Sabtu, 25 September 2021

Pada Hakikatnya

Pada hakikatnya istilah sirah Nabawiyah merupakan ungkapan tentang risalah yang dibawa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada manusia, untuk mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya, dari penyembahan terhadap hamba kepada penyembahan terhadap Allah. Jadi tidak mungkin bisa menghadirkan gambarannya secara pas dan mengena kecuali setelah membandingkan hal-hal dibalik risalah ini dan pengaruhnya. 

Hal 25 Shirah Nabawiyah syaikh Al mubarakfury

Pagi ini πŸŒ„πŸ™‹menyiapkan diri dengan membaca ini sebelum mengikuti seminar siang nanti di @semuamembacanya

26 September 2020

Ikut Acara Lomba Baca Buku Sirah

Iqra, membaca bukan hanya yang tertulis. Membaca semua yang ada disekitar dengan hati yang tulus karena Allah.

Ada banyak hal yang ingin saya pelajari. Saya ingin belajar shirah, fiqh, bahasa Arab, bahasa Inggris, dan masih banyak lagi. Banyak hal yang membuat saya merasa, "saya harus mempelajari ini.","saya membutuhkan ilmu ini." , "Bagaimana kalau saya belum mempelajari ilmunya sedang saya mengamalkannya tanpa ilmu, apa yang akan menjadi hujjah saya?"

Nafas saya seolah tersenggal setiap kali mengingat kebutuhan saya akan ilmu. "Kamu sudah tua." ,"Fokus saja dengan tugasmu sebagai ibu rumah tangga!" Ini kalimat yang familiar bagi ibu rumah tangga, tapi ilmu tak terikat usia juga 'profesi mulia' (ibu rumah tangga) 😁 ilmu itu tentang jatah usia, kewajiban bagi setiap muslim disepanjang usianya.

"Rasulullah shalallahu alaihi wasallam itu seseorang yang tidak pernah melupakan jasa orang-orang yang berjasa atas Beliau. Bahkan Halimatus Sa'diyah pun selalu ada dalam ingatan Beliau." MasyaAllah, selalu luar biasa saat menyimak shirah Nabawiyah. Mempelajari shirah Nabawiyah artinya mempelajari kepribadian Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, akhlak beliau,semua tentang beliau yang keseluruhan nya menjadi uswah atau tauladan yang baik. MasyaAllah..

26 September 2020

Ke Rumah Emak

Ba'da Maghrib tadi di rumah Emak; berbagi kisah dengan Emak, menikmati masakan Emak, minum yoghurt bersama Emak. Sudah 2 minggu ini saya tidak ke rumah Emak, meski hanya berjarak sekitar 3 kilo meter an, jarak yang tak terlalu jauh yang biasanya sering saya lalui dengan berjalan kaki, dalam 2 minggu ini baru sore tadi saya bisa kembali menjeda rindu berbincang dengan Emak. 

Emak bertanya tentang anak-anak, terlihat berbinar saat saya katakan mau makan masakan Emak. Sampai-sampai saat suami manggil, Emak bilang, "nanti dulu, jang. Nyai lagi makan. " Tentu saja ini ditranslate dari bahasa Sunda. Sepertinya memang sudah sangat lama saya tidak makan di rumah Emak. Sudah sangat lama rupanya, dan Emak sangat senang saat saya mengambil piring dan memasukkan secukil nasi. 

"Emak, 2 ayam pemberian Emak sekarang sudah ada 18 ekor. MasyaAllah InsyaAllah barokah ya Mak." Ini sebenarnya ucapan terimakasih saya, InsyaAllah rasa syukur saya. Lalu Emak berkisah tentang tangan beliau yang di 'pacok' ku ayam, bekas kebiruan dengan sedikit merah masih terlihat jelas. Emak juga bercerita tentang kebahagiaan beliau mengurus ayam, "seperti refreshing ya mak?! " Emak mengiyakan pendapat saya. Ya, rasanya memang seperti refresing, saat mulai suntuk trus ngasih makan ayam itu sesuatu yang MasyaAllah luar biasa. 

"Mak, sebelum nikah, abdi teu kantos ngurus ayam, sedikitpun. Pertama kali ngasih makan ayamteh waktu tinggal sama Emak pas awal nikah. Tiap pagi siang sore ngasih makan ayam, ngeluarin ayam dari kandang sama masukkin ayam ke kandang pas sore. Abdi oge teu kantos masak di hawu,Mak. Alhamdulillah bisa belajar banyak waktos nyareungan Emak. MasyaAllah hatur nuhuuun Emak." Emak kembali tersenyum, MasyaAllah selalu membahagiakan setiap melihat senyum Emak dan Mamah 😍 semoga Emak dan Mamah selalu Allah berikan kesehatan dan kebahagiaan didunia dan akhirat 🀲🀲

Naon maksud photo? Ini photo TV dirumah emak yang sedang menayangkan acara hmm pokoknya mah tentang game weh 😁

26 September 2020

September Menulis (bagian 25)


Sabtu, 25 September 2021

September Menulis (bagian 24)


Jum'at, 24 September 2021

Jumat, 24 September 2021

Laa Uriid

"Mi, rumahnya bagus yaa !!" sambil menunjuk salah satu rumah yang bak istana waktu kami sedang browsing berita di internet..

"Iya."

"Suka ? "

"Tidak."

"Kenapa ?"

"Kita punya rumah, jika mencoba menyukai yang lain akan menghadirkan harapan lain sehingga hilanglah rasa syukur, i didnt want like that..."

"Kalau abi buatkan rumah seperti itu ?"

"No honey... Laa uriid. Cukup lindungi kami dari api neraka meski sepercik dan bimbing kami untuk mendapat Ridho Alloh. Semoga Alloh membuatkan rumah yang leebih baik di syurgaNya kelak..
Kami tidak mau seperti syairnya abu nawas yang terlihat gamang yang merasa tak pantas untuk menjadi penghuni syurga namun dia juga tak sanggup jika jadi penghuni neraka. mari kita berjuang meraih ridho Alloh...mungkin saja, usaha kita memiliki banyak kekurangan, berpotensi melakukan kesalahan, tapi Alloh ta'ala Maha Tahu usaha kita, semoga DIA Ridho dengan niat dan usaha kita..
Sayang, kami tidak berharap lebih dari yang engkau usahakan hari ini di kehidupan hari ini. Tapi, kami hanya berharap bisa berjalan beriringan ke syurgaNya dengan rahmatNya. Mari masuk syurga bersama-sama... Mari fastabiqul khoirot semampu kita. Terima kasih atas tawarannya, tapi istana di dunia berpotensi besar menghadirkan kelalaian, kami hanya ingin hidup sederhana ."

