Minggu, 13 November 2022

Tiga Belas

Kalau saya katakan banyak yang bertanya maka kesannya seolah tak terhitung saking banyaknya padahal hanya beberapa alias masih bisa dihitung pakai jari yang bertanya, "teh De, November ini nulis tentang masa bayi nya Aa Quthb ya?" 

Ya, sebenarnya mudah di tebak karena tidak ada teka-teki dalam tulisannya. Nama Aa, spill lewat kata bayi pertama di rumah juga cukup untuk membuat ingatan langsung tertuju pada sosok anak pertama seperti yang dimaksud.

Hari ini saya memilih untuk tidak menulis bab ini di IG karena ingin menuliskannya disini tanpa memublikasikan di feed IG seperti biasanya. 

Sebenarnya agak bingung mau nulis apa, kehadirannya di rumah sejak Sabtu kemarin membuat rindu terjeda dan setiap kali menjeda rindu maka ide menulis yang bersumber pada kerinduan pun seolah sirna. Bawaannya happy kalau ada anak-anak di rumah teh, saat mereka pulang hilanglah cerita kerinduan yang membuat ibu ini harus berusaha melerainya.

Balananjeur, Ahad, 13 November 2022

Dua Belas

"Ini buat adik." Ucapnya sambil menyodorkan cracker dan buah anggur pada bayi mungil didepannya.

"Main sama Aa ya dik!" Bayi berusia 2 tahun lebih satu bulan itu resmi menjadi kakak pada tanggal 9 Mei 2003. Dia terlihat senang dan bersemangat bermain bersama adik kecilnya, penghuni baru di rumah kami.

Aa, sejak hari itu ia melabeli dirinya sebagai Aa. Memanggil namanya sendiri sebagai Aa, "Main sama Aa ya dik!" 
"Adik, ini Aa Quthb."
"Mobil-mobilan Aa sekarang buat adik."

MasyaAllah, cintanya bertumbuh seiring waktu.

Dia menjadi kakak di usia 2 tahun, mulai berinsiatif menjaga adiknya sesuai usianya. Usia itu kebayang kaaan gimana kalau jaga bayi 😀
Tapi, setiap rupa yang muncul, semuanya adalah bahasa cintanya, cinta kakak pada adik.

#catatandefa 
#novemberdefa 

Balananjeur, Sabtu, 12 November 2022

Sebelas

Setiap malam ia menangis. Sejak dalam rahim ibu kembali bersemayam janin yang kelak akan menjadi adiknya, ia akan terjaga dari jam 10 malam hingga jam 2 dini hari dengan Ayah yang akan selalu sigap meninabobokan dalam buaiannya.

Ibu tak kuat menggendong karena trimester pertama yang cukup kepayahan. Sakit yang kambuh disertai mual muntah yang kerap terjadi sejak hamil anak pertama. Malam menjadi sangat panjang baik bagi ibu, bayi itu, juga Ayah yang tidak tidur semalaman untuk menggantikan Ibu menggendong bayi agar tertidur. Bayi itu hanya akan tertidur jika dalam gendongan Ayah.

Usianya 15 bulan, entah ia menyadari ataukah tidak kalau akan ada penghuni baru di rumah kami yang mungkin saja membuat fokus kami terbagikan. Bukan tidak mungkin kehadiran anggota keluarga baru akan membuat perhatian kami terbagi, tapi perhatian orang tua bukanlah metode pembagian matematis ala manusia. Bukan 1 dibagikan sekian karena perhatian dan cinta orang tua selalu memiliki porsi yang sama bagi semua buah hatinya. Ah, dia mungkin belum sepenuhnya faham namun sepertinya dia mulai menyadari akan ada yang berubah dalam kehidupan kami semua; ayah ibu yang memiliki 2 balita dan dia yang akan menjadi kakak.

Setiap jam 10 malam dia mulai menangis tidak mau di dekat ibu yang sepanjang siang bersamanya, air matanya menderas memeluk tetapi enggan bersama ibu.. matanya mencari sosok Ayah yang sudah siap menggendong dengan kain gendongan di tangan, "ayo Abi gendong, anakku Muhammad Quthb Al Ayyash."

Ayah menggendong hingga jam 2 malam, setelah itu bayi itu kembali ke pelukan ummi dan tertidur lelap hingga subuh menjelang. Seperti itu setiap hari. 

#catatandefa 
#novemberdefa 

Balananjeur, Jum'at, 11 November 2022

Day 318

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...  ini kalimat yang paling saya sukai karena mengandung doa yang sangat baik. Saya senang saat ada yang mengucapkan salam kepada saya dengan salam yang sempurna, senang saat mengucapkan salam dengan salam yang sempurna, senang saat salam saya di jawab dengan salam yang sempurna.

Tidak sulit mengucap salam, tidak sulit menjawab salam. Dan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam adalah tauladan dalam menebar salam.

Well, it is time for curcol 😅
Curcolnya sambil siduru di dekat Hawu.

Sekarang Ahad pagi, biasanya kami (saya dan kang Wawan) berjalan kaki 10 ribu langkah atau berlari kecil mengelilingi lapangan jamilega di tanjung kerta. Tapi pagi ini kami memilih disini dengan agenda kami masing-masing. Oh well, ada banyak cucian menanti. Sudah 2 hari tidak bisa mencuci karena tulang belakang yang kembali di uji. Sekarang juga masih sakit sih, tapi sudah kangen juga nguprek nyuci 🤭 Beberes rumah, masak dan nyabut rumput.

