Minggu, 27 Juni 2021

27 Juni 2021

[27/6 05.22] Innalillahi wainnailaihi raaji'uun. Ya Allah Ustadz Hari adalah seseorang yang membawa kebermanfaatan yang besar bagi ummat, bagi generasi. Kami bersaksi atas kebaikan beliau.. Selamat jalan Ustadz, insyaAllah engkau kini sedang memanen buah perjuangan selama ini. Allohummaghfirlahuu warhamhu wa'aafihi wa'fu 'anhu waakrim nzlahuu wawassi' mdkholahuu 😭🀲🏻


[27/6 05.46] Setiap hari mendengar kabar duka, 
Terasa menyayat hati saat mendengarnya. 
Satu persatu mendahului, 
Ke tempatmpat nanti kit pun akan pergi. 

Bukan pergi, tapi kembali
Ke tempat harusnya kita berada nanti. 

Namun, Allah menyukai orang yang tetap berjuang sampai titik akhir nafasnya berada
Janganlah menyerah, kawan! Hari esok kita ditentukan oleh seperti apa kita hari ini. 
Bahkan meski sedetik kemudian ruh kita kan berpisah dari jasadnya, apa yang bisa kita lakukan karena Allah maka lakukanlah!


[27/6 06.07] Air di teko dan termos yang baru diisi sore kemarin ternyata sudah habis, saya lalu ke dapur hawu yang terletak di samping paling belakang rumah yang berdekatan dengan pintu dapur Mamah. Ternyata Mamah sudah ada disana baru selesai memasak air  juga. 

Setelah mengisi panci besar dengan air dan 'ngasurkeun suluh' biar apinya nyala, saya bergegas ke kamar untuk membereskan tempat tidur dilanjut ke ruangan lainnya, sasapu dan kemudian ngpel. Sembari menunggu air matang kali ini sambil membersihkan dan membereskan seisi rumah. 

Selama ngpel itu terpikir bagaimana berkaratnya hati jika tidak pernah dibersihkan ataupun jarang dibersihkan, melihat lantai saja mudah sekali kotor karena debu. Kalau tidak dibersihkanteh kabayang pisan eta kotorna, sehari saja butuh beberapa kali untuk disapu. Berdebu, disapu dan di pel, berdebu lagi, kembali di sapu dan di pel dan begitu seterusnya setiap hari. 

Ah kita lebih memperhatikan kebersihan yang terlihat; rumah, pakaian, badan. Tapi seringnya lupa bagaimana dengan yang tersembunyi.. Dzahir kita adalah cerminan hati kita, itu benar adanya. Tapi seringkali dalam prinsip kebersihan mah kita teh agak pipilih, fokus bebersih yang dzahir tapi mengabaikan yang tak terlihat namun memiliki dampak yang besar. Ya, hati itu motor penggerak yang jika ia berkarat maka tak kan elok lah semua yang dzahir;akhlak, adab. 

Setiap hari mengisi air di teko dan termos, tapi lupa makanan untuk ruh. Bergegas menyiapkan makanan atau minuman yang baik, dugdugsek nyari nafkah tapi lupa meluruskan niat, lupa kalau ruh juga butuh hidangan yang bergizi. 

Duhai diriku, saat setiap hari kabar duka datang silih berganti, bukankah seharusnya engkau semakin ingat bahwa kematian itu pasti kan datang padamu jua. Lalu dengan apa engkau akan menghadap Rabb mu? Amal apa yang kan menolongmu? 

Duhai diriku, bergegaslah untuk berbenah.. Engkau hanya sedang menunggu waktu. 

#catatandefa


[27/6 06.13] Adalah semua yang terlihat jelas di depan matamu tak membuatmu gundah hingga bagimu itu sesuatu yang biasa, fakta itu kemudian ada pada alibi yang memuaskanmu
Silahkan saja, berbuatlah semaumu.. Sesuka hatimu
Bahkan sampai engkau merasa dunia itu ada dalam genggamanmu

Silahkan saja,
Berbuatlah sesuka hatimu
Hingga tak ada lagi sejengkalpun kejujuran yang kau anggap kejujuran

Silahkan saja,
Berbuatlah sesuka hatimu..
Tapi ingat, kau pun hanya seonggok daging yang di muliakan manusia hanya saat kau memiliki kuasa
Dan ingat, kelak saat tubuhmu terbujur kuasamu tak kan mampu menolongmu

"Robbku, ini sakit... Tapi Engkau maha tahu semua yang tidak kami ketahui.'


[27/6 06.18] "Seperti apa cara kita memandang sesuatu, akan seperti itulah anak-anak kita memberi pandangannya.
Seperti apa cara kita berfikir tentang sesuatu, akan seperti itu pula lah cara berfikir putra-putri kita."
Ta'lim ba'da shubuh hari ini tentang tarbiyah Aulad, tentang hal kecil yang seringkali di abaikan atau bahkan di sepelekan.

Memang tidak selalu seperti itu, tapi terutama ibu sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya, bisa memberi pengaruh yang sangat besar dalam membentuk pola pikir dan pandangan bahkan rasa yang tersimpan pada diri anak-anak.

Pernah dengar ada orang tua yang mengatakan, "ih dia mah cuma pingin pamer aja!" ketika melihat seseorang yang membuatnya takjub, baik dengan Budi pekertinya ataupun atas materi yang terlihat atau apalah apalah nya. Sedang saat itu anak-anaknya tidak melihat atau mendengar ucapan orang tua.

Lalu kita saksikan juga bagaimana anak itu berkomentar negatif tentang apa yang dia lihat, sama persis seperti orang tuanya.

Ada juga yang selalu berpikir positif tentang hal apapun yang dia lihat dan saksikan, atau atas semua yang terjadi di sekitarnya. Dan kita saksikan pula anak-anak dengan cara berpikir yang sama seperti itu.

Seperti halnya kesantunan yang di tularkan, baik melalui proses keteladanan atau karena hal lainnya, cara kita berpikir dan memandang sesuatu pun dapat dengan mudah di tularkan pada putra-putri kita.

Memang tidak semuanya sama, ada juga anak yang cenderung memiliki pola pikir negatif lahir justru dari orang tua yang memiliki pola pikir positif, dan sebaliknya.

"Yang paling utama adalah Rahmat Allah. Kita berusaha menjalani peran kita sesuai yang DIA perintahkan. Kita sujud selama dan sebanyak yang di contohkan meminta padaNya agar Allah anugerahkan putra-putri yang sholih, yang memiliki fikroh dan ruhiyah serta jasad yang baik, yang Hanif."

"Hati mungkin saja terluka. Mata boleh saja mencucurkan air mata, fisik mungkin saja letih, tapi tak ada alasan untuk berhenti memuliakan anak-anak sesuai yang di contohkan.!"

Abdi, #defa_s_hidayat 
Wilujeng enjing :)

26 juni 2021

[26/6 05.19]  Bisa berterima kasih kepada orang lain, apakah pada diri sendiri juga bisa berterima kasih? 

Penting nggak sih berterima kasih pada diri sendiri? Penting banget menurut saya mah. 

Sahabat, Jika saya mengajak anda berterima kasih pada diri anda sendiri, hal-hal apa yang ingin anda syukuri dari diri anda? Bagaimana anda akan berterima kasih atasnya?


[26/6 05.39]  Hari itu tantrumnya karena merasa nggak nyaman dan ingin pulang ke rumah, itu yang saya ingat. Cerita utuhnya mah harus muka file lagi hee.. 

'Alaa kulli haal, semoga pengalaman kecil ini bermanfaat πŸ™πŸ»

Tentu saja tak bisa sama dalam menghadapi setiap anak, tetapi sebagai orang tua mengendalikan diri untuk tetap 'waras' adalah hal penting yang harus dilakukan dan semua orang tua bisa melakukannya (kalau mau).


