Minggu, 31 Januari 2021

Bagaimana Ummi Di Mata Kalian?

"Nak, bagaimana ummi dimata kalian?" setelah tadarus dan mengulang pelajaran sekolah ba'da maghrib malam tadi, saya sengaja mengajukan pertanyaan untuk bahan muhasabah saya.

"Ummi itu ummi umar." umar yang pertama menjawab.

"Ummi teteh juga." Aufa tidak mau kalah.

"Ummi de Olin juga." olin berlari dari ruang tamu ikut bergabung bersama kami.

"Trus, a Quthb bagaimana?" mereka kompak tertawa.

"Di tulis saja ya mi!" Umar mengangguk menyetujui usul Aufa

Dan mereka mulai menulis tentang saya.

Salah satu hal yang membuat saya ketawa geli adalah kata-kata yang di tulis Umar, "ummi takut pingsan, dan umar sering khawatir ummi tidak bangun lagi jika ummi pingsan." saya tertawa pas baca kata pingsan, tapi kemudian saya menangis membaca kalimat lanjutannya.

"Apa ummi membuatmu khawatir, nak?"
Saya memang agak takut pingsan, jangan tanyakan mengapa karena ku tak tahu, eh ieu lirik lagu fathin yaaa...hee...

Dan saya berdebar-debar membaca kata demi kata yang mereka tulis , itu seperti waktu membuka raport sekolah di masa lalu.... Dan saya mulai semakin berdebar dan bergetar menahan tangis saat mengingat bagaimana nanti saat menerima catatan amal perbuatan kita selama di dunia, di akhirat nanti.

Saya berdebar membaca bagaimana mereka menggambarkan apa yang mereka lihat, dan rasakan tentang saya, ibu mereka.
Dan kelak, akan seperti apa saya saat menerima catatan amal tanpa satupun yang terlewat. Saat sembunyi-sembunyi ataupun nampak :'(
Kelak, dihari semua manusia sibuk dengan urusannya masing-masing...

Sahabat,
Bagaimana anak-anak anda menggambarkan anda?

Catatan ini di tulis di Balananjeur, 31 Januari 2017

Kisah hari Ini

Kisah Hari Ini :



Kamis, 7 Januari 2021

Ada hari kemarin yang belum tunai ku tulis. Hari ini, aku ingin menuliskannya di sini. Untuk apa? Sebagai jejak.. 

Sulung menunggu pengumuman kelulusan dari BP, qodarulloh pengumumannya di undur ke hari ini. 

Nomor 2 bersikeras ingin mentraktir Bunda, "Ummi mau Umar beliin apa? " Katanya. 

Nomor 3 mengikuti achievement motivation training via zoom meeting. 

Nomor 4 mencoba game yang bisa dimainkan bersama sepupu dan keponakannya. Setelah itu, game nya dia uninstall sendiri 😁
Kisah Hari Ini :

Jam 1 ini teteh @aufa_satiella mengikuti achievement motivation training dengan tema "Bangkitkan Semangat Jiwa Muda Cendekia" yang diadakan SMP Cendekia BAZNAS @pendidikanbaznas via zoom meeting dengan narasumber H. Aris Ahmad Jaya (Motivator Nasional Character Building & Chief Of Executive ABCo Sugesti Motivatindo).

Acara yang dihadiri seluruh siswa siswi Sekolah Cendekia BAZNAS ini teteh simak dengan penuh perhatian. Matanya fokus ke depan, jari tangannya ia simpan di atas buku catatan di meja bagian bawah dan sigap mencatat bagian penting yang harus ia tulis. 

Ini akan menjadi awal dari rangkaian pembelajaran teteh Aufa insyaAllah.

Tabarokalloh teteh shalihah, InsyaAllah ilmu yang engkau dapat hari ini membawa kebaikan untukmu.
Jazakumulloh Khairan katsiroon @pendidikanbaznas ❤️❤️

Jum'at, 8 Januari 2021

Haruskah dituliskan? Ini bagian resolusi yang pernah saya azzamkan.. 😁

Biidznillah sulung lolos ujian awal BP, sekarang berlanjut ke seleksi selanjutnya.. berkas. Semalam sejak mendapat kabar sibuk ngompress berkas biar nggak lebih dari 3 MB per berkas yang dibutuhkan. Qodarullah pas di upload servernya eror terus. InsyaAllah hari ini di coba lagi, pokoknya di coba sampai bisa ke upload. Batas pengiriman berkasnya sampai tanggal 11 bulan ini.

MasyaAllah Nak, engkau harus berterimakasih pada guru-guru yang mendidik dan membimbingmu selama ini.

Nomor 2 dengan aktivitasnya. oh ya, kemarin dia memayungi Abi nya yang kehujanan. MasyaAllah sampai dia sendiri sedikit kehujanan. Memasakkan mie buat adiknya lalu makan mie berdua.

Nomor 3 kembali membereskan kamarnya, murojaah hafalan,membaca buku, ngobrol bersama teman-temannya via wa atau dm an. Dia senang belajar bahasa, semua bahasa terutama bahasa Arab.saat teman ummi cerita tentang universitas di Saudi Arabia dia berseru riang, "teteh yang mau kuliah di sana. Bilangin sama teman Ummi ya Mi." MasyaAllah, dia masih kelas 8.. masih memiliki sekian tahun untuk bersiap.

Nomor 4, dia mengadopsi semua sifat ayah bunda dan 3 kakaknya. Dia senang bertanya tentang Palestina, itu pun sambil bercucuran air mata. Dia senang mendengar narasi di yutub yang membahas tekhnologi,matanya berbinar saat itu. dia bicara dengan nada tegas,kadang lembut..dia menggambar di buku gambarnya, menyiapkan makanan kesukaan bunda nya..

Sabtu, 9 Januari 2021
Kemarin kakang membeli bata cirogoh langsung dari pabriknya, harganya lumayan murah Rp 500/buah. Murah kan? Iya masyaAllah, apalagi kakang hanya membeli 20 buah an jadi bisa dikarungan dibawa langsung pakai motor. Hari ini bata nya langsung di pakai buat bikin tempat nyuci piring istimewa, hee..someday saya ceritakan istimewa yang saya maksud, saya juga mau berbagi kisah tentang bata cirogoh yang meski tidak seterkenal bata Garut tapi Alhamdulillah menjadi penopang perekonomian warga sekitar.

Saya masih memiliki beberapa halaman untuk saya baca, lalu mencoba memperbaiki naskah yang sudah di review cikgu nan shalihah. Saya hanya suka menulis tapi masih kebingungan sampai nyanyautan saat harus memperbaiki tulisan saya. Rasanya cukup bikin deg-degan, tapi ini tantangan yang ingin saya taklukkan. seperti yang pernah saya azzamkan,saya ingin menulis satu buku di pertengahan 2021, jadi meski tidak mudah dan banyak kendala saya akan tetap belajar dan berusaha menyelesaikan kemudian mewujudkannya InsyaAllah. Semoga minimal 6 buku solo sebelum meninggal bisa terwujud insyaAllah. untuk apa? Menulis untuk peradaban.

Sulung masih berusaha mengirimkan berkas beasiswa nya, qodarullah servernya masih error jadi berkasnya masih anteng.hee Alhamdulillah 'alaa kulli haal,tidak ada perjuangan yang tiba-tiba cling berwujud manis. harus selalu ada shabar dan syukur menjadi teman setia saat berjuang; shabar dan syukur saat proses, shabar dan syukur saat mendapat hasil. Ya, inilah hidup tempat kita mengais Ridha dalam perjuangan, sulung sedang belajar tentang itu.