Again....what is it ??? :D

#curcolummahat

25 September 2016

Ke Sarasehan

Sebelum berangkat ke acara sarasehan sekaligus pnggalangan dana untuk saudara2 di garut,undangan shahabat yang saya cintai karena Alloh di sdit cipansor jam 8 nanti, menyaksikan burung pipit yang beterbangan kesana kemari di atas genteng rumah mamah melalui jendela kamar ini menjadi hiburan tersendiri...saangat indah..

Burung pipit tak pernah tahu bahwa dia sedang menjadi objek perhatian saya, membuat saya tersenyum dan berulangkali melafalkan salah satu ayat dari surah Ali Imron, "Robbanaa maa kholaqta haadza baathilaa...subhaanaka faqinaa 'adzaabannaar."

Segelas lemon hangat buatannya kembali ku hirup, wanginya yang khas meredakan ketegangan syaraf mata yang menegang karena membaca tanpa menggunakan si kacamata.
Buku ini menarikku untuk membacanya lagi, lagi dan lagi...entah berapa kali saya sudah membacanya..

Layar laptop masih menyala menampilkan beberapa tulisan yang sedianya saya rampungkan sebelum oktober tiba..
"Belum beres ya mi?" tanyanya dari pintu kamar

"Feelnya terasa nggak enak."

"Kenapa ?"

"I dont know... I think, istrimu sedang membutuhkan jeda agak lama. Saya hanya perlu membacanya lagi dan lagi, sampai saatnya tepat. Isnt it ?"

Burung pipit masih hinggap di genteng rumah mamah yang gentengnya terlihat jelas dari dinding kamar ini juga dinding kamar umar...
Cericitnya masih terdengar merdu, umar dan Aufa seperti ahad2 sebelumnya sedang khusyu melafalkan hafalan AlQur'an di masjid AlFurqon...
Dan saya masih disini, di depan meja yang menghadap jendela dengan pemandangan burung pipit dan langit pagi yang cerah...dengan segelas lemon yang masih hangat, mushaf-buku dan laptop yang masih menyala menampilkan beberapa catatan yang belum tuntas.

Again?? Curcol ?? Yups... :D

#curcolummahat
#defa_s_hidayat

25 September 2016

Bagiku Cinta

Bagiku cinta,
Berbicara tentangnya selalu membuat mataku berkaca-kaca
Ucap pun terbata-bata
Menghela nafas terasa berat karenanya...

Cinta,
Bukan untuk kudekap erat dan membuatku lupa, 
Untuk apa dia ada
Cinta juga bukan untuk membuatku lupa
Pada DIA sebaik-baik pemberi cinta dan yang harus dicinta dengan sebaik-baik cinta yang ada

Bagiku cinta,
Tidak pantas membuatnya terluka
Meski dengan sepatah kata

Ia,
Haruslah kita biarkan berlari kencang saat ia harus berlari padaNya

Dan cinta,
Meskipun tak perlu kudekap erat ia
Tapi bukan pula alasan untuk 'tak harus memiliki' seperti kata orang-orang di luar sana
Karena bagiku cinta,
Yang 'tak harus memiliki' itu bukan cinta namanya...

25 September 2016

Bayaran Listrik

Entah kapan tepatnya saya pernah mendengar sebuah narasi di sebuah acara yang intinya mengajak kita menghemat listrik,saya mulai melirik seisi rumah dan bertanya pada diri saya sendiri,"sudahkah saya berusaha menghemat penggunaan listrik?"

Memasak nasi terkadang memakai magic com itupun langsung di pindahkan ke wadah nasi dan kabelnya langsung di cabut setelah nasi matang, seringnya kami memasak nasi dengan alat penanak tradisional.

Kulkas? Kalau tidak salah, kulkas sudah setahun ini tidak di aliri listrik. Setelah di evaluasi, ternyata kebutuhan kami akan kehadiran si lemari es memang tidak sebesar saat kami masih tinggal di Bandung. Saya lebih suka belanja harian dan bertemu banyak orang, dan alasan-alasan lain yang akhirnya membuat kami memilih untuk mencabut kulkas dari meteran karena kurangnya manfaatnya (bagi kami).

Mesin cuci? Sejak 4 atau 5 tahun, saya mulai menikmati aktivitas mencuci by hand. Awalnya karena kabel mesin cuci yang di gigit tikus, dari sana saya mulai menikmati kembali aktivitas mencuci dengan tangan sampai akhirnya merasa lebih nyaman seperti itu. Dan si mesin cuci pun beralih tangan..

TV? Jaaaarang sekali d stel.
Setrika? Banyak pakaian yang langsung di rapikan dalam kondisi masih panas setelah selesai di jemur, jadi lebih mudah rapi tanpa perlu sentuhan setrikaan. Hanya beberapa jenis pakaian terutama pakaian yang biasa di pakai suami dan anak-anak untuk ke sekolah yang di setrika.
Hmm... Apalagi ya?! 
Pulsa 50 ribu rupiah yang dimasukan ke meteran biasanya habis dalam jangka waktu 6 mingguan, biidznillah Alhamdulillah.

Berhemat? Entahlah. Kami hanya tahu bahwa apapun yang kami lakukan semuanya tercatat dengan baik oleh malaikat pencatat untuk kemudian kan dipertanggungjawabkan kelak.
Jadi ketika ada orang yang mengatakan, "untuk apa capek-capek berhemat, toh energi listrik di bumi ini akan tetap habis." kami hanya bisa mengatakan, "cukuplah Allah menilai usaha kami. Semoga bermanfaat apa yang kami lakukan, dan Allah Ridho atas kami."

25 September 2017

Minggu, 19 September 2021

Riweuh

Ada yang kurang faham apa itu riweuh ???? Yups, anda benar sekali, riweuh itu berasal dari bahasa Sunda.

