Ngobrolin nikah yuk!
Btw, menurut anda, nikah itu buat apa sih?
Waktu masih lajang, ngbayangin ada yang nganterin kemanapun kita mau, ada teman curhat kapanpun kita mau, saat kita butuh bantuan ada yang nolongin dengan sepenuh jiwa dan raga, karena saya seneng diskusi ngbayangin punya temen diskusi yang sefrekuensi teh seneng banget..ada temen buat hiking trip, hunting buku, teman kajian..
Sudah hampir 21 tahun nikah masih pantas nggak ngomongin, "nikah itu buat apa sih?" Trus bernostalgia juga dengan bayangan masa lajang 😅
Ah, abaikan kata orang tentang pantas atau tidak karena kalau mau sharing mah yaa sharing aja tanpa perlu berfikir standar kepantasan ala orang lain 😂Sebelum nikah mikirin konsep walimah, tamu yang bakal di undang berapa, seneng banget ngbayangin hal-hal yang ternyata setelah berumah tangga lama mah bikin senyum-senyum sendiri, "malah mikirin hal-hal yang nggak ada kaitannya dengan hari-hari setelah nikah." Hahaha..
Yaah namanya juga masih muda, masih membayangkan hal-hal indah dalam berumah tangga yang nyatanya belum pernah dialami. Seolah nikah teh hanya tentang, "aku dan kamu bahagia bersama." Yang penting aku dan kamu Weh.. padahal ternyata konsepnya bukan seperti itu
Bukan tentang berapa banyak tamu undangan ataupun megahnya pesta, bukan tentang berapa maharnya ataupun sekedar menjadi raja dan ratu sehari... Bukan juga tentang aku dan kamu happily ever after ala dongeng-dongeng.
Pernikahan itu ikatan suci yang merupakan perjalanan panjang dan ibadah yang sangat panjang antara 2 insan untuk meraih Ridha ilahi. Inilah poinnya MERAIH RIDHA ILAHI
Kebayang dong gimana terjalnya jalan dimana ada kata Ridha Allah disana?
Perjalanan panjang yang tidak selalu mulus. Hmm tidak selalu artinya kadang terasa mulus namun kadang terasa terjal banget..
Tidak selalu mulus, pun tidak selalu berliku karena menikah ada seninya.
Seni nya? Yah, dalam perjalanan apapun kita butuh seni agar perjalanannya bisa dilalui dengan kesabaran, kesabaran menghadapi naik turunnya kehidupan eh rasa juga.
Bentar-bentar... Initeh apa hubungannya seni pernikahan dengan kesabaran dan mulus serta berlikunya alur perjalanan?
Ada yang mau berbagi pengalaman kira-kira apa nih hunungannya? Mangga japri saya yaaa buat yang mau sharing
Hmm kita lanjutkan yaaa..
Pernikahan disebutkan Allah ta'ala didalam Al Qur'an sebagai perjanjian yang kokoh atau mitsaqan ghalidza. MasyaAllah see,bukan sembarang perjanjian tapi Allah katakan sebagai perjanjian yang kuat, perjanjian yang agung yang harus dijaga dengan baik.
Oh iya kembali ke seni berumah tangga.. kok saya jadi pengen nulis seni dalam perjalanan? Nggak apa-apa ya, masih tetap dalam jalurnya kok, berumah tangga kan terkait perjalanan. Well, pernah nggak ngrasa, "kok hidup aku gini-gini ajaa, jalannya terasa hambar." ? Kalau anda pernah ketemu fase itu saya ucapkan selamat, selamat karena anda berarti masih punya rasa. Punya rasa artinya punya kesempatan untuk muhasabah diri... Asal jangan terus dipupuk aja rasa nggak nyamannya.
"Kok hidup aku gini-gini aja. Jalannya terasa hambar." Kalau anda ketemu fase itu, coba deh banyak ngobrol atau lihat orang-orang disekitar anda dan simak baik-baik apa yang mereka katakan baik tentang diri mereka atau mungkin pandangan mereka tentang hidup anda.
Mungkin anda akan bertemu orang yang melafaz kesulitannya seolah dia adalah orang yang paling sulit di seantero jagat. Hmm bukankah Anda juga secara tidak sadar sedang melihat bahwa diri anda dalam mode sulit? Lalu bagaimana anda menyikapi kesulitan anda setelah mendengar keluh kesah dari orang lain? Ah bukan untuk tahu masalah hidup orang lain namun agar anda bersedia membuka mata, "ternyata banyak yang lebih sulit dari saya." Boleh jadi anda pun mulai menambah komentar dan membumbungkan empati, "masalahku ternyata tak seberapa, aku nya saja yang tidak mau membuka hati dan melangkitkan lebih banyak kesyukuran. Mereka berjuang dalam kesulitan yang nyata namun tetap fight.." inilah salah satu seni itu, TAK APA JIKA SESEKALI MELIHAT DARI MASALAH ORANG LAIN.
Atau... Mungkin ada yang memberikan pandangannya tentang anda, bahwa kehidupan yang anda miliki dan lalui hari ini adalah kehidupan yang diimpikan orang lain diluar sana. Sttt jangan dulu berburuk sangka, tapi ambil saja hikmahnya. Apa hikmahnya? Hmmm boleh jadi anda mulai membuka mata dan melihat diri anda dalam kondisi baik-baik saja, mereka yang mengatakan itu boleh jadi berada dalam kondisi yang tidak jauh lebih baik dari anda. Ungkapan seperti itu adalah ungkapan keresahan tentang ketaknyamanan yang sedang dilalui dalam perjalanan, anda dalam pandangan mereka ternyata dalam kondisi yang sangat baik.
Hey jangan bilang, "sangat sulit tersenyum kala hati menjerit." Atau, "pura-pura senyum padahal hati berdarah." Kenapa tidak memilih kalimat yang baik, "aku bahagia, aku ikhlas. Senyum adalah shadaqah."
Kenapa tidak memilih untuk tersenyum dengan ikhlas? Apakah hatimu saja yang berdarah dan menjerit? Buktinya banyak yang mengatakan hal itu, itu artinya yang menangis bukan hanya anda lalu kenapa memilih untuk berpura-pura bahagia dan tersenyum saat anda bisa memilih yang tidak dipilih orang lain? Memilih untuk ikhlas, untuk tersenyum, untuk bahagia dan untuk bersyukur... Believe me, ini hanya karena anda ingin memilih seperti apa?
Dan inilah poinnya; TIDAK APA KALAU SESEKALI MELIHAT DIRI ANDA DARI KACAMATA ORANG LAIN!
Pagerageung, Sabtu, 3 Ramadhan 1444 H/ 25 Maret 2023 M