Selasa, 31 Januari 2023

31

Pagi ini sebelum kang Wawan berangkat bekerja, kami membahas tentang...hmm fenomena perceraian di kalangan usia senja. Fenomena? Aduh kesannya kayak gimana nya 😁 padahal hanya beberapa contoh yang kami tahu.

"Aku sih berfikirnya gini, mereka itu sudah saling bertahan demi anak-anak. Nah ketika anak-anak sudah besar dan menjalani kehidupannya masing-masing, diantara mereka belum ada perbaikan dari kondisi yang pernah mereka pertahankan itu. Jadi lah solusi terbaiknya ya bercerai. Ada banyak hal yang tidak bisa difahami orang² diluar mereka termasuk anak² mereka sendiri."

"Banyak yang berpikir itu karena cinta yang pudar."

"Hmm bisa jadi juga sih, makanya kita juga tahu sendiri kan merawat cinta itu lebih sulit. Aku juga masih suka kesel atas beberapa hal yang kayak ..kok kamu teh nggak aku banget, nah saat seperti itu teh nggak ada tuh namanya 'kan aku cinta sama kamu'. Pokoknya kesel aja. Tapi... Hmm kalau sudah lama nikahmah, makna cinta itu emang berubah sih. Bukan lagi cinta ala remaja tingting yang asal aku sama kamu semua akan baik-baik saja. Tapi, setiap kebaikan adalah cinta. Seneng aja lihat pasangan seneng, bertengkar bukan lagi hal yang luar biasa da kadang butuh pertengkaran, trus hmm apa ya? Nggak ngerti juga istilah cinta di usia ini. Yang pasti emang fokusnya mulai sama anak-anak trus kesehatan suami dan anak-anak, tapi nggak sampai lupa dengan diri sendiri sih. Ah asa jadi pabaliut begini ini teh."

"hanya saja sayang, dalam hidup berumah tangga kita memang seringnya abai pada diri kita sendiri. Semakin lama semakin kurang ngasih apresiasi pada pasangan, apalagi pada diri sendiri mah. Mulai lupa tujuan awal nikah, goal nya apa pun udah nggak kepikiran. Fokusnya memenuhi kebutuhan sandang pangan dan papan Weh. Lupa kebutuhan ruhaniyah. Ini banyak terjadi. Ini akan jadi Pe eR panjang buat kita, ibrah sekaligus bahan muhasabah buat kita. Segala sesuatu yang berpusat di hati itu kan fluktuatif, kadang naik dan kadang turun. Aku kadang sayaaaaang banget tapi kadang juga kesel banget. Kalau udah gitu teh pengen nangis, nah untungnya Abi tipe yang bisa diajak ngobrolin isi hati aku. Kalau udah ngobrol mah kayak bilang, sayang aku lagi lll feel sama kamu. Habis itu beres lah kayak ngluarin sampah emosi, nah setelah itu hati kembali tenang. Ngadu sama Allah mah itu penting banget , DIA yang Maha menggenggam hati kita jadi minta sama DIA agar dilapangkan, diikhlaskan, disabarkan dan diistiqomahkan. Agar cintanya nggak pudar, bukan hanya hati kita tapi juga hati pasangan kita. Tapi apapun yang terjadi dengan mereka yang memilih berpisah, aku percaya mereka sudah berusaha maksimal untuk bertahan dan mereka tahu apa yang baik untuk mereka pilih. Kita doakan saudara-saudara kita dengan doa kebaikan untuk mereka."

Balananjeur, Selasa, 31 Januari 2023

Senin, 30 Januari 2023

30

Ngobrolin proses belajar adik, yuk!
Anak cowok biasanya kan emang nggak suka diatur dan tugas kita hanyalah mengarahkannya (waktu kecil) agar dia memiliki alarm setting untuk dirinya sendiri saat dia sudah baligh. Alarm setting teh apa? Ah ini maha saya sok²an nginggris aja da artinyamah harfiah banget 😂 jadi semasa kecil (12 tahun pertama) anak teh diberikan kebebasan buat main sepuasnya. Mainnya yang banyak hubungannya dengan motorik yaa Bu ibuuu.. 

Nah saat itu kita juga mendampinginya dan mengarahkan cara agar dia membuat aturan untuk dirinya sendiri. Jadi nanti mah nggak perlu dikit-dikit suruh mandi, dikit² disuruh belajar, dikit-dikit suruh ganti seragam dll.. kita sendiri pastilah faham kalau disuruh itu bikin nggak nyaman. Dan yang menyuruhpun sama nggak nyamannya, dua-duanyanya bikin emosional.. jadi perlu diantisipasi sejak jauh-jauh hari agar tidak banyak adu emosi 🤭

And then setelah 12 tahun pertama, anak tuh mulai masuk masa peralihan kaaan?! Ibu² yang anaknya sudah di fase ini pasti faham gimana rasanya mendampingi anak di usia itu. Anak tak lagi bocah cilik seperti masa SD nya dulu tapi juga belum bisa disebut sudah dewasa, namanya juga teenager jadi emang belum dewasa tapi juga bukan anak-anak. 

Ngobrolin hobi, film atau apapun yang disukainya. Jangan mendiktenya harus begini dan begitu tapi tanyakan pendapatnya, "menurut adik, gimana kalau?" Atau, "apa pendapat adik tentang...?" Sambil ceritakan situasi tertentu atau hal apapun yang bisa dijadikan bahan diskusi dan mengandung nilai edukasi terutama untuk perkembangan karakter dan semangat menjadi bagian dari peradaban 😁 
Yaaah gimana atuh da cara saya ngobrolmah gini, ngalor ngidul dan ujung-ujungnya ke how caranya menjadi bagian dari peradaban, dari lingkup terkecil yakni keluarga kita 

Tanyakan progress dia (seperti yang sudah diceritakan di awal). Yah terkait alarm setting hidupnya.. ada kendala kah atau gimana rasanya dll. Pokoknya biarkan anak mengeksplor perasaan dan pemikirannya atas rancangan hidup yang dibuatnya sendiri.Btw saya sharingnya ngaler ngidul alias teu kakaler teu kakidul 🤭

Jangan bosan-bosan ngajak ngobrol, jadi pendengar. Kalau anda tipe ibu yang cerewet, don't worry untuk tetap cerewet.. saya bukan tipe ibu cerewet jadi tetap juga dengan kepribadian saya yang paling ngajak anak buat ngobrol, "ngobrol yuk!" Itupun kalau kelihatan signal bisa diajak ngobrol. Kalau nggak mah ya udah biarkan dia sendiri, nanti juga kalau sudah mau ngobrol mah dia sendiri yang akan memulai .
Remember it, cerewet itu bukan berarti ngdikte anak. 


