Izinkan gambar yang berkisah
Minggu, 21 Juli 2024
Yang Terjejak
Pada Mereka
Senin, 08 Juli 2024
Hari Ini
Hari ini seluruh tubuh sangat sakit.. berdiri teh kepala langsung terasa hmm entahlah tapi mau di buat enjoy, bercerita di sini bukan karena tidak Ridha insyaAllah. Coba minum pereda sakit yang di beli dari warung. Minumnya setengahnya.. yaa begitulah kalau flu datang, sakitnya yaa berlipat qodarullah. Cuaca dingin juga berpengaruh. Kang Wawan membelikan jeruk manis dan telur asin juga jus mangga sebelum berangkat ke Singaparna.. memijit tangan kananku yang masih sakit efek accident baju keserempet mobil seminggu yang lalu..
Beberapa tugas untuk persiapan tahun ajaran baru sudah selesai dibantuin nak shalihah yang MasyaAllah semangat banget bantuin kerjaan umminya.
Nyiapin air minum sebotol besar penuh biar umminya nggak kekurangan minum 😀. Nyiapin cemilan, meluk waktu kedinginan.. oh ok, tadi pagi masih kuat ke dapur. Sekarang berusaha untuk tidak kedinginan dan tetap mengingat banyak hal. Yah, qodarullah wamaa syafa'ala.. Alhamdulillah waktunya libur. Alhamdulillah 'alaa kulli haal
Semingguan yang lalu waktu mau berangkat ke haflah di sekolah, baju saya keserempet mobil sampai sobek. Badan juga ketarik karena memang lumayan keras.. i am very shocked of course, but waktu itu berusaha untuk baik-baik saja. Sesampainya di unsil (waktu itu harus ke unsil dulu untuk suatu acara) saya menangis menceritakan bagaimana shockednya saya. Sampai hari ini efek shocked nya masih terasa termasuk badan bagian kanan.. hmm mungkin nanti harus berobat atau minta di urut
Oh iya, liburan ini baca buku apa saja? Baca berapa artikel? Bagaimana tilawahnya? Berapa artikel atau opini yang di tulis?
Hmm.. saya juga nonton dan mereview film, salah satunya film India yang release tahun 2023 kemaren, Hi Nanna.. filmnya bikin sesenggukan. Ceritanya tentang seorang anak yang menderita penyakit kronis dan hidup bersama Ayah dan kakeknya karena ibunya menderita amnesia.. review keseluruhannya saya tulis tersendiri aja ah. Di sini saya mau cerita hal lainnya..
Ada yang sudah pernah berkunjung ke blog saya? Yang berteman dengan saya di FB sejak anak-anak saya masih kecil pasti tahu kalau saya itu suka dengan proses, saya menyukai proses yang dijalani dan membagikan kisahnya. Versi saya tentu saja, karena itu kisah yang saya alami jadi menulispun versi sendiri.
Kemudian anak-anak tumbuh besar, dan saya masih insyaallah akan senang dengan setiap proses yang dijalani.
Seaktif apa di platform ini ? 😂 Saur ustadz Salim oge ada yang namanya orang yang the power of sukanya berbagi. Nggak bisa berbagi materi? Yaa kisah pun dibagikannya.
Kenapa punya 2 akun FB dan IG? Waktu itu teh akunnya tetiba kekunci jadi yaaa udah bikin lagi aja yang baru .
Kenapa bikin beberapa blog? WordPress? Menulis di Kompasiana, menulis di KBM App dan sekarang nambah di medium? Saya selalu mencari cara untuk melakukan apapun yang bisa saya lakukan dan masih bisa untuk saya lakukan. Hanya itu yang saya bisa.. semoga menjadi catatan yang Allah catat sebagai amal kebaikan. Semoga tulisannya menjadi amal yang seperti kata Allah, "Ud'uu ilaa sabiili Robbika.. menyeru ke jalan Allah."