[26/6 05.45]  Tak jarang kita mendengar suatu kabar dari seseorang yang bahkan dia sendiri tidak tahu kebenaran kabar tersebut. Tidak duduk disana, tidak berdiam diri disana, tidak berkecimpung dan ikut andil di dalamnya tapi bersuara seolah paling tahu segala urusan dan kisah disana.

"Disana itu begini dan begitu..." Dengan bumbu-bumbu kisah yang dia rasa enak digulirkan lah berbagai kisah berbumbu tajam yang pada kenyataannya hanyalah halusinasinya sendiri.

Tidak jarang kita bertemu kondisi seperti itu. Dan pada saat itu, saat kita ternyata mengetahui kondisi sebenarnya, kita pun berucap, "jangan katakan sesuatu yang tidak kamu tahu."

Sahabat, 
Jika kita tidak mengetahui suatu urusan, maka diam adalah lebih baik dibanding berkoar atas sesuatu yang tidak kita ketahui. Mari tutup mulut #eh..hee...


[26/6 14.27] Kelak, kita akan berkisah tentang hari itu.. 

Tentang Ayah yang tak sungkan melafal bait cinta pada buah hatinya
Tentang Ayah yang mengambil bagian sedikit dari makanan yang terhidang untuk dirinya sendiri lalu diam-diam menaruhnya untuk buah hatinya
Tentang Ayah yang kadang keras namun tak jarang sangat lembut
Tentang Ayah yang menyimpan sebagian uang bensinnya demi membelikan sepeda bagi buah hati nya tanpa mengucap, "Abi belikan ini untukmu."

Tentang Ayah yang matanya memerah kala berpisah dari buah hati nya
Tentang Ayah yang mengepal kedua tangannya menahan amarah saat mendapati buah hatinya terluka
Tentang Ayah yang diam-diam tersenyum sangat lebar mendapati hal membahagiakan buah hatinya 

Kelak, 
Kita akan berkisah tentang hari itu.. 

Tentang hari saat kita bisa makan liwet bersama di samping rumah
Kali pertama kita seperti itu, "ummi belum pernah menyiapkan nasi liwet ya! " Komentar sulung yang langsung ummi iya kan.. 
Ya, kita tak pernah makan nasi liwet dengan cara seperti itu.. 
Dan kelak, kita punya cerita tersendiri tentang hari itu..
[26/6 14.32] Kalifa Baik: Saya ingat mata Apa, sipit.. 
Hingga banyak orang menyangka Apa Chinese..

Saya ingat suara mesin tik Apa, tik tik tik tik,  membelah sunyi setiap kali Apa berada di rumah. 

Saya ingat suara ketukan Apa membangunkan kami untuk shalat qiyamullail. 

Saya ingat dering telepon Apa di sepertiga malam membangunkan kami untuk shalat tahajud. 

Saya ingat suara Apa mengajak kami untuk membersihkan masjid. 

Saya ingat kamus bahasa Inggris dan bahasa Arab yang Apa hadiahkan saat saya mendapat nilai 100 di ujian akhir sekolah. 

Saya ingat airmata dan doa apa malam itu saat Apa pulang mendapatiku sakit dan saat itulah saya mulai menyadari, Apa mencintai kami dalam hening  ..

[26/6 14.49] Kalifa Baik: Akan ada senja yang membawamu berlari
Akan ada hari yang membawamu pergi
Namun, akan ada lagi hari yang membawamu kembali

Duhai permata hati,
Penyejuk mata,
Kami Ridho padamu, Nak

Akan ada hari dimana rindu membuncah airmata
Senyum, canda tawa, tangisan dan segala tentangmu membuat dada sesak akan ingatan tentangmu
Akan ada hari dimana mendengarkan ceritamu sangat dinantikan, mendengar tawa dan bahkan tangismu membuat kaki ingin segera berlari ke arahmu
Tapi, akan ada juga hari dimana engkau akan kembali kami peluk bersama semua kisah yang kau tuturkan

Duhai permata hati,
Duhai penyejuk kalbu,
Kami Ridho padamu Nak

[26/6 15.10] Kalifa Baik: Zalfa, "Bi Dede, basa nuju alit (bayi), abi dipangku nya ku bi Dede?" 

Me, "Muhun.ih geuning teteh Zalfa terangan."

Hujaimah, "Wawa, abige dipangku nya?"

Me, "Muhun Hujaimah oge. Ih geuning tarerangan."

Sebenarnya mereka bukan benar-benar bertanya tapi sekedar meyakinkan kalau dulu mereka pernah ku gendong. MasyaAllah, Anak-anak memang seperti itu, menyukai kenangan yang pernah singgah meski mungkin saja mereka tak pernah benar-benar mengingatnya. Terutama kisah bahwa mereka dulu pernah di gendong atau di ajak main atau hal-hal yang bagi orang dewasa mah terkesan biasa saja tapi bagi anak-anak hal seperti itu adalah salah satu dari sekian kisah istimewa yang kan slalu mereka kenang, sama seperti kita mengenang kisah masa kecil yang kita dengar dari orang tua atau saudara kita.


[26/6 15.25] Pada saatnya,
Baju-baju itu tak lagi terpakai dan entah dimana dia sekarang

Pada saatnya, sepatu dan sandal-sandal itu tak lagi terpakai,
Dan entah dimana ia sekarang

Pada saatnya,
Kerudung dan peci-peci kecil itu tak lagi terpakai,
Dan entah dimana ia sekarang

Pada saatnya,
Bondu itu tak lagi terpakai,
Dan entah dimana ia sekarang

Pada saatnya,
Mainan dan boneka itu kini hanya di nikmati Olin seorang
Sedang yang lainnya beranjak menuju kesibukannya

Pada saatnya,
Tangis dan teriakan itu tak lagi bergema
Dan pasti, hati ini akan merindukan kala semua itu masih terdengar dan membuat gaduh seisi rumah

Pada saatnya,
Semua pakaian dan kerudung-kerudung kecil yang lucu ini tak lagi kita simpan disini,
Dan entah akan kemana ia bermuara bertemu taqdir selanjutnya, akan menjadi apakah ia nanti...

Pada saatnya,
Sepatu-sepatu dan sandal-sandal kecil serta kaos kaki ini tak kan lagi berada di kaki kalian,
Entah akan seperti apa ia nanti

Pada saatnya,
Semua mainan, boneka dan puzzle-puzzle itu tak kan lagi tersebar disetiap penjuru rumah,
Dan pasti kan ummi rindukan saat-saat membereskannya lagi dan lagi

Pada saatnya,
Tawa yang berderai berubah menjadi senyum yang ayu

Tangisan teriakan kala berebut mainan dan perhatian ummi tak lagi terdengar

Teriakan-teriakan memanggil ummi tak lagi seperti saat kalian sekecil ini

Remah-remah nasi yang biasa bertebaran setelah makan, tak kan lagi ada

Tumpukan cucian yang penuh tanah sawahpun tak lagi ada di ember cucian ummi

Tangis meminta mainan, ice cream atau permen tertinggal bersama masa kecil yang hilang

Kamar yang berantakan,

Tak ada lagi sobekan-sobekan kertas dari buku tulis yang berubah jadi kapal-kapalan, perahu dan lain-lain,

Pada saatnya,
Cemberut saat enggan berangkat kesekolah hanya sekedar kenangan

Tangisan saat di usili teman sekelaspun tak terdengar lagi,

Semua kisah masa kecil kalian.... Pada saatnya nanti,
Berubah menjadi hari yang membuat hati tersenyum dan menangis merindukannya lagi

Quthb, Umar, Aufa, Fahrin...semoga cinta kita terjalin hingga ke jannahNya


[26/6 19.57] Ikhtiar buat sembuh itu karena Allah bukan hanya karena ingin sembuh, jadi kalau pas ikhtiar kita tidak juga membuahkan hasil teh teu sampai ka murukusunu apalagi mendebat kasih sayang Allah, mendebat ujianNya, berkeluh kesah atasnya. Wait, jangan samakan mengakui rasa dengan keluhan ya 😏

Sebagaimana sehat, sakit juga dari DIA, sarana kita mendekat padaNya. Bagaimana kita memandang ujian, itulah cara kita menjejak amal.


