Minggu, 28 Februari 2021
Husnudzon
Haji Wada
Teteh Kembali Ke Pondok (H-6)
RKI Sharing (Hari Gizi Nasional)
Rabu, 24 Februari 2021
Ingin Sekali Aku
Ingin sekali ku ikat hatimu agar tertanam cinta yang kuat kepadaNya
Ingin sekali ku ikat hatimu agar amal yang terpatri hanya karenaNya
Ingin sekali ku ikat hatimu agar khusyu hatimu yang hanya kepadaNya
Ingin sekali ku ikat hatimu agar syukur tak bersyarat terpatri kuat kepadaNya
Ingin sekali ku ikat hatimu agar pandangan matamu selalu terjaga karenaNya
Ingin sekali ku ikat hatimu agar lisanmu selalu terjaga karenaNya
Ingin sekali ku ikat hatimu agar tha'at dan tawadhdhu' serta zuhud dan qona'ah karenaNya
Ingin sekali ku ikat hatimu agar hatimu selalu terpaut akan masjid karenaNya
Ingin sekali ku ikat hatimu agar lisan, hati, fikiran dan segala amal mu komit dan konsisten dalam dzikrulloh padaNya
Ingin sekali ku ikat hatimu agar lafadz-lafadz Alloh, lantunan ayat-ayat Al Qur'an serta kalimah thoyyibah senantiasa menghiasi lisan dan pribadimu
Ingin sekali ku ikat hatimu agar hatimu selalu terpaut pada tekad seorang hamba yang menjadikan setiap gerak amalnya untuk beribadah kepadaNya
Ingin sekali ku ikat hatimu agar ilmu yang kau dapat membuatmu semakin mendekat kepada Alloh
Ingin sekali ku ikat cintamu agar hanya kelembutan dan tutur baik budi bahasamu di setiap detik yang kau miliki...
Maafkan jika cinta yang kami miliki tak sesuai harapanmu
Maafkan jika cinta kami tak seindah bayanganmu
Maafkan jika cinta kami belum bisa engkau fahami
Maafkan... Karena harapan yang kami pupuk sangat besar padaNya untukmu.
Maafkan..karena kemewahan yang kami maksud adalah pengendalian diri dan kesederhanaan ...
Maafkan..karena kami tetap ingin sekali mengikat hatimu..
Menuju Tuntas
Saya khawatir tak lagi memiliki waktu, dada saya saat ini terasa sakit yang teramat sangat. Sungguh tangan ini terasa lemah tapi saya khawatir kalau setelah ini saya tak lagi memiliki kesempatan dan tak lagi bisa menulis sedangkan ada banyak hal yang belum saya tuliskan padahal saya sudah janjikan tulisannya di sini.
Proses SNMPTN sulung belum selesai saya tuliskan, proses tumbuh kembang anak-anak juga pengalaman lainnya selama membersamai anak-anak adalah janji saya yang belum saya tuntaskan ataupun tunaikan dengan baik.
Bismillah.. semoga jejak yang akan dan sudah dituliskan ini menjadi hujjah dihadapan Allah kelak
Pagerageung, 24 February 2021
Selasa, 23 Februari 2021
Teteh Kembali Ke Pondok (H-11)
H-11
Senin, 22 Februari 2021
Teteh Kembali Ke Pondok (H-12)
Hari ini saya dan #aufa_13y pulang pergi ke puskesmas dengan berjalan kaki, banyak yang tidak menyangka kalau gadis yang berjalan bersama saya adalah Aufa karena Aufa dalam ingatan mereka adalah gadis kecil dengan tubuhnya yang mungil sedangkan gadis yang berjalan bersama saya sudah jauh lebih tinggi dari saya.
Seperti seorang teman yang tinggal di dekat pasar Pagerageung yang terkaget-kaget saat berjumpa kami dan mendapati gadis yang berdiri di samping saya adalah Aufa kecil yang dulu sering menangis ingin ikut ngajar di TK.