Balananjeur, 8 Juli 2024
Sabtu, 06 Juli 2024
Menjenguk Teteh (10)
![]() |
ss percakapan dengan kakang |
Pukul 19.50 Kakang mengirim pesan WA bahwa beliau baru sampai di jalan Baru Bogor, naik Bis Budiman yang tiketnya sekarang sudah naik lagi jadi 155 rb. Awal ke leuwiliang naik Budiman teh waktu harga tiketnya 90 rb an trus naik, naik lagi, naik lagi sampai yang terkini 155 rb. Kalau PP teh 310 rb per orang, kalau berdua ya 2 kali dari itu.
Alhamdulillah 'alaa kulli haal. MasyaAllah Allah itu menghadirkan segala sesuatu sepaket dengan rezekinya masing-masing yang salah satunya juga boleh jadi dititipkan pada kita. Rezeki itu bukan hanya materi berupa uang atau apalah yang semisal, tapi waktu dan kesempatan pun adalah rezeki yang luar biasa. MasyaAllah Hadza min fadhli Rabbi.. Terkait materi dan apapun itu, Allah yang akan membuatnya cukup, insyaAllah.
Balananjeur, 7 Juli 2024
Menjenguk Teteh (9)
Menjenguk Teteh (8)
Menjenguk Teteh (7)

Menjenguk Teteh (6)
Balananjeur, 6 Juli 2024
Jumat, 05 Juli 2024
Menjenguk Teteh (5)
![]() |
di masjid |
Oh iya, kalau naik Bus Budiman biasanya turun di Galuga, lalu jalan sampai masjid ini buat istirahat dulu and then lanjut ke asrama. Kecuali kalau tidurnya kebablasan, bangun-bangun sudah sampai terminal leuwiliang. Kalau gitu mah naik angkot bayar 3 atau 4 ribuan soalnya deket, lalu turun di depan masjid ini.
Yups, masjid ini menyimpan 5 tahun memori kami setiap kali menunggu jadwal jenguk. Di sana biasanya istirahat sampai jam 8 an lalu berangkat ke SCB karena jadwal jenguknya jam 9.
Masjidnya luas dan bersih, tapi karena ada cctv nya jadi nggak boleh ganti kaos kaki di sana karena khawatir auratnya kelihatan, kalau mau ganti kaos kaki atau kerudungmah di kamar mandi aja yang masyaAllah bersih.
Pak marbotnya baik banget, mempersilakan musafir buat istirahat bahkan menginap di sana. Disediakan air minum baik panas maupun dingin, sedia kopi dan gula nya juga. Kakang pernah dipinjami motor buat nganter makanan ke keponakan di Al Hikmah padahal tempatnya lumayan jauh dari sana. MasyaAllah Jazakumullah khairan katsiran Pak Marbot.
Beberapa tahun istirahat di sana sebagai ortu murid yang mau jenguk anak ke SCB teh cuma berdua, ya saya dan kakang. Tapi kemudian ada ortu dari Bandung, ortu adik kelas teteh yang menjadi pengunjung tetap juga di sana setelah sebelumnya janjian dulu sama kakang.
Pagi ini jam 6 an kakang mengabari kalau sudah sampai di masjid dan mau istirahat sambil persiapan ke asrama.
MasyaAllah.. fii amanillah Bii..
Balananjeur, 6 Juli 2024
Menjenguk Teteh (4)
![]() |
naik angkot |
Balananjeur di guyur hujan sejak sebelum shubuh tadi, dan sampai sekarang saya masih di sini, di kamar ini menyimak perjalanan kang Wawan yang hendak menjumpai puteri tercinta.
Tidak hanya duduk merhatiin hp, sih, tapi sambil belajar di akun belajarnya kang Wawan. Saya suka jika disuguhi apapun yang membuat bisa belajar, bisa duduk anteng sambil belajar.. eh, tapi tentu jika itu sesuai minat. Kalau tidak sesuai minatmah yaa tinggalkan saja. Jadi jika ada yang bertanya, "jam segini masih anteng aja.." yaah masyaAllah biidznillah Allah perkenankan sampai di fase di mana jam ini tidak meriweuh seperti dulu.
Well, kang Wawan sudah naik angkot sejak sekian puluh menit yang lalu. Kalau tidak macet mah mungkin sudah sampai. Ini kali pertamanya lagi naik angkot setelah terakhir kali kami berangkat ke sana dengan menggunakan bis yang sama, jadi ke scb nya harus naik angkot dulu.