[26/6 20.06] Saya ingat suatu hari ada yang sedang KKN dari farmasi Unpad di SMA kami. Demi sebatang coklat favorit saya, sahabat saya ini bersedia ke panggung bersama saya untuk tampil dengan nasyid izzatul islam. Lalu menemani saya di atas panggung karena saya harus membacakan puisi tentang bahaya NAPZA (Narkotika,psikotropika,zat adiktif) . 

Sahabat saya bertanya, "Dede kapan bikin puisinya?"

"Tadi saat kita nasyid." Jadi memang saat nasyidteh otak saya sambil nulis puisi yang disimpan dimemori.


[26/6 22.31] Saat mata sulit terpejam bahkan kantuk pun tak jua datang, membuka laptop dan menulis di blog tiba-tiba menjadi pilihan yang paling mungkin dalam kondisi seperti ini. 

Malam merangkak pelan, catatan di blog hanya disimpan di draft yang entah sampak kapan diendapkannya. 

Blog saya hanyalah kisah yang memang ingin saya simpan dan sampaikan jadi jangan berekspektasi terlalu tinggi tentang ruang menulis saya ini.

[26/6 22.56] Alarm tubuh mulai berbunyi pelan, dimulai dari saraf skiatik yang tetiba nyanyautan lalu berlanjut lemas yang sangat dan detak jantung yang melemah, "alarm itu sudah berbunyi, De! Segeralah menepi lagi!"

Tapi aku belum ingin menepi, untuk kali ini aku ingin menuntaskan beberapa catatan lalu besok lari dengan rute salah satu bukit, "mumpung masih kuat." Pikirku. 

"Robbana.. "

25 Juni 2021

[25/6 06.03] Suatu hari ada seseorang yang dianggap terpandang meninggal dunia, ramailah orang bertakziah sambil mendoakan. Tak sedikit yang menangisi sambil mengantar kepergian beliau allohummaghfirlahuu ke pemakaman.

Esoknya, raut muram dan Isak tangis yang kemarin ada sudah hilang berganti wajah ceria dan canda tawa. Tak terlihat sedikitpun sisa tangis dan duka disana. Semuanya telah menguap berganti ceria yang entah kapan mulai datangnya.

Dan begitulah hidup. Bukan hal mustahil juga jika kelak kematian kita hanya ditangisi sementara kemudian akhirnya kita 'seolah' di lupakan. Keluarga, karib kerabat dan saudara-saudara kita memiliki banyak hal yang harus mereka perjuangkan untuk hari mereka. Yang tlah pergi tak kan kembali meski ditangisi, tak merasakan lagi lelahnya menangisi hari esok di dunia, sedang yang tertinggal masih harus mengais amal untuk bekal hari esoknya di dunia juga di akhirat.

Jadi, pesan apa yang bisa kita ambil dari kisah ini? Hmm, sebenarnya saya hanya ingin mengatakan sesuatu yang sering saya katakan pada anak-anak, "jangan berlelah diri mencari simpati manusia, jangan beramal hanya untuk meraih simpati, karena kelak engkau hanya akan di lupakan dan kecewa karenanya! Tapi, lakukanlah kebaikan dan amal Sholeh hanya karena Allah agar hidupmu bermakna dan kelak mendapat kebaikan bukan hanya didunia tetapi juga di akhirat insyaAllah!"

Allohu a'lam bishshowab

#catatandefa

[25/6 06.28] Tiba-tiba saja ada airmata yang luruh, entah kenapa dan bagaimana

Tiba-tiba saja ada hati yang terasa nyelekit, entah kenapa dan bagaimana

"Ummi tadi malam tiba-tiba nangis. Sekitar jam setengah 3 atau jam 3 an. Kenapa Mi? Abi khawatir membangunkan ummi, tapi ummi terus terisak."

Aku mengingat-ingat ada apa, "sakitkah?" Kututup mata dan kutanyakan pada semua anggota badan, aku merasa sedang sangat sehat kecuali dadaku yang terasa nyanyautan. Oh mungkin nangisnya karena itu, pikirku. 

Tapi tidak, bukan itu alasannya, Abang kembali melanjutkan, "ummi mengatakan ini, teteh aufa, ummi ada disini Nak. Ummi ingat teteh aufa ya?" 

Tiba-tiba saja airmata kembali luruh, ini hanya kerinduan seorang ibu.. 

Shalihah, teteh @aufa_satiella sayangku, selalu sehatlah dan berbahagialah! Sungguh para pencari ilmu berada di jalan Allah sampai ia kembali. Sayap-sayap malaikat disertai riuh gemuruh doa terpanjat bagi para pencari ilmu.. 

Teteh, ummi Ridha ka anjeun 

#catatandefa


[25/6 08.51] Hari ini jadwal ujian IPS teteh Aufa , MasyaAllah semoga Allah mudahkan dan lancarkan. Semoga Allah muliakan dengan kejujuran dan hati yang senantiasa terpaut kepada Allah. 

Shalihah, ummi ingat saat terakhir kali penjengukan di bulan Maret 2020, teteh bilang ke ummi, "kelas 8 nanti mah nggak apa-apa nggak dijenguk juga, Mi." 
Qodarullah Nak, kami benar-benar tidak menjengukmu karena pandemi membuat kami tak bisa memaksakan diri kesana. Tadinya kami berpikir untuk tetap menjenguk meski teteh sudah mengikhlaskan tidak di jenguk, kami yakin hatimu ingin kami tetap kesana memeluk dan menjadi pendengar segala kisah yang ingin engkau ceritakan tapi ternyata Allah berkehendak lain, bukan karena engkau yang merelakan tak ada penjengukan tetapi pandemi membuat kami tak bisa memaksakan diri kesana. 

Apa kabar hatimu hari ini, shalihah? Tiba-tiba ingatan ummi bergema seputar teteh, akhir bulan Juli nanti usia teteh tepat 14 tahun, setengah berbisik engkau berucap, "do'akan teteh istiqomah dalam kebaikan ya Mi!" Engkau tahu yang paling sulit itu istiqomah sedang usiamu sudah pada usia dimana setiap jejak langkahmu ada dalam catatan amal. 

"Ummi jangan menangis!" Kalimat ini pun seolah begitu dekat, saat teteh memeluk ummi yang bersedih menyadari akan adanya perpisahan, putri kecil ummi kan jauh dari ummi. 
"Teteh akan berjihad mencari ilmu di jalan Allah, itu yang selalu ummi katakan."

Ada saat justru ummi yang diingatkan dan harus diingatkan ya Nak? Hati ummi terikat dengan kenangan dan ingatan hingga tiap hari hanya mengenal cara mengusap airmata. 

Sungguh ummi Ridha tapi saat itu ummi butuh waktu untuk memahaminya hingga akhirnya air mata mengering seiring waktu. Namun tetap saja ada hari dimana mata tiba-tiba sembab.. 