Aufa tersenyum ..
Oh ya, jadi ceritanya hari ini kami harus ke puskesmas karena kondisi kesehatan kami sedang di uji, baik saya maupun Aufa harus sama-sama menjalani pengobatan untuk suatu keadaan. Karena motor hijau sedang agak ngadat dan motor satunya lagi sedang berangkat ke sekolah, jadilah kami memutuskan berangkat dengan berjalan kaki.
Saya senang saat bisa berjalan kaki bersama anak-anak, menggenggam tangannya yang hangat, berbagi kisah dan tawa bersama. Cuaca panas tak membuat kami letih karena harapan menjejak kenangan lebih besar dari sekedar merasai letih.
Sesampai di Genteng, kami memutuskan naik angkutan umum sampai puskesmas. Dengan ongkos masing-masing 2 ribu rupiah, Akang sopir yang ramah mengantarkan kami sampai ke tujuan dengan selamat.
Alhamdulillah kami mendapat nomor antrian 38 dan 39 itupun hanya ada kami berdua sebagai pengunjung hari itu. Kami langsung dipanggil dan di periksa sesuai urutan. Saat pemeriksaan Aufa, dokter meminta saya keluar. Tubuhnya memang lebih tinggi dari saya tapi dia tetap gadis kecil kami yang masih berada dalam tanggungan perwalian kami, ah apalah maksud saya, kekhawatiran seorang ibu memang selalu jauh lebih besar dalam hal kecil sekalipun.
Akhirnya karena protokol kesehatan, Aufa kami harus menghadapi sendiri proses pemeriksaannya hari itu. Sungguh sepanjang meninggalkannya hati saya merasa tidak tenang.. Mengingat dia harus menghadapi sendiri keadaannya hari itu sedang saya ada di sana dan bisa mendampinginya membuat saya merasa tidak nyaman.
bersambung
H-12 Teteh Kembali Ke Pondok
Keinginan Ummi
"Mi, sudah lama aa tidak makan sama sambel buatan ummi." kalimat ini begitu manis terdengar, semanis saat dia menyiapkan pundaknya sebagai sandaran kala umminya agak 'limbung'. Semanis saat dia tersenyum manis sambil mengatakan, "ummimah kan baik."
Semanis saat dia pulang dan mengucapkan salam sambil tersenyum lalu berseru, "ummmiii, aa pulaang."
Ah Nak... Kebahagiaan seorang ibu ternyata sesederhana ini, ya? Sederhana yang mahal.
Ya... Nak, kesederhanaan seperti itu terasa istimewa dan sangat mahal lebih dari apapun yang menurut sebagian orang menjadi sesuatu yang istimewa dalam hidup.
Mobil mewah, rumah megah, hmmm... Apa lagi, ya??? Semua itu Nak, tak lebih baik dari kebaikan Budi pekerti yang ditunjukkan seorang anak pada orang tua dan orang-orang disekelilingnya.
Nak,
Saat banyak remaja kehilangan jati dirinya sendiri karena sibuk dengan pembenaran 'masa pencarian jati diri', ummi percaya bahwa harapan itu masih ada. Harapan akan para pemuda Islam yang tidak hanyut dalam arus gelombang pembenaran yang tidak benar...
Pemuda Islam yang tidak hanyut dalam arus zamannya sendiri..
Pemuda Islam yang jadi tonggak-tonggak kebangkitan Islam.
Nak,
Umar bertanya pada Ummi, "Ummi, apa yang ummi inginkan? Kami akan mewujudkannya, InsyaAllah."
Tahukah kalian, anakku sayang...
Hari ini, ummi hanya berharap agar kalian terjaga dari perbuatan dosa, baik dosa kecil apalagi dosa besar. Ummi berharap agar kalian terhindar dari makanan yang haram dan syubhat, terhindar dari semua keburukan dunia dan fitnah-fitnahnya.