Saya lupa mau nulis apa lagi 🤭

Oh iya tentang proses belajar adik ya 😁Oh iya, saya teh lagi ngbahas poses belajarnya adik ya. Alhamdulillah nilai akademik dan prakteknya biidznillah baik, dia juga tidak menunda pekerjaan atau tugas-tugasnya di sekolah. Jadi kalau ada tugas teh dia akan bersegera menyelesaikannya tanpa menunggu pulang ke rumah. Misal tugas ngdesain apaa, dia akan memanfaatkan fasilitas yang disediakan sekolah dengan mengerjakannya di waktu istirahat atau jam kosong.. pokoknya pulang teh jarang banget bawa tugas kecuali tugas yang tidak selesai hari itu, itupun paling tinggal proses finishingnya saja. Karena dia suka main game jadi pulang teh yaa itu nyelesaikan sisa tugas (kalau masih ada) terus setelah itu bisa main game.

Bagaimana cara memahami pelajaran? Setiap orang memiliki caranya masing-masing, jadi tidak selalu sama antara anak yang satu dengan anak lainnya. Nah kalau adik mah biasanya ngotak-atik materi teh dengan cara ngobrolin ke Ummi. "Mi, kontruksi jembatan sama bangunan teh begini dan begitu." A sampai Z diobrolkan (kayak umminya faham aja 🤭). Ngobrolin rumus matematika atau materi kimia dengan bahasanya sendiri yang ... Menurut ummi sih lebih mudah difahami 🤭.Setelah itu... Ngdownload banyak aplikasi (beli original dengan uang sakunya sendiri 🤭) lalu praktek sendiri di rumah. Bikin ini atau itu dan mempresentasikannya pada Ummi..

Jujur saja, ummi sebenarnya kesulitan menyimpan memori dan cara ummi menyimpan memori adalah dengan menceritakannya kembali pada Abi atau di jurnal harian, "Ternyata Bi, lengkungan pada jembatan itu..." Semua yang diceritakan Umar saya ceritakan kembali kepada Abi @wawanridwan75 .

Kalau ada teteh Aufa mah biasanya Umar berbagi cerita dengan Aufa juga de Olin.

Balananjeur, Senin, 30 Januari 2023

SNPMB part 1

Setiap kali mau bilang atau nulisteh harus ngahuleng dulu, "Hmm..Es, Pe, En, Em, Be. Ya SNPMB." Terbiasa dan familiar dengan nama SNMPTN jadi lidah teh harus membiasakan diri dulu untuk menyebut penamaan lainnya. Lagi-lagi ini tentang kebiasaan dan bagi ibu seusia saya bukan hal mudah keluar dari kebiasaan mengucapkan sesuatu teh.

Btw saya nulis ini didekat jendela sambil melihat mamah yang sedang ngala ikan di tambak depan rumah. Pengen kesana tapi kepalanya sedang sakit jadi harus duduk saja disini.

Well, kita kembali ke...Es En Pe Em Be. Yah SNPMB.

Sebulan yang lalu Umar dikabarkan masuk siswa eligable untuk mengikuti SNPMB, "banyak teman yang belum nglist." Jawabnya saat saya tanya apakah dia sudah ngisi list atau belum. Sampai akhirnya tanggal 15 Januari an baru lah dia ngisi list and daptar ltmpt di link ini SNPMB

Berikut beberapa informasi terkait SNPMB tahun ajaran sekarang:
Bagi yang belum daftar klik link daftar dan bagi yang sudah memiliki akun tinggal masuk ke akun dengan menggunakan email dan passwordnya (sttt jangan lupa password nya, berabe 🤭)
Alhamdulillah Umar sudah daftar jadi tinggal masuk ke akun.

Ini penampakan beranda masuk akunnya.

Umar belum memasukkan semua datanya jadi belum bisa mencetak kartu SNPMB nya. 

Oh iya, nanti akan ada notifikasi seperti ini di email yang didaftar
And next klik aktivasi akun biar bisa mengaktifkan akun.

Oh iya, ada beberapa yang akan ditanyakan diantaranya: nama lengkap, nisn, jenis kelamin, Tempat tanggal lahir, NIK, NPSN (nama sekolah, jurusan, tanggal masuk sekolah, agama dan alamat sekolah mah otomatis terisi setelah ngisi NPSN). Trus email, no TLP ortu, penghasilan ayah dan penghasilan ibu. Semua ini ada di halaman pertama pendaftaran.

Di halaman keduanya ngisi photo


Balananjeur, Senin, 30 Januari 2023

Minggu, 29 Januari 2023

29

 Hanya ingin Istiqomah dalam melakukan sesuatu, salah satunya menulis. Hmm persis one day one post seperti yang sering saya posting selama Ramadhan di feed IG. Dan saya ingin selama 365 hari di tahun ini lebih konsisten dari tahun sebelumnya yang setelah saya telisik kembali ternyata tahun kemaren banyak banget bolongnya. Selalu saja ada alasan hingga sekedar nulis catatan hari itu saja tidak dilakukan. Tidak muluk sih, minimal satu paragraf yang penting ada progress menulis dan terutama sekali tulisannya haruslah membawa kebaikan bagi saya pribadi dan siapapun yang membacanya.

Demikian muqoddimah hari ini untuk selanjutnya kita kembali ke...what happened hari ini?

Hari ini ikut Kakang ke kantor panwascam setelah Kakang pulang ngajar di PKBM. Tadinya saya yang mau ngajar gantiin kang Wawan yang sedang membina anak-anak Pramuka di LT sukaresik. Namun qodarullah kaki dan pinggang saya sedang terasa sakit jadi tidak bisa melakukan aktivitas yang menguras energi dan mengajar memang aktivitas yang berat dalam kondisi tubuh seperti ini.


Kang Wawan ngajak beli Basho dari mang tukang Basho yang lewat.

Oh hey, blog saya lebih mirip buku catatan harian ya? Apa saja diceritakan.. but, la ba'sa sih. Ini memang jurnal harian, hanya ingin nulis aja dulu. 

Pagerageung, Ahad, 29 Januari 2023




Seleksi Beasiswa part 7

16.50
Ahad, 29 Januari 2023
Sejak jam setengah 4 tadi adik Umar kembali diwawancara terkait beasiswanya. Ummi si kepoers yang mau aja nguping dibalik dinding menyimak hahaha .. 