Saya sendiri agak sering naik angkot kalau pulang dari Cisayong dan kakang sedang tidak bisa menjemput, kalau kakang mah agenda naik angkotnya yaah kalau ke Bogor naik Bus sumber jaya, kalau pakai Budiman mah turun di pertigaan ..hmm apa ya namanya, lupa lagi, trus jalan sampai gank menuju asrama sekitar 15 menit an, dari sana jalan lagi sekitar 15 menit an sampai asrama teteh.
Balananjeur, 6 Juli 2024
Menjenguk Teteh (3)
![]() |
depan terminal Bubulak |
Konon katanya isteri atau Ibu itu cerewet, dan saya mungkin termasuk salah satu diantaranya terutama saat mereka bepergian. Di sounding dulu, "minimal update story poto biar ummi tahu kalian sudah sampai mana!" hmm nggak secerewet yang kalimatnya banyak terucap dari lisan sih. tapi lebih ke nyounding duluan sama nanya sudah nyampe atau belum.
Biasanya jam 4 an sudah sampai di Masjid yang terletak di gerbang masuk SCB, tapi kali ini Kakang menggunakan bus Sumber Jaya yang turunnya di Bubulak, jadi minta izin pak sopir buat ikut tidur dulu di mobil menunggu adzan Shubuh.Satu tas gendong besar berisi oleh-oleh makanan buat teman-teman teteh di asrama dan juga beberapa keperluan teteh di bawa Abi kesana. dulu mah sering sampai bawa dus .. persis bayangan ortu dari kampung yang jenguk anaknya di pesantren ataupun di kota. Kardus berisi makanan atau kebutuhan harian yang sebenarnya bisa juga beli di sana tanpa perlu bawa dari sini. Sekarangmah sebagian rencananya mau beli di sana.
Dari sini hanya bawa cemilan dan beberapa buah favorit teteh. Air mineral bawa satu botol meski sudah disiapkan pihak bus, di sekolah juga sudah siap. Nggak bawa nasi timbel atau semacamnya, saya memintanya untuk beli nasi di sana sebelum bertemu ananda. Nasi panas, biar nggak sakit perut atau masuk angin..
Shubuh tadi Kakang menelpon dari terminal Bubulak, mengabarkan bahwa beliau sedang menunggu angkot yang akan mengantarkan ke leuwiliang. Naik angkot dari sana biayanya sekitar 10 ribu an, jaraknya kayaknya sekitar jarak dari sini ke Rajapolah atau ke Cisayong.
"Tas nya udah di bawa? Kresek buah juga udah?" Nah kaaan, istri atau Ibu memang crewet, minimal cerewet dalam tulisan

Balananjeur, 6 Juli 2024

Menjenguk Teteh (2)
Kamis, 04 Juli 2024
Menjenguk Teteh (1)
Languange Camp
![]() |
bersama tutor languange camp di SCB |
"Teteh, ummi nggak dapat photo kegiatan teteh.." Begitulah Ibu, bahkan meski sudah mau masuk ke-6, tahun terakhirnya di sana, hatinya tetap saja riuh, tetap saja mencari siapa tahu bisa melihat ada ananda dari photo atau video yang di posting temannya sekalipun. Meski saya tahu, dia sering memilih tidak masuk frame karena kurang nyaman di depan kamera.
"teteh Aufa nggak pulang?" Entah yang ke berapa kali pertanyaan ini muncul dari kerabat dan teman.
"Teteh liburannya di SCB." Jawaban yang sama, setiap tahunnya. Namun kini tanpa riak kehilangan seperti kali pertama liburan tanpa teteh.
MasyaAllah liburan di sana selalu di isi banyak kegiatan yang fun namun full manfaat, kami yakin teteh menyukainya.
Kali ini mendapat kiriman drive languange camp nya, suaranya agak serak saat berbincang melalui panggilan WA. "Teteh baik-baik saja." seolah mengetahui kekhawatiran Ibunya ini, dia berusaha meyakinkan dengan mengirimkan photo yang ada wajahnya di sana.