Dan kelak Nak, anakku sayang....
Ummi berharap kalian semua masuk syurga. Syurga yang Allah janjikan pada orang-orang yang mendapat Ridho Nya.
Nak, semoga kalian senantiasa mencintai Allah jaaaaauh diatas segalanya, dan Allah pun mencintai kalian.
Inilah keinginan Ummi, Nak.
Nak,
Jalan didepan sana nanti akan lebih terjal, penuh onak duri dan segala cemoohan dari para pencemooh. Bersabarlah dan kuatkan keshabaranmu!!
Allah sebaik-baik pelindung kan selalu melindungi kalian, InsyaAllah.
"Mi, sudah lama aa tidak makan sama sambel buatan ummi." pemilihan kalimat yang baik saat engkau menginginkan sesuatu, bukan kalimat perintah apalagi bentakan seperti yang pernah ummi dengar di suatu tempat dari anak seusiamu.
Nak, hatur nuhun... Terima kasih sudah menjadi bagian dari kami.
Terimakasih selalu berkhusnudzon atas kami.
Terimakasih selalu memperlakukan kami dengan cara yang istimewa.
Nak,
Semoga Allah memberkahi usia kalian dan meridhoi kalian.
Semoga Ummi sehat agar bisa selalu membuatkan sambal kesukaan kalian.
Catatan ini di tulis di Pagerageung, 23 mei 2017
Minggu, 21 Februari 2021
Membuat ATM Baru
Kisah Hari Ini :
Sabtu, 20 Februari 2021
Kebiasaan Umar
Seperti biasa setiap jam ini, mendengarkan cerita Umar selalu sangat menyenangkan untukku.
Kriteriamu, Sudahkah Itu Juga Kamu?
Saat memutuskan, 'oh, saya harus segera mengakhiri masa lajang.' , apa yang pertama kali anda lakukan?

3. Luth dan istrinya, Nuh dan istrinya (suami thaat pada Allah, istri durhaka) 4. Abu lahab dan istrinya (suami istri durhaka pada Allah) Lajanger, kalian mau memilih model yang mana? Ingin mendapat pasangan yang rajin tahajud. Kaliannya suka tahajud, nggak? Ingin mendapat pendamping yang rajin tilawah. Kalian nya rajin tilawah, nggak? Ingin mendapat pendamping yang gemar bershodaqoh. Kaliannya gemar shodaqoh, nggak? Kaliannya bagaimana sholatnya? Bagaimana ketaatannya? Ingin mendapat pendamping yang suci.
Kamis, 18 Februari 2021
Balananjeur, 18 Februari 2021
Waktu saya cerita tentang aktivitas di hawu, saya tidak sedang bermaksud mengabarkan kalau saya punya hawu :D tapi hanya ingin berbagi perasaan dan pengalaman saja bahwa siduru dan masak dengan tungku kayu itu sangat menyenangkan.
Selasa, 16 Februari 2021
Rabu, 17 Februari 2021
Ini seperti ruang me time, satu ruang diantara ruang-ruang lain yang Allah titipkan. Saya senang duduk di sini, siduru sambil menunggu nasi matang atau air untuk mengisi termos ngagolak (mendidih).
Saya senang duduk siduru disini sambil mendengarkan suara cericit burung di atas kabel, kongkorongok suara ayam nu saling bersahutan, meski api dari Hawu terasa panas tetapi udara di sekitar sini terasa sejuk dan dingin karena dapur ini masih dapur terbuka tanpa dinding di sisi kanan atau belakangnya. Saya suka saat duduk di sini.
Kadang bisa sambil membaca, atau menulis seperti sekarang atau kadang bisa sambil nyuci dan melakukan pekerjaan lainnya. Pagi ini saya hanya duduk sambil menulis dan sesekali niup Hawu yang apinya padam, bagi saya niup Hawu itu tidak semudah yang di lihat karenanya saya sering mengapresiasi diri saya sendiri setiap kali berhasil niup Hawu sampai api na ngaburahay seperti ini. Saya katakan terima kasih untuk diri saya sendiri karena bersedia melalui episode ini.
