Sabtu, 31 Desember 2022

1

Tadi malam de Olin cerita kalau pemahaman dan kemampuan matematikanya berkurang, maksudnya pelajaran matematika, jadi dia minta belajar di rumah lebih intens. Tadinya saya hanya ingin dia memanfaatkan 12 tahun pertamanya buat main; sesepedahan, main sama teman dan saudara, dsb. Jadi kalaupun belajar yaa biasa saja kayak hari-hari biasa di jam biasa tiap ba'da Maghrib. Tapi de Olin minta waktunya ditambah, "biar pintar kayak kakak-kakak de Olin." Katanya.

"MasyaAllah Shalihah" ucapku, lalu kuceritakan padanya saat-saat saya membersamai proses belajar 3 kakaknya waktu MI dulu dan yakinkan padanya kalau mereka dan de Olin juga pintar, pintar dalam bidangnya masing-masing. Saya tidak pernah peduli apa kata orang tentang definisi pintar, bagi saya setiap detik waktu mereka adalah berharga dan saya hanya akan menghargai itu tanpa berpikir pintar versi orang lain, atau prestasi dalam versi orang lain karena setiap orang memiliki standar kepintaran, prestasi ataupun kesuksesannya sendiri dan saya menghargai itu.

"ummi tidak akan menyerah untuk mengajakmu faham bab ini." Saya ingat itulah yang pernah saya katakan pada anak-anak saat mengajari mereka suatu bab. Saya memulainya dengan saya dulu yang belajar karena jujur saja banyak yang mulai terlupakan tergantikan agenda detergen, kain pel dan wajan 🤭

Saya mempelajari hingga benar-benar faham lalu mencari metode paling tepat untuk diterapkan pada anak-anak, maksudnya untuk diajarkan kembali pada mereka. Well, ini tentang matematika yaa..

Aa Quthb dan A Umar terhitung sangat cepat memahami matematika, mereka memang senang dengan pelajaran itu. Saat kami membedah satu soal bersama, biidznillah mereka kemudian bisa membedah 20 soal sendiri.

Bersama teteh beda lagi, saya harus mengajak teteh untuk nyaman dulu dan mengajaknya untuk melihat sudut-sudut kebaikan dalam kacamata imani saat belajar. Motivasi belajar teteh lebih banyak pada, "Allah suka ini." Setelah itu barulah kami bermain dengan matematika, step by step.. teteh lebih senang pelajaran agama dan PAI tapi saya mengharapkan mereka melihat ilmu dengan kacamata iman, bahwa semua harus tetap dipelajari dan kuasai. Ilmu itu, ilmu Allah..

Lanjut ke proses belajar matematika..

Sebagai orang yang kadang suka tantangan dan terkadang tidak  (teu konsisten pisan nya A 🤭). Mendampingi Aa dan adik yang mudah faham matematika sekaligus semua materi pelajaran lainnya, menjadi hari yang menyenangkan sekaligus mendebarkan. Tipe mereka itu otaknya jauh lebih kritis jadi kadang suka bikin degdegan tapi tetap menyenangkan karena ummi tinggal cerita sebentar trus mereka berkreasi sendiri.. ngbedah rumus, nurunkeun dll. Ummi salut lah ka Aa sama adik Umar  🤭 karena Ummi mah dulu nggak gitu, mudah belajar agama dan bahasa tapi agak lama buat bilang, "I love mathematic." Hahaha.. versi saha Tah? 
Dan... Menyenangkan sekali saat mendampinginya belajar matematika. Oh ok, dia mudah dalam pelajaran agama dan bahasa Arab karena itu minatnya (sampai sekarang). dia versi paling tenang di rumah ini, tenaaaang banget saat belajarnya. Nggak rurusuhan dan adem banget..
Kami mengupas satu materi selama sekian Minggu hingga sekian bulan. Membahas satu bab hingga akhirnya membuatnya berseru kegirangan, "Ummiiii... Teteh bisa." Sambil memperlihatkan nilai test matematikanya. 
Kurikulum sekolah dengan rumah tentu berbeda, saya dengan target dia faham dulu satu bab sebelum lanjut ke bab selanjutnya meski itu terbilang lama.. tak apa, yang penting dia faham. Dan tak mengapa meski kurikulum di sekolah berbeda, pada akhirnya matematika tidak seperti kata sebagian orang, "menakutkan." Apa yang menakutkan dari ilmu yang harus dipelajari? Bukankah matematika mengajari anak cara untuk memecahkan masalah dan itu sangat penting bagi kehidupan mereka..

Waktu penjengukan Desember kemarin teteh mengatakan, "sekarang teteh mulai faham fungsi matematika dalam kehidupan." MasyaAllah itu kabar yang sangat membahagiakan dan saya meyakini teteh akan bertambah memahami matematika setelah ia memahami manfaatnya. 

Balananjeur, Ahad, 1 Januari 2023

Refleksi Akhir Tahun

Sebelumnya sering banget nulis dengan hastag #kisahhariini atau #catatandefa , hastag bertujuan untuk memudahkan pencarian saja 🤭 
Hari ini...akhir tahun ini

Waktu main ke situ, tiba-tiba saja nangis. Kakang kaget dong, kok tiba-tiba istrinya nangis ..
Ada satu ingatan yang membuat saya menangis tiba-tiba. Kisahnya akan saya tulis dalam event 30 hari bercerita di hari pertama


Kok nulis kisah yang bikin nangis? Sengaja. Saya merasa itu salah satu luka bagi saya dan saya berusaha menyembuhkannya dengan menuliskannya disana. Menulis bisa menyembuhkan? Saya meyakini itu 

Pencapaian di tahun 2022?
Kalau anda diminta menuliskan pencapaian, apa saja yang akan dan ingin anda tuliskan?
Jika itu tentang saya, benak saya hanya merekam jejak kang Wawan dan anak-anak jadi tentang mereka lah yang kemudian membuat saya berkata, "Alhamdulillah, tsumma Alhamdulillah."



Kalaulah tentang saya pribadi, tentang bertahan dalam kondisi mudah drop saja bagi saya adalah anugerah yang luar biasa. Dan saya bersyukur atas itu..
Tetap melakukan pekerjaan dan berusaha tetap mengukir karya adalah hal yang saya apresiasi dari diri saya sendiri.
Tahu kaan gimana pekerjaan rumah? Tak ada habisnya 😁

1. Kang Wawan mendapatkan nilai tertinggi dalam CAT lalu lolos seleksi di urutan pertama
2. Aa Quthb menjadi fasil di SSC serta selalu mendapat IP yang tinggi dan aktif dibeberapa organisasi juga sudah mandiri secara finansial (Aa kuliah sambil bekerja)
3. Adik Umar meraih ranking pertama lalu masuk siswa eligable yang bisa mengikuti snpmb, mendapat nilai tertinggi praktek, pkl dan laporan serta lolos seleksi awal beasiswa (sekarang masuk seleksi ke-3)

4. Teteh tahu arah dan minatnya dimana, fokus di bidang itu dan Alhamdulillah mahir di bidang yang diminatinya. Selalu berprasangka baik pada orang lain dan terutama pada Rabbul 'aalamin, selalu berusaha shalat di awal waktu, senantiasa berkata yang baik, menghindari hal-hal yang tidak bermanfaat..
Saya tidak akan berbicara tentang prestasi dalam pendidikannya karena lolosnya teteh di SCB adalah prestasi yang akan selalu kami syukuri. Memasuki gerbang SCB adalah anugerah yang luar biasa.

5. De Olin semakin mahir menggambar dan mulai memetakan dirinya untuk menjadi dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di masa depan. Dia mulai menjalani tahapan proses yang diyakininya bisa mengantarkan ke arah itu. 
Btw, subscriber YouTube nya semakin bertambah.. hatur nuhun untuk yang bersedia mensubscribe dan menonton serta memberi masukan di channel-nya 🙏🏼

Dan untuk diriku sendiri.. terimakasih untuk tidak ikut keriuhan dan memilih menjadi ibu. Terimakasih untuk tidak ikut abring-abringan dan tetap menjadi diriku sendiri yang bebas mengiyakan atau menolak sesuatu.
Terima kasih untuk terap berdiri menjadi ibu meski dikit-dikit diam, dikit-dikit istirahat.. 🥰

Untuk kang Wawan, Aa Quthb, Adik Umar, teteh Aufa, de Olin.. Jazakumullah Khairan katsiran ❤️



Untuk Abi @wawanridwan75 

Beberapa hari ini aku agak sensitif,, terutama karena sakit yang belum kunjung sembuh (total) membuatku mudah nangis dan agak melankolis. Hmm tak jarang tersulut emosi hanya karena hal sepele namun akhirnya luluh juga buat bilang, "Hapunten ummi." Atau kadang engkau yang lebih dulu memelukku dan meluruhkan kemarahan ku hingga aku merasa tak pernah ada amarah sebelumnya.