Setengah jam kemudian wawancara dilakukan via voice note jadi ummi tahu apa saja yang sedang ditanyakan (itupun setelah selesai wawancara 🤭)Umar ditanya rankingnya dan nilainya di sekolah, lomba apa saja yang pernah diikuti, motivasi kuliah, minatnya, pilihan jurusan (pilihan 1 dan 2), proses belajarnya selama ini seperti apa (misal ngerjain tugas sekolah, mempelajari kembali yang sudah diajarkan dll), trus pekerjaan ayah dan lain sebagainya. Oh iya, Umar juga ditanya gimana kalau lolos beswan trus ternyata uang bulanannya kurang, apa yang akan dilakukan Umar?jawaban pertanyaan ini membuat saya speechless, Umar bilang, "kondisi seperti itu sudah biasa, kak, jadi Umar sudah terbiasa mengantisipasinya dengan menghemat uang jajan, menabung. Trus mencari uang tambahan dengan melakukan pekerjaan semisal service laptop dll. Tapi Umar sebenarnya kurang nyaman kalau nyervis teh karena menurut Umar itu tidaklah terlalu sulit tapi orang-orang memberikan harga tinggi ebagai bayarannya. Itu bertentangan dengan hati nurani Umar, kak. Cuma kalau Umar memberikan tarif sendiri misal dibawah itu Umar juga khawatir memonopoli harga dan menjatuhkan yang lain." MasyaAllah adik Umar...

Dikamarnya ada 1 laptop dan 2 monitor LCD. Semuanya sebenarnya sudah dalam kondisi mati suri, hmmm mati total sih bukan mati suri, itupun laptop dan monitor pemberian seorang teman 7 atau 8 tahun yang lalu. Waktu mau masuk SMK kami sadar masuk jurusan DPIB butuh pisan laptop atau PC karena banyak sekali tugas yang harus dikerjakan disana dengan aplikasi Autocad dll (ummi perlu mikir panjang untuk mengingat semua aplikasi yang dibutuhkan 🤭). 

Umar tahu tidak mudah bagi kami untuk menyiapkan media itu, nah pas lihat laptop dan monitor yang sudah jadi rongsok itu dia berinisiatif memperbaikinya sendiri. Well, saat tukang servis laptop sudah angkat tangan dan bilang say goodbye untuk laptop itu, Umar dengan semangat memperbaikinya.. MasyaAllah Alhamdulillah hadza min Fadhli Rabbi, laptop dan monitor itu kembali menyala. Hmm lcd laptopnya sendiri sudah tidak bisa tertolong namun 'alaa kulli Gaal Allah bantu untuk memperbaiki monitor LCD lainnya. Biidznillah Allah bantu Umar (dan kami) untuk memiliki media belajar yang menunjang pembelajarannya.

Kenapa Umar masuk DPIB? 
Ini sebenarnya ambisi ibu. "Ambisi menjadikannya arsitek?" Bukan, bukan menjadikannya arsitek. Ummi hanya 'berambisi' untuk melihat potensi anak-anak dan mendampinginya sesuai potensinya. Nah, pada Umar, ummi melihat Umar itu sejak kecil suka banget building; menggambar kota, membangun kota dengan pasir dan tanah, membuat bangunan dengan bahan apapun, main Lego, main Minecraft, pokoknya all about building something Weh. Trus ummi bilang ke Abi waktu Umar kelas 2 Mts, "Umar kayaknya cocoknya jadi arsitek deh bi, tata kota atau yang semisal itu. " Setelah itu tugas Abi yang nyari info kira-kira SMA or SMK nya gimana biar sesuai dengan minat dan bakatnya itu. 

Jurusan itu (DPIB) sepi peminat, kata teman saya yang kebetulan mengajar disana. Why? Otak kiri dan kanannnya harus jalan, katanya 😁. Yah matematika, kimia, tapi juga harus pinter menggambar dan berimajinasi, "ummi yakin adik bisa." Kata Ummi saat Umar bertanya apakah dia bisa. "Kenapa ummi seyakin itu?" Tanyanya lagi. "Ummi yakin pada kemampuanmu." Jawab ummi lagi. Yah, Ummi memang yakin dengan kemampuan Umar dan saudara-saudaranya. Seyakin itu? Iya, seyakin itu dan sangat yakin. Biidznillah insyaAllah.

Bagaimana kalau tidak lolos beasiswa?

Kami selalu meyakini bahwa Allah akan memberikan yang terbaik dari arah manapun yang Dia kehendaki. Ini adalah bagian dari ikhtiar dan yang perlu kami (dan dia) lakukan adalah berikhtiar, berusaha dengan sebaik-baiknya. Berusaha maksimal dan optimal karena Allah. Apapun nanti hasilnya, itu bukan hal yang harus ditakutkan karena semua terjadi atas kehendak Allah dan kami (terutama dia) yakin akan kebaikan pilihanNya atas kami. 

Ok, ada yang bertanya kenapa nyari beasiswa? Hmmm .. ada yang mau bantu jawab? Heee

Sungguh saya ingin anak-anak mendapatkan pendidikan yang baik, terarah sesuai minat dan bakatnya. Saya ingin anak-anak mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya. Semoga langkah mereka dalam menunutur ilmu menjadi hujjah bagi mereka dihadapan Allah kelak serta apa yang mereka pelajari bisa menjadi ladang amal dan wasilah kemaslahatan umat. Kami meyakini Allah akan bantu memudahkan biaya dan sebagainya.. sesuatu yang jujur saja memang berat untuk kondisi kami saat ini. 

Allah akan bantu mudahkan dan lancarkan, namun semua itu tidak cukup dilakukan dengan menunggu. Allah senang saat hambaNya meminta dan berusaha .. langkah ini (memotivasi anak-anak) semoga menjadi jalan kebaikan yang Allah sukai dan Ridhai. Semoga karenanya terlahir pribadi yang unggul dalam moral maupun kontribusinya dalam peradaban.

Akan banyak yang bisa dibahas ... insyaAllah saya ceritakan dilain waktu yaa..

Balananjeur, Ahad, 29 Januari 2023

Sabtu, 28 Januari 2023

28

Awal pagi mengikuti kajian Riyadush Shalihin di Masjid Al Furqon. Agak berat saat memaksakan kaki untuk melangkah, bukan berat ikut kajiannya namun karena kaki kiri sedang sangat sakit. Saya menuliskan ini sambil menangis karena masih dalam fase beradaptasi dengan sakit yang sama.

Hey sabar atuh? Sabar itu bukan berarti tidak kenal air mata, jadi kalau anda melihat orang nangis karena sesuatu, jangan minta dia bersabar apalagi sampai menghakiminya seolah dia tidak bersabar. Sabar itu bukan berarti tidak kenal air mata, bukan berarti allways smile saat dia sakit sekalipun.

Well, saya sedang memperbaiki catatan resume kajian tadi pagi. Seperti biasa nulisnya sambil nulis ini dan itu, opsih dulu di depan rumah sambil nyabuti jukut dan menanam tangkal apa saja. Progress nya harus ada minimal satu tangkal yang ditanam, apapun itu. Biar hidupnya nggak sia-sia dan tidaaj meninggal dalam kesia-siaan karena tidak pernah memiliki sumbangsih apapun selama hidup. Hmm semoga Allah catat sebagai kebaikan.