Shalihah, semoga Allah menaungi keseluruhan usiamu dengan berkah dan rahmatNya. Semoga Allah memuliakanmu dengan akhlak yang baik dan istiqomah di jalanNya. Semoga Allah semakin mencintaimu dengan kokohnya iman di dadamu."

#catatandefa

[25/6 11.08] Abang bilang kalau mengurus anak itu butuh mental yang sehat. Salah satu cara menjaga mental adalah dengan cara jalan-jalan. Just jalan-jalan, asiiru fil ardh, mau ke gunung, sawah, laut atau kemana saja yang penting jalan-jalan.  

Biar apa? Biar sehat. Teu kunanaon teu jajan, teu kedah ngabasho atau ngamie ayam komo deui ngmall atau makan di resto mewah, yang penting jalan sama orang yang penting diajak jalan trus ngobrol dari hati kehati anu istilah kerennamaj deep talk tea nya. Atau kalau obrolan itu dirasa beratmah cari topik obrolan ringan aja, atau cerita-cerita tentang anak-anak (ibu-ibu mah obrolannya kebanyak seputar itu and mahirnya emang disana 😁), atau tentang kendala seputar aktivitas sehari-hari atau just talking about harapan dihari esok atau nggak ngobrol juga apa-apa yang penting jalan-jalan. 

Saya sendiri memilih ngobrolin hal-hal yang ringan seperti, "yang, itu kedai ramennya kok tutup ya?'

" Ummi pengen ramen?"

"Enggak juga sih, cuma kalau bukamah kan... "

"Kalau buka mau beli?"

"Enggak juga. Kalau buka mah kan ummi nggak bakalan nanya kenapa tutup."

Garing banget kan? Hee tapi kami bisa tertawa dengan candaan garing diantara kami. Umar malah suka bingung kalau ummi abi nya lagi becanda dan tertawa dengan candaan itu padahal candaannya terkesan nggak lucu, kami memang bukan tipe yang bisa mencairkan suasana dengan candaan berkualitas ngucek perut. Ya, that is us.. 

"Tahu nggak mi bedanya jalan ini sama ummi?" Tanyanya. 

"Ya beda jauh atuh, masa ummi sama jalan dicari perbedaannya, persamaannya aja nggak ada." Saya tahu dia sedang tidak berniat menggombal jadi saya jawab seadanya, dia hanya ingin menggoda saya 🀭

Kalau gesturenya kelihatan mau ngagombalmah saya ikuti dengan menjawab, "emang apa gitu bedanya?" Tapi kali ini saya yakin dia hanya ingin menggoda hingga akhirnya kami sama-sama tertawa. 

Sahabat, bagaimana cara anda menjaga kesehatan mental anda? Apa kabar hari anda? Apa kabar kesehatan anda? 

#catatandefa
#jurnalsyukurdefa

[25/6 15.54] Barangsiapa yang berangkat mencari ilmu maka dia sedang berada di jalan Allah sampai dia kembali. 

MasyaAllah.. Sungguh Maha Baik Allah. Semoga Allah masukkan kita ke dalam golongan para pencari ilmu

[25/6 16.47] Saya tersenyum setiap kali mendengar Ustadz Afif memanggil istri beliau untuk meminta bantuan. Saat headphone beliau lepas beliau memanggil, "Bu." Istri beliau dengan sigap memasangkan dan merapikan kembali headphone beliau. Lalu saat ke unmute atau videonya ketutup beliau memanggil, "Bu." Istri beliau pun membantu membuka video dan juga mute nya. MasyaAllah sungguh pelajaran dan ilmu yang bisa saya pelajari selain isi buku itu sendiri.. Pelajaran yang bisa saya ambil dari yang saya lihat ini akan saya simpan di blog saya insyaallah.

Sabtu, 26 Juni 2021

Waktu

Waktu merangkak sangat cepat, jam di hp menampilkan angka 22 lebih 16 menit, baterai hp pun semakin berkurang tapi aku masih belum mengantuk. Ada banyak hal yang mengusik untuk dituliskan tapi aku bingung harus mulai dari mana. 

Kisah hari ini tak sama dengan hari sebelumnya, awal hari mendapat kabar kepergian salah satu asatidz PPI 32. Guru Aa saat di Mts dulu. Saya memiliki kesan yang sangat baik tentang beliau Allohu yarham waktu Aa masih kelas 7 di PPI 32. 

Beliau membesarkan hati ibu ini, "Quthb itu suka membaca, Bu. Bacaannya melebihi usianya, sapertos buku-buku ustadz Adian Husaini dll. Tapi tidak apa-apa, ngke wang dampingi, wang sareungan, asal dibimbing sareung disareungan teu kunanaon." Hari itu saya sangat senang.

 Saya sangat berterima kasih kepada beliau. Sebagai ibu yang belum punya pengalaman, membersamai anak itu membutuhkan 'bantuan' dan permakluman (empati) dari sekitar, kalimat itu sangat membantu saya. 

Ya Allah, waktu mendengar kabar ini dari Balqis teh auto sedih pisan. Saya merasa belum menghaturkan Terima kasih dengan cara yang benar 😭. Masih terngiang saat beliau mengatakan, "Quthb itu cucu seorang pejuang, dia akan menjadi orang besar, saya yakin itu." Ya Allah 😭 

Ya Allah, kami bersaksi bahwa beliau orang yang baik. MasyaAllah jariyah kebaikannya melalui ilmu yang bermanfaat dari santri-santri beliau kan senantiasa mengalir sampai bila-bila. 

"Ustadz, Hatur nuhun mendidik dan membersamai juga membimbing Aa. Husnul khatimah InsyaAllah 😭😭"

Hari ini saya juga merasa sedih, sangat sedih. Desir kerinduan yang tiba-tiba menyapa mesra pada shalihah kami di kota hujan, lalu berita kepergian yang datang silih berganti setiap hari lalu kabar sahabat baik saya yang kini terkonfirmasi positif covid di ujung berung sana. 

Sedih pisan saat ia mengirim pesan melalui kolom komentar di media sosial mengungkapkan kerinduannya. Ya Allah kapan terakhir kali ketemu teh? Waktu Aufa usia 2 bulan di pasar Uber kayaknyamah. Hanya saling berbalas pesan media kami menjalin silaturahim. 

"Ya Allah sembuhkan dan sehatkan kembali saudari kami beserta keluarganya. Aamiin ya Allah."

Malam semakin larut, agenda menulis sepertinya harus disudahi dulu. Aku tetap harus memaksakan diri untuk tidur. 

Balananjeur, Sabtu, 26 Juni 2021

Kisah Itu Untuk dan Tentang Mereka

Alhamdulillah ujian PAT teteh berakhir hari jum'at kemarin, mungkin sekarang teteh sedang persiapan untuk ujian pondok yang akan dilaksanakan mulai Ahad besok. 

Setiap hari Abang mengingatkan, "kita akan membersamai anak-anak dalam doa. Mari dekap mereka dengan lebih erat merayu sang pemilik kehidupan, tugas kita dalam mendidik belum berakhir dimanapun mereka berada!"

Banyak yang bertanya, "teh Defa, kok belum cerita tentang progress kuliah sulung?"
Saya berniat menceritakan semua prosesnya nanti saat Aa sudah fix memilih mau dimana. Rencana awalnya memang di Tasik tapi Allohu a'lam selama belum mulai masuk mah dia mau istikharah dulu. Jadi ceritanya di cancel samapai Aa memulai perkuliahan. Saat itu baru deh saya cerita.. Hee.. 