Riweuh artinya...hmm...apa yaa? Nah, saya juga bingung mendefinisikannya. 
Hmm.... Mungkin kalau dalam bahasa Indonesia, riweuh itu sama maksudnya dengan repot. Dan rariweuh dengan kerepotan... (Sepertinya memang itu :D ).

"Sejak punya bayi, saya jadi riweuh banget, sampai-sampai banyak pekerjaan yang terbengkalai."

Banyak ibu muda yang mengucapkan kata-kata itu di awal-awal mereka punya baby. Yaaa namanya juga adaftasi, pasti riweuh atuh nyaaa?! Dan saya pun pernah mengalaminya. Duluuu sekali, 13 tahun yang lalu saat aa Quthb baru lahir.

Mudah dan sulit itu hanya masalah mindset, paradigma kita..
Begitupun dengan riweuh dan tidak riweuh...

Saya percaya bahwa saya tidak akan benar-benar riweuh jika saya menikmati sesuatu, terutama mengasuh anak yang dinantikan.
Saya percaya jika saya menikmati rutinitas harian saya dan menganggap semuanya mudah dan bisa terselesaikan, maka hati saya tidak akan sempit karenanya.

Ah, saya tidak suka bergumul dalam kariweuh yang saya ciptakan sendiri, untuk itulah saya mulai belajar menikmati setiap perubahan rutinitas itu.

Awalnya tetap terasa berat. Saya yang tidak terbiasa melakukan pekerjaan rumah tangga tetiba harus melakukan pekerjaan rumah sambil menggendong dan mengasuh bayi kecil yang sorot matanya setajam namanya itu.

Sulit? Saaangat...

Catatan ini di tulis pada tanggal 19 September 2016. Di tulis ulang hari ini, Ahad, 19 September 2021 jam 17.49

Berbahagialah, parent!

Ada anak yang memiliki cadangan energi yang luar biasa besarnya, subhanalloh. Biasanya anak model begini sulit untuk di ajak duduk manis atau diam menyimak, jika dipaksakan akan membuatnya berontak dengan berbagai macam cara yang seringkali berakhir dengan ketakmampuan ortu/guru menahan emosi negatif sekedar rasa kesal dan semacamnya.

Tak jarang, si emosi negatif berujung pada Omelan tak berujung atau bahkan main fisik. Hee Ari main fisik teh nu kumaha? Semisal nyubit or nyiwit, dll.

Bunda, ayah, ibu atau bapak dan ibu guru... Maukah anda bershabar sebentaaaaar saja dalam menghadapi si aktif itu?
Tidak mudah memberi judge negatif, tidak mudah mengobral Omelan, tidak mudah mengobral keluhan apalagi sampai mengikut sertakan tangan dan kaki saat menghadapi si aktif, semua itu jaaauh lebih baik dan insyaAllah menentramkan.

Berbahagialah... Berbahagialah saat Allah menganugrahi Anda seorang putra, seorang putri atau murid yang yang luar biasa aktifnya, yang membuatmu seolah sedang di ajak berlarian hingga kelelahan.
Berbahagialah dan luruskan niat mendidik hanya karena Allah, karena tidak akan ada keluhan lelah jika sesuatu dilakukan karena Allah, insyaAllah.

Berbahagialah bunda, berbahagialah ayah, berbahagialah para guru, Allah menitipkan seorang anak yang insyaAllah menjadi pengantarmu ke jannahNya karena keikhlasan dan keshabaranmu.

Karena

Karena usia yang sudah tidak muda lagi, alarm tubuh mulai 'berdering' di beberapa bagian terutama senut-senut dan cecelekitan di beberapa area tubuh sehabis mengkonsumsi makanan yang memancing naiknya asam urat.

Untuk mengantisipasi datangnya alarm seperti itu, dan terutama sebagai bentuk rasa syukur atas nikmatNya, menjaga kesehatan insyaAllah menjadi salah satu usahanya.
Adapun jika setelah ikhtiar tetap ada sakit datang, insyaAllah semua itu tetap tak mengurangi nilai ikhtiar itu sendiri dan menjadi sarana tarbiyah sekaligus bahan evaluasi dan penggugur dosa insyaAllah.

Seringkali para suami agak abai dengan kondisi fisiknya karena kesibukan mencari nafkah atau aktivitas lainnya. Disinilah istri mendapatkan kesempatan baik untuk memaksimalkan perannya.

Rabu, 15 September 2021

Aa Quthb dan Aa Umar sudah sejak lama terbiasa mencuci pakaiannya sendiri. Abangpun kalau tidak di larangmah pasti bakal nyuci sendiri tapi kalau Abang nyuci pakaiannya sendiri atuh nanti amal baik yang bisa saya lakukan jadi semakin berkurang, sudahmah sedikit tambah sedikit kalau ladang pahalanya di ambil mah. 

Jadilah saya minta padanya, "please, biarkan aku tetap mencuci pakaian." And he said, "ok, tapi jangan terlalu sering!"

Mungkin kalau tiap hari mah nyucinyamah jadi sedikit dan bisa menghemat waktu tapi kondisi syaraf tulang belakang yang qodarullah dengan ujiannya tidak bisa seperti itu. Saya memiliki waktu seminggu untuk memulihkan kondisi fisik setiap ba'da mencuci, apakah cucian itu banyak atau sedikit, tetap saja sakitnya MasyaAllah. Jadi untuk menghindari hal seperti itu saya memilih seminggu sekali untuk mencuci baju. 

Hari rabu saya pilih untuk jadwal mencuci, opsih seisi rumah dan melakukan banyak hal di hari itu.

Dan inilah hari Rabu yang saya jalani. 

Mengawali hari dengan masak, mencuci baju, opsih seluruh rumah, menyapu halaman dan menulis untuk suatu event. 

Ikut event terutama untuk melatih keistiqomahan dan kesabaran, itu yang utama untuk saya saat saya memilih mengikuti suatu event. 

Setelah menulis saya izin ikut Abang ke Pagerageung sekalian beliau mau ngajar ke Mts di cideres, kebetulan Abang hari ini berencana ngambil rute ciawi untuk ke cideres. 