Ditengah sambil ini dan itu qodarullah teteh menelpon. Vcall tepatnya. MasyaAllah hati ibu ini sangat riang menerima padahal sebelumnya tangis teramat deras karena merindukan puterinya. Bertanya-tanya kabarnya, sedang apa dia, apa dia baik-baik saja, bagaimana perasaannya hari ini dan lain sebagainya.. banyak yang membuat ibu menangis. Tapi dering telpon menguapkan air mata dan merubahnya menjadi senyum bahagia, "MasyaAllah teteh Aufa shalihah, teteh damang?" Dia memakai mukena berwarna Milo dan bercerita tentang hujan yang kini sedang mengguyur bumi SCB.

"Teteh dalam penjagaan Allah." Katanya saat saya tanyakan apakah dia baik-baik saja. MasyaAllah shalihah.. selalu sehat ya sayangku. 

Ummi akan kembali menulis..

Balananjeur, Sabtu, 28 Januari 2023

Jumat, 27 Januari 2023

27

De Olin bertanya, "Ummi, waktu sekolah ummi dapat ranking berapa?" MasyaAllah Nak, ummi mu hanya tidak suka kalau ada yang nilainya lebih tinggi dari Ummi. Ummi nggak seneng kalau teman ummi sudah memahami suatu materi sedangkan ummi belum, ummi nggak nyaman kalau teman ummi tahu lebih banyak dan ummi nggak tahu apa-apa. Tapi nyatanya ummi tetap selalu merasa tidak tahu apa-apa jadi akhirnya lebih sering duduk depan buku atau banyak bertanya pada guru atau siapapun...karena ummi selalu merasa tidak tahu dan ingin tahu. Ummi merasa paling tidak punya pengetahuan dibandingkan teman-teman Ummi.. 

Ummi bersemangat mengejar teman ummi yang dapat peringkat pertama lalu setelah mendapatkannya ummi malah nggak nyaman, rasanya takut..dan ummi semakin fokus dengan dunia ummi. Akhirnya ummi menyerah dan memilih menikmati proses belajar tanpa berpikir akan dapat nilai berapa atau peringkat berapa. Ummi sakit tapi ummi senang saat belajar, sampai sekarang ummi senang belajar.. belajar apapun 

"apakah ummi ingin anak-anak ummi dapat peringkat terbaik?" Tanyanya lagi.

Ya, ummi ingin anak-anak ummi dapat peringkat terbaik, terbaik sebagai dirinya sendiri tanpa harus berkejaran dengan target hidup orang lain. Bukan peringkat 1 di kelas, tapi menjadi versi terbaik dirinya sendiri. Ummi ingin anak-anak ummi mencintai Allah dan thaat dalam segala kondisi. Ummi ingin anak-anak ummi mencintai ilmu dan bersemangat mencarinya. Ummi ingin anak-anak ummi memiliki adab yang baik dan Istiqomah di jalanNya. Ya, ummi ingin anak-anak ummi mendapat peringkat terbaik sebagai dirinya dalam kehidupannya.

Teteh @aufa_satiella putriku sayang, katanya anak perempuan itu miniatur ibunya. Ummi kurang setuju meski ... Hmm mau tidak mau ada saja bagian dari diri ummi diimitasi teteh dan Ade. Teteh yang lembut kata Abi sih cerminan ummi, hmm tapi ummi tidak merasa diri ummi lembut ya Nak. 
De Olin yang kritis, kata Abi juga gambaran ummi. Dan kedua hal itu tidak dua-duanya ada di satu orang. MasyaAllah Allah maha adil ya Nak, ibu tidak 100 persen mewariskan kebiasaan karena saat anak mulai bisa berpikir harusnya ia pun bisa memilah mana yang bisa diikuti mana yang harus diperbaiki

Ummi masih ingat saat teteh nangis ingin memakai kerudung dengan lebar dan model yang sama dengan ummi tapi ummi melarang karena berpikir teteh masih terlalu kecil jika harus memakai kerudung lebar. Teteh nangis waktu ummi melipat kerudung teteh menjadi kecil padahal usia teteh masih 9 tahun... Kita sering mendiskusikan banyak hal terutama tentang hal-hal yang berkaitan dengan buku shirah dan akhlaq juga bahasa. Kita memiliki minat yang sama..masih kata Abi. Dan kini ummi rindu padamu, sayangku..
Semoga engkau sehat dan Istiqomah dalam jalan kebaikan di jalan Allah, itu harapan ummi padamu, Nak


Balananjeur, Jum'at, 27 Januari 2023

26

Percaya deh kalau sering nulis itu bikin ide teh nggak kehabisan stock, selalu saja ada alasan dan hal yang bisa dituliskan. Namun yang menjadi masalah adalah..memulai menulisnya. Itu yang seringkali menjadi masalah. Selalu saja ada kendala yang menjadi alasan untuk tidak jadi menulis.

Misal lagi nyuci eh tetiba kepikiran nulis apa, cuma masalahnya kan lagi nyuci. Atau lagi masak, mandi, di perjalanan dll. Akan ada alasan untuk mengurungkan niat menulis.

But wait, itu masih bisa diakali dengan selalu membawa alat tulis kemanapun kita pergi, ke kamar mandi sekalipun. Berlebihan? Daripada nanti lupa tadi mau nulis apa. Kecuali kalau nggak sampai mengeluhkan kendala, yaah nggak apa-apa kalau gitu mah. Tapi keinginan menulis bagi penulis itu bukan sekedar keinginan semata namun juga menjadi kebutuhan, bagian dari hidupnya. Penulis tanpa nulis itu .. ya namanya bukan lagi penulis. 

Menyimpan ide bagi penulis itu tidak cukup hanya dalam memori otak, apalagi namanya manusia itu kan tidak lepas dari lupa. Dan lupa menjadi momok menakutkan.. daripada lupa mending diikat dengan tulisan. Nulis apa? Nulis apa saja yang memang ingin dituliskan.

Don't worry jika tulisannya terkesan, "gini banget." That's ok, nulis saja dulu dan jangan kritisi ide yang dituliskan. Nulis aja dulu!

Balananjeur, Kamis, 26 Januari 2023

Selasa, 24 Januari 2023

25

Maraton nulis untuk 3 hari 😁

Sebenarnya jam ini sedang sangat mengantuk tapi nggak mau bunda catatan. Kalau ditunda teh ujung-ujungnya nggak nulis kayak tahun 2022 kemaren jadi banyak bolongnya.
Pagi ini di teras rumah Eteh, menyimak 3 ibu yang sedang berbagi kisah. 

Balananjeur, Rabu, 25 Januari 2023

24

Selasa, 24 Januari 2023
MasyaAllah Alhamdulillah sebentar lagi gajian. Hahahaha.. ini bukan jokes karena saya mengucapkannya dengan serius. Kalau sudah mendekati tanggal awal teh ada yang akan saya ucapkan dengan penuh senang, tentang hari gajian yang seakan sudah didepan mata.