Nomor 2 memang menyukai game.diantara semua saudaranya,dia yang paling passionate dengan game.. dia mengikuti kompetisi main game dan cukup aktif mencari peluang itu.

Nomor 3 hari ini harus ke puskesmas. Dokter yang kami temui di puskesmas tadi sangat baik, menerangkan keadaan Puteri kami dengan rinci dan menjaga aurat putri kami dengan tidak membiarkan orang lain melihat auratnya saat harus membuka kerudung. Dokternya belum memakai jilbab,tapi beliau menjaga agar tidak ada yang melihat rambut Puteri kami. MasyaAllah semoga Allah memberkahi beliau.

Nomor 4 sedang berjuang dengan perkalian dan math ny😁

Aa Mengikuti Seleksi Beasiswa Perintis (bagian 5)

Karena padatnya aktivitas (ehem :D), project nulis yang sudah diazzamkan kadang hanya bisa ditunaikan beberapa, banyak yang masih ngambang dan belum dituntaskan termasuk cerita Aa saat mengikuti seleksi beasiswa perintis yang diadakan oleh rumah amal salman. 

Dalam catatan ini saya akan ceritakan proses selanjutnya dari rangkaian seleksi yang diikuti Aa saat mengikuti seleksi.

Pada tanggal 15 Januari 2021 sepertinya dia harap-harap cemas menunggu pengumuman kelolosan, terlihat dari wajahnya. Dia masih tetap tersenyum tetapi saya melihat senyum yang dipaksakan disana, saya tidak bertanya lebih banyak karena yang saya yakini dalam kondisi seperti itu biasanya anak butuh ruang privacy nya sendiri. Saya biarkan dia dengan perasaannya itu sampai nanti dia siap menceritakan dan membaginya.

Saat pengumuman keluar, hampir-hampir kami menangis karena tidak mendapati nama Aa disana, padahal sudah kami azzamkan untuk berlapang dada atas apapun hasilnya bahkan jika tidak lolos pun tidak mengapa. Tetapi tetap saja rasa keibuan membuat saya menangis di awal saat tak saya temukan nama Aa di dalam list pengumuman lolos ujian awal.

But MasyaAllah, ternyata kami salah, nama sulung ada di sana. Kami bersujud dalam syukur yang sangat. Sungguh kami ikhlas dengan apapun hasilnya tapi bahkan saat nama sulung tercantum di dalam pengumunan lolos ujian awal yang berhaq untuk mengikuti test tulis pada tanggal 21 dan 25 pun saya tetap menangis. Saya hanya memiliki air mata ekspresi rasa di hati.

Setelah mengetahui dirinya lolos ujian awal, dia bertambah semangat mempeersiapkan diri untuk mengikuti test tulis. Jadwal test tulis Aa sendiri dilaksanakan pada tanggal 21 Januari 2021 ba'da maghrib sampai jam 22.00 dan test tulis kedua pada tanggal 25 Januari 2021 di jam yang sama.

Berikut saya sisipkan link pengumuman dari beasiswa perintis :

Kelolosan ujian awal : https://beasiswaperintis.id/berita/detil_berita/39
https://drive.google.com/file/d/1rGOvjXoTALA6WjO8zDGHQe1UU_UNOCJs/view?usp=sharing
Pengumuman peserta ujian tulis dan jadwal ujian : https://beasiswaperintis.id/berita/detil_berita/40
http://bit.ly/PengumumanUnggahBerkasdanJadwalUjianTulis

Dalam catatan selanjutnya saya mau tuliskan proses test tulis yang pertama dan kedua InsyaAllah.




Bersambung ke bagian 6

Ibu Yang Khawatir

 Tidak seperti yang saya sampaikan tadi malam, saya tidak jadi membawa Umar ke dokter karena beberapa sebab. Alih-alih memeriksakannya ke dokter, saya justru memintanya menyimpan dan tidak menyentuh gawai serta beraktivitas fisik yang banyak dan berjemur di bawah sinar matahari pagi. Saya memintanya ikut lari bersama Abi nya di lapangan tanjung kerta lalu membantu saya berkebun di pekarangan rumah sambil berjemur sampai berkeringat. 

"Umar tadi di traktir batagor sama jasuke." dia bercerita saat saya sedang menanam kucai di galengan tambak adik saya, Fitri. Mamah yang berdiri tepat di samping saya tersenyum mendengar cerita Umar. 

"Ummi, di sini mau di pelakan ikan lele?" tanyanya

 "ummi tidak tahu, Nak." saya menjawab sambil tetap melanjutkan menanam kucai yang masih tersisa, "memangnya kenapa Nak?" saya balik bertanya.

"Kirain Bi Ifit mau join an sama wa Totong  buat melihara ikan Lele." Jawabnya tenang. Dia sebenarnya sedang mengajak saya becanda, candaannya kadang memang terkesan flat tapi saya tetap menyukai saat dia melontarkan humor nya, tidak apa meski flat yang penting saya tetap bisa melihat dia masih memiliki ide untuk melemparkan candaan, tidak apa kalimatnya pendek-pendekj yang penting saya tetap bisa mendengarnya berkisah.

Lalu kenapa saya tidak jadi membawanya ke dokter? Sungguh saya sedang menjadi Ibu yang khawatir, saya tidak tahu apa yang membuat Umar tadi malam muntah hingga ada sedikit darah, saya hanya tahu ada yang harus saya lakukan untuk merawat Umar sebagai bentuk ikhtiar saya. Saya akan merawat Umar seperti saat dia sakit sebelumnya dengan cara saya. Jika ada yang berkesempatan membaca ini mungkin saja akan tidak setuju dengan cara saya, tapi sebagai seorang ibu saya di didik untuk mengambil keputusan dan yakin dengan keputusan itu.

Penjelasan Hadits “Wanita Kurang Agama Dan Akalnya”

Fatwa Syaikh Abdul Aziz bin Baz


Soal:

Kita sering mendengar hadits:

النساء ناقصات عقل ودين

Wanita kurang akal dan agamanya

Kemudian sebagian lelaki menghina wanita dengan hadits ini. Maka kami minta penjelasan dari anda mengenai makna hadits ini.

Jawab:

Maksud hadits Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:

(  ما رأَيْتُ مِن ناقصاتِ عقلٍ ودِينٍ أذهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الحازمِ مِن إحداكنَّ يا معشرَ النِّساءِ ) فقُلْنُ له: ما نقصانُ دِينِنا وعقلِنا يا رسولَ اللهِ ؟ قال: ( أليس شَهادةُ المرأةِ مِثْلَ نصفِ شَهادةِ الرَّجُلِ ) قُلْنَ: بلى قال: ( فذاك نُقصانُ عقلِها أوَليسَتْ إذا حاضتِ المرأةُ لم تُصَلِّ ولم تَصُمْ ) ؟

Tidak pernah aku melihat yang kurang akal dan agamanya, namun mampu menghilangkan keteguhan lelaki yang teguh, melebihi kalian wahai para wanita”. Maka para wanita bertanya kepada Nabi: “apa maksudnya kami kurang akal dan kurang agamanya wahai Rasulullah?”. Nabi menjawab: “Bukanlah persaksian wanita itu semisal dengan persaksian setengah lelaki?”. Mereka menjawab: “ya benar”. Nabi melanjutkan: “Itulah kurangnya akal. Dan bukanlah wanita jika haid ia tidak shalat dan tidak puasa?“(HR. Bukhari no. 1462, Muslim no. 80).