Bukan hanya karena sakit tapi karena lelah yang sangat. Ya, menjadi ibu adalah siap bertemu satu hari dimana kita merasa sangat lelah, lelah dengan segalanya hingga kita tak tahu seperti apa sih model Istirahat yang kita butuhkan untuk mengobati lelah itu. Kesediaan mu untuk mendengarkan ku menguntai narasi tanpa jeda bahkan disertai Isak dan terkadang luap kemarahan adalah istirahat itu. 
"Ikut Abi yuk!" Jalan-jalannya memang sambil kerja, tapi perasaan merasa dilibatkan dan dibutuhkan membuat hilanglah lelah yang terasa.

Aku mulai kehilangan momen bersama anak-anak,. Mereka mulai memiliki rutinitas nya sendiri, teman sendiri dan segala yang lebih banyak tak ada aku didalamnya.. lalu engkau tampil sebagai teman yang mau ku recoki, bahakn bersedia saja saat kubedaki 🤭

'alaa kulli haal, ini sebagian tentang dan bersamamu yang kupahat dalam #jurnalsyukurdefa . Jazakallah Khairan katsiran sayangku

Untuk Aa Quthb..

Ummi punya banyak salah sama Aa, sebagai anak pertama yang seolah menjadi percobaan kami dalam mendidik. Tapi, dari Aa juga kami belajar banyak hal; bagaimana menjadi orang tua sekaligus teman. Meski...kami tak jua mendekati sempurna sebagai orang tua ataupun sebagai teman, banyak sekali kurangnya kami namun Aa tetap bersabar atas kami juga menguatkan hati kami dengan kebaikan Aa.

Menjadi aktivis Salman dan tergeraknya hati Aa untuk menjadi bagian dari masjid Salman adalah hal yang sangat ummi syukuri dan banggakan dari Aa. Bagaimana engkau lolos di SSC di kali pertama lalu menjadi fasil dan mengikuti KK adalah anugerah bagi ummi, Nak. Ummi bersyukur kepada Allah atas itu. 
Ummi meminta kepadaNya untuk mengikat hati kalian atas masjid, MasyaAllah semoga Allah Istiqomahkan.

Sebagai anak pertama di rumah ini, Aa menjadi sosok yang selalu ingat adik-adiknya, menanyakan kabar mereka bahkan berbagi rezeki dengan mereka. Bersabar atas kengeyelan mereka dan bersedia memahami tanpa syarat serta menjadi contoh yang baik bagi mereka. Pastilah bukan hal mudah tapi Aa tidak mengeluhkannya.

A, hatur nuhun pisan kanggo janten putra Ummi. Hatur nuhun 'alaa kulli haal.. ummi bersyukur kepada Allah karena menjadi Ummi Aa. Jazakallah Khairan katsiran Shalih.. hapunten ummi dari segala kekurangan ummi

Adik Umar..

Ummi tahu pasti berat, baru saja habis test bahasa inggris TOEIC yang soalnya banyak, sedang sakit pula, lalu harus langsung ikut test tulis dengan 80 soal yang baru untukmu karena sebelumnya terlambat mendaftar try out.. pasti berat tapi engkau tetap menjalaninya 

Ummi memintamu untuk berjuang sebaik-baiknya bukan berarti engkau harus lolos atau mendapat nilai yang baik karena nilai dirimu tergantung pada sebaik dan sesungguh -sungguh bagaimana usahamu. Nilai akhir bukan masalah selama engkau berusaha dengan sungguh-sungguh dan jujur dalam tekadmu.. itu pasti bukan hal yang mudah, mendapati ummi yang menuntut untuk benar-benar dalam berusaha pasti tidak semenyenangkan ibu yang akan bilang, "nggak apa-apa, yang penting..."

Tapi engkau bersabar atas ummi. Hatur nuhun atas itu.. terimakasih karena telah menjadi putra Ummi, hatur nuhun shalih.. ummi bersyukur atas adik. Hapunten kanggo kakirangan ummi 


Teteh Aufa ..
Kabar sakitmu adalah shocked terbesar ummi. Menangis histeris adalah hal pertama yang ummi lakukan.. lalu ummi berpikir untuk memanas-manasi agar engkau bersedia menjadi dokter spesialis imunolog agar bisa membantu orang lain dengan kondisi yang sama.. tapi, ummi akan tetap mendukungmu apapun cita-citamu.

Jangan khawatir shalihah, kami disini bersamamu..


De Olin,
Ade selalu jadi Puteri termanis kami. Adik termanis  bagi 3 kakaknya. Hmm besok kita masih liburan kan? Hee..

Balananjeur, Akhir Desember 2022..
Jam 23.14

Day 365

Catatan akhir tahun

1.
Pernah ketemu fase ketemu pertanyaan, "kok nggak pernah ngajak-ngajak sih?" Waktu lihat orang terdekat pergi kemana-mana gitu.. sampai akhirnya kembali mikir, "buat apa?" Dan saya mulai melepaskan diri dari ikatan perasaan seperti itu.

Melepaskan terasa lebih menentramkan, jadi terhilang kebaperan yang tak penting dan... akhirnya tahu saya teh harus bersikap seperti apa dan bagaimana.




2.
Hari ini mendapat kabar yang sangat membahagiakan sekaligus bikin nangis, nangis terharu.. yaa saya si tipikal apa-apa nangis. Happy nangis, sedih nangis, terharu dan lain sebagainya teh diekspresikan dengan nangis jadi kata kang Wawan teh butuh fokus untuk melihat tangisnya tangis senang atau justru sedih 😀.

Oh iya, kabar baiknya adalah ... MasyaAllah Alhamdulillahilladzii bini'matihii tatimmushshoolihaat Alhamdulillah biidznillah adik Umar masuk daftar siswa eligable yang bisa ikut snpmb. Waktu zaman Aa Quthb mah namanya SNMPTN, sekarang mah berubah jadi SNPMB. 

MasyaAllah degdegan, nangis dan terharu. MasyaAllah Alhamdulillah hadza min Fadhli Rabbi.. setelah episode Aa yang juga masuk siswa SNMPTN kemudian giliran adiknya, ini adalah anugerah yang tiada terkira. MasyaAllah Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah ❤️




3.
Jam 8 tadi Aa harus berangkat ke kota Tasik. Oh iya, setelah 3 semester kost, untuk semester ini Aa meminta izin untuk berangkat ke kampus dari rumah.. artinya tidak kost lagi. 

Kami mengizinkan karena melihat Aa sudah mulai belajar bagaimana sih hidup sebagai anak kost 🤭 
Becandaa...
Intinya kost kemarin adalah masa nya belajar banyak hal tentang hidup. Alhamdulillah kami melihat banyak perkembangan setelah fase itu terlalui. 

Pertimbangan selanjutnya adalah Aa sudah mulai bekerja dan jarak ke tempat kerjanya lebih dekat dari rumah, 10 menit an dari rumah jadi kami mengizinkannya untuk kembali ke rumah.




4.
Saat vcall tadi siang teteh Aufa bercerita tentang rasa syukurnya, "Ummi, teteh sayang Ummi karena Allah. Teteh bersyukur punya Ummi."

Lagi-lagi saya menangis... Duhai hati, duhai buah hati ummi dan Abi, kami bersyukur kepada Allah atas teteh. Ummi bersyukur atas kalimat baik yang terucap.

Sungguh, kalimat yang baik adalah obat dari segala duka. 

Shalihah, teteh Aufa Ashfiea sayangku.. hatur nuhun sudah menjadi putri ummi. Ummi bersyukur karena menjadi ummi teteh.