"Kalau sudah gajian, aku mau beli beras, minyak dan kebutuhan lainnya." Lalu aku berpikir apa saja sih yang dibutuhkan? Tetap saja seputar ongkos dan uang jajan harian anak-anak, lauk pauk sehari-hari selain detergen, sabun, odol dan sampo. Tidak banyak yang kami butuhkan. Yah, memang tidak banyak list kebutuhannya, biaya lauk pauk pun cukup dinamis. Artinya kalau cukupnya hanya buat beli tempe, saya tidak berpikir membeli lebih dari itu. Kalau cukupnya buat tempe dan telur, kami pun akan bercukup diri dengan itu tanpa perlu khawatir kebutuhan gizi lainnya. Yaa, nikmati saja! 

Kalau saya katakan nikmati saja (ada saja nya), bukan berarti lakukan dengan terpaksa yaa.. tapi lakukan baik dengan ringan maupun terpaksa. It's ok, memaksakan diri untuk merasa cukup dan tidak ngeyel tentu lebih baik daripada merelakan diri untuk terus menerus dalam angan ingin ini dan itu, harus ada ini dan itu.
Nikmati saja!

24 Januari, hmm kalau gajiannya awal Bulan berarti tinggal seminggu an menuju gajian. 
"Sayang, ku pikir aku sudah banyak berubah. Dulu aku berazzam untuk qonaah, tapi nyatanya aku tidak qonaah sama sekali. Dulu isterimu qonaah kan sayang? Sekarang isterimu tak lagi seqonaah dulu." Jangan acungkan jari telunjuk kepada isteri yang mengeluhkan keadaan dirinya, itu caranya mengurai resahnya. Biarkan saja kalimatnya tertuang agar tak ada sumbatan emosi yang membuatnya justru tidak bisa menyelesaikan dirinya sendiri. Emosi yang tersumbat juga berpotensi menjadi alasan tersumbatnya komunikasi dengan pasangan.
Izinkan isterimu untuk menceritakan luap gelisahnya padamu, wahai suami!

"Wah, penurunan dong Mi?" 

"Iya, justru itu. Kayaknya harus lebih banyak-banyak beristighfar memohon ampunan Allah. Sayang, aku kan dulu nggak banyak nuntut.. dikasih berapapun aku seneng-seneng aja. Sekarang mah suka bingung. Ummi bingung ini teh harus gimana ngelolanya.. semuanya pada naik."

"Itu bukan karena tidak qonaah, sayang. Itu mah wajar dalam keadaan sekarang."

"Tapi qonaah itu tidak kenal waktu, Bi."

"Dan qonaah bukan berarti kita tidak merasa bingung. Kalau sama sekali tidak bingung mah dimana ujiannya? Bingung itulah yang menjadi ujiannya, bagaimana kemudian kita menghadapi bisik kebingungan itu."

"Apakah kita akan marah-marah dan menyalahkan taqdir dan terus berprasangka sehingga terpuruk dalam rasa kurang dan takut kurang padahal nanti Allah yang akan mencukupkan? Ataukah mengelolanya dengan penuh syukur. Syukur itu tanpa syarat ya Bi, 'alaa kulli haal seharusnya."

"Kita akan melaluinya bersama." 

Kita akan melaluinya bersama. Kalimat ini terasa menentramkan.

Dan hari ini, Selasa, 24 Januari 2023 saya berbisik pelan, "sayang, sebentar lagi gajian ya?" Bisikannya dituliskan juga disini sehingga bisikan itu tidak lagi pelan karena bisa dibaca semua yang berkesempatan membaca.

"Iya, sebentar lagi gajian. Ummi senang kan?"

Saya mengangguk cepat, dan dia, lelaki murah senyum itu terlihat senang dengan larik senang isterinya.

Harapan.. 

Seperti itu juga lah hidup, harapan akan hari esok lah yang membuat kita bersemangat melalui banyak hal di hari ini. "Yaa ayyuhannafsul Muthmainnah." Harapan untuk menjadi Muthmainnah yang Allah perkenankan untuk, "Irji'ii ilaa robbika roodhoyatan mardhiyyah. Wadhkhulii fii 'ibaadii.. fadhkhulii jannatii." 

Balananjeur, Selasa, 24 Januari 2023

23

Karena memang nggak ada quota dan hp nya pun nggak ada kartunya jadi weh ngpost di blog pun nunggu moment ada hotspot. Hmm sebenarnya bukan hanya ngpostnya karena nulisnyapun jadi nunggu momen yang sama; nyari hotspot.

Hee .

Pengennya Istiqomah nulis and mublish tanpa ada satu hari pun yang terlewat. Tapi mau bagaimana lagi. Ah saya tidak suka kata ini, "mau bagaimana lagi." Kesannya kayak pesimis banget dan saya tidak menyukainya.

Mau bagaimana lagi. Sekarang mah hanya sedang menuliskan jejak hari ke-23 saja biar nggak ada bolongnya 😂

Awal paginya menjenguk Emak lalu pulangnya lewat jalan sawah.

Siangnya ke Cipatani berdua.
Beli seblak 8 ribu, sepiring berdua.

Kopinya satu gelas berdua

Menemani kang Wawan di panwascam.

Ngteh berdua

Pulang ke rumah dibeliin cemilan sama de Olin

Balananjeur, Senin, 23 Januari 2023

Senin, 23 Januari 2023

22

Lagi-lagi terlambat mosting eh nulis juga 🤭 qodarullah berburu WiFi jadi kalau mau mosting sesuatu teh nyari WiFi dulu, biasanya ngahotspot ke quota data nya kang Wawan.

Apa kabar, sahabat?

Tidak banyak yang akan saya ceritakan hari ini. Hanya kisah bahwa .... Hmm entah kenapa akhir-akhir ini saya sering keliru menuliskan sesuatu, sering terbalik menulis huruf jadi sekarang harus ngcek dulu catatan biar nggak terlalu banyak typo nya.

Kisah lainnya, hari ini walimahannya kang Eif, teman kang Wawan yang nikah dengan akhwat dari Indihiang.

Udah cuma mau nulis itu. Catatan lainnya disambung hari kemudian, insyaAllah.

Balananjeur, Ahad, 22 Januari 2023

Sabtu, 21 Januari 2023

21

Malam ini jam 9 tepat Umar mengikuti test wawancara beasiswa perintis. Sudah harus masuk zoom room 5 menit sebelum acara dan memakai seragam sekolah 

Karena lampu kamar Umar tidak seterang ruangan lain jadi dia memilih melakukan wawancara di kamar depan. 

Karena mata saya sudah sangat mengantuk jadi insyaAllah besok saya ceritakan rincian kisahnya

Balananjeur, Sabtu, 21 Januari 2023

Jumat, 20 Januari 2023

20

Telat sehari mosting ini, eh nulisnya juga siiih. Mikir dulu mau nulis apa. Again? Yah, lagi dan lagi mikir dulu kira-kira mau nulis apa.

