potensi), fitrah seksualitas (berfikir&bersikap sesuai gender), fitrah jasmani, fitrah bahasa, fitrah individualitas, dan fitrah perkembangan.

**********

[1/5 06.33] Setelah sharing sama cikgu shalihah, teh Devi anu bageur tentang mengapresiasi diri sendiri. Saya jadi mulai belajar mengapresiasi diri sendiri trus dapat ilmu dari teh Ika waktu acara di rumah amal salman tea. Kalau bangun pagi teh bertanya kabar ke tiap anggota tubuh sambil mengucapkan terima kasih, sambil menutup mata saya saya ucapkan salam dengan sempurna, "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.. Selamat pagi, apa kabar, diriku? Apa kabarmu jantung, terima kasih untuk tetap bertahan membantu tetap kuat sampai detik ini. Apa kabar hati?" Dan seterusnya. Saya kurang pandai mengapresiasi diri sendiri dengan memberi hadiah tertentu. Agak bingung soalnya ngasih hadiah apa, ada yang ngasih hadiah pakaian buat diri sendiri, saya sendiri kurang suka beli pakaian. Beli sesuatu yang sangat diinginkan? Saya tidak sampai merasa sangat menginginkan sesuatu kecuali ingin anak-anak mendapat pendidikan yang baik dan setinggi-tingginya. Allah mudahkan dan lancarkan urusan mereka, kuatkan hafalan dan masuk syurga.

**********

[1/5 07.15] Saya suka deg-degan kalau ke rumah sakit teh, makanya sering menghindari jadwal cek up. Saat abang nanya, "kapan harus periksa lagi?" Saya jawab, "ini akan jadi yang terakhir." Dengan penuh keyakinan. Meski akhirnya tetap kesana lagi tapi saya tetap memiliki keyakinan kalau ini yang terakhir. Melihat banyak pasien yang mendapat ujian jauh lebih sakit membuat saya yakin bahwa saya tak perlu kesana lagi.. Hmm sebenarnya mah sih takut, sok jadi down lihat yang sakit parah teh. Saya hanya ingin menikmati ujian dengan cara saya. InsyaAllah tetap ikhtiar, tapi tidak di RS. #catatandefa

**********

[1/5 13.39] Sharing RKI nya ditemenin Abang. MasyaAllah Abang senyum aja waktu istrinya minta photo bareng, he is so cool, katanya sih gitu tapi saya kurang sependapat, laki-laki ini aslinya suka usil apalagi sama anak kecil 🀦‍♀️🀭 yang paling sering diusili tentu saja anak paling kecil di rumah, that is Kalifa. Tapi meski suka usil dia laki-laki yang sangat baik. Tidak membuatku merasa berat atas hal-hal yang tidak bisa kulakukan. Mendukungku untuk apapun yang ingin ku lakukan, seseorang yang selalu percaya dan mensupport serta menerima kekuranganku. Nggak aneh kan kalau nerima kelebihanmah, yang istimewa justru saat kekuranganpun dianggap anugerah. Hey dear, Ich liebe dich mein Schatz πŸ’•πŸ’•Danke, dass du mir so viel Liebe gegeben hast πŸ₯ΊπŸ₯ΊπŸ₯ΊπŸ˜­πŸ˜­πŸŒΉπŸŒΉπŸŒΉ

**********

[1/5 18.43]  Ikannya satu buat berlima, MasyaAllah Alhamdulillah biidznillah cukupkan. Makanan itu bagaimana kita menerimanya, kalau merasa kurang maka pasti akan kurang. Nikmat di cabut, syukur menguap. Yang dipikirkan nanti, "aku nanti makan sama apa?" Riweuh terus mikiran menu, kalau cuma riweuh mah manusiawi tapi kalau sampai hidangan sudah didepan mata terus dihati ada rasa, "aduh kok gini amat menu teh?" Atau, "aduh kok dikit banget." Dan aduh aduh lainnya.. Wah itu mah harus cepat-cepat ngambil jeda buat merenung, bertanya jauh kedalam diri, "apa kabar syukur dihati?" Saya sedang mengingatkan diri saya sendiri initeh, sekalian memaksakan diri menulis jejak di #bukashaumday19.

Hhhh