Sabtu besok kami akan kembali memeluknya, di sana, di bumi cendekia muda. Membungkus oleh-oleh rindu dalam kantung cinta yang penuh... MasyaAllah terasa meletup hati dengan kalimat tahmid kala Ustadzah memberikan pengumuman penjengukan sekaligus jadwal pembagian raport.
Nak, MasyaAllah.. sebentar lagi engkau masuk tahun terakhir di SCB...Dimanapun kelak engkau, anakku sayang, puteriku sayang, buah hatiku, selalulah menjadi pribadi yang shalihah yang mencintai Allah diatas segalanya..
Balananjeur, 4 Juli 2024
Rabu, 03 Juli 2024
Tujuh
Tadi pagi sih masih bisa jogging, eh jalan kaki berdua sama kang Wawan ke Ciseuti. Jalurnya emang ambil yang paling deket, yang penting ada usaha jalan kaki ..
Dua Tahun Pertama
Dua tahun pertamanya dihabiskan di Fatimah Az-Zahra, sekolah dasar swasta Islam, hmm tidak memakai IT tapi SDSI. Owner sekaligus kepseknya adalah ortu murid tempat kakang ngajar.. deg-deg an sih waktu daftarin Aa kesana soalnya usianya belum genap 6 tahun waktu didaftarin teh.
Hunting sekolahnya cukup lama, beberapa sekolah di survey, Cordova, Al ma'shoem, MI baru di daerah Rancaekek, SDIT tempat kakang ngajar dan satu sekolah lagi yang lupa namanya yang terletak di komplek yang sama dengan tempat tinggal kami waktu itu.
Sampai akhirnya suatu hari kakang pulang dan membawa kabar, "ada ortu murid yang punya sekolah di sini. Mau survey kesana?" Dan ternyata... tempatnya cukup dekat dari rumah kontrakan kami. Waktu itu kami baru pindah, jadi belum terlalu mengenal daerah itu.. jadi, baru ngeuh ada SDSI FA itu yaa dari kabar kakang waktu pulang sekolah.
Saya waktu itu nggak suka nunda waktu langsung pakai kaos kaki, kerudung and gendong Aufa kecil, naik motor sama kakang berdua ke sekolah yang di maksud.
Aa dan Umar kecil juga ikut of course, bingung mau nitipin ke siapa, soalnya tetangga kanan lagi pada dagang.. tetangga kiri depan belakang belum kenal.
Bu Fitri yang ramah menyambut hangat, seolah sudah kenal lama saat kami sampai di sana. Kang Wawan tahu, saya ibu yang punya banyak pertanyaan sekaligus kekhawatiran, akankah sekolah yang di tuju ramah dan aman bagi anak kami, akankah guru nya ramah anak, sesuaikah visi sekolahnya dengan visi kami.. saya ibu muda dengan idealisme tinggi pada masanya. Kang Wawan sangat memahami itu hingga beliau menghandle 3 anak kami dan mengajak mereka bermain di taman bermain RA serta membiarkan saya sendiri untuk berdiskusi dan mencari tahu banyak hal. Ya, saya dibiarkan sendiri bersama orang yang baru kami kenal namun seolah sudah kenal sangat lama.
"Ummi Quthb.." beliau memanggil saya dengan nama itu, atau, "Ummi Yasin.." sesuai dengan nama 2 anak yang akan kami masukkan bersamaan; ke SD dan RA.
Cukup lama kami berbincang,menyamakan visi dan misi,belum ada keputusan
Bahkan setelah kami pulang. Saya senang berpikir dan mengolah segala sesuatu sebelum memutuskan, sampai akhirnya.. setelah diskusi panjang, syuro' yang tidak sebentar, kakang pun bertanya, "bagaimana, Mi?" Kang Wawan memang selalu bertanya pendapat dan memutuskan sesuatu salah satunya dengan mendengarkan pertimbangan saya.
"Karena ummi adalah Ibu mereka.." kalimat yang selalunya membuat saya merasa diakui, "karena kamu isteriku.." saya meleleh dengan kalimat itu.