Dalam hal ini Abi nya senantiasa mengingatkan, "mintalah pada Allah yang bermanfaat dihari esok, bukan hanya bermanfaat untuk dirimu sendiri tapi menjadikanmu sebagai orang yang bermanfaat bagi orang lain karena sebaik-baik orang adalah yang paling bermanfaat. Jadilah sebaik-baiknya dirimu sendiri! Mintalah yang paling tepat dan dibutuhkan bukan sekedar diinginkan!" Kami juga mengajaknya berpikir, "Apa yang akan aa lakukan dengan ilmu Aa?" Jika dulu kami mengajaknya berpikir akan jadi apa Aa 15 dan 20 tahun kemudian, hari ini kami juga mengajaknya berpikir akan seperti apa Aa 5 tahun kemudian, 10 tahun hingga 20 tahun kemudian. 

Sungguh kami bukan hanya ingin menyiapkan Aa menemukan versi terbaik dirinya, tapi kami ingin menyiapkan generasi setelah Aa sebagaimana Nabiyullah Ibrahim Alaihi Salam contohkan. 

Alhamdulillah Aa cukup kooperatif 🀭

Jum'at kemarin kami mendapat laporan pendidikan semester 2 adik Umar, MasyaAllah Alhamdulillah adik Umar naik kelas 11 dengan nilai akademik yang baik. 

Pentingkah nilai akademik di rapot? Saya tidak pernah bertanya berapa nilaimu tapi akan melihat nilai sikapnya selama di sekolah. Tapi karena saat ini pasti sangat sulit menentukan nilai sikap karena PJJ jadi saya memulainya dari nilai tertinggi dalam akademik untuk mengucapkan selamat. 

"Tapi Mi, nilai pelajaran yang ini kecil."

"Tapi kamu baik dalam pelajaran yang ini, Nak." Ucapku sambil menunjuk nilai tertinggi. 

"Tapi Umar malu sama Ummi."

"Adik malu karena apa?"

"Karena yang ini nilainya kecil."

"Hmm kalau adik merasa malu, ayo buktikan dengan belajar lebih giat lagi. Ummi melihat usaha adik selama 2 semester ini cukup baik. Ummi melihat kesungguhan adik dan tekad adik untuk memahami pelajaran meski harus daring sangat baik. Tapi nak, ada saatnya ummi melihat adik kurang bersungguh-sungguh dalam pelajaran tertentu, mungkin itu penyebabnya."

Cinta itu bukan hanya memuji, tapi memberi masukan dan menjadi cerminnya agar dia tahu bagaimana harus menjadi lebih baik setiap harinya. 

Tentang nilai rapot sendiri, rapot itu sebenarnya bukan hanya tentang anak tapi penilaian untuk orang tua. Seperti apa orang tuan mendampingi anak belajar bisa dilihat dari bagaimana anak 'mengisi' rapot akademiknya. Sebenarnya bukan guru yang mengisi rapot tapi anak-anak kita sendiri yang mengisinya. 

Jadi setiap kali menerima rapot teh saya auto mikir, "apa yang harus saya perbaiki dalam mendampingi anak belajar?" Atau, "oh iya, saya itu emang akhir-akhir ini agak abai." Dan lain sebagainya. Jadi rapot anak sebenarnya bukan hanya sarana evaluasi bagi anak saja, tapi bagi kita sebagai orang tua. 

Saya percaya guru nggak bakal asal-asalan nulis angka atau huruf di rapot, hee saya mengatakan itu karena suami saya juga guru 🀭

'Alaa kulli haal daripada sibuk nyalahin anak apalagi menganggap anak bodoh karena nilai rapotnya kecil, apa nggak lebih baik langsung berkaca dan muhasabah diri, "bagaimana selama ini saya mendampinginya?"
Atau takjub berlebih dengan nilai besar di rapot tapi mengabaikan aspek akhlak dan ibadah anak. Intinya, rapot adalah bahan evaluasi untuk kemudian semakin mempernaiki diri. bukan bahan membanggakan diri ataupun berduka hati. 

Kondisi kesehatan de Olin semakin membaik hanya saja kami merasa dia masih membutuhkan waktu untuk istirahat, jadi kami memintanya untuk tidak kemana-mana sampai kondisinya benar-benar pulih. 

Alhamdulillah dia cukup kooperatif meski berulang kali agak rewel minta main ke luar, main yang agak jauh dan berkendara motor. Kami belum berani mengizinkannya karena khawatir kondisinya kembali menurun. 

Balananjeur, Sabtu, 26 Juni 2021

Kisah Hari Ini

Wir haben eine besondere Zeit, um eine Tasse Kaffee zu trinken und zu plaudern.

Alhamdulillah sepulang lari dan silaturahim ke rumah Emak kami bisa duduk dan berbincang disini,berbincang tentang banyak hal.Banyaknya sih saya yang talking about, eh maksudnya bicara banyak dan dia mendengarkan sambil unggut-unggutan.

Saya senang karena de Olin sudah membaik, kami masih melarangnya keluar rumah dengan harapan agar kondisinya benar-benar pulih.Saya sendiri masih agak sering lari dengan alasan mumpung sehat dan mumpung ada yang menemani.Kalau Abang atau anak-anak sedang tidak bisa menemanimah saya memilih untuk tetap tinggal, saya termasuk tipe yang merasa kurang nyaman kalau pergi sama orang lain termasuk sama saudara atau teman sekalipun.Jadi kemana-mana teh harus sama Abang atau anak-anak atau kalau mendesak cukup sendirian saja. 

Di ciseupan tadi beberapa orang menganggap kami pulang ngaliwet di suatu tempat,saya jawab kalau saya hanya main ke sini dan tidak ada agenda ngaliwet.Nafsu makan saya rasanya mulai kembali menurun,tadi pagi masih bisa makan sambal dengan bi Ara di rumah Mamah,tapi setelah itu mulai kehilangan selera makan lagi jadi pas Emak menawarkan makan pun saya menolak dengan halus dan mengatakan kalau lambung saya memerlukan waktu yang agak lama untuk kembali kosong. 

Jadi sebenarnya saya teh mau nyimpan jejak apa ini teh? 

Untuk diriku di hari esok,apa kabarmu hari itu? Semoga hari itu engkau dalam keadaan lebih ikhlas dan sabar.Tidak apa untuk menangis saat engkau ingin menangis,tidak apa untuk diam tak melakukan apa saat engkau merasa tak sanggup,namun tetaplah fastabiqul khairat dan istiqomahlah! 

Untuk diriku di hari esok,terima kasih untuk tetap bertahan! 
Terima kasih untuk bisa mencuci,memasak dan membereskan semua tugas rumah hari ini! Terima kasih untuk bersyukur atas segalanya. 

Dear aku di hari esok,apa yang sedang engkau lakukan di hari itu?Semoga semuanya menjadi jejak kebaikan yang kan menjadi hujjahmu di hadapan Allah kelak 🌹❀

Balananjeur, Sabtu, 26 Juni 2021

Rabu, 23 Juni 2021

Ingin Ke Gunasalma (catatan saat de Olin sakit)

Alhamdulillah kondisinya semakin membaik, sudah cekikikan nonton boboiboy atau upin-ipin, mulai menggambar lagi baik di kertas, hp atau laptop, jajan ke warung wa Enung. Maunyamah jalan-jalan agak jauhan, sejak kemaren minta Abinya buat jalan-jalan ke gunasalma di panumbangan ciamis. Waktu saya tanya, "ade mau apa ke gunasalma? Kalau Ade mau sesuatu InsyaAllah ummi belikan dari warung."

"De Olin tidak mau beli apa-apa, de Olin hanya ingat kalau de Olin pernah main kesana sama teteh jadi de Olin ingin main kesana lahi.

Jadi semua itu karena rindu rupanya. Kami peluk dan tenangkan dia, "Kalau kondisinya sudah memungkinkan, nanti kita kesana InsyaAllah. Sekarang, Ade fokus istirahat dulu biar segera pulih!"Pagi ini dia kembali tertidur, saya harus berada didekatnya seperti keinginannya, "Ummi disini temani de Olin ya!" 