MasyaAllah sungguh maha baik Allah menghadirkan sosok ini yang akan selalu faham kapan istrinya butuh me time, couple time, family time and social time  And today i need social time and he know it so well jadi dia tidak melarang dan bahkan mendukung, "siapa yang sedang ingin dijumpai istri Abi hari ini?" Tanyanya. 

"Emak and ummi ingin ketemu seseorang yang berperan besar dalam proses berpikir ummi." I mean, tahu ghazwul fikri dari beliau 🀭

Masih sekedar rencana berjumpa beliau, namun yang pasti yang ada di benak saya adalah hari ini mau ngobras kain buat kerudung, trus jalan kaki ke rumah Emak. Membayangkan sepanjang jalan bisa bertemu dan menyapa banyak orang membuat saya bahagia. 

MasyaAllah sungguh tidak sulit menghadirkan bahagia. 

Finally benar saja, ngobras kain and then walking di jalan Pagerageung yang qodarullah hari itu agak panas (inginnya sih saya tulis panas pisan 🀭). 

Tapi, saya ingin ketemu murobbi saya, "mumpung ada kesempatan." Pikir saya. 

Ah ya, kita tidak pernah tahu apakah akan ada hari esok ataukah tidak, karena itu memanfaatkan waktu adalah dengan menjadikannya seolah itu adalah hari terakhir kita. Berusaha menjadi sebaik-baik hamba, berkhidmat yang baik (sebagai istri dan juga ibu). 

Mungkin saja ini hari terakhir kita

Saya nulis sambil nundutan dan tidak tahu harus nulis apa lagi 😌

Oh ya, Alhamdulillah finally bertemu murobbi saya saat di SMA dulu. Terakhir kali ketemu teh kapan nyaa 🀦‍♀️ MasyaAllah Alhamdulillah Allah berikan kesempatan hari ini untuk menyapa dan silaturahim ke rumah beliau. 

Setiap perjalanan adalah pelajaran, adalah sekolah dan sarana tholabul ilm. Hari ini saya mendapatkan banyak insigh ilmu dari perjalanan tadi. Tapi karena mata sudah sangat mengantuk, nulis juga asa nggak tahu ini teh lagi nulis apa. Jadi dicukupkan sekian dulu jejaknya, InsyaAllah insight ilmu nya di share saat sudah fit lagi. 

Alhamdulillah 'alaa kulli haal

September Menulis (bagian 16)


Harusnya di post 3 hari yang lalu, 16 September 2021

September Menulis (bagian 19)


Ahad, 19 September 2021

September Menulis (bagian 17)


17 September 2021

September Menulis (bagian 18)


17 September 2021

Jual Ayam

MasyaAllah Alhamdulillah biidznillah Ayam yang kemarin saya tawarkan via WA story nya sudah di beli sama teh Dede 1 dan Fauziah 1. Jazakumullah khairan katsiran kanggo nu tos ngagaleuh ayam. 

Teh Dede mau beli 2 ekor, saya bingung soalnya cuma mau jual 2, 2 ekor lagi mau di peuncit buat tasyakuran 'alaa kulli haal, 2 lagi pengen ngirim masing-masing buat Ummi Maisya dan Ummi Syahdan. Selebihnya mau di rawat lagi biar besar dan beranak pianak InsyaAllah. 

Harga ayamnya 40 rb perkilo, Alhamdulillah masing-masing ada sekilo lebih. MasyaAllah ini teh cerita apa? Just sharing.. MasyaAllah hadza min fadhli Rabbi. 

Uangnya buat beli buku? Pengennya sih begitu, tapi ada kebutuhan yang lebih urgen, jadi untuk buku nya mah nanti kalau ada rezeki lagi InsyaAllah bisa buat buku, sekarang mah mau dialokasikan buat :
1. Besok mau ngaheler 20 kg pare. 1 kg nya seharga 500 rupiah, jadi 20 kg teh butuh 10rb untuk ongkos ngaheler. 

Well, dari 100 ribu teh sisa 90 ribu, tadi dibelikan pertamax 1 liter sebesar 10 rb rupiah. Sisanya tinggal 80 rb rupiah. Oh ya tadi beli Mie yang lagi promo, 3900 teh buat 2 mie sukses isi dua. Wah jiwa hemat ibu-ibu langsung merona l. 

Alhamdulillah 'alaa kulli haal.. 

Balananjeur, 18 September 2021


Sabtu, 18 September 2021

Zarifa, Wajah SCB

Zarifa, Wajah SCB. 

Saya teringat pesan Ustadz Sabiq, guru Mts ananda kami, Aa Quthb, saat perpisahan sekolah ananda 3 tahun yang lalu, "Kita adalah agen bagi orang tua kita, bagi guru-guru kita, bagi sekolah kita, terutama bagi agama kita."

Orang melihat bagaimana akhlak kita, itu suatu kemestian, dan Zarifa adalah wajah bagi SCB, agen kebaikan bagi SCB. 

Saat pertama kali ke SCB untuk mengantar ananda, Zarifa membawa pesan kebaikan itu, menjadi agen itu bahkan tanpa dia sadari. Saat dia menyapa kami yang sedang duduk di teras kelas, mencium punggung tangan kami dan memperkenalkan dirinya dengan penuh santun. Saya ingat suaranya, lembut dan halus, sangat mempesona hingga kami berucap, "ini SCB."

Zarifa adalah wajah SCB, wajah pertama yang kami lihat. Wajah kesantunan dan adab yang baik. Wajah hangat dengan senyum yang tulus. 

MasyaAllah senang sekali mendapat sapa darinya, senang sekali saat kemudian bertemu lagi dengannya saat penjengukan di bulan September 2019, 2 tahun silam, "Ummi, Aufa katanya mirip Zarifa." 

"MasyaAllah, kak Zarifa teh yang mana?" Saya nggak ngeuh kalau gadis manis yang saya tanyakan itu ada didepan saya, sedang berbincang dengan saya. 

"Ini Ummi, saya Zarifa." MasyaAllah hadza min fadhli Rabbi. 

Sungguh beruntung Zarifa, Allah berikan keutamaan akhlaq yang baik dan Al Qur'an yang InsyaAllah akan tertanam kuat di dadanya, menjadi pribadinya. 