Hey, tidak jarang kan, banyak suami yang mengabaikan kehadiran eh pendapat dan suara hati isterinya?!
Hey Defa, please atuh, fokus! Ini teh lagi ngbahas apa? Fine, kita kembali ke..laptop..eh bab memutuskan, "oke, menurutku Fatimah Az-Zahra tempat yang paling tepat buat anak-anak kita. Bagaimana menurut Abi?"
Bismillah, biidznillah, kami pun kembali ke FA untuk mengisi formulir Aa dan Adik di tahun 2009; Aa masuk SD, Adik masuk RA. Perjalanan pencarian SD buat Aa pun berakhir? Belum, karena 2 tahun kemudian kami memutuskan kembali ke Tasik
Bab nyari sekolah di Tasik mah di skip dulu , yaa.. saya sedang mengenang saat mendampingi 2 tahun pertama Aa di sana. Adik Umar mah hanya bertahan 1 Minggu di RA .. ini pun nanti di cerita tersendiri. Fokus ke cerita Aa dulu 😁
Hmm.. hari pertama, MasyaAllah sangat luar biasa. Mengantar 2 anak yang baru kali itu datang ke sekolah bahkan meski sudah di sounding sejak jauh-jauh hari, "Nak, nanti di sekolahnya begini dan begitu.." instruksi khas Ibu yang everyday diutarakan biar anak ingat 😂
Aufa kecil dalam gendongan, 2 anak yang menangis di hari pertamanya, awalnya sih i am oke.. fine saja meski anak mulai tantrum, sampai akhirnya seorang Ibu datang mengusap kepala sambil mengatakan, "Deudeuh, Ari Ayah na kamana?" Oh wait, saya tidak suka kalimat seperti itu. Saya memilih untuk diantar sampai gerbang, bahkan saat kang Wawan bertanya, "haruskah Abi temani?" Saya ngotot tidak mau. Karena ingin mendidik diri dan tidak suka jika untuk hal seperti itu sampai harus tergantung dan meminta kang Wawan tidak kerja
Saya menepi ke Masjid diikuti 2 anak yang menarik gamis dan jilbab saya. Menggendong Aufa yang mulai menangis. Apakah merasa berat? Saya kini mengingat itu sambil menahan air mata rindu. Ternyata hal-hal seperti itu pun akan menjadi sesuatu yang dirindukan saat waktu tlah merangkak cepat.
Saya mengambil wudhu dan bersujud cukup lama. 3 anak tetap menangis di samping... Untunglah masjid sepi dan tidak ada yang merekam dan memviralkan kejadian itu 😂. Dalam sujud saya ungkapkan semua tangis saya, "Rabbanaaa..Rabbanaa.." biasanya kalau letih atau sakit yang sangat saya hanya punya kalimat itu untuk meluapkan semua tangis.
Selesai salam Aa dan adik memeluk, meminta maaf karena sudah tantrum. MasyaAllah kalau bukan Allah yang menggerakkan, tidak mungkin mereka tetiba memiliki kesadaran seperti itu.. Aa belum genap 6 tahun dan Adik pun baru 4 tahun kurang. Mereka hanya anak yang butuh kelapangan dan keikhlasan orang dewasa saat menghadapi ketidaknyamanannya. Mereka pasti tidak nyaman berada di lingkungan baru..
Saat ini, saya ingin mengatakan kepada mereka di waktu itu, bahwa saya memahami rasa tidak nyaman yang mereka rasakan.
Tapi, waktu itu saya masih ibu muda dengan 3 anak yang masih kecil. Saya pun masih belajar menjadi ibu.. banyak hal yang belum saya fahami, ikhlas pun masih sekedar pemanis bibir 🥺
Hari ke-2 dst Aa hanya di antar sampai depan masjid. MasyaAllah tetiba muncul kilasan Aa kecil yang selalu tidak mau kesiangan. MasyaAllah, sejak kecil Aa mengatur dirinya untuk tidak kesiangan. Memenej waktu dengan cara nya, memenej dirinya dengan caranya yang MasyaAllah bagi kami itu adalah prestasi yang luar biasa dari Aa.