5.
De Olin kembali membaca buku-buku yang dulu diberikan Tante shalihahnya. MasyaAllah dia terlihat sangat antusias membaca kembali semua bukunya saat kami membereskan rak buku yang sudah sebulan ini jarang tersentuh karena kesibukannya menggambar.

Kalau sudah membaca teh kayak nggak dengar apapun.. seolah hidup sendiri di dunianya, tapi saya faham karena saya pun seperti itu 🤭.

Hari ini de Olin berpindah kamar ke kamar depan, "nanti gantian sama Abi ya kamarnya. Aku mau tidur sama Ummi dan Abi disini." Sudah beberapa malam dia senang gantian kamar sama Abi nya. Awalnya dia menempati kamar Aa, tapi karena Aa sudah pulang jadi sekarang tinggal di kamar teteh 🤭





5.
Catatan terakhir di tahun ini 🤭

1. Hmm apa ya 🤔 oh iya, pernah nggak merasa, "orang itu aktif banget segala diceritakan." ? Saya sendiri males berpikir seperti itu. Saya berselancar di media sosial tidak dengan tujuan itu jadi tidak ada masalah saat mendapati postingan apapun. Saya merasa bisa belajar banyak hal dari cerita teman-teman dan saya berterima kasih untuk itu.
Saya bisa merasakan duka yang sedang dirasakan dan belajar berempati atasnya. Saya ikut berbahagia dengan kabar baik. Just it, jadi terasa aneh saja saat ada yang berkomentar, "apa-apa di post, curhat itu sama Allah!" Apalagi kalau orang yang mengatakan hal seperti itu justru senang mengumbar aib...ehm, kita 😅

2. Besok saya mulai iku 30 hari bercerita. Awalnya ragu-ragu antara ikutan atau tidak, tapi karena saya tahu kalau tidak ikutan pasti bakal nyesel jadi bismillah saya ikut. Mau cerita apa? Nanti saya share cerita nya di blog juga selain di IG 

3. Hari ini saya membereskan kamar depan untuk ditinggali de Olin, kamar Aa dibereskan sendiri oleh Aa. 

4. Oh iya, sebenarnya ada beberapa kisah di bulan Desember yang membuat saya menangis setiap kali mengingatnya. Saya pikir sudah melupakan setelah merasa sudah memaafkan, ternyata masih sering nangis saja setiap kali ingatan hari itu hadir. Saya harus berusaha mengobatinya..

5. Tadi pagi Aa Quthb di urut karena tangannya terkilir saat ngrem. Hampir satu jam di urut mang Ajat, Alhamdulillah sekarang sudah mulai membaik


#catatandefa

Catatan lainnya akan saya lanjutkan di tahun 2023 🤭

Balananjeur, Sabtu, akhir Desember 2022


Jumat, 30 Desember 2022

eS 3

Pagi-pagi ngobrolin S2 sama si semester 3, oh iya sekarang sudah mendekati akhir semester 3 yang artinya sebentar lagi Semester 4. Lalu semester 5, 6, 7, 8.. selesai deh.. MasyaAllah perjalanan panjang untuk menyelesaikan S1 mu semoga dalam berkah dan Rahmat Allah. Hmm jangan lupa untuk tetap melanjutkan hingga jenjang tertinggi ya Nak. Itu harapan Ummi..S2 lalu S3, dengan tetap dalam kehanifan dan keshalihan karena Allah

Balananjeur, Jum'at, 30 Desember 2022

Sakit

Sudah 2 hari ini sendi saya kembali terserang.. rasanya sakit dan sesak, dari ujung kepala hingga ke ujung kaki terasa sakit. Kemarin sengaja ngajak de Olin jalan-jalan ke Ciseuti berharap sakitnya berkurang dengan bergerak, ternyata belum waktunya. Lalu saya minta de Olin membalurkan Geliga ke punggung, leher dan kaki sambil dipijit. Alhamdulillah akhirnya bisa tertidur. Paginya memulai hari dengan menangis, ini sangat sakit tapi ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan. Bismillah saya hapus airmata dan mulai masak serta tersenyum lagi.

Balananjeur, Jum'at, 30 Desember 2022

Kamis, 29 Desember 2022

Day 364

Masih dalam suasana liburan.. eh bukan liburan sih soalnya kang Wawan kesana untuk suatu pekerjaan dan saya mengikutinya sebagai stalker setianya ..ehm..

Awalnya saya pikir itu perjalanan perhealingan 😂 makanya saat anak-anak bertanya, "ummi mau kemana?" Saya jawab mau keliling naik motor sama Abi. Yaa saya jawab keliling karena saya pikir memang seperti itu, tidak ada tujuan pasti hanya ingin mencari angin. Saya sedang mudah lelah dan mudah butuh merefresh diri dengan berbagai cara, salah satu caranya yaa itu dia jadi stalkernya kang Wawan 😅

Setelah sampai di simpang tiga genteng, kang Wawan tetiba mengabarkan ada pekerjaan yang harus dikerjakannya. Yaa iyalah pekerjaan memang harus dikerjakan 🤭 lalu beliau bertanya kesiapan saya menemani. Dan..ehm.. sebagai isteri yang baik saya pun mengiyakan tanpa protes. Kalau dalam hal yang baik mah kenapa harus protes? Tapi percaya deh, isteri itu punya kesempatan untuk mengajukan keberatan akan sesuatu hal dan saya mendapatkan kesempatan itu kalau saya mau, namun saat itu peluang itu tidak saya ambil. Menemani dia saat ini menjadi suatu kebutuhan bagi saya...ya, bukan hanya pasangan kita yang membutuhkan kita namun kita pun membutuhkannya. Begitulah hidup berumah tangga; saling (membutuhkan, memahami, mengerti, mencintai, dll).

Saya butuh menemaninya lebih dari hari-hari sebelumnya, disaat anak-anak mulai memiliki kesibukannya sendiri dan saya ditinggal sendirian.. 

Baiklah, kembali ke ... Bukan laptop. 
"Temani Abi ya!" Akhir-akhir ini kalimat ini sering diucapkan, persis saat saya memintanya menemani saya saat sedang masak, "ngetik laporannya disini yaa, temani Ummi!" Meski sekarang 3 dari 4 anak kami ada disini bersama kami namun kami tetap merasa saling butuh ditemani jauh lebih dari sebelumnya. Entahlah, perasaan seperti apakah ini.. kata ustadzmah, semoga yang seperti itu teh sakinah mawadah warahmah..hee.. 

Well, mari membahas Sakinah mawadah warahmah. Kalau ada yang walimatul ursy banyaklah kita dengar doa ini yang disampaikan kepada pengantin, "semoga sakinah mawadah warahmah." 
Sejak hari di pelaminan saya bertanya-tanya, "seperti apakah sakinah, mawadah warahmah itu?" Apakah adem ayem tanpa pertengkaran atau masalah disebut sebagai sakinah? Seperti apakah mawaddah? Rahmah itu yang bagaimana? Saya pun mencari tahu semua hal terkait itu demi bisa membangun sakinah mawadah warahmah agar tidak hanya sebatas ujung lisan.

Sakinah, mawadah warahmah..

Saya menyampaikan keluh kesah saya atas sikap atau hal-hal yang membuat saya tidak nyaman, apapun itu karena khawatir mempengaruhi kinerja keibuan. Dia menyimak, memeluk dan meleraikan resah.

Saya dan dia beradu argument menghadiahi ego kami rasa keakuan yang jauh lebih besar, lalu saya mendiamkannya dan dia mulai merayu, "sayang, ngbasho yuk!" , "Yank, jalan-jalan yuk!", "Sayang, sini duduk dekat Abi!" atau sekedar memeluk dan meluluhkan hati saya. Ah iya dia tidak pernah sekalipun mendiamkan saya, meski tidak jarang saya sengaja membuatnya kesal.

Kami terkadang beradu argument dan saya terlebih dahulu menurunkan ego dan memilih mengalah, mengalah untuk menang karena nyatanya saat saya mengalah ia senantiasa mengatakan, "tidak, Abi yang keliru. Maafkan Abi." 