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menjelaskan bahwa kurangnya akal wanita adalah dari sisi ingatannya. Dan bahwasanya persaksian wanita butuh untuk dikuatkan dengan persaksian wanita yang lain. Ini dalam rangka menguatkan persaksian tersebut karena bisa jadi ia lupa, sehingga bisa membuat persaksiannya ditambah-tambahkan atau dikurangi. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَاسْتَشْهِدُوا شَهِيدَيْنِ مِنْ رِجَالِكُمْ فَإِنْ لَمْ يَكُونَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَامْرَأَتَانِ مِمَّنْ تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَاءِ أَنْ تَضِلَّ إِحْدَاهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحْدَاهُمَا الْأُخْرَى

Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya” (QS. Al Baqarah: 282).

Adapun kurangnya agama, yaitu dikarenakan mereka di kala haid dan nifas, mereka meninggalkan shalat dan meninggalkan puasa dan tidak meng-qadha shalat. Ini kekurangan dalam agama. Namun kekurangan ini tidak membuat mereka berdosa dan tercela. Namun ini pengurangan ini memang dari syariat, dan justru ini merupakan bentuk kasih sayang yang Allah syariatkan terhadap mereka dan kemudahan bagi mereka. Karena jika ia puasa dalam keadaan haid dan nifas itu bisa membahayakannya. Maka diantara bentuk rahmat Allah azza wa jalla bagi mereka adalah mereka disyariatkan meninggalkan puasa ketika haid dan nifas dan meng-qadha-nya setelah itu.

Adapun shalat ketika haid, maka ketika itu ada yang menghalanginya dari thaharah (kesucian). Diantara bentuk rahmat Allah kepada wanita, Ia mensyariatkan bagi mereka untuk meninggalkan shalat. Demikian juga ketika nifas. Kemudian Allah syariatkan mereka untuk tidak perlu meng-qadha. Karena meng-qadha shalat tersebut sangat sulit, karena shalat itu terus dilakukan sehari lima kali. Dan terkadang jumlah hari haid itu banyak, mencapai 7 atau 8 hari atau bahkan lebih. Dan nifas terkadang mencapai 40 hari. Maka diantara bentuk rahmat dan kebaikan Allah kepada wanita, Allah gugurkan kewajiban shalat dan Allah gugurkan kewajiban meng-qadha-nya.

Maka ini tidak berkonsekuensi bahwa wanita itu kurang akal dan kurang agama dalam segala sesuatu. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bahwa kurangnya akal wanita dari sisi tidak kuatnya persaksian mereka. Dan kurangnya agama mereka dari sisi mereka meninggalkan shalat dan puasa di kala haid dan nifas. Ini tidak melazimkan mereka selalu kurang dari para lelaki dalam setiap hal. Dan tidak melazimkan bahwa lelaki lebih utama dari wanita dalam semua hal.

Betul bahwa jenis laki-laki lebih utama dari jenis wanita secara umum karena banyak sebab. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka” (QS. An Nisa: 34).

Namun terkadang wanita melebihi laki-laki dalam banyak hal. Betapa banyak wanita yang lebih utama dari laki-laki dalam akal, agama dan kompetensi. Namun kurangnya wanita dari laki-laki dalam akal dan agama hanya sebatas yang dijelaskan oleh Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam saja.

Terkadang banyak sekali amalan-amalan yang shalih yang mereka lakukan melebihi para lelaki. Dan banyak juga para wanita yang lebih taqwa dari para lelaki dan lebih tinggi kedudukannya di akhirat. Dan terkadang sebagian wanita memiliki perhatian besar dalam beberapa perkara sehingga mereka lebih kompeten daripada para lelaki dalam banyak hal karena memang para wanita tersebut memberi perhatian besar dan berusaha keras di sana. Maka kita lihat terkadang ada wanita yang lebih ahli dalam bidang tarikh Islam dan dalam bidang-bidang yang lain. Ini sangat jelas andaikan kita mau merenungkan realita para wanita di masa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan setelah masa tersebut.

Dari sini kita ketahui bahwa kekurangan ini tidak membuat mereka ditolak riwayatnya. Demikian juga dalam masalah persaksian, jika dikuatkan oleh persaksian wanita yang lain. Dan juga tidak menghalangi ia menjadi hamba yang bertaqwa kepada Allah dan menjadi hamba-hamba terbaik di sisi Allah jika mereka istiqamah dalam beragama. Walaupun bagi mereka gugur kewajiban puasa ketika haid dan nifas, namun tetap wajib di qadha. Walaupun guru bagi mereka kewajiban shalat dan gugur pula kewajiban meng-qadha-nya. Maka ini semua tidak melazimkan mereka kurang dalam segala sesuatu dalam hal ketaqwaan kepada Allah dan dalam hal penunaian urusan-urusan mereka. Demikian juga dalam hal kompetensi, mereka tidak terhalangi untuk berkompeten dalam banyak perkara. Kekurangan tersebut adalah kekurangan yang khusus yang dijelaskan oleh Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam.

Maka tidak semestinya seorang Mukmin menghinakan wanita dengan mengatakan mereka kurang dalam segala perkara dan lemah dalam semua perkara agama. Kelemahan tersebut adalah kelemahan yang khusus dan kekurangan akal tersebut juga kekurangan yang khusus. Maka semestinya penjelaskan perkara ini dengan baik dan membawa perkataan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam kepada kemungkinan yang baik dan bagus. Wallahu ta’ala a’lam.



Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/43055-penjelasan-hadits-wanita-kurang-agama-dan-akalnya.html

Wanita Setenang Malam (bagian 2)

 Di bagian kedua menyambung catatan saya yang sebelumnya saya akan berkisah tentang perjalanan bertemu link kajian bertema "Wanita Setenang Malam." yang kami ikuti melalui youtube sore kemaren. Saya menyaksikan dan menyimaknya bersama Aufa yang selalu bersemangat mengupgrade diri dengan menambah ilmu dan pengetahuan terutama pengetahuan akan siapa dirinya dan hal-hal yang ia rasa akan sangat bermanfaat untuknya serta materi awal yang kami simak sebagai jejak untuk kami baca kembali di hari-hari lainnya.

Si gadis visioner ini tidak hanya menabung ilmu untuk aspek kebermanfaatannya di dunia tetapi juga di akhirat, itu yang selama ini saya lihat darinya.

Awalnya saya menyimak beberapa kajian di Youtube sampai akhirnya coba buka link youtube nya rumah amal salman dan qodarullah pandangan kami tertuju ke tema ini, asa menarik saja. Tema tentang wanita memang selalu menarik untuk di simak terutama oleh wanita lagi termasuk saya dan Aufa. Akhirnya kami langsung klik dan bersama menyimak acara.

"Oh itu Ustadz Romi yang memandu webinar bab waris sama yang ngasih kabar Beasiswa Perintis." Padahal saya sama sekali belum pernah berjumpa beliau tetapi rasanya jadi familiar saja, well saya memang mudah familiar dengan orang lain :D

Nah, sampai disana perjalanan ceritanya sampai akhirnya kami diam dan duduk manis menyimak acara di selingi kaditu kadieu karena beberapa keperluan, Ibu-ibu mah tidak pernah bisa benar-benar duduk manis karena akan sellau saja ada pekerjaan yang harus ditunaikan :D

Sebagai jejak , saya ingin menuliskan materi yang saya tangkap dari kajian tadi disini.