Senang berbagi, kalimatnya tetap terjaga meski dalam keadaan marah, tidak malu bawa bekal makanan dari rumah saat teman-temannya bawa bekal uang rata-rata 10 RB, senang bertanya, nilai akademiknya paling menonjol dalam matematika dan IPA.. pelajaran yang menurutnya tersulit waktu itu pelajaran menulis, nilainya 75 untuk pelajaran ini dan pernah disampaikan Bu Fit di buku penghubung 🤭
Dua tahun itu cenderung tidak ada drama, Aa sekolah dengan menyenangkan.. mengikuti pelajaran tambahan bersama Bu Hafsha yang dia panggil Ummi. Ikut shalat Dhuha dan Dzuhur lalu duduk dipangkuan kakek, Ayahnya Bu Fitri. Mengikuti pelajaran dengan cara yang biasa anak kinestetik lakukan..yups, tidak bisa dengan duduk manis. Alhamdulillah Bu Fitri memahami itu dan sangat melindungi Aa sebagimana perlindungan seorang ibu bagi anaknya.
Pengen nangis ingat MasyaAllah baiknya beliau dan luar biasanya peran beliau dalam membersamai saya, si ibu muda dan masih baru yang jauh dari keluarga dan saudara pun kerabat.
"Ummi Quthb, ngteh yuk!" Isi pesan ini pernah menjadi salah satu notif yang dinantikan. Kalau tidak ada notif seperti ini, artinya Bu Fitri sedang tidak ada di rumah.
Akhirnya, bukan hanya Aa yang belajar bersama Bu Fitri karena saya pun belajar bersama beliau, hampir tiap Minggu menerima banyak ilmu tentang kehidupan. Beliau memvalidasi segala hal yang mungkin saya rasakan sekaligus mengingatkan bahwa
Allah sedang mendidik dan menginginkan sesuatu yang jauh lebih baik untuk kehidupan kami. Beliau mengingatkan akan Allah, bahwa segala sesuatu tidak luput dari kehendak Allah, bahwa mendidik anak adalah sarana kita muroqobah ilallah.. dan masih banyak lagi.
MasyaAllah sungguh bagi saya itu lebih menentramkan di banding kalimat apapun atau bahkan sekedar didengarkan saat mengeluhkan rasa. Saya tidak mengeluhkan apapun pada beliau, hanya menyimak dan bertanya laiknya murid kepada guru dan saya menganggap beliau sebagai guru bagi saya, selain guru dari anak saya.
"Ummi Quthb/Ummi Yashin, ngteh yuk!" Mendapati kalimat ini saja seolah pelukan hangat bagi saya, si ibu muda yang memerlukan orang lain untuk membimbing dan mengingatkan bahwa menjadi ibu itu yaaa memang seperti itu . Memeluk tanpa menghancurkan..
Banyak kan orang yang merangkul namun justru menghancurkan?!
Aa mendapatkan sosok guru yang juga ibu baginya. Ah saya masih ingat bagaimana bu Fit bergegas melihat Aa yang sakit sendirian di rumah saat Abi
Sedang kerja dan saya berada di Tasik hendak melahirkan. Bu Fit mengajak teman-teman Aa menjenguk Aa segera setelah tahu Aa sendirian di rumah .
MasyaAllah Aa.. hapunten Ummi nyaa 😭
Beliau juga yang menangis meminta agar Aa melanjutkan sekolah di FA , berada dalam pengasuhan Bu Fit saja meski saya harus kembali ke Tasik, beliau mengkhawatirkan Aa sebagaimana saya mengkhawatirkannya, "bagaimana sekolahnya nanti?", "Akankah mendapat sekolah seperti sekolahnya sekarang?", "Akankah bertemu guru yang seperti Bu Fitri?" Banyak sekali kekhawatiran ibu ini, ibu muda waktu itu..
Aa menghabiskan 2 tahun pertama masa SD nya dengan gembira, belajar dengan menyenangkan, mendapatkan pelajaran kehidupan yang penuh kelembutan dari Ibu guru yang lembut dan insyaAllah Mukhlis.