Saya senang saat duduk di sini, terasa hangat untuk yang sering kedinginan. Bisa menghangatkan kaki yang sedang di uji bengkak kembali, MasyaAllah itu sungguh anugerah. Melihat ke arah samping depan ada tatangkalan pelakan mamah, di belakang ada Torn air dan tangga menuju dapur mamah. Biasanya ada Abang, Ana dan Hujaimah memanggil, "Wawa Wang Ameung!" Tapi pagi ini mereka belum ke sini.
MasyaAllah semua ini #jurnalsyukurdefa
Tips Menghadapi Tahun Ajaran Baru
Tahun ajaran baru yang bertepatan dengan hari raya beberapa tahun terakhir ini lumayan membuat para orang tua yang memiliki anak sekolah lebih dari satu lumayan 'repot'.
Saya teringat tulisan Ayah saya (Allohu yarham) di majalah bina dakwah yang beliau tulis di awal tahun 90 An. Beliau menulis dalam rubrik khusus 'Gerentes Hate' tentang kondisi seperti yang sedang terjadi sekarang ini.
Kondisi 'repot' di tahun ajaran baru ini sangat terasa oleh
orang tua dengan banyak anak (Apa sendiri tiap tahun menyekolahkan 5 orang anak
dan 1 sepupu kami. Jumlah yang lumayan..hee).
Dan itu terjadi pada kami sekarang, saat semua anak kembali
ke bangku sekolah sedangkan baju-baju seragam mereka harus mulai diganti karena
ukurannya yang semakin kekecilan.
Tidak, semua kebutuhan itu tidak ujug-ujug criiing ada di
depan mata.
Dengan cara apa? Mari kita lihat kiri kanan tetangga kita,
adakah yang membutuhkan uluran tangan kita?
Kita? Memangnya saya juga aghniya? Kekayaan itu semuanya
milik Allah.
Jadi?
- Sejak jauh-jauh hari, buatlah list kebutuhan untuk tahun ajaran baru sekaligus lebaran (jika itu bertepatan dengan lebaran). Tentukan anggaran maksimal untuk semua list yang di buat.
- . Buat pos tabungan khusus untuk berusaha memenuhi anggaran yang sudah di buat. Usahakan jangan mengusik pos ini untuk keperluan apapun.
- Hindari hutang. Berhutang membuat kita kesulitan mengatur pos tabungan. Menghindari bukan berarti tidak boleh sama sekali, untuk sebagian orang seringkali berhutang justru menjadi semacam pecut untuk berusaha bekerja lebih giat agar bisa memenuhi semua pos anggaran termasuk usaha melunasi hutang. Allohu a'lam.
- Membuat pos khusus dan tidak mengusiknya bukan berarti mengajak kita untuk pelit bin kikir. Membuat list anggaran lalu menabung untuk kebutuhan itu justru seharusnya membuat kita jadi semakin semangat dan bergairah untuk bersedekah lebih banyak dari sebelum-sebelumnya. Jika untuk urusan hari esok di dunia saja kita rela menabung, apalagi untuk urusan akhirat yang kekal.
- pepatah 'berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu lalu bersenang-senang kemudian' sepertinya kalimat yang tepat untuk menggambarkan proses ini. Lupakan hal-hal konsumtif, tahan dulu untuk membeli sesuatu yang tidak terlalu di butuhkan.
- Gajinya tidak cukup untuk ditabung? Jangan dulu beranggapan gajinya terlalu kecil dan sedikit untuk disisihkan, pikiran kita mempengaruhi rasa lapang dan syukur di hati kita.