Wanita, Tenang dan Malam


Wanita

  • Menjadi nama surat dalam Al Qur'an, An Nisa
  • 5 ayat Al Qur'an tentang penciptaan wanita. Dalam surat An Nisa ayat 1 Allah Ta'ala berfirman yang artinya, "Hai sekalian manusia, betakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya."(An Nisa : 1)
Ada banyak peran wanita yang disebutkan didalam Al Qur'an, namun yang paling banyak adalah perannya sebagai isteri.

Tenang

Akar katanya adalah S  K  N 
Sikkin artinya Pisau yang tajam
Miskin
Sakan atau tempat tinggal
Sakinah sendiri disebutkan 6 kali di dalam Al Qur'an. Dalam surat Al Fath ayat 4 Allah Ta'ala berfirman yang artinya, "Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang Mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Biijaksana (Al Fath : 4).

5 diantara 6 kali itu diawali dengan anjala, bahwa Allah yang menurunkan ketenangan sedangkan 1 kali nya lagi sebagai kata benda yaitu thabut yang kamu merasa tenang dengannya.

Sakinah disebutkan 13 kali di dalam Al Qur'an yang bermaksud sebagai sesuatu yang menenangkan. Allah yang menurunkan ketenangan sebagaimana termaktub di dalam surat Ar Rum ayat 21,  litaskunuu ilaihaa yang artinya (agar kamu) merasa tenteram kepadanya, Allah menciptakan pasangan agar kamu merasa tenteram kepadanya.

Litaskunuu sendiri disebutkan 7 kali dari total 13 kali. 


Malam
  
  1.  Disebut 92 kali dalam Al-Qur'an. Kata al lail di sebut 92 kali di dalam Al Qur'an yang tersebar di 82 ayat. Ada empat bentuk mufrad al lail dalam Al Qur'an. Bentuk mufrad allailu di ulang 74 kali dalam Al Quran yang tersebar di 66 ayat yang bermakna bahwa malam mengandung arti keseluruhan. Ayat-ayat tersebut adalah : QS. Al-Baqarah : 164, 274, QS. Âli Imrân : 27, 113, 190, QS. Al-An’âm : 13, 60, 76, 96, QS. Al-A’râf : 54, QS. Yunus : 6, 27, 67, QS. Hûd : 81, 114, QS. Ar-Ra’d : 3, 10, QS. Ibrâhim : 33, QS. Al-Hijr : 65, QS. An-Naẖl : 12, QS. Al-Isrâ` : 12, 78, 79, QS. Thâhâ : 130, QS. Al-Anbiyâ` : 20, 33, 42, QS. Al-Hajj : 61, QS. Al-Mu`minûn : : 80, QS. An-Nûr : 44, QS. Al-Furqân : 47, 62, QS. An-Naml : 86, QS. Al-Qashash : 71, 72, 73, QS. Ar-Rûm : 23, QS. Luqman : 29, QS. Saba` : 33, QS. Fâthir : 13, QS. Yâsîn : 37, 40, QS. Ash-Shâffat : 138, QS. Az-Zumar : 5, 9, QS. Ghâfir : 61, QS. Fushilat : 37, 38, QS. Al-Jâtsiyah : 5, QS. Qâf : 40, QS. AdzDzâriyât : 17, QS. Ath-Thûr : 49, QS. Al-Hadîd : 6, QS. AlMuzammil : 2, 6, 20, QS. Al-Muddatsir : 33, QS. Al-Insân : 26, QS. An-Naba’ : 10, QS. At-Takwîr : 17, QS. Al-Insyiqâq : 17, QS. Al-Fajr : 4, QS. Asy-Syams : 4, QS. Al-Al-lail : 1, dan QS. AdhDhuẖâ : 2. Bentuk mufrad lailan di sebut sebanyak lima kali di dalam Al Qur'an dan tersebar dalam 5 ayat yaitu surat Yunus : 24, Al Isra : 1, Ad Dukhan : 23, Nuh : 5 dan Al Insan : 26. Dalam kelima ayat itu lailan diartikan sebagai zharfal zaman atau keterangan waktu. Bentuk mufrad lailatan di sebut delapan kali di dalam Al Qur'an dan tersebar di dalam 7 ayat yaitu surah Al Baqarah : 51 dan 187,Al A'raf : 142, Ad Dukhan : 3, Al Qadr :1-3. Lailatan disini diartikan sebagai satu malam. Sedangkan bentuk mufrad lailahaa di sebut sati kali di dalam Al Qur'an yaitu dalam surah An Nazi'at : 29 waaghthosya lailahaa yang artinya Allah telah menjadikan gelap malamnya.
  2. Malam adalah tanda-tanda kebesaran Allah, seperti yang tercantum dalam surah Ali Imran ayat 190.
  3. Allah jadikan malam sebagai tempat beristirahat seperti termaktub dalam surah Al Qashash ayat 73.
  4. Allah juga sebutkan sebagai pakaian seperti termaktub dalam srah An Naba ayat 10-11.
  5. Allah sebutkan malam adalah gelap atau darkness seperti termaktub dalam Al qur'an surah An Nazi'at : 27-29.
  6. Malam itu sunyi, surah AdDhuha : 2.

Wanita Dan Malam


  • Surat Al a'raf ayat 189 dan Ar Rum : 21. Di dalam surat itu Allah tempatkan sebagai isteri.
  • Allah pasangkan tenang dengan malam, seperti termaktub dalam surat Yunus : 67, An Naml : 86, Al Qashash : 73, Al Mukmin : 61.
  • Wanita dan malam keduanya Allah sandingkan dengan kata libaaasa seperti termaktub dalam surah An Naba : 10 dan Al Baqarah : 187.

bersambung ke bagian 3

Sabtu, 30 Januari 2021

Wanita Setenang Malam (bagian 1)

Jujur saja saya baru tahu ada keterkaitan antara Wanita, tenang (ketenangan) dan malam. MasyaAllah sungguh beruntung generasi yang Ulil Albab, yang memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah dalam setiap detail kehidupan. 

Well, yang ingin saya tuliskan di sini selain kisah kami (saya dan aufa) sampai di kajian ini juga isi materinya yang menurut kami sangat menarik. Menarik versi kami mungkin beda artinya dengan menarik versi yang lainnya tapi saya tidak sedang ingin menuliskan perbedaan pendapat seperti itu, yang ingin saya lakukan adalah menuliskan semua yang ingin dituliskan di sini juga di blog saya dan mungkin media sosial lainnya. 

By the way, kajian ini kami simak melalui youtube rumah amal salman. Tentang Salman sendiri saya merasa ada sesuatu yang membuat saya merasa dekat dengannya, ada kisah di masa kecil yang menghubungkan saya dengan masjid Salman yang sejujurnya sampai detik ini belum pernah saya singgahi. Kisah itu berawal dari Ayah kami yang dahulu senantiasa berpesan, "makmurkan masjid Salman!" Demi Allah yang jiwaku berada di dalam genggamanNya, setiap waktu sepanjang usia saya sering terkenang ucapan yang dikatakan Apa (panggilan kami untuk Ayah) berpuluh tahun yang lalu. 

Apa hubungan Apa dengan Masjid Salman? Sebagian kakak saya mungkin lebih tahu cerita persisnya, saya sendiri hanya tahu Apa memang senantiasa mensupport semua yang terkait perjuangan bagi pembinaan generasi. Sebagai salah satu aktivis sekaligus da'i, masjid Salman menjadi salah satu masjid yang senantiasa beliau support. 
Apa senantiasa berkisah kepada kami tentang masjid itu, saya masih kecil saat itu hingga hanya sebagian kisahnya yang masih saya ingat. Semua itu menjadi jejak awal kecintaan saya pada Masjid itu. 