"De Olin merasa nyaman saat memeluk ummi." Well, begitulah anak-anak, kehadiran ibu biasanya menjadi hal terpenting terutama saat sakitnya. Saya juga merasakannya, sering pas sakit trus diusap sama mamah sambil didoakan teh MasyaAllah sakitnya langsung berkurang. Yah, ibu memang tidak bisa mengobati karena Allah yang Maha mengobati. Namun melalui jemari dan kalimat yang dilafazkan ibu, Allah wasilahkan darinya kebaikan yang membuat anak-anak merasa jauh lebih baik, itu yang saya rasakan dan mungkin juga dirasakan anak-anak kami.

Balananjeur, Kamis, 24 Juni 2021
11.33 

Gadis Mandiri Itu (catatan saat de Olin sakit)

Tulangku Terasa Rontok (catatan saat de Olin sakit)

[20/6 05.44]  Ini kali pertamanya merasakan seluruh tubuhnya sakit, "tulang-tulang de Olin terasa mau rontok." Katanya. 

Kupijit pelan kaki, tangan dan keningnya dan membalur seluruh tubuhnya dengan minyak kayu putih. Alhamdulillah dia mulai bisa tidur lagi, kali ini berpindah posisi menjadi di sudut tempat tidur. Sebelumnya tidurnya memang terlihat gelisah sampai berulangkali pindah posisi, tapi dia tidak menangis (beda dengan bundanya 🀭), tidak mengeluh dan tetap berusaha memenuhi hajatnya tanpa minta bantuan. 

Dia kadang pecicilan, bersikap seolah dia masih kecil karena merasa menjadi paling junior di rumah tapi dia juga gadis yang mandiri dan tak segan membantu siapapun yang membutuhkan bantuan. 

Shalihah, @kalifa_123ridwan .. Syafakillah syifaaan ajilan, syifaan laa yughoodiru ba'dahuu saqoman InsyaAllah


[20/6 18.43] "Tulang-tulangku terasa rontok, mungkin seperti di copot. De Olin ingin menangis tapi de Olin tidak mau membuat Ummi sedih."

Dia selalu mengungkapkan apapun yang ada dipikirannya, apapun yang dia rasakan tapi tetap berharap hal itu tidak membuatku sedih. 

Bunda, adakah yang kuasa untuk tak bersedih saat melihat buah hatinya sakit? Sungguh keimanan seorang ibu di uji salah satunya ketika buah hatinya sakit. Tentu saja tak ada yang lebih berduka dari seorang ibu, tapi rasa keibuan itu bukan alasan untuk panik berlebih hingga kehilangan 'kewarasan' bahkan keimanan.

Sebagaimana sehat, Allah jua yang menghadirkan sakit, keduanya adalah ujian, keduanya adalah tarbiyah, keduanya adalah jalan yang Allah pilihkan menemani jalan perjuangan kita di dunia. Keduanya adalah hal baik dari Allah. 

Maka saat kita sakit atau anak kita sakit, semakin dekatlah pada Allah. Mintalah kesembuhan dan berikhtiarlah dengan cara yang baik. Jangan terlampau panik karena tak ada kebaikan dalam kekalutan dan kepanikan! Wasta'iinu bishshobri washsholaat, itu penolong kita, Bunda. 

Duhai diriku.. 

#olin_10y 
Ahad, 20 Juni 2021

Muntah-muntah (catatan saat de Olin sakit)

Dia muntah-muntah dan mengatakan kalau kepalanya bertambah sakit. Saya pijiti punggung, tengkuk, kening, tangan dan kaki sambil membaluri dengan minyak kayu putih. Dada dan perutnya juga dibalur minyak kayu putih biar hangat.. 

Tengkuknya sangat dingin, sepertinya masuk angin karena sore tadi memaksa main badminton didepan rumah sedang cuaca sedang kurang mendukung. 

Dia menangis. Wait, dia gadis kecil yang sangat jarang menangis apalagi menangis karena dirinya sendiri. Hari ini airmata itu luruh, sakit kali ini membuatnya tak kuasa menahan laju air mata. 

Saya peluk dia dan katakan padanya bahwa ummi ada disini untuknya, "kepala de Olin sangat sakit Mi." Ucapnya pelan diantara isak yang mulai mereda. 

Balananjeur, 
Ahad, 20 juni 2021 jam 8 malam WIB

Sebuah Pelajaran (catatan saat de Olin sakit)

Semalam dia kesulitan tidur karena menurutnya kepalanya terasa sakit dan terus-terusan ada air ludah. Dia merasa terganggu dan berat, katanya. 

"Deudeuh teuing shalihah Ummi. Ade pasti sakit nya. Sabar ya de Olin sayang, bukan ujian namanya kalau tak ada tantangan dan rintangannya. Allah akan menyembuhkan de Olin insyaAllah dan menaikkan kelas de Olin, menjadikan de Olin pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya." Pada de Olin mengatakan hal seperti itu jauh lebih dia senangi daripada sekedar mengatakan kadeudeuh dan kekhawatiran kita. 

Menghadapi anak-anak itu tidaklah sama ya, pada Aufa dulu saya cukup memberinya pelukan dan berempati pada yang sedang dia rasakan, pada Umar juga seperti itu. Pada Quthb saya perlu ada didekatnya memijit kening dan tengkuknya, namun pada de Olin perlu baris kalimat disertai pelukan untuk memberinya ketenangan.

 MasyaAllah .. Begitulah Allah mengajarkan kita banyak hal salah satunya melalui anak-anak kita disaat sakit. Anak-anak tidak bisa dihadapi dengan cara yang sama, mereka memiliki kebutuhan yang tidak sama, memiliki asa dan cara menerima sesuatu yang tidak sama.. Dan sebagai orang tua, salah satu tugas kita adalah menerima keunikan itu dan mendidik mereka agar ciri khas mereka menjadi nilai unggul mereka, bekal mereka untuk hari esok; esok di dunia dan kelak di akhirat. 

Finally biidznillah Allah berkehendak de Olin untuk tidur setelahnya, setelah dia kembali menyadari bahwa jika dia sabar maka baginya kebaikan. Itulah yang dia katakan. 
Alhamdulillah tidurnya tidak lagi segelisah malam kemarin, Abinya meminta saya untuk tidak terlalu sering memeluknya dalam kondisi seperti ini mengingat kondisi saya yang rentan.. Tapi, adakah seorang ibu yang rela melepas pelukan yang justru membantu mengembalikan kondisi anak menjadi lebih baik? 

Abang mengkhawatirkan kondisi istrinya dan puterinya, dan istrinya hanya tahu kalau puterinya sedang membutuhkannya. MasyaAllah sungguh luar biasa cinta melafaz kata.. 

Balananjeur, 05.11 Pagi
Selasa, 22 Juni 2021

Mulai Membaik (catatan saat de Olin sakit(

Dia tidak suka saat saya bilang kalau dia kembali demam, "de Olin sudah sembuh. De Olin tidak apa-apa."katanya keukeuh. " Itu hanya karena tangan ummi saja yang dingin." Lanjutnya. 

Waktu saya cek suhu tubuh, barulah saya menyadari kalau memang suhu tubuh saya yang turun. Anehnya nggak sampai 'ngagibrig' kedinginan seperti biasanya. 

Di juga tidak suka saat saya memeluknya waktu dia sedang demam, dia khawatir saya tertular, "Ummi, de Olin sayang ummi. De Olin nggak mau ummi tertular karena de Olin." Dia tahu bundanya mudah terserang, setiap berdekatan dengan yang sedang sakit teh langsung drop bahkan setiap pulang dari RS langsung weh sakit. 