Zarifa adalah wajah SCB, wajah kebaikan, wajah kesantunan, wajah adab yang baik, wajah ghirah pencari ilmu, wajah hafidzah, wajah yang senantiasa berseri namun tetap menapak bumi.  Setiap orang adalah agen bagi tempatnya berada, Zarifa menjadi agen kebaikan itu MasyaAllah. 

MasyaAllah tabarokallah shalihah, tabarokallahu lakum SCB.

Balananjeur, 18 September 2021

Mau Jual Ayam Lagi

Saya berencana menjual 2 ekor ayam ukuran, hmm ukuran yang baru pertama kali bertelur pokoknyamah. Biidznillah Allah titipkan 3 ekor ayam jantan besar, 5 ekor betina besar, 2 ekor betina sedang dan 2 ekor anak ayam.

Qodarullah dari 12 telur yang beberapa waktu lalu dierami hanya tersisa 2 yang biidznillah anak ayamnya masih hidup sampai hari ini.

Cerita apa yang sedang ingin saya bagi? 

Sebenarnya bukan perkara ayamnya namun.. Melepas rasa kepemilikan. Itu lumayan sulit dan belajarnya harus dengan cara memaksakan diri.

Melepas rasa kepemilikan? Ya, ini yang sedang coba saya lakukan. Seperti saat mengatakan, "boleh." Saat Abang meminta izin memotong pohon di depan rumah atau saat Abang meminta saya merelakan sisa beberapa sesuatu yang menurut saya berat untuk dilepaskan.

Melepas rasa kepemilikan? Waktu kecil saya pernah mendengar bahwa manakala kematian datang menjemput, dunia yang ia lihat dan memberatkan hatinya satu persatu hadir dipelupuk matanya menyebabkan ia susah merelakan dunia tempat ia tinggal. 

Saya tidak mau kesulitan saat menghadapi sakaratul maut kelak

Melepas rasa kepemilikan? Kenapa nggak semuanya? Ayam ini awalnya diberi emak sebanyak 2 ekor anak ayam, sekarang beranak pianak. Saya ingin meninggalkan beberapa untuk tetap berkembang biak, jariyah emak lalu menjadi jariyah saya juga. 

Balananjeur, 17 September 2021

#ceritadefa

Jumat, 17 September 2021

Suatu Hari di Pulau Tak Bernama

Suatu hari di sebuah pulau bernama pulau tak bernama, hiduplah pohon dengan bunganya yang saaaangat cantik... Wanginya tercium hingga jauh ke pulau seberang dimana disana hidup raja yang dzalim dengan rakyatnya yang selalu tertindas dan menderita.

Sang raja dari pulau seberang berniat pergi menyebrangi lautan luas yang berombak besar untuk mengambil setangkai saja bunga dari pohon yang hidup di pulau bernama pulau tak bernama itu.

Sang raja mengumpulkan seluruh rakyat dan para pengawal serta para menterinya dan menyampaikan maksudnya untuk menyebrangi lautan dengan ombaknya yang bergulung-gulung itu demi mengambil setangkai bunga dari pohon yang entah namanya itu.
Tapi masalahnya, sang raja tidak mau mengambil resiko terjadinya sesuatu yang kurang menyenangkan semisal terbawa ombak atau terbawa arus air laut yang menurut cerita dari mulut ke mulut katanya saaaangat mengerikan.

Sang raja yang dzolim itu begidik sendiri membayangkan kalau-kalau ombak itu mengenai kapal yang nanti dia tumpangi, kemudian kapal yang tak kuat di terjang ombak itu terhempas membentur karang lalu duerrrrrr dia dan kapalnya berakhir seperti kapal Titanic yang beberapa hari lalu dia dengar dari tukang pijit yang memijit kakinya saat kram...

Sang raja mulai berfikir keras bagaimana caranya agar dia bisa mendapatkan bunga dari pulau tak bernama tanpa perlu repot-repot datang kesana, tanpa perlu menghadang resiko besar yang boleh jadi mengancam nyawa dan singgasananya yang dia dapat dengan penuh licik dan dzalim.

"Hahahaha.... Saya kan punya rakyat yang bisa saya perintah untuk mengambil bunga itu. Mereka itu bodoh dan penakut, tak ada yang akan berani menolak perintah raja seperti saya. Hahahaha..." fikiran jahatnya mulai bermonolog dalam dirinya, dia menutupi semua akses pintu masuk kebaikan dan membutakan mata hatinya untuk tidak mengayomi rakyat yang harusnya dia lindungi. Menurut dia, rakyatnya bodoh dan penakut, itulah yang selalu dia tanamkan ke dalam dirinya sendiri padahal justru dia sendiri yang bodoh dan penakut... Hhhh dia lupa kalau satu telunjuk menunjuk seseorang, maka empat jarinya yang lain menunjuk pada dirinya sendiri.

Dia terus bermonolog ria sambil tertawa sendiri disaksikan semua rakyatnya yang kebingungan, "ada apakah gerangan yang terjadi dengan Baginda raja? Mungkinkah dia sudah gila karena kekuasaannya yang mendzalimi?" semua orang berkasak-kusuk dengan berbagai kemungkinan akan rajanya yang mungkin saja telah gila.

"Diam. Kalian semua, diam!!!" raja terlihat murka dengan apa yang dia dengar. 

Dan saya ikut terdiam mendengar teriakan raja yang bergemuruh menggema seisi ruangan, eh seisi pulau yang saya sendiri juga tidak tahu nama pulaunya . Saya terdiam dan berhenti menulis sejenak untuk  memikirkan ending cerita ini mau di buat seperti apa. 

Catatan ini di tulis pada tanggal 15 Januari 2017, ditulis ulang hari ini jam 6.26 pagi, Sabtu, 18 September 2021

Apa Pekerjaanmu?

"Apa pekerjaanmu?"

"Guru di sekolah dasar."

"Oooh guru SD."

****

"Kamu kerja dimana?"

"Saya kerja di perusahaan anu (sambil menyebutkan sebuah perusahaan terkemuka)"

"Waaah..hebat."

***

"Pekerjaanmu apa?"

"Saya ibu rumah tangga."

"Oooh."

***

"Dimana kamu kerja?"

"Di sebuah rumah sakit (sambil menyebut rumah sakit terkenal) sebagai dokter spesialis (sambil menyebutkan spesialisasinya)."

