Saat ini saya berada di bab 1 buku biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq, halaman 22 yang membahas tentang nama, nama kuniyah, nama laqab (julukan), gambaran dan ciri-ciri fisik, keluarga dan potret kehidupan Abu Bakar Ash-Shiddiq pada masa Jahiliyah.
Tak kenal maka ta'aruflah! Hee..
Hujan mengguyur kampung kami sejak subuh tadi, rasanya lebih menyenangkan untuk tak beranjak dari buku meski ada beberapa hal yang harus di tuntaskan. Sakit kepala yang sangat membuatku sulit berdiri, membaca sambil memulihkan diri sepertinya bisa menjadi pilihan.
Baiklah saya pun mulai membuka buku lagi, masih di halaman saat pertama saya membukanya. Hari ini sebenarnya jadwal membaca halaman 24 sampai 47 buku ini, tapi yang akan saya tuliskan hari ini kurang pas kalau tidak sambil membuka halaman 22 dan 23.
Namanya adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin lu'ay bin Ghalib Al-Qurasy At-Taimi (Al-Ishaabah, karya Ibnu Hajar, 4/144-145). Nasab Abu Bakar Ash-Shiddiq bertemu dengan nasab Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam pada kakek keenam yaitu Murrah bin Ka'ab (Sirah wa Hayah Ash-Shiddiq, karya Majdi Fathi As-Sayyid, hlm. 27).
Ia memiliki nama kuniyah Abu Bakar (Bakr) yang berasal dari kata "Al-Bakr" yang artinya adalah unta muda yang kuat. Bentuk jamaknya adalah "Bikar" dan "abkur", orang Arab menyebut Bakr yaitu moyang ssbuah kabilah yang besar (Abu Bakr Ash-Shiddiq, karya Ali Ath-Thanthawi, hlm. 46).
Abu Bakar Ash-Shiddiq memiliki sejumlah nama laqob atau nama julukan yang kesemuanya menunjukkan pengertian luhurnya derajat dan kedudukan serta kemuliaan jejak langkah dan nasab. Di antaranya adalah :
a. Al-'Atiq
Nama laqob ini diberikan karena Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah sosok yang berwajah elok, bernasab baik, senantiasa terdepan dalam hal kebaikan, dan ia juga 'atiqullah (hamba yang dimerdekakan Allah) dari neraka berdasarkan berita gembira yang disampaikan oleh Rasulullah untuknya. (Tarikh Ad-Da'wah ila Al-Islam fi Ahdi Al-Khulafa Ar-Rasyidin, karya Dr. Yusra Muhammad Hani, hlm. 36)
Dalam sebuah riwayat Aisyah Radhiyallahu 'anha disebutkan bahwa Aisyah berkata, "Pada suatu ketika, Abu Bakar Ash-Shiddiq masuk menemui Rasulullah, lalu beliau berkata kepadanya, " Bergembiralah kamu, karena kamu adalah 'atiqullah (hamba yang dibebaskan Allah) dari neraka." (HR. At-Tirmidzi, no. 3679 dalam Al-Manaqib, dan dimasukkan ke dalam kategori hadits shahih oleh Al-Albani dalam As-Silsilah, 1574).
b. Ash-Shiddiq
Beliau mendapat julukan Ash-Shiddiq karena senantiasa langsung membenarkan dan mempercayai Rasulullah tanpa pernah bersikap bimbang sedikit pun serta senantiasa berkomitmen pada kebenaran dan kejujuran tanpa pernah melakukan hal-hal yang tidak baik.