Biasanya Ahad adalah waktu bebas dari pekerjaan rumah karena sehari sebelumnya berusaha untuk menyelesaikan tugas esok hari, Ahad menjadi saat saya bisa ngobrol banyak sambil kukurilingan dina motor lalu pulang lagi ke rumah dan nonton atau melakukan aktivitas lain yang tidak terlalu menguras energi.

Namun Ahad hari ini berbeda, saya sedang ingin masak makanan kuah yang bersantan mumpung anak-anak ngumpul di rumah. Masak di tungku dan makan sambil ngriung. And now, saya sedang diam dulu sebelum menyelesaikan yang dijadwalkan.

Kang Wawan sedang menyelesaikan tugas regsosek nya, Alhamdulillah tersisa satu RT dari 4 RT yang disensus. Di kampung kami ada 2 RW dengan masing-masingnya 2 RT. Setiap RT memiliki rata-rata 70 sampai 80 an KK. Cukup banyak ya? KK terbanyak ada di RT 1 RW 7 dan RT 2 RW 7. Hmm kalau tidak salah sih memang 2 RT itu. RT nya wa Ade Uung dan RT nya kang Ajat.

Saya ikut menuliskan data nya, Ari nuju Kitu teh kembali di ajak merenung, mensyukuri yang Allah karuniakan untuk diri juga jadi kepengen dapat keluasan harta agar bisa berbagi. Kang Wawan bercerita kalau selama di lapangan beliau menemukan banyak hal yang menjadi bahan evaluasi diri, terkadang selama ini masih ngeyel dan mengeluhkan sesuatu yang nyatanya lebih layak disyukuri.

Tidak sedikit satu rumah yang diisi beberapa KK, hanya menyekat ruang dan membaginya menjadi 2 atau 3 rumah untuk 3 KK. Lalu teringat bahwa kondisi rumah kami bahkan memiliki ukuran yang cukup luas untuk setiap ruangnya. Meski dinding rumah belum sepenuhnya di plester, atau lantai masih semen, tapi kami tinggal tanpa menyekat ruang. Ini bukan hal yang harus dibandingkan,tapi untuk mengucap syukur tidak jarang kita harus menatap ke luar. 

Masih teringat ucapan ananda shalihah saat kami berbincang bab syukur sewaktu ananda masih duduk di kelas 6 MI, "teteh memiliki kamar sendiri yang ternyata luas kamarnya seluas rumah yang tadi kita lewati. Pantas saja Allah bertanya dalam surah Ar Rahman, fabiayyi aalaairobbikumaa tukadzdzibaan. Ummi tidak ada yang pantas kita ingkari. Anggota tubuh, indera yang berfungsi, ummi Abi dan saudara-saudara teteh, rumah yang layak, kamar yang nyaman, menjadi muslimah..nikmat Allah itu tidak bisa dihitung saking banyaknya ya Ummi. Fabiayyi aalaairobbikumaa tukadzdzibaan, teteh sekarang faham kenapa ayat ini sangat banyak."

Saya masih duduk disini, di depan Hawu sambil menanak nasi. Membayangkan anak-anak makan nasi yang di tanak di atas tungku membuat hati dipenuhi harap agar mereka makan dengan banyak. Hmm percayalah, meski makan banyak-banyak tidak baik tapi ibu selalu senang melihat anaknya makan dengan lahap. Terlihat menikmati makanan yang dihidangkan meski itu hanya goreng tempe dan sambal goang..

Well, sedikit cerita lagi dari regsosek.

Banyak orang yang Allah berikan keluasan rezeki atau kecukupan materiNamun merasa diri hidup dalam kekurangan. Banyak yang secara dzahir terlihat kurang dalam materi namun stok syukurnya seolah tiada habis.

MasyaAllah sungguh luar biasa hidup yang Allah perlihatkan, semuanya pasti dengan suatu tujuan dan hikmah yang besar. Ada pembelajaran disana, apakah kita akan mengambilnya sebagai pelajaran ataukah akan kita abaikan begitu saja atau hanya jadi bahan ghibah. 

Saya sedang mengatakan ini pada diri saya sendiri, "bagaimana denganmu?"

Balananjeur, Ahad, 13 November 2022

Kamis, 10 November 2022

Seleksi Beasiswa (part 3)



Kali ini perjalanan menuju Indomaret untuk pembayaran PIN ke Telkom university, karena dari kantor pos nggak support juga jadi hari ini akan menjadi perjalanan panjang dalam ikhtiar selanjutnya.

Mulai dari Indomaret Puteran yang ternyata tidak bisa, akang kasir berpikir mungkin ada kendala jaringan jadi merekomendasikan untuk mencoba di gerai Indomaret atau Alfamart yang lain. 

Perjalanan pun dilanjutkan ke Pamoyanan untuk mencoba di gerai Indomaret atau Alfamart yang ada disana. Namun sebelumnya mampir dulu ke kecamatan untuk mengambil SKTM. 

Lanjut ke Pamoyanan, qodarullah masih belum bisa. Jadi saya putuskan untuk mengganti metode pembayaran dari pinpay gerai Alfamart/Indomaret/pegadaian atau kantor pos ke pembayaran dari Bank. Sebelumnya, Ayah mencoba mengirim dari m banking mandiri nya, tapi tetap saja belum support. Akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke bank mandiri untuk membayar via transfer offline.

Hey, si akang teller menyapa dengan ramah saat tahu kami akan membayar ke Telkom university, "ibu, anaknya jalur prestasi? Hebat, selamat Bu. Saya juga dari Telkom." Akang teller menyapa dan memberikan ucapan selamat dengan ramah dan dua tangan menangkup di depan dada. Senyum terpancar hangat.. terlihat ada senang di sana.