Tidak ada yang namanya setiap hari sama pendapatnya, selalu Seiya dan sekata. Tidak..
Kami memiliki dua kepala dengan dua isi yang tidak sama. Latar belakang keluarga dan pendidikan yang tidak sama, passion dan ..hmm..bacaan juga tontonan yang tak sama. Saya suka Paddington atau film serupa, dia suka film action. Saya suka baca Sirah atau tarikh dan dia lebih suka baca politik. Saya suka basket dan dia suka sepakbola. Untuk apa membincangkan perbedaan saat semua itu menjadi bumbu manis dalam rumah tangga. Kami jarang nonton, lebih memilih jogging bersama dibandingkan membicarakan basket dan sepakbola, mendiskusikan masalah politik dan Sirah yang nyatanya saling berkaitan. Tidak ada yang wah untuk dianggap masalah hingga berseru tegang, "we are different." Karena sejak lahir dan sesuai fitrahnya, kami memang berbeda; saya wanita dan dia lelaki.

Balananjeur, Jum'at, 30 Desember 2022

Rabu, 28 Desember 2022

Day 363

Menulis 365 hari nya kurang konsisten 🥺 bukan kurang, tapi tidak konsisten menulis setiap hari. Memang siih masih nulis di buku catatan harian atau IG tapi tidak ada nya catatan hari kesekian, kesekian dan kesekian yang ternyata banyak banget bolongnya tetap saja membuat saya merasa, "kok ada yang kurang ya." Atau, "initeh asa gimana." Maksudnya di hati teh ngrasa kumaha nya, ah masih susah mendeskripsikannya.

Sekarang sudah 3 hari menjelang berakhirnya tahun 2022, PCM mau mengadakan pengajian bulanan di masjid Syu'latul Iman kayaknya dengan tema yang ada kaitannya dengan resolusi.. hahaha.. ini sih yang saya sampaikan waktu rapat PCM di tabrik kemaren.

"Wah, kayaknya tema nya yang berkaitan dengan resolusi awal tahun deh." Yang saya ucapkan itu sebenarnya hanya joke saja karena saya sendiri berpendapat bahwa resolusi dilakukan bukan hanya di awal tahun namun everyday, setiap waktu berganti alias setiap hari.

Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, itulah dasarnya. Yups, hari ini harus lebih baik dari hari kemarin and that is yang melatarbelakangi perlunya resolusi diri setiap harinya.

But wait, ari resolusiteh apa? Yuk ah kita cari di om google what's mean of resolution.
re·so·lu·si /résolusi/ n putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang); pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tentang suatu hal.

Nah nah naaaah... Lalu apa hubungannya dengan resolusi yang saya maksud? Hmm saya sih sebenarnya hanya asal ngomong saja dan itupun dapat dari yang berseliweran di media sosial kalau akhir dan awal tahun teh banyak yang nulis kata 'resolusi'. Oh ok forget it saja! Kita fokus nulis buat jejak..

Here it is yang ingin saya simpan selanjutnya disini.


Kemarin kami (saya dan kang Wawan) berangkat ke pasir gowong dengan menggunakan motor matic. Rutenya memakai jalur Kupa, jadi kami naik lewat jalur belakang gunung. Jalannya memang lebih cepat sampai tapi medannya tetap dudulugdugan dan bikin jantung ratug. 

Beberapa tanjakan memakai batu kali sebagai media jalan dan justru itulah yang bikin ratug, tanjakan (atau pudunan saat pulang) dengan kondisi batu yang tidak rata membuat perjalanan terasa mendebarkan (buat saya) jadi setiap sampai pada jalanan seperti itu maka saya akan memilih turun dari motor dan memilih meneruskan perjalanan dengan jalan kaki. Memang cape dan cukup sulit disaat sendi kaki sedang terasa sakit, tapi tidak 'semenakutkan' saat berkendara 🤭 it's real, saya memang pauran.

Medan yang terasa mendebarkan yang kedua adalah tanah yang licin karena hujan. Tanjakan atau pudunan yang masih tanah kalau kehujanan kan otomatis jadi licin, dan itu lumayan bikin saya ngeri. Kang Wawan kemarin sempat kesulitan menaikkan motornya pas di tanjakan menuju saung Tamim. Untung ada warga yang memberitahu cara termudah mengkondisikan kendaraan agar tetap sampai.

Saya sih memilih jalan kaki daripada membiarkan jantung terasa copot, ah tapi tetap saja yang paling sulit itu justru saat melihat kang Wawan melajukan motornya untuk naik atau turun. MasyaAllah nafas saya yang tidak menentu padahal dia mah anteng saja.

Dan..... Segala kengerian itu terbayarkan dengan suasana yang bisa dilihat di puncak ataupun dari puncak. MasyaAllah luar biasa indahnya. Lupa kalau sebelumnya sempat berpikir untuk tidak meneruskan pendakian ..

Photo-photo dibawah ini adalah penampakan pemandangan yang saya abadikan dari puncak, sebagian jejak saat kami sampai disana; bekal makanan dan photo-photo yang ingin saya abadikan disini.


Balananjeur, Kamis, 29 Desember 2022

Minggu, 18 Desember 2022

Day 353

Tadinya mau nyuci dulu, tapi lagi-lagi syaraf skiatika nya yang sekarang protes.. akhirnya memilih nyapu, beres-beres rumah lanjut berjemur. Tapi nggak bisa diem kalau berjemur teh, hmm mumpung masih bisa aktivitas jadi ambil sapu sama parang buat ngored jukut. Nggak apa-apa meski hanya bisa membersihkan sedikit, yang penting ada progress, insyaAllah besok dilanjutkan... Atau nanti siang semoga Allah kuatkan untuk menyelesaikan pekerjaan membersihkan pekarangan.
Kang Wawan tadi ngirim pesan WA bertanya, "sayang, sedang apa?" Saya jawab kalau saya sedang memikirkannya sambil membersihkan halaman 😅.
Ah, tetap gombalan yang sebenarnya receh, tapi dia tertawa ...

MasyaAllah Alhamdulillahilladzii bini'matihii tatimmushshoolihaat dapat bunga Telang sama bunga pacar. Saya si pemakan bunga atuh seneng banget dapat ini. Ini mah Rizkuminallah pisan.. sebagian telangnyamah di jemur buat bikin teh.

Dua bahan ini mau dibikin salad, tinggal dibersihkan, di potong-potong trus campur tape yang sudah dihaluskan (ganti mayonaise, males beli 😅). 


Kami menyebutnya nyalingit, sejenis pegagan yang ukurannya lebih kecil. Ini buat digodog lalu diambil airnya buat diminum, campur madu.. 

Waktu hamil sama menyusui tiap pagi sore teh minum seduhan nyalingit ataupun antanan karena pengen nanti anaknya pinter 🤭 soalnya pernah denger kalau antanan atau nyalingit teh bagus banget buat perkembangan otak janin ataupun bayi.. 

Alhamdulillah sangat nyaman buat nenangin lambung yang mudah protes kalau makan olahan gluten 😁
Ada yang tahu jenis gulma ini namanya apa? Saya tahunya sasaladahan.. bisa digodog ambil airnya buat obat herbal, atau dikeringkan lalu diseduh seperti teh, bisa juga di masak jadi sayur kuah santan, sop bening, tumisan, atau buat dimasukkan mie rebus tambah rawit..hmm ..

Allah Maha baik ya sahabat, semua disekitar kita MasyaAllah sangat bermanfaat. Fabiayyi aalaairobbikumaa tukadzdzibaan..

Hari ini saya mau bikin mie rebus instan pakai ini 🤭
Yang ini daun ginseng. Kalau di rumah ada yang qodarullah di uji sakit, biasanya saya membuat sayur bening dengan bahan daun ginseng, daun kelor, sama tahu kuning ..