"Hebat pisan."

****
Sahabat,
Pernah mendengar pertanyaan seperti itu?
Atau, kita sendiri yang pernah berada di pihak penanya?
Atau, kita pernah di tanya seperti itu?

Tidak ada yang salah dengan apresiasi, "oooh." saat mendapat jawaban dari guru SD atau ibu rumah tangga.

Tidak ada yang salah juga dengan apresiasi, "waaah hebat." saat mendapatkan dua jawaban lainnya.

Tak ada yang salah dengan keduanya, keduanya sama-sama ekspresi dari sebuah apresiasi, hanya beda sedikit huruf dan...mungkin ekspresi wajah.heee...

Tidak ada yang salah dengan pertanyaan ataupun si penanya dan yang di tanya. Itu hanyalah salah satu dari sekian hal yang biasa terjadi dalam aktivitas bersosialisasi kita yang tidak ada larangan atasnya.

Tidak ada yang salah juga dengan keempat jenis pekerjaan yang berbeda itu, semuanya tetaplah suatu hal yang membutuhkan tanggung jawab dan kesungguhan yang tinggi dalam pelaksanaannya agar semua itu bisa tertunaikan dengan baik.
Satu hal lagi yang tak kalah penting, semua itu membutuhkan ilmu. Ilmu itu sebelum amal kaaan? Hee..

Tanpa ilmu yang benar, bagaimana seorang guru bisa mendidik murid-muridnya dengan baik?
Tanpa ilmu yang benar, bagaimana seseorang bisa mengerjakan perkerjaannya dengan baik?
Tanpa ilmu yang benar, bagaimana seorang ibu bisa melaksanakan tugasnya dan mendidik anak-anaknya dengan baik?
Tanpa ilmu yang benar, bagaimana seorang dokter bisa menangani pasien-pasiennya dan melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik? (Saya sengaja tidak menuliskan kata menyembuhkan, karena yang bisa menyembuhkan mah hanya Allah, dokter adalah ikhtiar kita <3 :D )

Jadi, apa maksud tulisan ini? Hee...
Mencari apa dan siapa yang salah? Hee...tentu saja bukan. Buat apa atuh hal seperti ini di cari-cari titik salahnya.
Berbeda dengan masalah Suriah ataupun Palestina, mencari siapa yang salah dan titik masalahnya itu perlu dan harus. Why? Hatimu bisa menjawabnya lebih baik daripada tulisan sederhana ini...hee...

Eh..eh..eh... Ni tebih pembandingan, nya?! 😁

Begini, maksud saya... Tidak harus mengkotak-kotakkan pekerjaan. Apapun itu, selama di niatkan karena Allah dan dilakukan karena Allah serta untuk selalu istiqomah untuk selalu ikhlas karena-Nya maka sebaik-baik kebaikan telah Dia sediakan disisi-Nya, InsyaAllah. Dan itu adalah janji yang benar dari DIA sebaik-baik penunai janji. 

Catatan ini ditulis pada tanggal 2 Januari 2017, di tulis ulang hari ini, Sabtu, 18 September 2021, jam 6.21 pagi

Yuk, Belanja di Warung Tetangga

Apa yang membuat kita merasa sulit untuk belanja di warung atau di toko saudara seaqidah kita???

"Harganya lebih mahal."
Ada yang mengatakan seperti itu.
Hmm.. Berapa kitu mahal teh?
Berapa sih bedanya dengan toko ber ac favorit kita itu?
Per itemnya beda berapa rupiah hingga membuat kita enggan dan sulit bertandang ke warung atau toko saudara seqidah kita karena menurut kita kemahalan..

"Pemilik toko nya judes."
Judes, ya? Ok... Saya paling tidak suka jika harus bertemu orang yang judes. Karenanya, setiap kali bertemu orang yang 'di judge' judes, saya memilih untuk mengatakan pada diri saya sendiri sesuatu yang bisa mengalihkan saya dari label seperti itu.
"Ini hanya soal beda karakter saja. Karakter saya sendiri belum tentu dia sukai..."
"Mungkin dia sedang punya masalah."
"Mungkin dia sedang cape."
"Mungkin dia sedang datang bulan atau pms"
"Mungkin dia sedang sakit."
Dan beberapa kemungkinan lain yang bisa membawa hati pada pemahaman yang berbeda dengan judge yang ada.. Bisa membawa pandangan ke sudut yang berbeda, yang tidak membuat kita kehilangan energi dengan memberi label buruk pada saudara kita dan berprasangka dengan prasangka yang tidak di sukai Allah.

Nah, Ari itu kan prasangka? Eh iya juga yaa... Semoga yang terucap itu menjadi prasangka yang baik yang membuat kita tak kehilangan cinta yang benar ...cinta karena Allah... :)

Sahabat,
Mahal sedikit mah tidak mengapa atuh nya..hee..
Dia...saudara seaqidah kita yang sedang berjualan itu...
Tanpa sepengetahuan kita, dia memiliki kegemaran yang mungkin tidak ada pada kita...atau jauuuh di atas kita..
Dia gemar bershodaqoh dari hasil dagangannya
Dia menyantuni anak yatim dan fakir miskin
Dia menyekolahkan anak-anak yang putus sekolah
Dia memberangkatkan haji dan umroh orang-orang yang ingin berangkat tapi tidak mampu
Dia melunasi hutang orang-orang yang memiliki hutang
Dia memuliakan orang-orang yang sedang dalam perjalanan
Dia memberi kemudahan orang-orang yang kesulitan
Dia berinfak di jalan Allah dan bersedekah dengan tangan kanannya tanpa diketahui tangan kirinya
Dia memberikan senyum kebahagiaan pada mereka yang terluka
Dia memudahkan keperluan orang-orang yang hendak berbuka shaum
Dia membiayai kegiatan-kegiatan dakwah ilal haq di setiap tempat dimana pun itu

Dia berzakat yang dengan zakatnya teringankan pundak orang-orang yang memiliki beban

Dan dia...
Dia tidak mengeluarkan sepeserpun dari harta yang dia miliki kecuali di jalan Allah sehingga Allah Ridho padanya
Dia...tidak mengeluarkan sepeserpun dari harta yang dimiliki kecuali di jalan Allah sehingga Allah Ridha padanya. 