Jika kita berpikir kalau rizki kita sedikit dan membuat kita
sulit apalagi untuk menabung, maka hati kita akan sempit dan akan begitu juga
dengan kehidupan kita. Sebesar apapun rizki yang Allah beri, tak kan membuat
kita merasa cukup apalagi sampai merasa berlebih jika rasa syukur tak ada
didalam hati.
Namun sebaliknya, jika kita berpikir akan cukup dan
banyaknya rizki yang Allah berikan insyaAllah Allah akan lipatkan rizki kita
dengan hati yang lapang, materi yang selalu berlebih meski nominal yang ada
seolah tak masuk akal untuk menjadikannya berkecukupan bahkan berlebih.
Rizki Allah memang tidak pernah akan bisa di matematika kan
oleh otak terbatas manusia.
Aa Mengikuti Seleksi Beasiswa Perintis (bagian terakhir)
"kok bagian terakhir? emang sudah finish?" buat yang lolos seleksi wawancaramah belum finish soalnya masih ada sesi wawancara dan learning camp, tapi perjalanan Aa dalam seleksi ini sudah selesai sampai pada pengumuman kelolosan yang bisa di lihat di link https://drive.google.com/file/d/1VwduTPhY-GOg3BEtHrWbAHCl1B_1Q7zE/view.
Kami terbiasa mencari hikmah sebelum shabar harus di genggam, jadi jauh sebelumnya yang dipersiapkan itu bukan hasil yang sesuai harapan tapi hati yang harus lapang menerima apapun keputusanNya, sekali lagi bahkan daun yang jatuh pun tak lepas dari skenario dan kehendak Allah , perjalanan anak Adam pun ada dalam genggamanNya, jadi kami persiapkan hati untuk tidak ngeyel pada apapun pilihan Allah untuk hidup kami (termasuk anak-anak). Itulah cara kami mempersiapkan bekal bagi mereka, bekal untuk mereka tetap 'hidup'.
Tidak setiap yang diingini berwujud nyata muncul di depan kita lalu menjadi milik kita, seringnya justru ia menjauh dan tak pernah sedikitpun menoleh ke arah kita, karena apa? karena Allah tahu apa yang paling tepat untuk kita dan yang paling tepat menurut Allah bukanlah sesuatu yang sangat diinginkan hati tetapi sesuatu yang benar-benar tepat untuk kita. Allah tahu, tempat Aa bukan di BP dan BP juga bukan untuk Aa jadi Aa tidak lolos.
Bagi kami Aa bisa sampai ke tahap ini saja masyaAllah syukurnya sangat luar biasa, tahmid itu meresap jauh hingga ke dasar hati. Tapi bukan ngeyel untuk lolos di akhir meski do'a terpanjat ke arah itu. Setiap proses yang Aa jalani adalah anugerah, dan hasil bukanlah sesuai kata orang, "oh berhasil ya." atau, "oh tidak." tetapi saat ia bersungguh-sungguh melalui setiap prosesnya lalu ia sandarkan keseluruhan niatnya karena Allah dan ia berlapang dada atas apapun keputusan Allah, sungguh itu cukup bagi kami.
Lalu bagaimana dengan dia? Alhamdulillah Aa terlihat lapang dan menerima, mungkin karena setelah ini dia bisa lebih fokus mempersiapkan ujian yang sudah semakin dekat serta mempersiapkan diri untuk mengikuti jalur-jalur pendaftran PTN. 'Alaa kulli haal, Aa kini terlihat lebih tenang dan lapang menghadapi setiap prosesnya.
'Alaa kulli haal Alhamdulillah.
Tasikmalaya, Sabtu, 13 Februari 2021
Balananjeur, 16 Februari 2021
Awal pagi ini Umar mengambil alih semua pekerjaan dimulai beberes rumah, nyapu, nyuci dan lain-lain, dia faham Umminya sedang dalam kondisi yang kurang baik untuk mengerjakan semua itu.
-
Ada 3 perkara yang pahala kebaikannya tidak akan pernah terputus dan akan selalu mengalir meski tubuh kita telah kembali menyatu...