Ini enak juga dibikin tumisan atau campur mie. Mie lagi? Hee... Biar nggak melulu nyari sawi buat tambahan mie 🤭

Kalau yang inimah saya tidak tahu namanya apa, yang pasti nikmat pisan dimakan mentah sebagai lalapan. Makannya sama nasi merah panas, sambal terasi, ikan asin.. MasyaAllah, beda yaa makan enak dan nikmat dengan makanan yang enak saja.  😀


Alhamdulillahilladzii bini'matihii tatimmushshoolihaat..
Atas udara yang segar
Atas matahari pagi ini
Atas sapa hangat
Atas kalimat baik dari anak-anak
Atas sarapan pagi
Atas hasil panen dari pekarangan
Atas semua indera yang berfungsi
Atas menikmati sunyi berkawankan jemari yang masih diberi nikmat merangkai jejak
Alhamdulillah atas semua nikmatNya yang...tak kan cukup diksi untuk merangkainya hingga utuh 

Balananjeur, Senin, 19 Desember 2022


Day 352

Pagi tadi kang @wawanridwan75 mengajakku berlari di lapangan Jamilega, hmm selama bukan lari dari kenyataan mah sih aku mau saja 🤭 dan kami pun sepakat berangkat saat matahari sudah terlihat terang agar sendi tubuhku tidak terlalu kaku karena kedinginan. Ya, aku masih belum siap bertemu dengan dinginnya udarra pagi..

Sesampainya di lapangan Jamilega, kuregangkan sebentar tubuhku yang terasa kaku..oh ok, sudah 2 Minggu ini tidak ada aktivitas lari ataupun sekedar berjalan kaki keliling lapangan. 
"Sini, pegang tangan Abi!" Dia betbisik sambil menghulurkan tangan kanannya ..
Aku tertawa, "terimakasih sayang, tapi isterimu sekarang sudah cukup kuat untuk berlari sendiri." Namun tetap saja kusambut uluran tangannya yang hangat..
"minimal 6 putaran, biar dapat 3 KM. katanya cukup buat kesehatan jantung." Jawabku yakin saat ia bertanya rencana ku mau berapa putaran.

Dia tersenyum, menganggukkan kepala menyanggupi.

"Sayang, ada crepes 🥞, hmm beli itu dulu ya!" Padahal baru satu putaran tapi sudah terasa lemas 😂 ah ini hanya alasan biar bisa jajan 🤭

2 crepes 🥞 seharga @3000 cukup untuk mengembalikan energi tubuh dan kami kembali berlari, ah bukan berlari tapi jalan kaki keliling lapangan. Aku harus menahan diri untuk tidak berlari karena tubuhnya belum kuat diajak berlari. 

Alhamdulillahilladzii bini'matihii tatimmushshoolihaat.. Alhamdulillah 7 putaran biidznillah bisa dilalui. 

Entah apa yang membuatnya merasa harus mengambil gambar ini, saat aku merapikan kerudung dan ia menyimpannya di ponselnya lalu mengirimkannya padaku, "lihat pesan WA, Mi!" Ujarnya.

"Aku nggak bawa hp, saay." Ini hari yang menyenangkan buatku dan aku tak suka diganggu hp yang akan mengalihkan pandangku dari sapa nya.

"Sini saay, aku mau ambil photo mu!" Lagi-lagi mengabadikan jejaknya tetap menarik perhatianku.

"Minggu besok kita lari disini lagi ya!" Pintaku yang aku aminkan sendiri... Ah, aku khawatir atas diriku sendiri. Akankah masih bisa berdiri dan berjalan bahkan berlari? Saat sakit selalu tiba-tiba menyapa dan aku hanya akan terdiam di sudut kamar.

Balananjeur, Ahad, 18 Desember 2022

Sabtu, 17 Desember 2022

Nabung yuk!

Tadi siang ngobrolin tentang nabung sama kang @wawanridwan75 . Saya sebenarnya tipe yang senang nabung terutama untuk hal yang berkaitan dengan rencana pendidikan anak.. tapi, tidak jarang uang tabunganteh kepake lagi untuk hal-hal yang urgen namun tak terduga alias tiba-tiba butuh. Jadilah tabunganpun nipis bahkan sampai di saldo nol rupiah lagi 😅

But, it's ok, bukan masalah besar saat akhirnya saldonya kembali di angka nol, yang masalah justru saat tidak ada perencanaan dan usaha sama sekali. Hmm terutama bagi saya yang memang suka merencanakan dan mengusahakan 🤭

Kali ini tabungannya fokus buat biaya masuk Mts de Olin dan kuliahnya adik Umar. Entah akan butuh berapa, yang pasti harus tetap ada rencana dan usaha... Do'a mah harus selalu melangit karena itu senjata paling utama seorang hamba

Dulu mah tabungan pun by target, "oh iya, biaya masuk sekolah teh sekian, trus perlengkapan sekolah dll semuanya kurang lebih sekian. Ditambah beli seragam dan perlengkapan sekolah semua anak jadi kayaknya butuh sekian rupiah. Hmm berarti harus nabung sekian rupiah.. dibagi sekian bulan berarti harus nyimpan sekian rupiah perbulan." Akhirnya saking fokusnya ke target jadi merelakan uang kebutuhan harian untuk dialokasikan kesana. Nggak mau kalau pas butuh harus kokotetengan nyari pinjaman misal, kalaupun harus minjam teh nggak boleh full alias just fokus dari pinjaman karena tidak ada simpanan.

Tapi kemudian saya merubah cara, karena cara sebelumnya justru membuat saya rieut, hak anak-anak di hari ini jadi kurang tercukupi karena kekhawatiran saya akan hari esok yang cenderung berlebihan.. padahal sudah cukup dengan ada usaha dan rencana ditambah LAA Haula walaa quwwata illaa Billah. Sekarang mah nabungnya sakasampeurnya saja alias sesuai kemampuan (dari dulu juga sesuai kemampuan 🤭) 

Maksudnya.. sekarang mah jauh lebih fleksibel. Meski sudah ada gambaran kayaknya buat biaya masuk kuliah adik Umar dan Mts de Olin butuh sekian, seragam anak-anak, beli buku dll... Tapi tidak sampai membuat saya merasa harus mengejar target itu dan melupakan hari ini. Saya mulai belajar jajan 😂 tapi meski jajan tetap saja nggak suka ngemilmah jajanan teh belinya telur tempe tahu 🤭

Intinya sih, tidak sampai mengurangi beban harian yang harus dipenuhi. Ada seribu buat nabung, yaa cukup dengan seribu. Ada 2 rb, ada 100 RB.... Yang penting mah harus ada ikhtiar. Harapannya tetaaap, saya ingin Allah melihat usaha saya dan Ridha atas itu. Nantinya mah Allah yang akan memudahkan urusan, memberikan jalan untuk memudahkan dan menutupi segala kekurangan dengan caraNya. Haqqul yakin da kalau Allah yang akan mencukupkan segala kebutuhan kita apalagi selama ini kang @wawanridwan75 berusaha maksimal tanpa mengeluh dan Ridha pads ketentuan Allah atasnya

Balananjeur, Sabtu, 17 Desember 2022

Seleksi Beasiswa part 6



Dik,
Hatur nuhun untuk bersabar dan bersungguh-sungguh karena Allah ya dik.

Sebagian temanmu mungkin lagi pada liburan, main game atau melakukan aktivitas yang bisa merefresh tubuh dari letihnya perjalanan mencari ilmu.

Ya, perjalanan mencari ilmu itu bukanlah hal ringan. Ada kantuk yang senantiasa datang saat mata berusaha fokus menyimak ilmu, ada tubuh yang pegal karena duduk terlalu lama atau berjalan terlalu jauh, ada sekian banyak uang yang harus dikeluarkan, waktu yang harus dikorbankan.. itulah perjalanan mencari ilmu, Nak.. 

Berat, mungkin berat.. karena itulah Allah siapkan limpahan kebaikan bagi orang yang mau berlelah mencari ilmu di jalan Allah.

Terima kasih untuk bersabar dan bersungguh-sungguh, dik 

Balananjeur, Sabtu, 17 Desember 2022





Seleksi Beasiswa Part 5


Adik Umar mendapat room zoom 1 break out room 5 dengan jadwal masuk room zoom jam 8.30, artinya jauh sebelum jam itu teh harus sudah sarapan agar bisa kembali mempersiapkan diri membedah soal yang belum semuanya dipelajarinya 🤭

Yah, beda kan materi pelajaran di SMK dan SMA mah 😁

Ummi ikut membantu dengan mendampingi membedah soal dan menyemangati saat dia mulai tertidur, "ayo dik, semangat dik!" 😅

Untuk test tulis nya sendiri ada 80 soal dengan masing-masing 20 soal untuk potensi kognitif, penalaran matematika, literasi bahasa Indonesia, dan literasi bahasa Inggris.