Dia, tidak mengeluarkan sepeserpun hartanya untuk membiayai kedzaliman dan kebathilan orang-orang yang berbuat dzalim dan bathil. 
Dia juga tidak mengeluarkan sepeserpun hartanya untuk membeli peluru yang ditembakkan pada kaum Muslimin seperti yang dilakukan penjahat dan penjajah Israel di bumi Palestina. 

Belum cukupkah alasan untuk bermuamalah dengan saudara seaqidah kita sendiri? 

Berhentilah mengeluh atas sikap orang lain pada kita! 
Setiap orang kelak akan di hisab dengan amalnya sendiri,  bukan dengan amal orang lain. 

Semoga Allah Ridha dengan niat dan amal baik kita! 
Semoga Allah senantiasa memudahkan setiap urusan kaum Muslimin dimanapun berada. 

Catatan ini di tulis pada tanggal 7 Februari 2017, di tulis ulang hari ini jam 6.09 pagi, Sabtu, 18 September 2021

Pernah Tertarik

Dulu saya pernah tertarik menerapkan ilmu parenting yang di koar-koarkan pakar parenting yang tidak saya yakini kesholehannya.

Kenapa tidak yakin? Alloh saja dia dustakan...

Tahu dari mana?
Dari labelnya. Dari faktanya.. Dari...
Ah, sudah sudah sudah.... Jangan memicu pertikaian dengan pertanyaan seperti ini. Setiap orang bebas memilih ilmu yang mana yang mau dia amalkan, termasuk ilmu pendidikan anak.

Tapi kemudian saya., maksud saya kami, kami memilih untuk mengembalikannya pada Al Qur'an dan as sunnah, kemudian menulikan telinga dari hal-hal lain yang bertentangan yang datang dari yang mengingkari ke maha Esa an Alloh.

Ish ish ish... Meuni fundamental nya? Memegang dien memang harus fundamental kaan, harus sekuat tenaga, harus optimal, harus maksimal, harus apa lagi yaaa? Pokoknya tidak usah khawatir dianggap fundamental, toh sudah ada tuntunanNya, itu kalau kita mau yakin..

Ψ§Ω† Ψ§Ω„Ψ―ΩŠΩ† ΨΉΩ†Ψ― Ψ§Ω„Ω„Ω‡ Ψ§Ω„Ψ§Ψ³Ω„Ψ§Ω…

Itu salah satu dari sekian ayat yang dimaksud.

Eratlah memegang dien ini, jika kita memang benar berislam... Dan cukuplah bagi kita lakum diinukum waliyadiin dengan mereka yang tidak sejalan dengan kita dengan tetap berbuat baik seperti yang telah Rosul ajarkan.

Kembali ke ilmu parenting.
Saya kurang mengerti konsep-konsep parenting secara keseluruhan, istilah parenting sendiri baru saya ketahui beberapa tahun setelah punya 3 anak..
Yang saya tahu, ada ayat dalam Al Qur'an yang menjadi pegangan para orang tua dalam mendidik anak. Diantaranya nashihat Luqman kepada putranya

" yaa bunayya, laa tusyrik billah. Innasysyirka ladhulmun 'adhiim."

Bahwa seorang anak di didik untuk tidak berbuat syirik, menduakan Alloh dengan apapun sebelum mengajarkan anak ilmu-ilmu lainnya yang mereka perlukan untuk kehidupannya.

Mengajarkan mereka tauhid sebelum hal-hal lainnya.

Dan semua itu, tidak pernah dibahas oleh pakar pendidikan yang tidak mempercayai keberadaan Alloh al a'la, kecuali oleh mereka yang menancapkan kalimat tauhid yang sama dengan yang kita ikrarkan.

Bagaimana bisa kami mempercayakan pendidikan putra-putri yang Alloh amanahkan ini pada mereka yang menentang Alloh?

Kita, Hari Itu di Majalengka

Dari sekian photo yang di ambil, ini salah satu yang paling ummi sukai..meski gambarnya buram, 
You know why, kang Ridwan?
I... I don't know why...heee...

"Hati seorang istri itu istimewa." katamu..

"Dimana letak istimewanya?" Saya bertanya penuh rasa ingin tahu
Versinya, bukan versiku.

"Hatinya terluka hingga air mata bercucuran dan tersedu seolah dunia ambruk saat itu, 
Tapi kemudian semua kembali termaafkan dan terlupakan dan kembali tenang seperti biasa.."

"Seperti itukah?" tanyaku lagi

"Ummi lebih tahu dari abi." ujarmu sambil tertawa renyah..

"Ummi lihat pohon Pinus disana?"

"Ya. Ada apa dengan Pinus itu?"

"Suatu hari nanti, abi akan mengajak ummi dan anak-anak kesana, insyaAllah."

"Aamiin... InsyaAllah. Ada cerita apa tentang Pinus itu?"

"Ada banyak cerita , dan insyaAllah akan banyak cerita baru tentang kita, pada waktunya, insyaAllah."

Akan banyak cerita baru tentang kita,
Kalimat itu memberiku sebuah harapan tentang hari esok.
Hari esok yang masih misteri
Dan tak tahu apakah itu akan terlalui atau justru tak kan pernah kita jumpai..

Kang,
Kisah itu disana,
Di puluhan tahun yang lalu, saat matahari belum lah muncul dari arah timur sana
Waktu shubuh yang dinginnya masih terasa menusuk

Diantara pohon-pohon Pinus yang berdiri rapi itu
5 orang anak laki-laki kecil menerobos semak
Tanpa mengenal takut ataupun dingin yang seolah sudah biasa dan menjadi hal biasa
Menapaki jalan-jalan setapak yang bisa di lalui para pejalan
5 anak laki-laki kecil yang hanya tahu cara berjalan dan menyusuri bebukitan kemudian mencari jalan kembali ke rumahnya masing-masing

Langkah-langkah kecil itu lalu membawanya pada deretan dan barisan 'tangkal-tangkal' teh yang berjejer rapi
Pohon-pohon Pinus dan jejeran teh diam membisu sedang mereka memuji Robbnya sambil menyaksikan 5 raut letih dari 5 anak yang tidak tahu mereka sedang ada dimana..