Seorang penyair bertutur, "Anda dipanggil dengan panggilan Shiddiq, sedang sahabat Muhajirin selain Anda di panggil dengan nama tanpa menolak. Anda terdahulu masuk Islam, dan Allah adalah saksinya, dan Anda duduk di 'arisy (semacam anjang-anjang atau tenda yang menjadi tempat seorang panglima perang untuk memantau dan memberikan komanda kepada pasukannya) yang tinggu." (Usud Al-Ghabah, 3/310)
Al-Ashmu'i* bertutur, "Akan tetapi, aku mencintai Rasulullah dan Ash-Shiddiq dengan seluruh hatiku -dan aku tahu bahwa itu adalah termasuk hal yang benar- dengan cinta yang kelak aku mengharapkan pahala yang baik karenanya." (Abu Bakr Ash-Shiddiq, karya Ath-Thanthawi, hlm. 49).
c. Ash-Shahib.
Hal ini berdasar surat Attaubah ayat 40. Ulama bersepakat bahwa shahib (teman, kawan) yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq. (Tarikh Ad Da'wah fi Ahd Al-Khulafa Ar-Rasyidun, karya Yusra Muhammad Hani, hlm. 39).
d. Al-Atqa (orang yang paling bertaqwa)
Julukan ini juga diberikan oleh Allah kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq dalam Al Qur'an surah Al Lail : 17.
e. Al-Awwah
Julukan ini menunjukkan pengertian orang yang sangat takut kepada Allah. Disebutkan sebuah keterangan dari Ibrahim An-Nakha'i, ia berkata, "Abu Bakar Ash-Shiddiq dijuluki Al Awwah karena kelemah lembutan, kasih sayang dan sensitifitas hatinya yang mudah terharu dan menangis.
Saya ingat waktu kecil pernah baca kalau Abu Bakar Ash-Shiddiq itu memang mudah menangis, saking mudah nangisnya Ummahatul Mukminin Aisyah Radhiyallahu 'anha pernah 'khawatir' saat mengetahui bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq di angkat menjadi imam shalat. Bagaimana panjangnya rakaat yang diimami Abu Bakar Ash-Shiddiq karena tangisan beliau, setiap selesai satu ayat atau sampai ke ayat selanjutnya beliau senantiasa menangis sesenggukan. MasyaAllah Allahu Akbar.
Selanjutnya kita dikenalkan dengan gambaran Abu Bakar yang lahir setelah tahun gajah. Ada sebagian ulama yang mengatakan bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq lahir tiga tahun setelah tahun gajah, ada pula yang mengatakan dua tahun enam bulan setelah tahun gajah dan ada pula yang mengatakan dua tahun beberapa pulan setelah tahun gajah tanpa menyebutkan jumlah bulannya secara spesifik.
Abu Bakar Ash-Shiddiq tumbuh dan berkembang dengan mulia dan baik dalam asuhan kedua orang tua yang memiliki kehormatan, kedudukan dan kemuliaan di tengah kaumnya.
Bapaknya adalah Utsman bin Amir bin Amr dan memiliki nama kuniyah Abu Quhafah. Ia masuk Islam pada Fathu Makkah. Sedangkan Ibundanya, Salma binti Shakhr bin Amr bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim (Ummu Al-Khair) masuk Islam sejak dini.
Abu Bakar menikah dengan empat istri yaitu Qutailah binti Abd Uzza bin Sa'ad bin Jabir bin Malik, beliau adalah ibunda Abdullah dan Asma'.
.Abu Bakar Ash-Shiddiq menceraikannya pada masa jahiliyah, ia pernah datang menemui putrinya di Madinah sambil membawa buah tangan yang diantaranya adalah keju dan mentega. Namun Asma tidak mau menerima buah tangan itu, menolak kedatangannya dan menolak untuk mempersilahkannya masuk rumah. Lalu Asma meminta tolong kepada Aisyah agar menanyakan masalah tersebut kepada Rasulullah, lalu beliau pun bersabda, "Hendaklah Asma mempersilahkan ibunya masuk rumahnya dan hendaknya ia menerima hadiah itu. " Dalam hal ini, Allah menurunkan ayat, "Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada menerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil." (Al-Mumtahanah:8).
2. Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir.