23 menit untuk 20 soal potensi kognitif, 28 menit untuk 20 soal penalaran matematika, 19 menit untuk 20 soal literasi bahasa Indonesia dan 15 menit untuk literasi bahasa Inggris.

Anaknya malah tertidur, ibunya masih anteng.. baru sampai soal nomor 10. Inimah sambil ngasah otak ibu biar nggak mudah lupa lagi 🤭 eh biar besok tinggal dipelajari sama anak-anak 😅

Intinya sih harus banyak membaca inimah. Untuk mengetahui informasi yang ada pada wacana maka dapat dilakukan melalui membaca intensif dan menganalisa informasi pada bacaan. Hmm ini kesimpulan saya setelah nglirikan 10 soal potensi kognitif yang kayaknya bakal ngajak saya begadang 😂

20 soal pertama sudah selesai. Jangan tanya yakin benar atau salahnya karena saya hanya akan menjawab saat saya sudah haqqul yakin bahwa pilihannya sudah benar. 

So, seyakin apa? Seyakin saat menandai pilihan 😅

20 soal selanjutnya adalah penalaran matematika. Wait, inimah tetap harus teliti baca soal... Yaaa dalam hidup pun seperti itu, bukan? Teliti menjadi kata kuncinya. Tapi tetap harus berusaha cepat dalam menentukan pilihan 🤭 terutama buat adik yang mau ujiannya, ibu mah no problem saat harus menyelesaikan satu soal dalam beberapa menit Oge 🤭

Jam 22 Lebih 01 malam. Alhamdulillah selesai sudah sesi pertama nglirikan soal try out nya adik Umar yang akan jadi soal buat latihan testnya nanti. MasyaAllah laa Haula walaa quwwata illaa Billah, padahal duduknyamah tidak terlalu lama namun tulang belakang langsung kaku dan juga sakit. Kebayang kan gimana rasanya kaku tapi sakit? Yaa begitulah.. Alhamdulillah 'alaa kulli haal. Saya suka dengan proses, jadi B aja soal hasil mah. Biasanya gitu, fokus saja pada proses dengan harapan Allah Ridha dan catat sebagai amal baik yang Allah Ridhai

Balananjeur, Malam Sabtu, 16 Desember 2022

Day 351


Kang Wawan sempat protes, "jangan begadang! Mempelajari materi bukan tugas ummi.. istirahat saja yang banyak dan cukup percayakan pada anak-anak!"

Saya bukannya tidak percaya, tapi punya misi 😅misinya adalah agar anak melihat kalau ibunya juga mau belajar 😂

Meski.... Yah, belum tentu juga dicontoh tapi minimal ada usaha, lagipula saya emang seneng belajar. Belajar membuat saya bersemangat dan happy 😁 meski mungkin sudah bukan waktunya, tapi tetap saja langsung semangat kalau ada kata belajar teh..

Hal selanjutnya, saya belum bisa tidur kalau masih kepikiran, "tadi belum ketemu ya jawabannya?", "Eh udah bener belum sih?"

Percaya sama anak-anak? insyaAllah percanten pisan. Makanya saya bilang gini, "lakukan yang terbaik! Jangan pasrah di awal, dan niatkan karena Allah agar menjadi amal shalih!" Bukan, "harus berhasil!" Karena soal hasil mah bukan urusan kita, namun perkara niat harus selalu dijaga.. saya percaya pada mereka yang mungkin saja akan goyah dalam menggenggam niat, karena itu saya mengingatkan.

Saya mempercayai dengan cara saya sendiri 😅
Namun... Saya ingin menjadi ibu yang ada, minimal dalam beberapa hal yang bisa saya lakukan.

Ada banyak hal yang tidak bisa saya lakukan untuk mereka; sering absen memasak dan menyiapkan makanan mereka, sering tidak hadir untuk mereka yang lagi-lagi karena limitasi energi diri. Jadi, saat ada kesempatan untuk ada maka akan saya manfaatkan itu meski terkesan berlebihan.


Balananjeur, Sabtu, 17 Desember 2022

Kamis, 15 Desember 2022

Day 350

Dikit-dikit berhenti, dikit-dikit berhenti... Inilah yang ummi lakukan saat beraktivitas yang terbilang ringan seperti menyapu lantai, maupun aktivitas yang agak Beratan dikit seperti nyuci baju. Hal itu dilakukan karena tulang belakangnya yang tidak kuat saat dibawa beraktivitas terlalu lama atau agak berat, kalau dipaksakan atau diforsir teh auto sakit dan tidak bisa bergerak.

Well, saya hari ini.. itulah alasan ummi mengatakan kepada Abi, "isterimu sayangku, sudah tua sebelum benar-benar tua."

Tadi pagi saat hendak makan pagi. Hmm kalau bilang sarapan kayaknya kurang tepat karena sudah hampir jam 9 jadi ummi tulis makan pagi 😁
Ummi kesulitan makan sendirian, karenanya daripada makan sendirian maka ummi lebih memilih meninggalkan waktu makan 🤭 
Tadinya mau makan di rumah Mamah, tapi karena Mamah sudah makan jadilah ummi kembali ke rumah, niatnya sih kembali mengabaikan waktu makan. Eh tapi tiba-tiba dapat kejutan, Aa Quthb pulang ... MasyaAllah Alhamdulillah jadi ada temen buat makan bareng.

Langsung ambil daging ayam yang sudah di rebus dengan bumbu, lanjut Balur tepung, gorengkan di minyak panas. Ambil cowet dan mutu, bikin sambal tomat, setelah ayam matang langsung digeprek.. Alhamdulillah ummi bisa makan pagi bareng Aa.


Balananjeur, Jum'at, 16 Desember 2022

Day 349

Waktu Abi bilang, "nyerahkeun ieu pun anak teu kenging di sasaha." Di walimatul ursy a idhar Ahad kemarin terbayang juga kalau suatu saat kami (Ummi dan Abi) akan mengantarkan anak-anak ummi ke gerbang yang sama; gerbang pernikahan.

"Libatkan ummi dalam pemilihan calon buat kalian ya!" Ini permintaan ummi di masa lalu bahkan saat kalian masih unyu-unyu.. ah, menulis ini ternyata tidak bisa untuk tidak terisak, ada rasa kehilangan terutama masa kecil saat kalian semua hanya tahu cara nunuturkeun langkah kaki ummi alias kemana-mana ngikuut aja.

"Libatkan Allah dalam memilih pasangan hidup kalian!", "Bukan mencari yang ideal Dimata kalian namun menjadilah sebaik-baik hamba Allah, kelak Allah yang akan anugerahkan versi terbaikNya. Menjadilah manusia-manusia yang baik dan benar, jangan fokus mencari hingga lupa cara menabung diri untuk hari yang kekal."
Abi, kalau diajak berbincang tentang, "kelak akan ada yang datang meminang dua putrimu, dua anak laki-lakimu engkau antar untuk melamar, sayang. Seperti apa kira-kira rupa hatimu saat itu? Yang pasti kita sudah bertambah tua ya sayang... Sudah waktunya melepas dengan ikhlas dan limpahan do'a." Netranya basah saat itu, ya netra Abi yang cintanya selalu tampak sunyi menyiratkan ingatan akan anak-anak yang dulu ia buai dengan sayang

Balananjeur, Kamis, 15 Desember 2022

Memaafkan

tidakAssalamualaikum, saya Defa, lengkapnya Dede Fatimah Shalihah, anak ke 9 dari 14 bersaudara. Istri kang @wawanridwan75 , katanya sih akan menjadi satu-satunya wanita yang ia nikahi. Hee, kami tidak membahas hal-hal yang tidak perlu kami bahas terutama tentang nikah untuk kesekian atau nambah anak. Makanya kalau ada yang nanya, "gimana kalau kang Wawan berniat poligami?" Atau, "kapan ngasih adik buat Olin?" Saya tidak bisa menjawab dan memang tidak kepikiran untuk memberi jawaban. Itu hal-hal yang tidak ada di dalam bahasan kami, dan tidak pernah ada dalam list sesuatu yang perlu kami bahas.