Respon seperti itu ternyata sangat membahagiakan, MasyaAllah semoga Allah memberkahi anak muda itu dimanapun ia berada.

Qodarullah, dari teller pun tidak bisa juga. Jadi kami memutuskan menghubungi hotline resmi yang kami temukan di flyer , Alhamdulillah beliau menerima telpon dengan ramah, membuat kami tidak sungkan untuk bertanya. Kami pun diberikan arahan untuk pembayaran pin melalui gerai.

Saya chat beliau untuk menanyakan pembayaran via ATM, namun karena waktu jum'atan sudah tiba jadi belum ada jawaban.

Hmm sepertinya kami akan membayar via opsi pertama. insyaAllah nanti saya ceritakan kelanjutan ceritanya yaa..

Balananjeur, Jum'at, 11 November 2022

Rabu, 09 November 2022

Day 315

Sudah hari ke 315 saja, MasyaAllah, dan saya ternyata masih jauh dari Istiqomah menulis dalam 365 hari ini.

Beberapa hari yang lalu saya dan kang Wawan ngobrolin tentang rencana kuliah anak, yang terkini adalah rencana si nomor 2. Kebetulan tugas sekolahnya sedang menumpuk dan sebagai ikhtiar kami agar adil dalam menyiapkan anak-anak maka kami pun mengambil inisiatif untuk mengurus hal-hal lainnya terkait persiapan kuliah ananda.

Nanti saya ceritakan detailnya yaa...

Balananjeur, Kamis, 10 November 2022

Sepuluh

Warnanya hijau dengan gurat putih di samping kiri dan kanannya, mobil sedan yang dibeli dari pedagang kaki lima di depan pasar Ciawi seharga 8 ribu rupiah itu menjadi satu-satunya mainan yang kami belikan untuknya sampai usianya 2 tahun.

Kami biasanya membuat mainan sendiri dari bahan-bahan yang ada disekitar atau menjadikan apapun yang ada disekitar sebagai media bermainnya, dan dia menyukainya.

Hanya satu kali di usia 2 tahun pertamanya dia menunjuk mainan, yaitu sedan hijau dengan gurat putih di samping kiri dan kanannya.

"Ngeng...ngeeeng... Ngeeeng..." Itu suara yang keluar dari bibir kecilnya saat ia memainkan mobilnya itu. Terlihat sangat senang meski hanya bermain bersama Abi atau Ummi. Memainkan mobil diatas lintasan yang Abi buatkan untuknya, dengan benteng dari dus bekas dan pohon -pohon disekitarnya. Dia senang memainkan mobil itu di atas lintasan yang khusus dibuatkan Ayah untuknya.

Mobil ini yang juga ia mainkan di kolong ranjang tempat khitan sesaat menjelang ia dikhitan, dan mobil ini yang kelak menjadi hadiah yang ia berikan pada adiknya di hari pertama adiknya lahir.

Balananjeur, Kamis, 10 November 2022

#catatandefa 
#novemberdefa

Sembilan

Ayah membelikannya buku untuk pertama kali nya, itu menjadi buku pertama sekaligus buku favoritnya. Itu juga menjadi kali pertama kami melihat bahwa minatnya pada buku sangatlah besar.

Ya, anak-anak memang memiliki minat yang besar pada hal-hal baru yang ditemuinya, namun pasti akan ada satu atau sekian dari sekian banyak yang membuatnya tetap bertahan duduk berlama-lama disana. Dan bayi itu berdiam cukup lama dengan buku yang di lihat lalu digigit-gigitnya serta hanya berdiam sebentar saat menemukan mainan lainnya. Mainannya adalah buku, media bermain favoritnya adalah buku, dan dia anteng bersama buku, akan reda tangisnya setiap kali kami menyodorkan atau membacakannya buku.

Mungkin dia belum faham makna buku yang ada ditangannya, bagaimana matanya berbinar setiap kali kami menyodorkannya buku lalu membacakan itu untuknya. Ia menunjuk buku diantara mainan lain yang kami siapkan untuknya, matanya menatap huruf dan gambar tanpa tahu maknanya... Mungkin ia belum faham, tapi ia belajar menata minatnya.

Balananjeur, Rabu, 9 November 2022

#catatandefa 
#novemberdefa

Seleksi Beasiswa (part 2)

Well, next session bayar pin ke kantor pos
Karena Ummi mengambil jalur pembayaran dari finpay gerai seperti yang ada di photo di atas jadi ummi pergi ke salah satu gerai itu, kebetulan kami sedang membeli materai jadi langsung nanya pak pos untuk pembayaran pin.

Qodarullah setelah menunggu setengah jam, jaringannya sedang maintenance jadi pembayaran pun tidak bisa dilakukan.

jaringan hp juga lumayan Lola, ya jaringan disini sedang kurang baik. Jaringan ATM BRI pun tadi eror ..

Sebagai informasi, kalau sudah melakukan pembayaran maka otomatis tanda merah itu berubah menjadi lunas. Karena sekarang belum pelunasan jadi tandanya masih seperti itu.

Uang Rp.200.000,- pun tidak jadi masuk kantor pos karena jaringan yang bermasalah. insyaAllah kami akan membayar via Indomaret atau Alfamart saja.

Pagerageung, Kamis, 10 November 2022

Delapan

"Ceu ieu Kedah kumaha, getihna Kana Soca."
7 April 2004, tepat 1 tahun usianya saat dia bisa berjalan dengan stabil tanpa perlu berpegangan pada tangan orang dewasa atau benda disekitarnya. Namun telapak kakinya masih sangat halus dan mudah terpeleset hingga menyebabkannya terjatuh dan melukai kulit alis kiri tepat diatas matanya. Darah mengucur hingga mengenai mata kirinya.