"Itumah pikirannya aja!" Komentar ini membuat saya kembali mengevaluasi diri, tapi setelah saya faham kondisi tubuh saya sendiri saya akhirnya tahu itu bukan berasal dari pikiran semata. 

Someday saya ceritakan alasannya, alasan yang membuat saya sering tiba-tiba ngdrop hingga akhirnya memilih lebih banyak menepi dari riuh. 

Hari ini dia sudah kembali bisa duduk didepan laptop, membuat ilustrasi lalu menyimpannya di media sosialnya atau hanya menyimpannya di galeri. 

Saya juga disini dengan barus doa untuknya dan saudara-saudaranya. Kini saya faham, jarak antara kita dan anak-anak ada dalam riuh doa, sedekat apa kita dan mereka tergambar dari seintens apa kita melangitkan doa untuk mereka. 

Balananjeur, awal pagi Rabu, 23 Juni 2021

Kelapa Muda (catatan saat de Olin sakit)

 Alhamdulillah kondisi de Olin semakin membaik, sudah mulai ketawa-ketiwi, sudah bisa duduk agak lama, jalan kesana kemari, dan... Juteknya sudah mulai keluar. Hee.. Well, dia memang agak jutek meski aslinya sebenarnya berusaha ramah. 

Abinya yakin puterinya sudah membaik saat dia dengan acuh menjawab kalau dia baik-baik saja disertai mimik yang juga acuh. Kalau sedang sakitmah biasanya tak seacuh itu saat ditanya kabar, dia akan dengan gamblang dan suara lemah mengatakan mana saja yang dirasa sakit. 

Kami pun merayakan kesembuhannya dengan memberinya sebuah pelukan yang membuatnya kembali dengan kejutekannya, "jangan peluk-peluk de Olin! De Olin sudah besar." Kami pun bertambah yakin kalau dia sudah berangsur membaik. 

"MasyaAllah Alhamdulillah putri Ummi sudah membaik."

"Jadi selama ini de Olin tidak baik gitu?" Meski moodnya belum kembali tapi MasyaAllah kami sanngat bahagia dengan perkembangannnya hari ini. 

Dia masih akan tiba-tiba kembali diam rebahan di kasur saat merasa ada yang tidak nyaman, lalu minum air dewegan yang disiapkan untuknya. Dia memang tidak suka makan obat meski sudah disiapkan sesuai resep dokter, dia bahkan enggan minum madu saat berpikir madu itu obat, tapi Alhamdulillah dia bersedia minum air kelapa muda dan mulai bisa meminta makanan, nafsu makannya sudah kembali InsyaAllah seiring kembalinya kesehatannya.

 Diemutan ku Ibu @ummi_syahdan_denur minum air dewegan buat de Olin. Setelah sempat bingung lihat de Olin yang sakitnya agak kepayahan akhirnya langsung beli kelapa muda beberapa buat minum de Olin. Alhamdulillah de Olin mau minum kelapa muda mah. 

Biasanya seneng kalau dikasih madu teh, tapi pas ngrasa madu nya buat obat mah tetiba nggak mau, semoga dia mau minum madu lagi saat pemulihannya. 

Sekali minum air kelapanya habis air kelapa dari 1 butir kelapa, Alhamdulillah biidznillah sekarang sudah tidak demam lagi, sudah mulai aktif lagi, sudah mulai bisa duduk-berdiri-berjalan agak lama. 

MasyaAllah Alhamdulillah 'alaa kulli haal. 

Jazakillah khairan katsiran atas pengingatnya, Bu πŸ™πŸ»πŸ’•πŸ’•. 

Balananjeur, Selasa, 22 Juni 2021

Pengantar Catatan Saat De Olin Sakit

Catatan ini saya tulis kembali dari catatan yang saya posting di feed IG dan FB tentang saat-saat de Olin sakit. Idealnya dituliskan berurutan sesuai tanggal tetapi justru ditulis acak, saking ingin menyimpan jejaknya disini jadi khawatir kehilangan moment untuk menuliskannya kalau harus mencari dulu dan mengurutkan berdasar waktu. 

Sebagai gantinya saya sertakan hari dan tanggal saat saya menuliskan dan saat kejadiannya, untuk apa? Sebagai jejak dan pengingat, itu yang sering saya katakan saat ada yang bertanya alasan menulis, "sebagai jejak dan pengingat." 

Suatu saat saya akan membuka file jejak ini kembali atau anak-anak saya atau siapapun yang membutuhkan kisah yang hampir sama untuk dijadikan teman berbagi, "oh iya, saya juga mengalami itu." Lalu mencari ibrah dari remah pengalaman ini dan semoga mendapat manfaat sesuai harapan. 

Sahabat fillah, lama tak bersua, semoga kabar anda dan kami selalu dalam naungan Ridha dan Maghfirah Allah. Semoga Allah Ridha atas kita semua. 

Demam Lagi (catatan saat de Olin sakit)

Nulis ini sambil rebahan samping de Olin yang kepalanya kembali merasa pusing. Sebelum shalat Maghrib tadi dia mengatakan kepalanya terasa berat lagi, masa pemulihan memang tidak langsung ujug-ujug pulih total ya, apalagi de Olin tipe yang aktif jalan kesana kemari tea. Katena merasa sudah baikan tea dia mulai nggak bisa diem lagi, diminta istirahat teh nggak mau. Qodarullah 'alaa kulli syaiin, Allah sedang memberi kesempatan buat tetap isolasi sambil insyaAllah tarbiyah. 

Isolasi? Ya. Jika ada yang berpendapat isolasi mandiri hanya untuk yang terkena wabah virus cov19, saya kurang sependapat. Sejak dulu setiap kali terpapar virus flu, maksud saya flu biasa baik yang ringan maupun berat kami akan memilih mengisolasi diri agar tidak menulari yang lain. Sama seperti terkena cacar dan scabies dulu, kami mengisolasi anak-anak supaya bisa istirahat full dan lebih cepat memulihkan kondisinya juga supaya tidak menulari yang lain. 

Ikhtiar itu banyak caranya, selama tidak bertentangan dengan prinsip halal dan thayyib tea kita bisa memilih metode ikhtiar seperti apa yang akan kita lakukan. Tanpa perlu menyalahkan cara orang lain karena kalau sudah memiliki keyakinan atas pilihanmah kayaknya nggak bakalan ada hasrat saling menyalahkanteh. Yeah, just yakin atas pilihan dan fokus dengan itu! Ini berlaku bukan hanya dalam ikhtiar mendapat kesembuhan tetapi dalam kehidupan secara keseluruhan. 

'Alaa kulli haal shalihah, kita akan sama-sama belajar dari berbagai hal yang kita hadapi InsyaAllah. Syafakillah Nak, InsyaAllah keadaan ini menempamu dan menempa ummi juga abi. Syifaaan aajilan InsyaAllah.

Balananjeur, Maghrib, Rabu, 23 Juni 2021

Kue Pukis (catatan saat de Olin sakit)

Ini salah satu makanan favorit de Olin, saat anak sakit biasanya makanan yang tadinya disukai pun cenderung tidak di lirik apalagi dimakan, dan pada saat anak sakit juga orang tua biasanya sibuk menyiapkan makanan kesukaan anak dengan harapan anak mau makan. 

Yang tadinya susah nyiapin buat anak, pas anak sakitmah tetiba nyari-nyari kira-kira apa yang sedang dimaui anak atau diinginkan anak dan anak tetap tak bergeming tidak menginginkan apa-apa. 