Well, saya diberikan kebebasan untuk menyampaikan pendapat bahkan perasaan saya. Terlepas dari akan adanya kekeliruan dari pendapat yang saya utarakan atau bagaimana emosionalnya saat menyampaikan perasaan, saya tetap diberikan kemerdekaan untuk menyampaikannya tanpa khawatir dianggap berlebihan atau disepelekan.. yah, banyak kabar tentang hal-hal negatif saat seseorang bersuara (apapun nada atau kalimatnya).

Saya masih beradaptasi dengan masa-masa kehilangan rutinitas membersamai anak-anak kecil dikarenakan anak bungsu kami sekarang sudah menginjak usia remaja. Oh Iyah, saya Ibu dari 4 anak yang semuanya sudah memasuki usia remaja. 1 diantaranya remaja awal, 2 lagi remaja pertengahan dan yang nomor 1 sudah hampir usia remaja akhir. Banyak hal yang berubah, saya sedang belajar di fase itu.. fase yang membuat saya mulai menyadari, "harus tuntas di tiap fase agar mudah menghadapi fase selanjutnya."

Saya mulai mempelajari sekaligus menyadari banyak hal. Saya menangis lebih keras dan lama dari saat mereka masih dalam buaian, rasa kehilangan yang sangat membuat airmata tak henti luruh. Kondisi fisik yang semakin menurun setiap harinya membuat saya harus mencari cara agar semua itu tidak mempengaruhi kesehatan mental.. 

Journaling menjadi cara paling efektif untuk menguraikannya. Menuliskan dan menguraikan rasa dalam jurnal harian menjadi cara paling efektif bagi saya yang dasarnya memang suka nulis. Kang @wawanridwan75 mendukung itu, memfasilitasi sesuai kemampuannya alias tidak kurang ataupun berlebihan.. saat saya katakan butuh ruang untuk diri sendiri, beliau tidak meminta masuk kedalamnya. Saat saya katakan bahwa saya butuh melakukan sesuatu, beliau bertanya apa yang bisa beliau bantu. Membantu saya mengurangi rasa kehilangan..

Ya, beralih fase ternyata tidak luput dari rasa kehilangan terutama bagi ibu yang seharian ya hanya tahu cara bersama anak-anak. 


Bukan hanya rasa kehilangan saja, namun juga sesal; selama itu membersamai anak, sudah benar belum? Kok ternyata banyak kurangnya? Kemana saja aku selama ini, kok tiba-tiba anak-anak sudah segede ini? Dan masih banyak sesal lain yang bergemuruh.. 
Dan saya merasakan sesal itu.

Ini yang pernah saya katakan pada Aa Quthb, "kalau waktu bisa diputar, ummi akan bersikap seperti ini dan itu (sambil mengatakan cara) saat membersamai dan melindungi kalian." Saya merasa pernah kalah dengan ego saat masa-masa membersamai mereka, kalah dengan intervensi orang lain bahkan berpaling dari keilmuan yang dipelajari. Tapi tentu saja tidak akan ada waktu yang bisa di ulang.. dan saya menghela nafas, saya harus memaafkan diri sendiri atas hal-hal yang membuat larut dalam sesaknya sesal.

Seiring waktu, saya mulai memaafkan segala kelemahan dan kealpaan diri sendiri dan menerima hari ini sebagai bagian yang harus dijalani. Yang lalu sudah berlalu, akan ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik namun bukan untuk ditangisi.

Jika masih ada tangis, itu hanya tangis kerinduan seorang ibu.. ibu yang merindukan anaknya. Itu hal yang manusiawi dan memang wajar bagi ibu untuk menangis, itu yang dikatakan kang Wawan.

Oh well, teman diskusi saya selama ini memang hanya beliau. Hmm maksud saya, a sampai z yang ingin saya diskusikan pastilah beliau yang jadi teman diskusinya. A sampai Z yang ingin saya sampaikan, beliau menyimaknya...yah, saya menulis ataupun berdiskusi dengan yang lainnya tapi tentu berbeda dengan yang saya diskusikan dengan kang @wawanridwan75 . Pada orang lain mah tetap ada hal-hal yang dibatasi. Saya membatasi diri saat bercerita kepada orang lain termasuk pada orang tua dan saudara.. ada hal-hal yang tidak saya ceritakan dan tidak akan pernah saya ceritakan terutama terkait permasalahan di dalam rumah.
Saya tidak membiarkan diri saya sendiri untuk memperlihatkan airmata karena suami dan anak-anak.

"tutupi aib suamimu!" Itu nasihat yang saya ingat dari Mamah. Lalu saya melanjutkannya dengan kalimat, "tutupi aib anak-anakmu." 

Terkadang ada yang beranggapan sedang membuka aib saat kita bercerita pengelolaan keuangan misal, atau manage emosi, yah itumah kembali pada sudut pandang yang membaca dan kita berlepas diri dari kacamata orang lain.

Airmata dalam rumah tangga atau yang terkait dengan segala permasalahan di rumah tetap akan menjadi sesuatu yang saya simpan sendiri. Lalu Allah yang akan menghilangkan dan menyembuhkannya.. 

Saya mulai beranjak pada fase selanjutnya, fase dimana saya masih harus mempelajari dan menikmatinya dengan syukur dan shabar .

Ah iya, perlu lebih banyak stock syukur dan shabar, perlu juga pendengar yang tak pernah lengah meski sekejap.. ia adalah yang Maha tahu seberapa keras usaha kita untuk berjalan menghadapi segala ujian.

Saya kini sedang beranjak pada fase selanjutnya. Fase yang membuat saya banyak merenung dan memuhasabah diri sendiri apalagi saat mendapati beberapa dalam diri mereka yang menjadi gambaran saya, "Robbana.." saya kembali menarik nafas. Mensyukuri segala hal yang positif dan memperbanyak sujud memohon ampunan atas hal-hal yang membuat saya berpikir, "kok mamah dan apa bisa sabar saat menghadapi saya ya?" Allahu musta'an... 

Banyak hari yang tlah usai, namun saya tidak akan benar-benar menutup bukunya. Lembaran itu akan tetap dibiarkan terbuka agar menjadi bahan pembelajaran bagi saya. Bahkan saat menjalani fase ini, saya butuh belajar dari kisah yang tlah usai.. kisah mereka saat masih kecil.

Saat ada hal-hal yang membuat saya mengurut dada lalu saya teringat kelucuan mereka dimasa kecil, bibir pun kembali tersungging dan semuanya kembali membaik. Itu salah satu fungsi kisah yang tersimpan..

Dan saya, tidak akan menguburnya bahkan meski jasad ini tlah kembali pada asalnya kelak


Well, saya Defa, putri ke-9 dari 14 bersaudara, istri yang dinikahi kang Wawan pada tanggal 9 Juni 2002 lalu resmi menjadi ibu untuk pertama kalinya pada tanggal 7 April 2003, tepat di hari milad saya. Saya senang menulis, mungkin karena terbiasa melihat Ayah yang seorang penulis. 


Saya bersyukur menjadi bagian dari kisah anak-anak yang Allah titipkan di rahim saya, menjadi teman perjalanan kang Wawan dan menjadi seseorang yang membuat anak-anak memanggil saya dengan panggilan yang sampai saat ini sering membuat dada berdegup dengan harapan membumbung tinggi agar Allah Ridha atas peran dan amanah ini, "Ummi." 

Al UMM madrasatul ula, semoga Allah perkenankan madrasah ini amanah dan benar.


Balananjeur, Kamis, 15 Desember 2022

Kamis, 08 Desember 2022

Seleksi Beasiswa part 4


Ummi janji menemani adik membedah soal, semoga kondisi kesehatan ummi segera membaik agar bisa fokus ya Nak..

Balananjeur, Kamis, 8 Desember 2022

Day 342

Masih menjadi rebaher yang baik 🤭

Inginnya sih nulis di diary by tangan, tapi bahkan tangan pun masih sangat lemas untuk dipakai buat mengerjakan apapun termasuk menulis, beda ceritanya sama nulis di hp karena tidak memerlukan terlalu banyak energi. Well, energi saya yang terbatas kadang membuat saya harus menarik nafas jauh lebih panjang dari biasanya. Bukan tidak ikhlas, hanya memang agak banyak waktu yang diperlukan untuk menjaga agar keikhlasan itu tetap pada tempatnya. 

Menuju 365 hari..