Panik? Tentu saja, terkadang bertemu kata panik untuk peristiwa tak terduga di kali pertama. Saya langsung berlari ke rumah ibu pemilik rumah kontrakan kami untuk meminta bantuan beliau.

Beliau mengambil air hangat dan kapas lalu membersihkan darah dari mata dan kulit ananda yang terluka. Beliau melakukannya dengan tenang dan hati-hati, tidak ada kepanikan disana. Lalu menempelkan tensoplast saat kulitnya sudah bersih darah, "moal nya, moal kunanon. Barudakmah adatna da kudu nyobaan heula geubis ek lumpat teh!" Beliau berusaha menenangkan.. dan memang memang berhasil menenangkan biidznillah. Tak kebayang gimana tambah paniknya si ibu baru ini saat yang dimintai tolong ternyata jauh lebih panik daripada yang meminta tolong, atau merespon dengan panik yang sama dengan yang meminta tolong.

Ibu baru ini sedang belajar mengelola dirinya dan memerlukan orang disekitar yang mensupport dengan empati sekaligus tauladan dan kalimat yang membesarkan. 

Oh iya, Aa mulai memiliki minat 'apay-apayan' alias jalan pada usia 7 bulan lebih, dengan berpegangan pada kursi sofa mamah setiap kali kami ke rumah mamah dia akan berjalan mengikuti pinggiran kursi tentunya dengan berpegangan pada kursi.

Lalu di usia 10 bulan mulai mendorong kursi plastik sampai kadang terjatuh karena kursinya tersangkut karpet. Setiap pagi berjalan di tuntun Abi di jalan dekat rumah, saat Abi berangkat sekolah giliran Ummi membawa jalan-jalan. Ada sepupu kecilnya yang juga ikut membantu proses berjalan Aa, teteh Icha yang selalu setia menemani setiap proses perkembangan adik kecilnya ini.

11 bulan mulai jalan sendiri tapi masih sering belok-belok dan belum terlalu seimbang, sering sekali jatuh tapi tidak sampai berdarah. Berdiri lagi, jalan lagi, jatuh, dan seterusnya.

#catatandefa 
#novemberdefa 
Balananjeur, Selasa,8 Nov 2022

Seleksi Beasiswa (part 1)

Lagi-lagi saya tidak pernah tahu akan seperti apa kisah akhirnya, saya tetap menuliskannya disini sebagai jejak perjalanannya, agar kelak ia tahu ada banyak liku yang harus dilalui untuk menaiki tangga selanjutnya.

Di iringi doa ayah bunda, airmata, dan segenap harapan serta usaha, dan dia pun melakukan tugasnya sendiri sesuai yang bisa dikerjakannya.

Saat tugas sekolahnya sendiri masih menumpuk, saya mendaftarkannya untuk mengikuti seleksi beasiswa perintis juga seleksi beasiswa anak guru ke Telkom university. Kalau beasiswa perintis sendiri mengambil pilihan ke ITB kampus Ganesha sebagai pilihan pertamanya, dan kampus Cirebon sebagai pilihan keduanya. Bidangnya tetap di arsitektur dan perencanaan kota. Kalau ke Telkom university mah ngambilnya desain interior.

Well, bukan hal mudah bahkan saat mendaftar online sekalipun. Ini sekaligus mematahkan anggapan sebagian orang yang mengatakan kalau mendapatkan beasiswa itu sangat mudah, tinggal daftar trus terima beres deh. No, bahkan saat proses pendaftaran sendiri pun prosedur nya tidak sekedar mengisi gform lalu kirim.

Misal waktu ngisi form pendaftaran ke Telkom university, kami harus beberapa kali membuat password karena password yang masuk tidak sesuai kriteria password yang diinstruksikan disana. Hmm sebenarnya kalau fokus membaca intruksi trus mengikuti instruksi dengan baik mah tidak harus melakukan pengulangan pembuatan password, tapi karena saya masih butuh wakktu untuk fokus jadi butuh waktu agak lama saat membuat password pembuatan akun.

Kendala lainnya terutama sih perkara sinyal yang luar biasa lambatnya 🤭

Alhamdulillah proses pembuatan akun sudah selesai, finalisasi pendaftaran juga sudah sampai membuat nomor registrasi untuk membeli pin pendaftaran. Biayanya Rp.200.000,- , rencananya hari ini kami bayarkan via Indomaret, nanti kami ceritakan kelanjutan proses pendaftarannya dalam catatan selanjutnya.

And then beasiswa perintis, kendalanya ada pada penyimpanan photo. Lagi-lagi ini karena saya kurang teliti, berpikir kalau photo yang dipilih kurang memenuhi syarat karena tidak juga tampil di layar.. butuh semingguan sampai Ayah mengambil alih proses pendaftaran dan tadaaa Alhamdulillah akhirnya keluarlah kartu peserta.

Ini dia penampakan kartu pesertanya 

Untuk persyaratan dan lain sebagainya terkait proses pendaftaran akan saya ceritakan satu persatu secara terpisah.

Oh iya, mungkin ada yang masih ingat kalau saya pernah menulis proses yang sama terkait satu dari dua beasiswa ini. Ini link nya https://melukisaksara84.blogspot.com/search/label/Beasiswa%20Perintis?m=1

Kemudian saya katakan ini pada Umar, "agar engkau tahu, Nak, ini yang ummi lakukan untuk kalian. Hal yang sama agar kalian juga tahu, ummi berusaha semampu ummi untuk kalian."