MasyaAllah, syukur saya teramat sangat atas hari-hari itu. Ucapan terimakasih tiada terkira, doa terpanjat untuk Bu Fitri yang sampai hari ini akan selalu ada dalam bahasan kala ingatan kebaikan bergema.
Bu Fit, Jazakumullah Khairan katsiran ❤️
Aa, hatur nuhun sudah bertahan dan berjuang dengan baik.
Balananjeur, 3 Juli 2024
Selasa, 02 Juli 2024
Libur tlah Tiba
Senin, 01 Juli 2024
Menjadi Orang Tua..
Nak kicil pas lagi dengerin lagu yang bikin ummi bilang, "ih lagunya gitu."

Dia langsung berkaca dan mengganti lagu yang di putar.
"Aku nggak mau hati aku terlena sama dunia yang sementara." Katanya..
Waktu ke pekarangan rumah kaos kaki nya lepas di rumah, "kaos kakinya kelupaan yaa? Ayo dimana kaos kaki nya?"
"Tapi nggak ada orang lain, Mi."
"Tapi Allah kan lihat.. Allah menilai ketaatan kita, Nak. Allah menyuruh kita nutup aurat, naaah nanti yang dinilai sama Allah itu bukan eh aku nggak perlu nutup aurat lho, soalnya nggak ada orang lain padahal peluang ada orang lain itu besar. Allah melihat usaha kita untuk taat kepada Allah.. baik saat sendiri maupun saat di keramaian."
"Astaghfirullah, iya ya Mi. Kan poinnya mau taat atau tidak. Nutup aurat kan perintah Allah..bukan biar nggak di lihat sama orang lain."
*
Yang ingin saya ceritakan adalah.. karena tugas mendidik anak itu didalamnya adalah tentang kuu anfusakum wa ahlikum naaro; menjaga diri dan keluarga dari api neraka. Maka untuk tugas itu, selain do'a yang gemuruh harus ada aksi nyata; mengajarkan, mengingatkan. Memerintah dan juga melarang.
Menjadi orang tua itu .. harus banyak istighfar banyak-banyak, sebanyak tahmid yang terlafazkan.
Berat nggak sih jadi orang tua? Subhanallah.. berat banget, sampai setiap kali tangan terangkat minta sesuatu sama Allah teh kayak lagi ngangkat beban hati yang sangat berat.
Kuu anfusakum, jaga diri kalian. Jaga diri sendiri itu susahnya sangat..
Wa ahlikum, ditambah nih sama harus jaga keluarga.
Menjaga dari apa? Naaro, dari api neraka.
Menjaga dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
*
Ibnu Al-Jauzi berkata :
“Ada seorang raja yang memiliki banyak harta. Dia memiliki anak tunggal wanita, tidak ada lagi anak selainnya, karenanya dia sangat mencintainya dan sangat memanjakannya dengan berbagai mainan. Hal tersebut berlangsung sekian lama. Suatu saat ada seorang ahli ibadah yang bermalam di rumah sang raja. Maka di malam hari dia membaca Al-Quran dengan suara keras, dia membaca, “Wahai orang beriman, peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari neraka, bahan bakarnya dari manusia dan batu.” Sang puteri mendengar bacaannya, lalu dia berkata kepada para pembantunya, ‘Hentikan dia.’ Tapi para pembantunya tidak menghentikannya sehingga orang tersebut terus mengulang-ulang bacanya. Maka dia masukkan tangannya ke bajunya dan merobeknya. Lalu para pembantunya melaporkan kejadian tersebut kepada sang bapak. Maka sang bapak menemuinya seraya berkata dan memeluknya, “Apa yang engkau alami malam ini anakku sayang.”Sang anak berkata, “Aku bertanya kepadamu demi Allah wahai ayah, apakah Allah Azza wa Jalla memiliki neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu?” Dia berkata, “Ya,” Maka sang anak berkata, “Apa yang menghalangimu untuk memberitahu aku hal ini. Demi Allah, aku tidak akan memakan makanan lezat dan tidur di tempat yang empuk sebelum aku mengetahui dimana tempatku, di surga atau neraka.” [Shofwatu Ash-Shafwah, 4/437-438]
Balananjeur, 2 Juli 2024
![]() |
di haflah Mts |
Masuk tahun ajaran ke-2 di Mts nya, MasyaAllah Alhamdulillah biidznillah naik panggung bawa piala ..