Oh iya, tetap cerita kemarin yaa.. biar ada jejaknya.

First, eh yang pertama
Kamis, hari sebelumnya kan kami berangkat ke Kuningan. Qodarullah malamnya langsung leppp tertidur pulas. Jangan tanyakan gimana kabar pinggang dan semua sendi tubuh, karena seperti biasa MasyaAllah sangat sakit. Kalau saya katakan serasa remuk rasanya seperti terlalu di dramatisir ya?! Hee soalnya nggak tahu dan tidak akan pernah tahu rasanya tubuh remuk insyaAllah.
Tapi.. meski terasa remuk tetap saja bisa tidur nyenyak binti pulas, MasyaAllah hadza min Fadhli Rabbi. Sungguh karunia yang besar dari Allah maka cukuplah lisan untuk hanya melafaz tahmid; Alhamdulillah 'alaa kulli haal.

Yang Kedua, pagi harinya bergegas mencuci karpet. MasyaAllah karpetnya sudah penuh debu jadi waktu dicuci teh kotornya luar biasa, airnya sampai hitam. Emang seperti itulah apapun jika dibiarkan dan tidak pernah di cuci, akan kotor dan menghitam. Seperti itu jugalah kondisi hati yang dibiarkan begitu saja dan tidak pernah dibersihkan.. kotor dan menghitam, sama seperti karpet yang saya cuci kemaren. Kalau sudah sangat menghitam dan kotor banget mah nyuci nya jadi harus memakai extra tenaga dan tentunya waktu. Begitupun hati.. dan saya bertanya kepada hati saya sendiri, hati yang letaknya sangat tersembunyi dari jangkau pandang manusia namun Allah maha melihatnya, "wahai hati, apa kabar?" Selftalk (termasuk depptalk) pun mulai memakan lebih banyak waktu.. sesi berbicara dengan diri sendiri memang jauh lebih lama dan terbilang sulit dibanding ngobrol dengan orang lain. 

Sesi ini butuh kejujuran, tentunya saat ngobrol dengan orang lain pun harus jujur. Namun ada yang berbeda di sesi ini, kita bisa mengulik banyak hal untuk nanti menguraikannya agar tidak menjadi hambatan dalam beramal.

Sudah pernah ngobrol dengan diri sendiri? 

Hey ini bukan komunikasi semacam kita ngobrol dengan orang lain yaa! Nggak perlu ada suara, cukup tutup mata dan berdialoglah!

Yang ketiga, 
Sudah dua hari tidak berjumpa Emak. Setelah menyelesaikan semua pekerjaan rumah,saya pun bergegas mengunjungi emak. Jam 9 pagi biasanya emak sedang shalat Dhuha dan sendirian di rumah. Biasanya juga belum makan, hmm emak sarapan makanan ringan di pagi hari dan makan beratnya jam 9 an bahkan kadang lebih dari jam itu. Saya pun membawa pepes ayam agar beliau bisa makan dengan pepes ayam, pepesnya lembut jadi insyaAllah baik bagi lambung beliau.

Dan memang benar, Emak sedang bersiap mendirikan shalat Dhuha saat saya sampai di sana. Saya cium tangan beliau dan katakan padanya bahwa saya dan kang Wawan sedang ingin makan di rumah Emak bersama Emak. Beliau tersenyum senang.. saya tahu dan bisa merasakan bahwa senyum itu adalah senyum bahagia.

Saat ke kamar mandi, seember penuh cucian sedang direndam. Padahal emak sering sakit sendi dan cucian sebanyak itu pasti akan berat bagi sendi nya yang sakit. Ya, disana memang ada mesin cuci namun emak lebih senang mencuci sendiri dengan tangan. Semuanya memang hanya baju emak dan ada sepotong kaus keponakan saya.

"Nyai keun wae ku Emak!" Beliau melarang saat melintas kamar mandi dan melihat saya sedang mencuci.

"Sawios emak, kaleresan Abi nembe uih nyuci janten masih ngaraos resep." Aneh sekali cara jawabnya, ya? Tapi biarlah, karena emak tipe yang jarang ngobrol apalagi bercanda maka saya lebih sering mengajaknya berbincang ringan seperti ini.

Saya pun menceritakan kegitatan sebelum saya bertemu beliau, ini cara saya menghangatkan hati beliau yang pastinya mulai sunyi dengan rasa kehilangan. Ya, saya tahu rasa itu setelah anak-anak saya sendiri bertambah besar.

Sekeresek oleh-oleh kami bawa pulang. Seperti itulah emak, bahkan meski sudah saya ingatkan untuk tidak perlu repot membungkus ini atau itu namun tetap saja tak rela kalau kami pulang dengan tangan kosong. MasyaAllah..

 Empat, berita kematian selalu lah meninggalkan duka. Begitupun kami saat mendapat kabar wafatnya salah satu saudara kami, bibi kami, bi Mimi,hari ini qodarullah dipanggilNya kembali. 

Lima, ini akan jadi cerita yang terkesan  absurd namun saya akan tetap menuliskannya. Khobar sekaligus pengingat bagi saya.

Saat hendak berangkat takziah, saya melihat dari kejauhan sesosok orang yang saya kenal. Sudah lama saya tidak bertegur sapa dengannya.
"Hey Defa, jangan jadi penjahat!" Hahaha... Ini karena saya tidak berusaha menegur orang yang memang tidak mau di tegur dan setelah itu saya berlepas diri dari hal apapun setelahnya. Tentu muamalah adalah hal penting namun kita tidak bisa mengemis sikap orang atas kita. 

Sejak awal saya tidak tahu masalahnya apa, bahkan meski sudah dikerahkan sekuat pikiran untuk memikirkan what happened sih sebenarnya, tak juga ditemukan jawabannya dan akhirnya saya menyerah and said, " ya Allah, hamba sudah berusaha." 
Yang menjadi masalah adalah sikapnya itu memang selalu seperti itu. Tanpa pernah tahu masalah ataupun alasannya sering tiba-tiba seperti itu dan saya mulai tidak mau berurusan dengan hal seperti itu jadi akhirnya yaa sudah abaikan saja.

And here it is cerita kemarin. Sudah pada tahu kaan kalau saya mengurus beberapa ayam? Hee.. ini sudah saya posting dalam beberapa catatan sebelumnya.

Kembali ke...bukan laptop. Well, saya melihatnya dari kejauhan. Buat saya sendiri tak ada masaln jika berpapasan meski saya memilih tidak menyapa karena beberapa kali menyapa pun tidak mendapat jawaban, jadi daripada mengundang rasa tidak nyaman yang bisa tiba-tiba hadir akhirnya saya putuskan untuk tidak menyapa namun tetap berusaha menjaga hati agar tetap dalam kendali yang baik.