Balananjeur, Kamis, 10 November 2022

Minggu, 06 November 2022

Tujuh

"Nde sok geura bobo, keun budakmah ku eteh." Ucap Eteh (kakak perempuan yang paling dekat) sambil mengambil alih menggendong ananda yang sedang demam. 

Usianya 4 bulan saat pertama kali ia demam tinggi. Tangisnya hanya reda saat ia digendong sambil berdiri, namun setiap kali duduk maka tangisnya akan langsung pecah. Ibu, anda pasti tahu dan pernah mengalami kondisi serupa saat ananda sakit, bukan? Saya agak kesulitan mencari diksi yang tepat untuk menggambarkannya namun yang pasti malam akan panjang saat ananda sakit.

Eteh meminta saya untuk istirahat sementara ia yang menggendong ananda. Kami mencoba menghubungi pak mantri (tenaga kesehatan) di kampung kami namun qodarullah pak Mantri sedang tidak ada di tempat. 

Saya mencoba tidur, berpikir bahwa nanti akan gantian menggendong bayi. Kalau tidur dulu sebentar saja maka kondisi tubuh akan lebih fit untuk membersamai si kecil yang sedang sakit, apalagi jika harus begadang semalaman. Namun mata tak jua terpejam, setiap waktu bertambah maka tangisnya semakin nyaring nyaring.

Saya pun memilih untuk kembali bangkit dan menggendong kembali ananda, tak mengapa meski harus begadang semalaman, saya percayakan kondisi kesehatan dan kekuatan pada yang maha memegang kehidupan. 

Dia tidak lagi menangis dan mulai tertidur dalam buaian. Eteh, mamah dan Kakang menemani ibu yang sedang khawatir ini. 

"Muhammad Quthb Al Ayyash anakku sayang. Tidur yang baik ya! Bantu juga Ummi agar bisa tidur yang baik!" Sounding ayah pada anak sulungnya sampai sekarang tetap sama 'jaga Ummi ya Nak!'

#catatandefa
#novemberdefa

Balananjeur, Senin, 7 November 2022

Enam

Hari ini mantan bayi yang sedang saya ceritakan ini sedang berada disini, saya katakan padanya bahwa saya sedang menulis tentangnya. Lalu dia juga bercerita ada satu moment yang membuatnya sedih saat mengingat saya, ibunya.

Itu adalah moment kecil namun membuat saya pun menangis mengingat mamah, emak, dan juga anak-anak. Saya tidak ingin kehilangan moment saat moment itu masih bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, saya juga tidak ingin menyesali diri saat menyadari banyaknya waktu yang tlah habis namun moment bersama orang terkasih ternyata tak menjejakkan kebaikan, kebaikan dari diri saya sendiri pada mereka.

Sekedar ngobrolin hal-hal kecil, tertawa bersama, makan bersama, duduk nonton tv sambil mengomentari jalan cerita sinetron yang tidak masuk akal dan.. melelahkan. Jalan bareng, sholat bareng, ngaji bareng... Saya tidak ingin menyesali semuanya saat semua itu telah lewat. 

"Kemarin ngapain aja? Kok mereka tiba-tiba sudah sebesar ini saja? Saya ada dimana waktu mereka tumbuh dan membutuhkan saya? Harusnya saya sampaikan kebahagiaan saya karena menjadi istri kang Wawan, ibu dari anak-anak, anak dari mamah dan menantu dari Emak." Seharusnya dan seharusnya menggema memenuhi larik duka, dan saya tidak mau hanya menggenggam luka karena sikap saya sendiri..

#catatandefa 
#novemberdefa 

Balananjeur, Ahad, 6 November 2022

Jumat, 04 November 2022

Lima

Dia bermain mobil-mobilan berwarna putih hijau yang saya belikan sehari sebelum kami merencanakan mengkhitannya. Dia tetap memainkan mobil-mobilannya di bawah ranjang tanpa pernah tahu bahwa sebentar lagi dia akan naik ke ranjang itu dan menangis hingga membuat Bapak yang berdiri di luar ruangan berkali-kali menghapus air mata di pipi.

Itu adalah hari saat kami mengkhitannya saat dia masih baduta yang belum memahami bahwa kami membawanya kesana untuk di khitan.

Hatiku ciut, sungguh kasih sayang tak jarang menghancurkan keimanan hingga lisan basah dengan istighfar, tasbih, tahmid,takbir dan tahlil. Seharusnya cinta tidak boleh meruntuhkan kewajiban dan mengkhitannya adalah kewajiban. 

Saya memeluknya dan melafaz dzikir ditelinganya, itu akan menjadi tangis pertamanya sebagai laki-laki. "Ummi sakit." Kalimatnya terdengar sangat jelas untuk bayi berusia 13 bulan, "ummi.... Ummii... Sakiit." 
Tangisnya baru reda saat proses khitan selesai, dia memeluk Abi yang sejak awal proses duduk disamping saya memegang tangannya.

Abi menggendongnya dengan hati-hati, memberikan selamat dengan caranya, "kamu hebat, Nak." Satu jam kemudian dia mulai turun dari gendongan dan berlarian kesana kemari seolah berada dalam kondisi seperti hari-hari biasa.

Dia berlari mengejar anak ayam milik seorang tetangga lalu pulang dengan tetangga (pemilik ayam) yang membawakan Ayam jago besar yang dihadiahkan tetangga kami ini untuknya, "Ini buat ananda."

Bayi ini kini sudah besar, mengingat kembali masa kecilnya; jejak hidupnya.