Saya jatuh cinta dengan masjid Salman melalui kisah Apa, melalui kaset nasyid anak-anak PAS yang Apa bawa, melalui binar mata Apa saat berkisah tentangnya. Saya jatuh cinta dengan masjid Salman melalui semua ingatan saya di masa kecil hingga hari ini, cara saya mencintai adalah dengan mengikuti kajian yang diadakan Salman meski melalui youtube ataupun webinar yang diadakan. Semoga suatu saat Allah mampukan saya untuk memakmurkan masjid itu dengan harta, meski saya bukan bagian dari keluarga besar Salman, meski saya tidak pernah menginjakkan kaki di masjid Salman, meski saya hanya akan tetap mencintai dan memakmurkannya dengan cara yang saya bisa. . Karena saya adalah putri Apa, ini cara saya mencintai Apa yang telah tiada, mengikuti jejak kecintaan dan perhatian beliau Allohu yarham. 

Suatu hari, Abdullah bin Umar Radhiyallohu ‘Anhu berpapasan dengan seorang laki-laki badui di jalanan Makkah. Buah hati Umar bin Khathab itu lalu mengucapkan salam kepadanya, menaikkannya ke kuda yang tadi ia kendarai dan memakaikannya surban  yang sebelumnya Ibnu Umar kenakan di kepalanya sendiri.

Melihat hal tersebut, Ibnu Dinar spontan berujar, “Betapa baik engkau terhadapnya. Semoga Allah membalas kebaikanmu. Ia adalah seorang badui, mereka adalah orang-orang yang sederhana.”

Ibnu Umar lalu menjawab, “Sesungguhnya bapak ini adalah sahabat karib Umar bin Khathtab dan aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda,

ان ابر البر صلۃ الولد اهل ود ابيه

Sesungguhnya perbuatan baik yang paling baik adalah menyambung tali silaturrahmi kepada teman-teman bapaknya sesudah bapaknya meninggal (HR. Muslim)

 

bersambung ke bagian 2

Saat Umar Di Uji

 Jam 22 lebih 35 menit Umar mengetuk pintu dapur, "Adik nggak jadi nginep di rumah Mamah?" tanya saya. Umar memang sering menginap di rumah Mamah, rumah neneknya yang hanya berjarak beberapa meter dari rumah, tetapi malam ini dia terlihat pucat dan khawatir.

"Ada apa?" saya kembali bertanya, tiba-tiba saya merasa khawatir melihat dia seperti itu. 

"Umar tadi muntah sedikit, tapi seperti ada darahnya." deg, jantung saya seolah berhenti berdetak. Betul, saya mulai bertambah khawatir tetapi sebagai seorang Ibu saya merasa harus tetap bersikap tenang.

"Mungkin efek kedinginan, atau lambung adik mungkin sedang protes. Adik Umar sekarang tidurnya harus di sini di atas kasur, pakai selimut sama minum dulu madu bawang putihnya setelah itu langsung tidur!" Tetap saja saya tidak bisa menyembunyikan kekhawatiran, dia justru berubah lebih tenang. Mungkin melihat kekhawatiran Ibu nya membuat resah nya berkurang.

"Besok kita periksa ke dokter. Adik harus mau!" Sungguh saya ingin menangis namun saya menahan agar tak sampai menangis, saya harus kuat karena saya seorang Ibu. Saya akan membutuhkan tangisan tetapi bukan didepannya, biarlah nanti padaNya saya adukan tangis kekhawatiran ini agar menjadi jalan kebaikan yang mudah-mudahan DIA Ridhai.

Umar menurut, meski terlihat enggan tetapi dia tetap meminum bawang putih tunggal bersama madu nya dan segelas air hingga benar-benar habis, "rasanya dan baunya aneh."katanya dengan tangan kanan yang masih memegang cangkir plastik berwarna hijau yang dia gunakan untuk minum. Jari tangan kanannya masih berwarna kuning  bekas membuat ramuan kunyit untuk saya tadi pagi, Umar pagi ini dan kemarin sore dengan sigap membuatkan ramuan dari kunyit yang ia godog dan siapkan untuk saya saat melihat saya yang kembali sakit, tangannya masih penuh dengan warna kunyit itu.

Wajahnya masih terlihat pucat, tetapi dia masih sempat bertanya apakah kami memiliki biaya untuk pergi ke dokter, "ada Allah yang akan memudahkan, dik. Abi dan Ummi mengusahakannya, adik jangan khawatir!" Sebelum akhirnya terlelap saya melihatnya tersenyum mengiyakan. 

Adik Umar, sehat lagi ya Nak

Jejak Cinta Yang Tertinggal (bagian 17)

Kakak sepupu saya, kang Aan, bercerita saat-saat terakhir ia bersama Apa sebelum beberapa bulan kemudian Apa meninggal.

Waktu itu, Apa menghadiri suatu acara yang diadakan salah satu sepupu saya yang tinggal di Lembang Bandung.
Apa pulang ke jalan Pungkur didampingi kang Aan.
"Man Yaya kan kebetulan suka berjalan kaki. " Kang Aan membuka ceritanya.

Whattt? Jarak sejauh itu jalan kaki?? Yah, begitulah Apa.

Kang Aan meneruskan ceritanya, awalnya mereka (Apa dan Kang Aan)_ naik angkot sebentar,lalu turun untuk silaturahim ke beberapa tujuan. Naik angkot lagi sebentar lalu turun lagi dan jalan kaki lagi, silaturahim lagi dan begitu seterusnya.
Entah berapa jumlah rumah atau tempat atau berapa orang yang Apa jumpai setiap harinya, kami sendiri nyaris tak ingat rumah mana saja yang pernah Apa kunjungi.
Seringkali Apa mengunjungi orang-orang yang sama sekali belum Apa kenal. Beliau mencari rumah yang paling sederhana, mengetuk pintu dan mengucapkan salam lalu bertanya kabar, "Nek damang? di bumi sareung saha? tos tuang?" dan sebelum pamit pulang beliau mencari rumah makan dan membelikan makanan dengan menu terbaik untuk diberikan pada yang rumahnya beliau kunjungi itu.

MasyaAllah sunguh silaturahim yang berbekal ukhuwah Islamiyah itu silaturahim yang sangat Indah.

Kembali ke cerita sepupu tadi. Sepanjang mengikuti Apa, sepupu saya mendapati hal yang membuatnya takjub. Apa banyak membagikan uang kepada orang-orang yang sedang berada dalam kesulitan yang beliau temui.
Ketika singgah di suatu tempat konveksi, Apa membeli beberapa baju kaos. Sepupu saya beranggapan bahwa Apa sedang membutuhkan kaos-kaos itu, tetapi ternyata tidak, Apa justru membagikan baju-baju kaos itu kepada setiap orang yang di temui sampai baju-baju itu habis tak bersisa.
"Entah berapa uang Man Yaya yang keluar sepanjang perjalanan dari Lembang ke Jalan Pungkur, yang pasti sangat banyak, tapi Man Yaya tidak sedikitpun mengatakan tentang apa yang telah beliau lakukan. Beliau selalu menjadi contoh untuk kami." sepupu saya mengakhiri ceritanya yang meninggalkan embun di hati ini.
Sedih, rindu, bahagia, terharu dan kagum semuanya terkumpul dalam embun yang kemudian menghadirkan riak kecil di kelopak mataku.
"Apa, semoga barokah Alloh selalu atasmu. Kami mencintaimu.."

semasa hidup

 Semasa hidup di puja-puji

Di takuti
Disegani
Dikagumi
Setelah mati?
Ketampanan dan kecantikan tak lagi berarti
Harta dan jabatan tak lagi berarti
Jejeran piagam penghargaan tak kan ikut mengiringi
Orang-orang yang memuja, memuji, mengagumi.. Tak ada satupun yang bersedia ikut bersamamu dikubur bersamamu
Apa yang bisa kau banggakan dari hidupmu yang sementara?
Sedang engkau lupa mempersiapkan diri untuk hari yang kekal

Jejak Yang Tertinggal (bagian 16)

 

Saya masih sangat kecil saat menyaksikan Apa mencari tahu apa yang bisa beliau lakukan untuk saudara-saudaranya, untuk adik-adik dan kakak-kakaknya.