Saya termasuk tipe yang (terbilang) amat sangat jarang memenuhi sesuatu yang mereka inginkan jadi pas anak sakit teh sok sedih pisan sampe nyesel, "padahal tidak seberapa, kenapa tidak dipenuhi saja waktu itu?" Pikiran seperti itu membuat saya tidak nyaman dan saya tidak suka saat merasa tidak nyaman. Saya akhirnya memilih membebaskan diri dari sesal seperti namun tetap mengingatnya untuk saya jadikan bekal dalam perjalanan selanjutnya; saya teh harus seperti apa sama anak-anakteh. Saya memang masih tetap tidak selalu memenuhi semua yang diinginkan anak-anak, ada beberapa hal yang bisa dipenuhi namun ada hal lain yang tidak bisa dipenuhi. Saya tetap menekankan aspek, "need or want." Lalu manfaatnya seperti apa, benar-benar butuh atau hanya merasa butuh, dampak jangka panjangnya jika dipenuhi seperti apa (kalau itu keinginan), dan lain sebagainya. 

Saya tetap memilih mengajak mereka tahu bahwa hidup itu bukan melulu tentang, "aku ingin itu dan aku harus mendapatkannya." Atau, "tinggal minta sama ummi atau abi." Tapi ada perjuangan yang harus dilalui dari sekedar keberanian minta atau merajuk sama orang tua, ada nafsu yang harus ditundukkan yang jika selalu diikuti malah bertambah liar. Saya ingin mengajak mereka berpikir saat memutuskan sesuatu, "apa Allah suka?" Atau, "apa manfaatnya?" Atau, "aku benar-benar butuh atau sekedar merasa butuh padahal nggak butuh?" Ribet? Nggak apa-apa daripada melakukan sesuatu yang kan disesali. Semua dalam hidup kan tidak lepas dari pertanggungjawaban, meski sebesar biji dzarrahpun.. 

Saya tetap memilih cara itu dan meyakininya sebagai bagian dari ikhtiar menyiapkan generasi bagi ummat ini. 

Agar tidak menangis nyesel saya meminta kepada Allah agar DIA tingkatkan keyakinan dan kuatkan azzam, DIA yang Maha menguasai hati, rasa tak nyaman seperti apapun dalam hati kita DiA Maha menyembuhkannya.

Balananjeur, Rabu, 23 Januari 2021

Rabu, 09 Juni 2021

Sembilan Belas Tahun Kemudian

Kang,
MasyaAllah engkau dan aku sudah bertambah tua ternyata
Bukan hanya hitungan usia yang berubah, fisik kita sudah banyak berubah..
Cara kita memandang hidup dan setiap permasalahannya,
Cara kita mengelola hati dan menghadapi konsekuensi atas apapun yang kita pilih..
Cara kita memahami situasi dan setiap permasalahan yang terjadi disekitar kita
Kita memikirkan apa, condong pada apa, mudah terbawa perasaan karena apa dan masih banyak hal lainnya yang mulai banyak berubah dari kita...
Engkau dan aku sudah banyak berubah rupanya.
.
Kadang, kita masih sering bersikap kekanak-kanakan dalam beberapa hal
Masih mudah terbawa perasaan karena sesuatu yang kurang bermanfaat
Masih mudah terbawa arus karena beberapa sebab
Lalu kemudian kita bertukar pikiran, merenung dan kembali mencoba memperbaiki diri meski usaha kita untuk berbenah lebih sering bertemu kata 'kurang berhasil'..
.
Kita,
Sudah bertambah tua..
Engkau dan aku sudah sekian puluh tahun diberi kesempatan menghirup udara dunia 
Dan nanti, kita pasti akan kembali padaNya.. Mempertanggungjawabkan amanah hidup yang kita jalani ini..
.
Kang,
Sekian puluh tahun usiamu dan aku
Kira-kira berapa lama waktu yang membuat kita tak menyesal nanti?
Berapa banyak hari yang justru habis dalam kesia-siaan..??
.
Semoga Allah memberkahi usiamu dan usiaku..
Memberkahi usia orang tua kita, anak-anak kita, saudara-saudara kita
Memberkahi usia kaum muslimin.
.
Semoga Allah memudahkan segala urusanmu dan urusan kita serta urusan kaum muslimin di manapun berada !! Kang, 
Hari ini 19 tahun kemudian setelah hari engkau mengucap ijab. Banyak hal yang terjadi selama rentang 19 tahun ini, banyak hal yang berubah dari kita, banyak hal yang juga membuat kita takjub dan bertanya-tanya, "MasyaAllah sudah 19 tahun?"

Aku mengenalmu lebih dari setengah usiaku saat ini, begitupun engkau mengenalku lebih dari yang ku tahu tentang diriku. 
Saat aku menangis memintamu menepi dariku karena kondisiku, engkau justru memelukku erat dan mengatakan akan merawat dan mendampingiku apapun yang terjadi, aku menangis tersedu hari itu.. Tangis haru sekaligus sedih, sungguh bagiku bukan tentang aku tapi bagaimana denganmu.. 

Kang, 
Hari ini 19 tahun kemudian setelah hari aku menangis ingin lari darimu, ah ya hari ijab itu aku memang ingin lari menjauh bukan? πŸ˜„ 
Hari itu aku dipenuhi rasa takut terutama takut akan kemerdekaanku yang dikekang. Aku yang tak terbiasa 'diatur' khawatir jika tiba-tiba ada yang 'mengatur', aku yang terbiasa mengatakan, "jika aku katakan ini maka harus ini." Ah aku takut tak punya kemerdekaan lagi, tapi ternyata aku salah karena ternyata menjadi istri itu adalah menjadi seseorang yang memiliki kemerdekaan lebih, ingat kan prinsip "wanita selalu benar." Prinsip ini berlaku 'total' saat seorang wanita bermetamorfosa menjadi istri dari seseorang. MasyaAllah 😍. 

Kang, 
Hari ini 19 tahun kemudian, Terima kasih sudah menerimaku tanpa kata tapi, tanpa syarat apalagi desakan untuk berubah menjadi bukan aku. Banyak kulihat orang mendesak istri mereka untuk berubah sesuai tipe ideal mereka, namun engkau justru membuatku menemukan keseluruhan diriku sebagai aku. Itu anugerah yang luar biasa MasyaAllah, karena aku tak perlu merasa menjadi orang lain dan asing dengan diriku sendiri. Terima kasih sudah menggenggam tanganku dan menjadi teman (pendengar) segala curhatanku. Terima kasih bersedia menerima keegoisanku dan tetap mengatakan bahwa aku adalah wanita yang akan selalu kau cintai dan lindungi. 

MasyaAllah, jazakallah khairan katsiran kang @wawanridwan75 . ❀❀❀🌹🌹🌹

Way Of

Namun bagaimanapun dan seperti apapun keadaan kita semoga syukur tak terlepas dari genggaman. 
Makan di bala*******n menjadi agenda selanjutnya, "ummi mau makan atau basho?" Pilihannya memang hanya itu 🀭biasanya sejauh apapun kaki melangkah, basho lah yang di cari tetapi kali ini aku memilih nasi panas dengan semur jengkol, pindang telur dan sambal dibandingkan basho. 
1 buah kelapa muda yang dinikmati berdua di pinggir jalan di Cihaurbeuti menjadi penutup perjalanan kami hari ini. MasyaAllah hari ini terasa spesial untukku, Alhamdulillah tanpa sakit yang biasanya menyapa. 

Apa kabar sahabat? Semoga Allah melindungi kita semua dari fitnah dunia, fitnah kubur dan segala hiruk pikuk yang menyesakkan. Semoga Allah memberkahi kita semua. 

Untukmu kang @wawanridwan75 , hatur nuhun 'alaa kulli haal

Aku dan Buku