Sekian banyak waktu terlewatkan dengan tanpa menyimpan jejak catatan, saat dibuka kembali kok rasanya bikin nyesek ya 🥺 seolah menjadi cermin sekian hari teh ngapain aja, nggak ada jejak seolah artinya tidak pernah sekalipun menjejakkan langkah. Oh wait, saya si overthinking yang mulai menyalakan alarm sesal di waktu yang kurang tepat. Iya, saat ini harusnya fokus istirahat dan memulihkan kondisi dibandingkan menangisi semua hari yang sudah berlalu. Untuk hari-hari itu, ya sudah da itumah sudah berlalu tinggal mempersiapkan diri agar tidak mendapat sesal yang sama di hari esoknya. 

Balananjeur, Kamis, 8 Desember 2022

Selasa, 06 Desember 2022

Day 341

Saya sering lupa siklus, kapan terakhir kali datang bulan atau hmm biasanya datang tanggal berapa dan berapa hari selesainya. Untuk ngcek kapan terakhir kalinya biasanya cari di grup ODOJ saja 🤭 hmm terakhir kali datang bulan teh 10 hari terakhir bulan November, masih normal sih kalau ternyata datang sekarang. Tapiiii, terasa aneh saja karena darahnya tidak seperti biasanya.

Saya kirim pesan ke kang Wawan mengabarkan kondisi terkini saya sambil memintanya untuk jangan dulu pulang sebelum pekerjaannya beres. 

Cukup menyimak saja apa yang sedang ingin saya leraikan; apa yang terjadi dan bagaimana perasaan saya. Menceritakan itu sangat membantu menjaga agar kesehatan mental tetap terjaga.

Saya menghubungi dan memberinya kabar bukan untuk membuatnya khawatir atau memintanya segera pulang. Karena bagi saya sendirian di rumah pun tak mengapa, dalam kondisi sakit sekalipun. Itu bukan hal besar karena Allah selalu ada. Dan saya tahu, hatinya juga ada disini..

Saya berpikir bahwa dia harus tahu apapun yang terjadi dengan saya, tidak perlu menutupi kabar apapun sekiranya itu masih bisa dikomunikasikan. Terlebih jika hal ini bisa membantu menjaga kewarasan (baca: kesehatan mental).

Oh well, terutama bagi perempuan yang menyandang status sebagai istri dan ibu, apalagi di uji sakit-sakitan yang berpotensi mempengaruhi kesehatan mental (disamping fisiknya), memilih cara untuk menjaga agar ruhiyah tetap terjaga itu sangat penting, menjaga mental juga penting, agar kondisi fisiknya tidak menggangu kualitas dirinya (ehm)
"kasihan suami lagi kerja malah dikasih menu yang bikin sedih!" Hmm, kalau anda siap menanggung luka anda sendiri dan berpikir bahwa berkisah pada suami hanya akan membebaninya, maka silakan untuk memilih menyimpan kisah anda sendiri! 

Namun jika anda tahu kalau anda butuh bantuan, suami anda adalah orang yang paling bisa Anda andalkan!

Jangan khawatir untuk selalu berbagi cerita dengan suami anda.. (asal bukan dengan suami orang lain 😅)

Sepertinya sudah 2 bulan lebih masalah tulang belakang ini kembali menjadi ujian kesabaran, agak ngos-ngosan sih kalau sudah berhadapan dengan gejala autoimun yang ini. Belum lagi pencernaan yang tetiba jauh lebih rame dari sebelumnya dan sendi-sendi lain yang kemudian ikut-ikutan beraksi.

Setiap menjelang tidur dan bangun tidur, kang Wawan membantu memijit bagian punggung, pijatan ringan karena kalau terlalu keras malah tambah sakit. Kalau tidak dipijat jadi susah tidur atau susah buat berdiri buat bangun.. ya, awalnya hanya tulang belakang, persis gejala yang muncul 2 tahun lalu
Aktivitas terutama mencuci mulai terganggu, dikit-dikit berhenti dulu karena kalau terlalu lama jongkok untuk ngagesrok cucian mah bukan hanya tulang belakang yang susah digerakkan tapi juga kaki yang kesulitan berdiri lagi dan tangan yang kaku. Kalau dipaksakan mah sampai pingsan karena memang tidak kuat. Jadi sesi mencuci yang bisa diselesaikan dalam satu jam an jadi membutuhkan waktu seharian untuk selesai, karena banyak di tinggalkan.

Kenapa nggak pakai mesin cuci saja? Mungkin masuk anggaran tahun depan 😂 karena mesin cuci sebelumnya digerogoti rat yang senang nyumput dan ngadem disana 😂
Tidak berhenti sampai disana, saat berjalan kaki ke pagerageung bersama de Olin, kaki kiri saya tiba-tiba serasa ditusuk ribuan jarum. Rasanya lumayan untuk saya katakan sakit karena memang sakit.. dramatis ya? Yaaa tujuan nulisnya biar terkesan dramatis saja 😂.
Saya berhenti sejenak dan katakan pada de Olin kalau kaki saya sakit, dia ngajak duduk sebentar dan menawarkan untuk memijit kaki. Saya menolak karena saat sakit seperti itu, dipijat justru semakin sakit.

Akhirnya kami duduk di base yang ada di sisi jalan sambil melafaz kalimat thayyibah dan menyimak de Olin yang menceritakan kegiatannya hari-hari kemarin
Ketika sakitnya mulai berkurang, lanjut jalan lagi ke pagerageung. Yang ada di pikiran saya adalah, "mumpung masih bisa jalan, silaturahim dulu. Siapa tahu nantimah sudah tidak sanggup.." 

Alhamdulillah Allah mampukan dan kuatkan untuk mengunjungi lebih sering mengunjungi emak dan mamah. Saya bahkan sering ngaheureuyan anak emak (kang Wawan maksudnya), "aku jauh lebih beruntung lho bi, dalam keterbatasan kesehatan tapi masih bisa pulang pergi jalan kaki untuk mengunjungi emak. Tiap hari ketemu mamah.. " Tapiiii, kalau lagi ngdrop mah Alhamdulillah masih bisa nulis. Masih dengar suara mamah yang sedang masak di Hawu, atau minta kang Wawan nengok emak di ciseupan. Sakit memang membatasi gerak, itu benar. Tapi, tetap saja saya memilih untuk mengatakan, "I am ok." Or, "it's ok." Meski sesekali bilangnya sambil nangis... Karena jujur saja, adakalanya saya merasa tidak mampu.

Kali ini menulis dalam kondisi hati yang siap menerima jadi menulis pun tidak sambil nangis 😅

Oh iya, seperti saya ceritakan sebelumnya, sakit belum akan berhenti sebelum semua terasa sakit. Biasanya pola nya seperti itu sih 🤭

Sendi yang diserang semakin menjalar hingga tangan dan semua kaki. Sampai menjelang keberangkatan ke Bogor, de Olin membantu menempelkan beberapa koyo di beberapa bagian tubuh. Lumayan membantu jadi bisa bergerak lebih lincah dibandingkan sebelumnya yang untuk berdiri setelah duduk saja butuh bantuan. Hee saya sampai bilang, "istrimu sayangku, tua sebelum benar-benar tua."🤭

Qodarullah wamaa syafa'alaa, sepulang dari Bogor sekitar jam 10 an siang tubuh benar-benar sudah tidak kuat. Sulit diajak koordinasi untuk bergerak, bergerak dikit aja sakitnya luar biasa. MasyaAllah Alhamdulilah 'alaa kulli haal, rupanya Allah sedang menyiapkan tubuh untuk menghadapi hari esok dengan lebih tegak jadi harus istirahat dulu. Well, it's time for take a bed rest .. hee

Kenapa saya merasa harus berbagi cerita seperti ini? Saya ingin mengabarkan bahwa masalah autoimun itu bukan hal yang ringan, saat ada orang di sekitar anda yang mengalami hal yang sama seperti yang saya alami, jagalah empati anda padanya! Itu sangat berperan penting dalam proses perbaikan kondisi nya!

Diluar dia mungkin terlihat baik-baik saja, namun kenyataannya tidak seperti itu. Dan itu akan jauh lebih berat saat tidak ada support system yang baik baginya.

Balananjeur, Rabu, 7 Desember 2022


Hhhh