 

Saat itu, rumah saudara-saudaranya belum dipasang listrik, dan beliau dengan sigap memesan pada PLN untuk 'memasangkan' listrik  rumah saudara-saudaranya yang belum terpasang listrik itu.

 

Kemudian saya menyaksikan beliau mengetuk pintu setiap rumah yang terlihat paling sederhana diantara rumah-rumah lainnya, rumah yang berisi anak-anak yatim, janda tua, atau orangtua lanjut usia didalamnya. Mengetuk pintu, bertanya kabar, dan memberi kabar bahagia dengan sebagian harta yang beliau berikan. Tanpa sedikitpun berucap pada yang lain tentang apa yang telah beliau lakukan, atau  menuliskannya pada lembar-lembar catatan dimana beliau biasa menulis.

 

Senyap, tanpa diketahui orang lain kecuali orang-orang dekat yang mengetahui dengan pasti saat itu.

Pada saat bersamaan saya menyaksikan keikhlasan dan ketawadhuan seorang istri yang memberikan dukungan penuh pada suaminya untuk menjadi pribadi-pribadi yang bermanfaat di sepanjang usia mereka.

 

Tidak pernah sekalipun saya mendengar keluhan atas berapapun materi yang di keluarkan suaminya untuk 'membantu' orang lain, pun jika itu untuk saudara-saudara suaminya atau saudara-saudaranya sendiri, atau tetangganya, atau orang tua dan mertuanya, atau siapapun yang tak terangkai dalam tulisan karena banyaknya.

 

Saya masih sangat kecil waktu itu dan memori saya merekam semua yang akan sulit disaksikan pada generasi setelahnya.

Dimana kebaikan seringkali disandingkan dengan, Ada udang di balik bata, eh batu atau apalah!.

Atau, "saya akan baik sama kamu kalau kamu juga baik sama saya." Mungkin seperti balas jasa or take and give

Atau,"saya hanya akan membantu segini,sorry saya masih banyak kebutuhan!"

 

Sulit bukan berarti benar-benar tidak ada, bukan?

 

Masih banyak orang yang tulus serta berhati mulia yang tak segan membantu sesama tanpa mengatakan kata tapi, "tapi keluarga saya membutuhkan ini."

Kalimat itu ia kesampingkan karena yakin orang yang meminta bantuan lebih membutuhkannya daripada dirinya sendiri ataupun keluarganya.

Allah mengutus dia untuk menyucikan harta yang DIA titipkan padanya.

 

Barokallohu lakum untuk anda yang diberi hiasan akhlaq yang baik dan hati yang selalu bersyukur dengan syukur yang sebenarnya.

 

Puisi Untuk Ayah

 

Puisi Untuk Ayah

Tentangmu, Ayah

 

Teringat tentangmu, ayah..

Saat terakhir kali berbincang tentang impian masa depanku, putrimu..

Dini hari di depan mesin tik tua saksi perjuanganmu,

Beberapa hari sebelum akhirnya aku tak lagi dapat mendengar suaramu

 

Dini hari itu engkau katakan padaku, "jagalah aqidahmu !"

Saat itu aku tak mengerti,

Kenapa itu yang engkau titipkan..

Saat itu aku tak mengerti..

Aku ingin bertanya, kenapa itu yang engkau titipkan

Aku ingin bertanya, apa maksudnya

Aku ingin bertanya semua yang tidak kumengerti

Tapi entah kenapa, aku hanya diam

Terdiam dan membisu dengan gejolak Tanya berkecamuk dihatiku

“Apa, apa yang di maksud menjaga Aqidah?” Tanya itu ku simpan dihatiku untukku sendiri

 

Sampai berpuluh tahun kemudian ketika engkau telah tiada

Saat penyesalan akan belum hadirnya baktiku padamu membuat dadaku sesak

Saat kusadari engkau tak lagi dapat ku sapa atau ku tanya

Saat kusadari engkau tlah tiada

Dan suara mesin tik mu dini hari itu adalah kenangan terakhirku tentangmu

Saat hanya ada kenangan yang bernama rindu, padamu ayah

Saat itu aku baru mengerti

Tentang cintamu kepada kami

"jagalah aqidahmu !" menjadi pesan terindah di perjumpaan terakhirku denganmu, Agustus dua puluh tiga tahun yang lalu

 

Duhai engkau penyambung silaturahim

Duhai penebar salam

Duhai penyayang anak-anak yatim dan orang tua jompo..

Duhai engkau yang lembut sikap dan ucap pada Mamah

Duhai engkau yang halus tutur Bahasa dan sikapmu pada nenek dan kakek kami

Duhai engkau yang beramar ma'ruf nahyi munkar dan tetap berdakwah ilal haq sampai menjelang akhir nafasmu, sampai menjelang perpisahanmu dengan dunia

Engkau yang memberi kami cinta dengan cara terbaik meski seolah cinta yang tak biasa ...

Engkau yang...

Aduhai ayah, kebaikanmu banyak sekali...

 

Kini, hanya rindu berbalut do'a ini yang mampu terhatur

Cinta kami padamu yang tak sebanding dengan cinta yang engkau ukir bagi hidup kami

"Allohummaghfirlahuu warhamhuu wa'aafihii wa'fu 'anhu wa akrim nuzulahuu wawassi' madkholahuu."

 

Balananjeur, 29 Januari 2021

Jumat, 29 Januari 2021

Mengajak Anak Mencintai Buku (bagian 2)

Seorang ibu, dalam pengasuhannya secara sadar atau tidak, akan mengajarkan anak mencintai atau menyukai apa yang dia sukai. Mencintai buku salah satunya.

Seorang ibu yang suka buku, akan mengajak dan mengajarkan anak untuk mencintai hal yang sama.
Seorang ibu yang menyukai bergosip, akan mengajak dan mengajarkan anak untuk mencintai hal yang sama.
Seorang ibu yang suka hiking, akan mengajak dan mengajarkan hal yang sama.

Itulah teladan...
Baik atau buruk yang di contohkan seorang ibu, seorang anak merekamnya.

Adapun kelak anak itu akan seperti apa, insyaAllah tidak jauh dari keteladanan (qudwah) yang ia dapat.

Selain dari apa yang mereka saksikan dengan pandangan mereka, mereka juga belajar dengan apa yang di rasakan dan di pikirkan ibu nya.

Seorang ibu yang sikapnya baik dengan fikr dan hati yang juga baik akan melahirkan anak berjiwa tenang.
Seorang ibu yang sikapnya baik dengan fikr dan hati yang penuh dengki dan dendam harus bersiap menghadapi anak dengan karakter yang sama.
Dan sebagainya...

Kok bisa? Kan nggak kelihatan?
Dalam teori pengasuhan, hal ini sepertinya sudah banyak di bahas. Dalam kenyataannya, insyaAllah teori itu bisa di pertanggung jawabkan.