Ia berasal dari Kinanah, janda dari Al Harits bin Sakhbarah yang meninggal dunia di Makkah. Kemudian dinikahi oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ia termasuk yang masuk Islam sejak dini serta melakukan baiat dan ikut hijrah ke Madinah. Ia adalah ibunda Abdurrahman dan Aisyah. Ia meninggal dunia pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Madinah pada tahun keenam hijrah. (Al-Ishabah, 8/391).
3. Asma' binti Umais bin Ma'bad bin Al-Harits (Ummu Abdullah).
Ia masuk Islam sejak dini sebelum masuk ke Dar Al Arqam. Melakukan baiat kepada Rasulullah dan ikut hijrah ke Habasyah bersama suaminya yaitu Ja'far bin Abu Thalib. Kemudian hijrah ke Madinah bersama suaminya lalu Ja'far bin Abu Thalib gugur sebagai syahid pada perang Mu'tah lalu dinikahi Abu Bakar dan dikaruniai seorang putra bernama Muhammad.
4. Habibah binti Kharijah bin Zaid bin Abu Zuhair Al Anshariyyah Al-Khazrajiyyah
Ia mengandung Ummu Kultsum ketika Abu Bakar Ash-Shiddiq meninggal dunia.
.
Abu Bakar Ash-Shiddiq memiliki 6 anak yaitu:
1. Abdurrahman
Putra tertua Abu Bakar yang masuk Islam pada kejadian Hudaibiyah dan keislamannya pun baik. Ia menyertai Rasulullah dan sosok yang terkenal karena keberaniannya.
2. Abdullah
Ia adalah orang yang memiliki peran dan kontribusi besar dalam momentum hijrah yaitu sebagai informan dan intelijen.
Ia terkena panah pada kejadian Tha'if yang menyebabkannya sakit beberapa lama hingga akhirnya meninggal dunia sebagai syahid di madinag pada masa kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq. (Nasab Quraisy, hlm. 275).
3. Muhammad
Ia lahir pada tahun haji wada dan termasuk salah satu pemuda pemberani Quraisy. Ia hidup dalam pengasuhan Ali bin Abu Thalib dan diangkat olehnya menjadi gubernur Mesir, dan di Mesir lah ia terbunuh. (Nasab Quraisy, hlm 277, Al-Istiab, 3/1366).
4. Asma
Ia dijuluki Dzat An-Nithaqain. Nanti saya ingin membuat catatan tersendiri tentang beliau Rahiyallahu anha InsyaAllah
5. Aisyah
Ia dikenal dengan Ash-Shiddiqah binti Ash-Shiddiq.
Musnad Aisyah mencapai 2210 hadits, 174 diantaranya adalah muttafaq alaih (diriwayatkan oleh Al Bukhari Muslim), sedangkan hanya diriwayatkan oleh Al Bukhari saja berjumlah 54 hadits dan Muslim saja 69 hadits. (Siyar A'lan An-Nubala, 2/139, 145).
6. Ummu Kultsum .
Sekarang kita beranjak ke halaman 35 tentang catatan dan rekam jejak moral Abu Bakar Ash-Shiddiq dalam masyarakat jahiliyah. Pada masa jahiliyah, beliau orang yang paling ahli dan faham ilmu pengetahuan ttg nasab namun tidak pernah mencela nasab orang lain, saudagar yang dermawan, familiar dan menarik juga bersahabat serta disukai banyak orang, tidak pernah sedikitpun menenggak minuman keras, tidak pernah sujud kepada berhala.
Ia adalah sosok yang memuat stock melimpah nilai-nilai luhur, akhlak terpuji, watak dan karakter yang mulia bahkan sebelum keislamannya.
Hari ini sampai disini dulu yaa, baca langsung bukunya lebih menyenangkan dan dapat insight ilmu yang MasyaAllah bikin nggak bisa berhenti baca.
Mata sudah tak kuat menahan kantuk π€
Balananjeur, 14 September 2021