Saat melewati rumah, beliau masih di pintu masuk rumah. Hmm menurut perhitungan sih harusnya sudah berada di dalam rumah, tapi mungkin ada sesuatu yang ingin disampaikan tapi tidak bisa langsung menyampaikan, "Da Ceuk Mamah Oge mun Aya Hayam teh tinggang, baledog nepika paeh."  Wait, kok rasanya itu kalimat yang disengaja agar saya dengar? Hahaha..bukan tanpa alasan, ini karena saya tahu bagaimana dia. Tapi sayangnya ini terasa lucu karena ayam yang bertandang kesana itu bukan ayam kami 😂

Banyak orang yang menganggap ayam-ayam itu sebagai ayam kami padahal ayam kami mainnya hanya sampai dekat tambak ikan mah Dede.

Suatu saat kisah ini boleh jadi akan dibaca oleh yang bersangkutan. Percayalah, saya tidak marah... Namun saya membuat surat tersendiri agar kelak dibaca. Nanti saya post dalam catatn tersendiri.

Enam, finally kang Wawan ngajak main ke rumah tetehnya. Bagi saya teteh kang Wawan itu yaa teteh saya da memang harusnya seperti itu.
Saya menyayanginya, tak jauh beda dengan sayangnya kang Wawan pada kakaknya atau saya pada kakak-kakak saya. 

Alhamdulillah biidznillah kami sampai di rumah teteh sekitar jam 1 an lebih. Dan cerita untuk hari ke-20 pun saya akhiri dulu karena saya sudah tidak tahu harus menulis apa.

Balananjeur, Jum'at, 20 Januari 2023

Kamis, 19 Januari 2023

19

Jam 15.30 kami sampai di rumah, Alhamdulillah biidznillah Allah berikan kesempatan untuk huhujanan sepanjang jalan pulang. Hmm turun hujan teh di Jl RE Martadinata Kuningan.
Kami melewati 4 kabupaten, dari Kuningan, lalu Majalengka, Ciamis dan berakhir di kabupaten Tasikmalaya tercinta 😁 tapi tidak sepanjang jalan kabupaten sih. 

Rumah sahabat kami sudah hampir perbatasan Cirebon. Tadinya pengen lanjut ke Cirebon tapi karena jam 16 tepat kang @wawanridwan harus sudah kembali ke panwascam jadi kami pun memilih untuk segera pulang agar tidak bisa sampai tempat waktu. Saya dan kang @wawanridwan sama² tipe yang nggak senang ngaret, kalau sudah punya agenda jam sekian maka sebelum jam sekian teh sudah harus siap dan ada di tempat. Jadi, kami bisa saling mengingatkan akan waktu jika salah satu diantara kami berpikir untuk menunda². Eh tapi kayaknya saya yang paling 'rewel' kalau soal waktu, tak ada kata 'nanti ya!' kalau saya bilang segera lakukan teh bener² harus segera dilakukan, termasuk untuk diri sendiri.

Saya menikmati perjalanan kali ini, meski sepanjang jalan harus mengkondisikan kaki agar tidak sampai kaku, tulang belakang yang qodarullah belum juga ada perkembangan dan masih sangat sakit.. tapi saya senang dengan perjalanan hari ini. Melihat banyak hal selama perjalanan, memikirkan banyak hal..ah, otak ini tidak mau berhenti mikir padahal sudah saya bilang, "tak, rehat dulu ya! Ingin menikmati perjalanan tanpa mikirin ini itu dulu." 

Eh tapi otaknya malah ngasih dalil, "Inna fii kholqissamaawaati wakhtilaafillaili wannahaari laaayaatilliulil albaab." Nah kaan, dia nggak mau berhenti mikir dan saya pun tidak bisa mendebat sampai akhirnya memilih menceritakan semua yang saya pikirkan selama perjalanan, "Bi, kenapa dulu kita sampai nyasar? Kayaknya Allah ingin kita melihat bumi Allah yang lebih luas lagi jadi nggak cuma sampai sana. Trus bi, kayaknya ya Bi, Allah ngasih kita kesempatan untuk memperpanjang langkah menuju ke rumah sahabat kita. Bukankah silaturahim itu jalan kebaikan yang disukai Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, dan perjalanan ke arahnya adalah langkah-langkah kebaikan.. MasyaAllah Bii, harusnya kita bersyukur ya Bi, dikasih kesempatan memperbanyak langkah kebaikan."

Ngobrolin langkah kami saat pertama kali kembali ke Tasik, bahkan tentang rumah makan sederhana yang dibahas kang @wawanridwan dalam story'nya kemarin hingga keinginan saya untuk mendaki Ceremai.. ah, kayaknya si 20 RB kata habis selama perjalanan...dan untungnya, anak kesayangan mertua saya ini nggak protes.. malah mancing² terus buat cerita 🤭

Banyak tempat yang ingin ku photo, tapi karena keasyikan ngobrol jadilah lupa untuk mengabadikan semua tempat itu. Saya menyukai semua yang saya lihat; jalan-jalannya, bangunan, pemandangan... Dan selalu saja yang paling akan selalu saya bahas, "sayang, kenapa ya kemanapun aku pergi yang paling menarik untuk ku lihat itu bangunan masjid sama tempat pendidikan. Aku menikmati melihat arsitektur masjid bahkan hingga masjid Jami, pengen deh kutuliskan semua masjid yang pernah kukunjugi.. hmm kayaknya bakal benar² kutulis. Trus aku seneng banget kalau lihat sekolah, perguruan tinggi, bahkan tempat bimbel dan tentu saja perpustakaan. Nah kalau lihat perpustakaan teh pengeen banget turun dulu dan baca buku dulu."

"Tapi nanti Ummi lupa kalau ada tempat lain yang harus dituju karena keasyikan diperpustakaan."

"Iya juga sih. Dan aku pasti nggak enak kalau diingatkan saat lagi happy-happynya."

Ah lagi-lagi, obrolan ini sengaja disimpan dalam catatan ini. Saya menyukai semua yang saya lihat.. ingin mengabadikan semuanya baik dalam bentuk gambar ataupun tulisan. Tapi perjalanan tadi lebih banyak dihiasi obrolan ..hmm tepatnya sih saya yang banyak speaking padahal kemarin sudah ngeluh soal kemampuan berkomunikasi yang rasanya semakin terhambat.. namun nyatanya, terus saja melafaz abjad dan kata 

Dan dia... Ah terima kasih banyak padanya yang sedia menjadi pendengar 😁🥰

Sesampai di rumah, kang Wawan langsung ke panwascam. Hari ini hari terakhir pendaftaran calon PKD. Dan saya kembali menepi dengan selimut dan bantal, saya menyukai dan senang dengan perjalanan tadi. Bertemu banyak orang sepanjang jalan dan bisa sekedar tersenyum pada beberapa orang yang kebetulan berpapasan. "mengucap salam, tersenyum, semua itu tak perlu harus tahu ia siapa. Berwajah cerah pada siapapun yang ditemui tak peduli siapa ia, apakah kita mengenalnya ataukah tidak. Apakah kita akan bertemu lagi dengannya ataukah tidak, apakah dia akan baik pada kita ataukah membalasnya dengan muka masam. Kita hanya perlu melakukan tugas kita, mencontoh sang Baginda.. senyummu pada saudaramu adalah shodaqoh. Itu cukup untuk kita." 