Hal itu tidak hanya berlaku bagi anak-anak saat proses menyusui, yaitu saat segala yang mengganjal di hati dan fikiran ibu ikut mengalir bersama ASI. Tapi juga di usia setelah proses itu bahkan hingga anak-anak dewasa, mereka dapat merasakan apa yang ada dalam fikiran dan perasaan ibu nya.

Oh ya, kembali ke tema awal, "mengajak anak mencintai buku."

Banyak orang tua yang senang saat mendapati buah hatinya lebih menyukai aktivitas membaca buku dibanding aktivitas-aktivitas lainnya.

Banyak bukan berarti semuanya, karena sebagian orang tua juga fine-fine saja ketika mendapati anaknya tidak memiliki ketertarikan terhadap buku bacaan, sebagian lagi ada yang masa bodoh 'mau suka kek, mau nggak suka kek, masa bodo amat. Yang penting anaknya sehat dan tumbuh besar' , ada yang seperti itu juga. Semua itu kembali pada orang tua sendiri...

Dan saya, karena sejak kecil banyak berinteraksi dengan buku dan menyukai aktivitas membaca, dengan penuh kesadaran saya mengajak anak-anak untuk mencintai hal serupa.

Hal pertama yang dilakukan adalah mencari calon suami yang mencintai aktivitas yang sama. Bukan sekedar mencintai, tapi mencintainya sebagai bagian dari ketaatan pada Allah.

Mencari pasangan sekufu istilahnamah... Menurut saya ini poin terpenting dibanding poin-poin lainnya.
Why? Akan lebih mudah saat nanti memberi contoh pada anak.

Akhwat juga nyari? Ya Iyah atuh... Meski dalam sunyi, akhwat juga berhak mencari calon yang sesuai kriterianya. Berhak memutuskan pilihan: menerima pinangan atau mengabaikan.
Berhak mengangguk atau menggeleng atas pinangan yang datang.

Yang kedua saat proses pembuahan. Hal itu sudah di ajarkan oleh Rosuululloh shollallohu 'alaihi wasallam melalui sebuah do'a 
ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺟَﻨِّﺒْﻨَﺎ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥَ . ﻭَ ﺟَﻨِّﺒْﻦِ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥَ ﻣَﺎ ﺭَﺯَﻗْﺘَﻨَﺎ
Bismillahi Allahumma jannibnas-syaithoona wa jannibnis-syaithoona maa rozaqtanaa

Yang artinya :
Dengan menyebut nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari campur tangan syaitan dan jauhkan pula syaitan dari apa-apa yang Engkau karuniakan kepada kami.

Sesuatu yang baik, harus di awali dengan kebaikan dan diiringi juga dengan do'a-do'a terbaik, bukankah begitu? Dan kami meyakini bahwa mencintai buku adalah sesuatu yang baik karena itu perlu awal yang baik dan di iringi do'a terbaik.

Yang ketiga, saat proses hamil. Memperbanyak sujud dan ruku, memperbanyak tilawah Al Qur'an dan mendengarkan tilawah serta membacakan buku sambil mengusap perut yang didalamnya terdapat janin yang sedang berkembang dan tumbuh.

Tugas ayah saat itu adalah:

- menjaga kondisi psikologis ibu dengan cara mengcovered hal apa saja yang bisa merusak kondisi emosinya.

- Memberinya ketenangan dengan sikap dan ucapan.

- Mendampinginya melalui setiap tahapannya.

- sering-sering menyapa janin, misal saat ayah hendak bekerja ayah mengusap perut ibu sambil mengatakan, "Assalamu'alaikum sayang, ayah pergi bekerja dulu, ya!"
Atau kalimat sapaan lain. Tentu saja kalimat lembut dan penuh kasih.

- sering-sering membacakan Ayat suci Al Qur'an atau membacakan shiroh dan buku-buku lainnya dengan suara agak keras di dekat perut ibu.
Sambil mengusap perut ibu, ayah memulai dengan sapaan hangat, "Assalamualaikum Nak, ayah akan membacakan surat Ali Imran yang artinya keluarga Imran. Dengarkan baik-baik ya sayang!" atau kalimat lembut lainnya.

- memperbanyak dzikrullah.

Yang selanjutnya adalah ...sepertinya saya harus kembali tidur, tidak biasanya mata kembali mengantuk sesudah terbangun. Some day diteraskeun. InsyaAlloh.

Semua yang saya tuliskan hanyalah versi saya. Setiap kebenaran datangnya dari Allah, dan kami memohon agar DIA senantiasa membimbing kami pada ashshiroothol mustakiim...

Nanti saya sambung, insyaAllah.

Hatur nuhun... Wilujeng membuka hari baru 😍

Selasa, 26 Januari 2021

Kesempatan

 Saya juga ingin tahu tentang wordpress. Sudah lama membuat akunnya, sore ini coba di utak-atik tapi belum faham juga.

Oh ya, tadi siang di suatu webinar yang saya ikuti ada satu kalimat yang sangat menarik, "jurnalis berjihad dengan tulisan." caranya? Tuliskan yang benar, yang mengajak kepada kebaikan dan ketaqwaan.
Saya bukan jurnalis, saya seorang ibu yang Allah berikan kesempatan untuk menulis (meski masih apa adanya), Allah berikan kesempatan waktu luang yang banyak yang coba saya manfaatkan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia tulis menulis, baik menulis di media tulis maupun menulis di dunia nyata. menulis di dunia nyata? iya lah, menulis dalam kertas kehidupan.
Ada satu kisah menjelang akhir tahun 2020 yang sangat berkesan bagi saya, kisah itu menguatkan dan memberi saya keyakinan akan diri saya sendiri. Mengajarkan saya untuk lebih yakin dan menghargai diri sendiri sebagai bentuk syukur yang benar. Bagaimana kita bisa menghargai orang lain dan memiliki keyakinan pada orang lain (termasuk suami dan anak-anak) kalau pada diri sendiri saja masih ragu dan enggan menghargai. Memang memberi penghargaan pada diri sendiri itu bukan perkara yang mudah ya ternyata, apalagi kalau kita memilih membuat target-target yang terkadang lebih tinggi dari kemampuan kita, bawaannyateh merasa gagal we terus.
Tidak mau mengakui kemampuan dan batas kemampuan apalagi mengapresiasi diri dengan kalimat-kalimat positif saat diri melakukan pencapaian sekecil apapun. Berterima kasih pada diri sendiri? apalagi itu, kayaknya satu hal yang berlebihan pisan weh. Sampai saya seolah diingatkan akan pentingnya mengapresiasi diri sendiri atau sekedar mengucapkan terima kasih pada diri sendiri apalagi sampai memberi hadiah tertentu untuk diri kita sendiri.
Tidak perlu menunggu orang lain mengucapkan terima kasih atas suatu kebaikan yang dilakukan, tidak perlu menunggu orang mengucapkan selamat atas suatu pencapaian, kita adalah diri kita sendiri. Kita mengetahui dengan pasti apa yang ada di dalam hati kita, apa yang kita rasakan dan pikirkan, apa yang kita butuhkan, apa yang membuat kita nyaman, intinya kita tahu seperti apa diri kita. Kalimat apa yang bisa membuat kita merasa berarti, kita pun lebih mengetahui itu dibandingkan orang lain, orang terdekat sekalipun ada saatnya lupa cara memperlakukan kita dan kita lebih tahu bagaimana perlakuan yang paling tepat untuk diri kita sendiri.
Menunggu orang lain? oh no, habislah usia kita untuk menunggu hal yang tak perlu ditunggu. Bersama orang lain bukan untuk menunggu diperlakukan sesuai kehendak hati kita tetapi justru untuk memberi sumbangsing yang benar dan baik, artinya kehadiran kita haruslah menjadi barokah untuk orang-orang sekitar kita, harus memberikan manfaat bagi orang-orang di sekitar kita, bukankah khoirunnaas anfa'uhum linnaas, yang terbaik di antara kita adalah yang paling bermanfaat. so, interaksi dengan orang lain mah bukan hanya tentang bagaimana orang bersikap atau berpikir tentang kita, tapi tentang sumbangsih kita untuk sesama.
Jadi, apa yang ingin saya ceritakan di sini? muqoddimah tentang wordpress, isi tentang apa, akhirnya tentang.. ini tentang rasa terima kasih pada teteh shalihah yang membuat saya bisa melihat diri saya terutama kelemahan saya dan menjadikannya pecut untuk lebih baik. MasyaAllah, teteh cikgu ini sangat luar biasa, jazakumullah khairan katsiran teh Devi anu shalihah. Semoga Allah limpahkan berlipat kebaikan di dunia dan kelak di akhirat.. Hatur nuhhun pisan.