#catatandefa 
#oktobe#novemberdefa 

Balananjeur, Sabtu, 5 November 2022

Kamis, 03 November 2022

Empat

Sudah hampir jam 12 malam namun dia tidak berhenti menangis. Saya lupa lagi seperti apa rupa tangisnya namun yang pasti gendongan Abi yang biasanya menjadi penenang tidak bisa meredakan tangisnya.

Tidak ada tanda-tanda sedang sakit, kami pun mulai menebak alasan tangisnya, "mungkin dia hanya ingin tidur di kasurnya sendiri." Ya, saat itu kami sedang menginap di rumah Emak, namun tidak biasanya dia terlihat tidak nyaman. Kebetulan seluruh keluarga sedang berkumpul dan semua kamar terisi penuh sehingga kami kebagian ruang tengah bersama beberapa sepupunya. Kalau ketidaknyamanan ibu berpengaruh pada bayi, saya meyakini itu.. namun saat itu saya merasa baik-baik saja untuk tidur bersama para keponakan lainnya. Namun rupanya bayi kami yang justru merasa tidak nyaman.

Sudah mulai tengah malam namun tangisnya bertambah kencang, tidak ada tanda-tanda mau tidur. Abi menggantikan menggendong dengan kain samping yang disimpulkan.. mengiringinya dengan tilawah surat Al Mulk, lalu lagu pengantar tidur yang Abi ciptakan sendiri khusus untuknya, ya, ayah membuat lagu sendiri yang selalu dijadikan pengantar tidur ananda saat ia terjaga dalam buaian.

Kami melirik jam yang terletak di dinding dekat televisi rumah Emak, sudah jam 12 lewat beberapa menit namun tangisnya tidak jua reda. Kami berdua terjaga menemaninya, meski Abi menyuruhku untuk tidur dan membiarkannya menjaga ananda tapi tetap saja mata ini tidak bisa terpejam dengan kekhawatiran. Selama ini waktu tidurnya kurang, bagaimana jika ia begadang semalam suntuk? Ah, kelebat kekhawatiran bergema di setiap urat nadi..

"Kita pulang saja yuk! Kasihan dia dan juga Abi." Sudah jam 12 lewat beberapa menit, akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Sesampainya di rumah kami langsung ke kamar dan secara otomatis dia meminta diturunkan dari pangkuan dan langsung tertidur pulas di kasurnya sendiri.

Dia bayi kami yang tidak nyaman ditengah kerumun dan hanya akan tidur di tempat yang sudah biasa untuknya. Suara tangisnya saat berada di tengah hingar mulai saya lupakan, namun saya masih ingat dengan jelas kalau dia akan menangis tidak nyaman ditempat yang ada keramaian.

#catatandefa 
#novemberdefa 

Balananjeur, Jum'at, 4/11/2022

Rabu, 02 November 2022

Bahasa Arab



Sudah cukup lama tidak nulis di feed tentang keseharian gadis kecil yang kini mulai beranjak remaja ini. Emang harus? Enggak juga sih, hanya tetiba saja kepikiran untuk nulis keseharian neng shalihah ini setelah membuka hastag #kalifafirdausyfahrinjourney di feed Ig satunya lagi.

Seneng aja membuka kisahnya kembali, terasa di ajak berjalan-jalan ke hari-hari itu. Saat putri bungsu kang Wawan ini sudah beranjak remaja, hal-hal konyol sekaligus kelucuannya dan hal-hal menggemaskan lainnya menjadi hal-hal yang mulai dirindukan.

Well, de Olin menjadi anak kecil terakhir ummi Abi, karena setelah dia benar-benar menjadi siswi Tsanawiyah sekaligus menjadi remaja shalihah insyaAllah, maka hilang pula gelar kami sebagai ibu dari si putih merah. Tuntaslah masa-masa kami membersamai 12 tahun pertama dan mulai fokus mendampingi para remaja. Hmm aslinya yang dirumah nanti mungkin hanya tinggal dia karena ke-4 kakaknya sudah merantau mencari ilmu di tempat yang berbeda.

Well, de Olin kini sudah 11 tahun lebih 7 bulan, sebentar lagi 12 tahun. Dari kecil sampai sekarang hobinya tetap sama; menggambar. Sekarang menggambarnya sudah digital dan mulai berkenalan dengan menggambar 3 dimensi. Bahasa Inggris lebih dikuasainya daripada bahasa Arab, namun sekarang dia mulai lebih serius mempelajari bahasa Arab. Waktu tetehnya pulang hampir setiap hari minta diajari bahasa Arab, dan teteh tetap mengajarinya meski kondisinya sendiri sedang sakit.

Sekarang hampir tiap malam mencoba memahami bahasa Arab, "ummi dan teteh pintar bahasa Arab. Aa Quthb juga, apakah de Olin juga pasti bisa?" Tanyanya suatu hari.

MasyaAllah, de Olin sangat senang bahasa, pasti akan mudah bagi seseorang yang ingin dan punya motivasi untuk belajar untuk mempelajari sesuatu bahkan hingga mahir. Ya, yang penting adalah motivasi dari dirinya dan dia mengendalikan dirinya untuk Istiqomah dalam belajar.

#kalifafirdausyfahrinjourney 
#olin_11y

Balananjeur, Rabu, 2 November 2022

Tiga

Berat badannya mencapai 9 kilogram di usia 4 bulannya, tulang-tulangnya kuat dan tulang lehernya juga kuat untuk bisa tengkurap agak lama.

Berat badan 9 kilo tidak lantas membuatnya telihat gemuk dengan pipi chubby dan leher bergumpal, dia hanya bayi montok tanpa leher bergumpal ataupun pipi chubby. 