Enam
![]() |
ummi dan ade di kampung jembar |
Kalau mau jajan teh nunggu momen anak pulang, agak gimana rasanya kalau jajan sendirian teh. Kalaupun beli sesuatu, ujung-ujungnya tetap nunggu anak pulang atau lari dulu ke pondoknya buat dikasihin. Nggak bisa makan sendiri, kalaupun makan sendiri.. hati teh terasa nggak nyaman.
Kemarin de Olin pulang, kami sudah punya agenda bersama untuk mengisi liburan kali ini. Ya, baik saya dan dia sedang sama-sama liburan dan kami ingin liburan kali ini di isi dengan kegiatan yang .. pokoknya bisa dilakukan bareng; ngobrol banyak-banyak, baca buku bareng, lari pagi bareng, nulis bareng, yaaah meski nggak semuanya harus bareng terus tapi kalau jajan mah bisa bareng

Shodaqoh? Iya, shodaqoh..
Bapak dan Ibu yang sedang berdagang juga atuh da sedang mencari nafkah di jalan Allah, kalau kita beli dagangannya, yang artinya? semoga Allah masukkan sebagai amal baik yang Allah Ridho Ridhai.
Ya atuh jajannya juga tetap pipilih, nggak boleh karena kita pengen jajan kita jadi shodaqoh trus kita borong jajanan apapun tanpa tahu manfaat jajanan yang dibeli itu buat apa, jangan-jangan malah jadi mubazzir sedangkan Allah nggak suka dengan orang yang mubazzir, dan mubazzir itu temannya syaithan. Hii ngeri.. bukannya dapat amal shodaqoh, eh malah jadi temannya syaithan.
Atau membeli sesuatu yang tidak baik untuk diri, atau bahkan memaksakan diri buat banyak jajan padahal kondisi keuangan tidak memungkinkan alias maksakeun. Jatuhnya malah melemparkan diri ke dalam kebinasaan, dan itu nggak boleh. Kenapa? Bukankah Allah melarang kita melemparkan diri pada kebinasaan? Eh maksud ayat itu dalam perkara tidak berjihad, ya?
Oh iya, trus apa yang berbeda dari hari itu? Dulu.. saya lebih senang anak-anak bawa bekal makanan dari rumah. Pengen makanan yang ada di mang-mang tukang dagang? Saya buatkan sendiri. Apapun itu, saya membuatkan untuk mereka dan tidak suka jika mereka jajan.. takutnya kebanyakan penyedap dll.
Trus bisa lebih berhemat juga siiih.. kalau beli mah kan beli sekian rupiah dapatnya nggak sebanyak kalau bikin sendiri. Tapi suka lupa, kalau boleh jadi adanya tukang dagang jajanan adalah cara Allah untuk menumbuhkan empati di hati kita trus sarana mendidik diri juga. Allahu a'lam..
Kenapa tidak saya bimbing anak-anak untuk memilah jajanan? Menjadi media belajar agar anak-anak belajar menahan diri buat nggak jajan melebihi jatah uang jajan? Sarana belajar memenej uang saku; buat jajan berapa, nabung berapa, dll..
Sarana belajar bermuamalah dengan pedagang dan mengajarkan anak untuk melembutkan hati mereka dengan meniatkan jajan sekalipun karena Allah. Keseluruhan amal kita bisa menjadi ibadah dengan syarat dan ketentuan yang berlaku sesuai perintahNya.
Pada akhirnya, anak-anak tahu apa yang boleh dan tidak perlu di beli. Tidak berlebihan saat membeli sesuatu, dan tidak membeli melebihi kemampuan diri mereka.
Yang berbeda? Mulai bisa jajan cilor, cimol, bilor dll

Balananjeur, 2 Juli 2024
-
Ada 3 perkara yang pahala kebaikannya tidak akan pernah terputus dan akan selalu mengalir meski tubuh kita telah kembali menyatu...