Ada kisah yang ingin kuceritakan kembali, kisah dari teh Yuli, sahabat yang kami kunjungi tadi. Saya meminta izinnya untuk menceritakan kembali dan beliau mengizinkan.. namun saya perlu waktu untuk mencerna. MasyaAllah ini tentang kehidupan yang baik dan akhir kehidupan yang insyaAllah baik, seorang anak yang sepanjang usianya senantiasa menjaga diri dan kethaatannya lalu Allah panggil kembali di usianya yang ke 17 tahun dalam keadaan terbaiknya. MasyaAllah.. 
Dia, putri sahabat kami, Anindya namanya. Usianya sesusia Aa. Gadis shalihah yang kami kenal .. akan kuceritakan, tentang Anindya Shalihah yang saya dengar .. tentang akhir yang baik meski tangis tentu tak lepas dari orang tua yang tak kan berhenti mengingatnya.

Akan kuceritakan juga tentang persahabatan yang tak lekang dimakan usia. Ya, tentang kang @wawanridwan dan sahabat²nya yang ketika yang satu memanggil, maka semua berusaha segera datang. Sesibuk apapun, sejauh apapun... MasyaAllah lebih dari 20 tahun

Balananjeur, Kamis, 19 Januari 2023

Rabu, 18 Januari 2023

18

Saya selalu bermimpi memiliki balkon di belakang rumah. Saya akan berjemur sambil membaca buku dan menulis saat rumah sudah kembali sepi... seperti saat ini saat saya kembali sendiri. 
Kang Wawan bilang, "insyaAllah nanti Abi buatkan balkon untukmu, sayangku."

Saya ingin minum coklat berdua disana, sambil melihat hijau dedaunan dan pesawahan dari sana. Tanpa berbincang pun tak apa yang penting bisa duduk berdua seperti yang biasa kami lakukan di awal pagi saat ia menyeruput kopi panasnya lalu digangguin de Olin yang menghabiskan kopinya sambil nyengir, "aku haus." Tanpa merasa bersalah diiringi tatapan kang Wawan seolah bertanya, "kok kopi Abi dihabiskan?" Hahaha... Selalu seperti itu setiap pagi.

Saya selalu bermimpi memiliki balkon di belakang rumah, tak apa kalau disamping atau depan pun..yang penting rumah ini ada balkonnya. Tempat saya mengurai sunyi yang entah kenapa hari-hari ini semakin terasa mengusik, membuat hati berisik saja hingga jemaripun sibuk merangkai aksara .

"Sayang, aku semakin lemah berkata-kata. You know that kosakata ku berantakan, aku hanya punya kalian sebag5teman ngobrol dan itupun sudah tidak seintens dulu. Aku semakin kesulitan berkata-kata apalagi jika harus menggunakan bahasa ku sendiri.. lihat, bahasaku semakin gado-gado, apa yang harus kulakukan? Aku semakin lemah dalam berkomunikasi." Keluhku pagi ini saat kami duduk di kursi samping rumah sambil melihat langit pagi yang dingin..

" Siapa bilang Ummi lemah berkata-kata?Kalimatmu lebih panjang dan istriku lebih pandai berkomunikasi dari Abi."

"But see, aku kesulitan menggunakan full bahasa Ibu ku sendiri. Bahasaku sendiri. Kesannya seperti so' dan aku khawatir membuat orang yang kuajak ngobrol bingung memahami maksud ataupun arti ucapanku." Yaah, ini memang kekhawatiranku karena itu saya lebih memilih jadi pendiam... Hmm kadang-kadang yang sangat kadang 😂

"Kamu adalah wanita terbaik yang pernah Abi temui, istri terbaik, ibu terbaik dan tidak ada yang salah dengan kemampuan berbahasamu. Tidak apa-apa untuk tetap berkata dengan cara atau bahasa apapun yang membuatmu nyaman."

Ah, saya masih memimpikan balkon, saya akan duduk sambil menyiapkan diri bertemu sunyi yang semakin kentara. Ya, akhir-akhir ini jauh lebih sensitif dan mudah nangis dibandingkan sebelumnya. Tak ada hubungannya impian akan balkon dengan sunyi dan tangis, hanya ingin berbagi cerita saja tentang lintas pikiran pagi ini. Disini, di bangku yang sengaja kang Wawan simpan beratapkan langit agar istrinya bisa menikmati suasana balkon seperti di rumah masa kecil dulu.

Mimpi, impian, bermimpi.. masih tepatkah memiliki impian di usia ini?

Dulu Umar bertanya, "apa impian ummi?" Ternyata impian ummi semua tentang anak-anak, tak ada yang tentang umminya. Lalu akhirnya ummi jadi terpikir untuk bertanya lagi ke hati ummi sendiri, "pengen apa?" Terutama setelah kalian beranjak besar dan ummi tinggal dalam kesendirian ummi meski hanya sekian jam sampai kalian kembali.

Mulai deh ummi bikin list pengen ini dan itu. Sebagian sudah dilakukan, sedang diusahakan dan ... insyaAllah akan diusahakan. Dan ummi tak lagi berpikir tepat atau tidaknya memiliki impian untuk diri ummi sendiri... Karena impian membuat ummi memiliki harapan yang jauh lebih besar terutama untuk fase saat ummi tak lagi full bersama kalian.
Saat ummi bertambah usia dan tertinggal sendiri di balik jendela menatap kalian..

Ummi ingin melihat kalian memakai toga saat wisuda, impian seperti ini membuat ummi tersenyum dan berusaha sehat. Ummi ingin melihat kalian menikah, memiliki anak lalu ummi bisa bermain bersama anak-anak kalian... Impian seperti ini pun membuat ummi bersemangat untuk segera pulih dan semakin pulih.

Termasuk impian punya balkon, impian untuk mondok di pesantren khusus orang tua sejenak bersama Abi. Seminggu misal, agar kami bisa merasakan seharian penuh bersama Al Qur'an..
Kajian bersama lalu kembali ke rumah dengan semangat baru yang lebih baik

Aduhai mimpi 

Rabu, 18 Januari 2023

Selasa, 17 Januari 2023

Senin, 16 Januari 2023

16

Tumis daun kunyit


Sosialisasi wawancara beasiswa perintis
IG Story'


Balananjeur, Senin, 16 Januari 2023

Hhhh