Banyak yang bertanya kenapa BB nya bisa seberat itu? Dia hanya minum ASI, dan saya sendiri terbilang tidak suka ngemil dengan porsi makan yang tidak banyak. Saya jawab kalau saya tidak tahu karena memang tidak tahu, namun saya berusaha menjaga asupan makanan agar yang sampai di tubuh hanya makanan halal dan thayyib bagi saya. Makanan yang kata orang tua mah baik untuk menjaga kualitas asi seperti daun katuk dan buah-buahan. 

Hampir tiap hari makan sayur daun katuk ataupun lalapan lain, kulub gedang gumadung juga kunyit dan sayur Sop.

Oh ok, kembali ke jejak bayi yang cukup berat di usia 4 bulannya. Saat berkunjung ke rumah seorang yang kami kenal, seseorang hendak memberinya makanan, "bayinya kelihatan lapar." Saat itu saya berandai untuk bisa marah tapi ternyata bukan kalimat bernada marah yang keluar namun justru, "saya tidak tahu apakah pencernaannya sudah siap menerima dan mengolah makanan, jangan dulu berikan bayi kami makanan padat seperti itu ya! Kami berniat memberikan MP ASI nya setelah dia berusia 6 bulan."

Bayi memang selalu terlihat lapar, bahkan saat ia baru lahir pun seolah meminta disuapi makanan. 
Kenapa di usia 6 bulan baru boleh diberikan MP ASI? Kenapa tidak boleh di usia kurang dari 6 bulan? Itu hanya ikhtiar, kami ingin pencernaannya sudah cukup siap saat menerima makanan selain ASI untuk pertama kalinya. Harapan kami, semoga di usia itu pencernaannya sudah cukup kuat. Apalagi melihat kenaikan BB nya sehingga kami berpikir bayi kami saat ini tidak dalam kondisi harus diberikan MP ASI lebih dini.

Kadang bingung mau cerita apa, setelah bercerita pun bingung mau bercerita apa lagi. 'alaa kulli haal semoga setiap yang ditulis ada manfaatnya untuk siapapun yang berkenan membacanya 

#catatandefa 
#novemberdefa 

Balananjeur, Kamis, 3 November 2022

Selasa, 01 November 2022

Day 307

Jadi hari ini teh sebenarnya muncul gejala, harusnya sih rebahan saja, tapi karena masih bisa dipakai untuk nyuci, jalan kaki dll jadi saya pikir kayaknya emang belum sampai di titik harus rebahan alias titik mastatho'tum 🤭 jadi yaa lakukan apapun yang masih bisa dilakukan. 

Boosternya pakai teh bunga Telang yang lumayan pekat, karena gejala yang muncul selain di tubuh bagian kiri yang tiba-tiba lemas juga pencernaan jadi setelah minum teh Telang teh MasyaAllah pencernaan terasa dingin, kerasa banget khasiatnya.

Entah pencernaan atau bukan, yang pasti..hmm do you know rasanya mulas waktu mau melahirkan? Nah persis seperti itu, makanya tadi sepanjang jalan pulang dari pagerageung teh sambil ngusap perut dan berdoa, "Ya Allah, sehatkan dan kuatkan. Rahmati dan Ridhai yaa Robbana." 

Bibir dibawa senyum sambil dzikir biar sakitnya menjadi ladang amal. Hmm maunya sih gitu, pokoknya apapun jadi jalan menuju Allah. Namun selalu saja ada alasan untuk bilang, "Ya Allah, aku nggak kuat."Ngeluh ya?🤭 Alhamdulillah 'alaa kulli haal

Berbicara tentang mastatho'tum (sesuai dengan batas kemampuan). Batas kemampuan kita seperti apa? kita mengetahui dengan pasti batas kemampuan diri sendiri. Namun yang pasti batas pemberhentian adalah saat sudah tidak bisa apa-apa, saat Allah ngasih alarm berhenti, barulah saat itu kita bisa berhenti. 

Emang bentuk alarmnya bagaimana? Syekh Abdullah Azzam pernah di tanya oleh muridnya, "Syekh apa itu mastatho'tum?" Lantas syekh mengajak murid-muridnya tersebut ke lapangan dan menyuruh mereka untuk lari mengelilingi lapangan semampu mereka.

Semua murid berlari mengelilingi lapangan hingga letih dan pergi menepi. Melihat muridnya tlah letih dan beristirahat di lapangan kemudian Syekh pun berlari sekuat tenaga mengelilingi lapangan hingga beliau pingsan. Ketika melihat gurunya pingsan maka para murid pun berlari untuk menandu dan menunggu sampai syekh sadar. Dan setelah syekh bangun beliau berkata "Inilah yang di maksud dengan mastatho'tum. Kita berusaha atau beriktihar semaksimal mungkin sampai Allah Ta'ala yang mengakhiri usaha kita".

Sampai Allah Ta'ala yang mengakhiri usaha kita. Itulah mastatho'tum..

Balananjeur, Selasa, 1 November 2022

Dy 306

Saya mau cerita sesuatu yang pernah bikin saya patah hati. 

Pernah ngrasain patah hati? Bagaimana rasanya? And inilah patah hati terbesar saya, yakni saat mendapat kabar ananda menderita sakit yang dengan sebab yang sama (autoimun). 

Rasanya sesak dan tiap ingat teh langsung nangis. Bukan, bukan tidak meyakini taqdir Allah. Karena saya tetap meyakini bahwa yakin dan shabar bukan berarti kehilangan naluri keibuan atau emosi kita sebagai manusia. 