Membangun Rumah Impian (bagian 11)

Awalnya berniat membeli rumah dengan cara mencicil rumah di sebuah perumahan di Bandung. Segala persiapan sudah dilakukan termasuk mencari beberapa rumah yang tepat,sharing dengan bagian pemasaran hingga dari semua rumah yang kami survey kami tertarik dengan satu rumah di kawasan rancaekek yang baru dipasarkan.

Uang muka sebesar 15 juta rupiah sudah kami siapkan, hasil menabung selama sekian tahun. Survey tempat, bertanya sana sini hingga diputuskan membeli satu unit rumah tipe 36 di daerah rancaekek Bandung. Perumahan itu termasuk satu dari sekian banyak perumahan yang baru di bangun, daerahnya terletak di kawasan yang jarang terkena banjir. Rancaekek di kenal sebagai kawasan yang rawan banjir, dan di sana terhitung aman dari banjir. Well, itu hanya prediksi yaa karena ternyata beberapa tahun kemudian kami dapati tempat itu termasuk satu dari sekian tempat yang juga terdampak banjir.

Hingga suatu hari saya bermimpi, mimpi yang sangat aneh dan membuat saya merenungkan kembali niat mencicil rumah. Saya tidak akan menceritakan detail mimpinya karena tidak diperkenankan untuk berbagi mimpi, namun yang pasti setelah mimpi itu saya memilih mengurungkan niat mencicil rumah dan memilih membeli bahan bangunan di kampung halaman.
Saya? yups, suami memberi saya kesempatan penuh untuk memilih. Beliau memberi saya kesempatan untuk menentukan dimana saya hendak tinggal karena menurut beliau yang paling akan merasai suka duka atau nyaman dan tidaknya rumah itu adalah saya jadi beliau memberi mandat penuh untuk saya.

Saya sampaikan niat saya untuk meninjau kembali rencana membeli rumah dengan cara mengangsur dan melihat peluang membangun rumah di kampung halaman, beliau menyambut niat saya dengan suka cita. Sebenarnya apapun pilihan saya dia akan tetap berekspresi seperti itu sih, tapi tetap saja saya suka melihat ekspresinya. 
Akhirnya kami sepakat mengalihkan uang untuk DP menjadi uang untuk membeli bahan bangunan.
Diskusi kami belum selesai, keputusan belum final, ada hal lain yang belum di bahas dan saya tidak bisa memutuskan itu sendirian. meski keputusan terkait rumah ada di tangan tetapi saya pikir suami juga berhak memilih dimana dia akan tinggal, di mana rumah itu akan di bangun, di kampung halaman suami atau di kampung halaman saya.
 
Saya tanyakan pendapat beliau namun hari itu beliau malah terdiam cukup lama. Saya tidak tahu apa yang membuat beliau terdiam dan terlihat bingung. Saya ingin menanyakan alasannya tapi entah kenapa hari itu saya memilih diam dan meninggalkan beliau sendiri, saya melihat ada yang mengusik beliau dan itu bukan karena pertanyaan saya. 

Lama kami tidak membahas tentang rumah, uang yang sedianya untuk DP atau membeli bahanpun sedikit demi sedikit mulai terpakai dan terkuras habis di pakai bayar kontrakan, uang sekolah sulung, biaya ke rumah sakit dan kebutuhan sehari-hari. Saya agak putus asa dan berpikir mungkin saja nasib kami berakhir dari kontrakan yang satu ke kontrakan yang lain. Harapan memiliki rumah sendiri pun seolah menguap, saya mulai memeluk tangis harapan sendirian. Sejak melihat suami terdiam, saya tidak lagi berani bertanya sedikitpun tentang rumah karena khawatir menyakitinya. Saya memilih menangis sendirian dan di kemudian hari saya akhirnya tahu bahwa suami juga menyimpan kesedihannya sendiri dan tidak mau melibatkan saya dalam duka nya, alasan beliau terdiam.

Segitunya luka pengen punya rumah ya? iya, boleh di cek ke semua orang yang sedang memiliki impian membangun rumah, rasanya kurang lebih pasti sama.

bersambung
 

Senin, 25 Januari 2021

Jejak Cinta Yang Tertingal (bagian 15)

 

Setiap menjelang idul fitri, kami di minta untuk menyiapkan beberapa pakaian terbaik kami untuk diberikan kepada saudara kami yang yatim.

Bukan karena kami hendak dibelikan baju baru karena Apa dan Mamah tidak pernah menjadikan baju baru sebagai prioritas saat lebaran, meski pada akhirnya kami tetap mendapat baju baru seperti halnya anak-anak lain.

"Eteh, Dede, bereskan beberapa pakaian yang paling bagus, nanti kita berikan kepada sepupu-sepupu kalian yang yatim."

Kadang, hati saya 'mengernyit', "kenapa harus selalu yang terbaik dan terbagus?"

"Bukankah biasanya orang memberikan sesuatu yang layak, bukan yang terbagus dan terbaik?"

Banyak sekali 'tantangan' dan pertanyaan yang membuat hati bimbang dan sedih untuk mengikutinya, tetapi kami tetap melakukannya. Namun setelah itu, entah kenapa hal yang awalnya terasa terpaksa itu justru tidak membuat hati kami dongkol atau menyesal karena telah melakukannya.

Tidak ada lagi beban yang membuat hati terasa berat seperti saat pertama kali kami harus mengendalikan hati merelakan beberapa pakaian terbaik kami dan semenjak itu kami mengerti kenapa Apa meminta kami memberi hanya yang terbaik.

"Ketentraman jiwa." itu yang kami rasakan setelah itu.

Sekarang kami semakin memahami kenapa beliau senantiasa meminta kami memberikan sesuatu yang terbaik untuk diberikan kepada saudara-saudara kami yang membutuhkan dan meluruskan niat agar Allah menjadi alasan dan tujuan kami melakukannya meski saat itu kami belum memahaminya. 

Meski saya, tidak masuk kriteria telah mengikuti jejak keshalihan Apa, tetapi saya bersyukur pernah di didik untuk,"mendidik hati." bukan hanya mengikuti kata hati. Hati itu dalam sebuah hadits digambarkan sebagai cermin akhlaq seseorang sebagaimana di sebutkan

dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Hati adalah cerminan diri, mendidik hati dan menjaga kebersihan hati adalah mendidik dan menjaga diri.

 

Tasikmalaya, 25 Januari 2021

Hhhh