Menangis bukan berarti tidak yakin ataupun tidak shabar, saya menenangkan diri sendiri saat tangis menjadi pengiring langkah. Merasa sendiri dan patah hati, ingin berbincang dengan seseorang yang bersedia mendengar.. tapi, saya takut justru mendapat kalimat yang hanya akan melukai semisal, "namanya juga hidup. Sehat dan sakit hal biasa." Dalam kondisi itu, kalimat seperti itu bukanlah penenang bagi ibu yang berduka namun hanya mengundang sesak. Ibu tahu dan meyakini itu, namun saat itu ibu hanya butuh melepas resah hati dan segala emosi jiwanya.. itulah yang saya rasakan

Membayangkan ananda berjuang mengendalikan atau mungkin melawan sakitnya sendiri tanpa ibu disisinya membuat hati diliput duka yang sangat. 

Ia yang tidak akan mengeluhkan sakit padahal ibu sangat tahu sakit seperti apakah itu, bagaimana sakitnya , ibu sangat memahaminya karena merasakannya sendiri; sakit yang sangat. Semua bayangan itu membuat ibu senantiasa menangisinya.. 

Meski ada ayah yang memberikan pundak, menyiapkan telinga dan bahu nya.. ibu tetap merasa sendiri. Setiap waktu bertanya-tanya, "bagaimana kabarnya? Apakah dia sedang sakit?" Lalu meminta padaNya agar ia kuat. Hanya itu yang bisa dipintanya meski harapannya jauh lebih dari itu; sembuh. 

Ibu pernah menangis histeris karenanya.. bersabar dikali pertamanya tak luput dari airmata dan luka yang sangat, sampai akhirnya memilih menepikan langkahnya dan menjauhi hingar yang dirasanya menyesakkan, ananda berada di ujung gelisah ibu.

Ia Ridha, menemukan hikmah dibalik peristiwa itu, namun ia tidak bisa menahan derasnya airmata dan duka. Itulah yang terjadi hari itu.

Ya hari itu menjadi patah hati terbesarnya, namun akhirnya ia menemukan kembali kestabilan emosinya meski tanpa melepas laju airmatanya. Airmata itu hanya karena ia yang memang mudah menangis karena hal apapun. 

Duhai, menjadi ibu itu ternyata melupakan sakit yang lain dan senang yang lain untuk berjumpa rasa sakit dan senang karena sebab lainnya. Ibu kini menyadari, yang dikejarnya bukan lagi segala sesuatu tentang dirinya. Airmatanya bukan lagi tentang dirinya. Tawa dan senyumnya ternyata bukan lagi tentang dirinya. 

Bahkan jika dia merasa marah ataupun kesal karena sesuatu, alasannya hanya untuk melindungi anaknya. Ibu semakin menyadari, dia harus lebih kuat karena sekuat apapun anak-anak, mereka butuh ibu selama ibu itu masih ada. Ah ya, ibu akan menangis jauh lebih keras saat dirasa anaknya berduka. Ibu tertawa lepas saat anaknya terlihat senang.. dan saya kini seorang ibu.

Balananjeur, Senin, 31 Oktober 2022


Dua

Saya membaca dari buku yang berkaitan dengan dunia bayi bahwa bayi yang baru lahir itu memiliki atau membutuhkan waktu tidur sebanyak 16 jam an perhari. Lalu saya lihat bayi yang ada di pangkuan saya, waktu tidurnya bahkan tidak sampai 10 jam dalam sehari.

'nyileuk terus' dalam bahasa Sundamah istilahnya teh seperti itu. Hati saya diliputi kekhawatiran melihat waktu tidurnya; bagaimana kalau sampai berpengaruh atas kesehatan dan perkembangannya.

Oh well, saya dan kang Wawan sedang belajar melalui banyak hal dari hidup yang sedang dijalani. Kekhawatiran kami hari itu berasal dari ketidakmengertian, rasa sayang sekaligus harapan untuk kebaikan bayi yang Allah hadirkan ditengah sunyinya hari-hari kami.

Katanya, kekhawatiran ibu yang baru melahirkan berpotensi mempengaruhi kesehatan mental ibu, jadi harus ada cara untuk menguraikan segala rasa. Karena itulah saya menuliskannya di buku catatan harian 

"Bayiku hanya memiliki sedikit sekali waktu tidurnya, dia senang tidur dalam buaian dan akan langsung terbangun dan menangis jika kami lepaskan. Dia harus selalu dibacakan Kalamullah atau buku namun tidak pernah sampai menjadikannya sebagai bacaan menjelang tidur. Bayi ini bangun jam 2 pagi dan tidur esok paginya sekitar jam 7 sampai jam 8, lalu tidur lagi pada jam 10 sampai jam 12 an. Tidur lagi jam 4 sore hingga jam 5, lalu jam 9 malam hingga jam 2 pagi. Berapa totalnya? 9 jam. Apakah tidak apa-apa? Saya khawatir tapi apa yang bisa saya lakukan? Saya hanya bisa menggendongnya agar ia bisa mendapat waktu tidur yang baik namun energinya sangat besar untuk tetap terjaga." 

Mei 2003 bayi kami baru berusia 1 bulan an bahkan hingga usia 2 tahunnya waktu tidurnya tidak lebih banyak dari waktu terjaganya. Kini saya melihat di sekitar bahwa bayi laki-laki memang cenderung seperti itu, namun pada saat itu kami hanyalah orang tua baru yang belum memahami kebiasaan bayi kecuali melalui buku ataupun mendengar pengalaman orang-orang yang tlah berpengalaman. 

#catatandefa 
#novemberdefa 

Balananjeur, Rabu, 2 November 2003

Hhhh