Di hari nanti,
Disana,
Kita berjalan bersama disana..
Dan kita sama-sama telah tahu
Akan arah yang kita tuju..

Hari ini,
Kita duduk disini memandang kesana
Menerka hari yang belum tentu terjadi
Sambil membuka memori akan hari yang telah lama berlalu...

Tetapi,
Semua yang pernah kita pahat itu seluruhnya kelak kan berakhir
Bukan tertinggal di buku catatan kita
Bukan pula di buku sejarah yang bisa di baca generasi kita
Bukan pada lembar buku, kecuali lembar catatan yang kelak akan di pertanyakan
Di pertanggung jawabkan
Karena semua cerita,
Karena semua kisah,
Telah berakhir..

Karena dunia,
Bumi ini,
Sudah tak lagi memiliki ceritanya
Kecuali semuanya bersiap menanti keputusan Allah 
Di hari tak ada alasan kosong
Di hari tak ada alasan so' cerdas dari kita yang dhaif ini
Di hari semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing
Di hari air mata sesal dan penyesalan tak lagi berguna
Di hari semua pertalian terlupakan, 
Itulah hari Akhir. 

Saya merinding mengingat 
Mengingat hari tak berguna lagi semua yang kita banggakan dan elu kan di hari ini, "Rabbi, masukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang Engkau cintai dan Mencintai-Mu! Jauhkan kami dari siksa kubur, siksa api neraka dan fitnah dajjal! Lindungi kami yaa Rabb!"

Tulisan ini di catat di Majalengka, 29 Desember 2016.
Di tulis ulang untuk di simpan di sini, hari ini jam 5.56 pagi hari Sabtu, 18 September 2021 M

Selasa, 14 September 2021

Baca Tanpa Nanti (bagian 2)

Saat ini saya berada di bab 1 buku biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq, halaman 22 yang membahas tentang nama, nama kuniyah, nama laqab (julukan), gambaran dan ciri-ciri fisik, keluarga dan potret kehidupan Abu Bakar Ash-Shiddiq pada masa Jahiliyah. 

Tak kenal maka ta'aruflah! Hee.. 

Hujan mengguyur kampung kami sejak subuh tadi, rasanya lebih menyenangkan untuk tak beranjak dari buku meski ada beberapa hal yang harus di tuntaskan. Sakit kepala yang sangat membuatku sulit berdiri, membaca sambil memulihkan diri sepertinya bisa menjadi pilihan. 

Baiklah saya pun mulai membuka buku lagi, masih di halaman saat pertama saya membukanya. Hari ini sebenarnya jadwal membaca halaman 24 sampai 47 buku ini, tapi yang akan saya tuliskan hari ini kurang pas kalau tidak sambil membuka halaman 22 dan 23. 

Namanya adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin lu'ay bin Ghalib Al-Qurasy At-Taimi (Al-Ishaabah, karya Ibnu Hajar, 4/144-145). Nasab Abu Bakar Ash-Shiddiq bertemu dengan nasab Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam pada kakek keenam yaitu Murrah bin Ka'ab (Sirah wa Hayah Ash-Shiddiq, karya Majdi Fathi As-Sayyid, hlm. 27).

Ia memiliki nama kuniyah Abu Bakar (Bakr) yang berasal dari kata "Al-Bakr" yang artinya adalah unta muda yang kuat. Bentuk jamaknya adalah "Bikar" dan "abkur", orang Arab menyebut Bakr yaitu moyang ssbuah kabilah yang besar (Abu Bakr Ash-Shiddiq, karya Ali Ath-Thanthawi, hlm. 46).

Abu Bakar Ash-Shiddiq memiliki sejumlah nama laqob atau nama julukan yang kesemuanya menunjukkan pengertian luhurnya derajat dan kedudukan serta kemuliaan jejak langkah dan nasab. Di antaranya adalah :

a. Al-'Atiq
    Nama laqob ini diberikan karena Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah sosok yang berwajah elok, bernasab baik, senantiasa terdepan dalam hal kebaikan, dan ia juga 'atiqullah (hamba yang dimerdekakan Allah) dari neraka berdasarkan berita gembira yang disampaikan oleh Rasulullah untuknya. (Tarikh Ad-Da'wah ila Al-Islam fi Ahdi Al-Khulafa Ar-Rasyidin, karya Dr. Yusra Muhammad Hani, hlm. 36) 

Dalam sebuah riwayat Aisyah Radhiyallahu 'anha disebutkan bahwa Aisyah berkata, "Pada suatu ketika, Abu Bakar Ash-Shiddiq masuk menemui Rasulullah, lalu beliau berkata kepadanya, " Bergembiralah kamu, karena kamu adalah 'atiqullah (hamba yang dibebaskan Allah) dari neraka." (HR. At-Tirmidzi, no. 3679 dalam Al-Manaqib, dan dimasukkan ke dalam kategori hadits shahih oleh Al-Albani dalam As-Silsilah, 1574).

b. Ash-Shiddiq
    Beliau mendapat julukan Ash-Shiddiq karena senantiasa langsung membenarkan dan mempercayai Rasulullah tanpa pernah bersikap bimbang sedikit pun serta senantiasa berkomitmen pada kebenaran dan kejujuran tanpa pernah melakukan hal-hal yang tidak baik. 

Seorang penyair bertutur, "Anda dipanggil dengan panggilan Shiddiq, sedang sahabat Muhajirin selain Anda di panggil dengan nama tanpa menolak. Anda terdahulu masuk Islam, dan Allah adalah saksinya, dan Anda duduk di 'arisy (semacam anjang-anjang atau tenda yang menjadi tempat seorang panglima perang untuk memantau dan memberikan komanda kepada pasukannya) yang tinggu." (Usud Al-Ghabah, 3/310) 

Al-Ashmu'i* bertutur, "Akan tetapi, aku mencintai Rasulullah dan Ash-Shiddiq dengan seluruh hatiku -dan aku tahu bahwa itu adalah termasuk hal yang benar- dengan cinta yang kelak aku mengharapkan pahala yang baik karenanya." (Abu Bakr Ash-Shiddiq, karya Ath-Thanthawi, hlm. 49).

c. Ash-Shahib. 
    Hal ini berdasar surat Attaubah ayat 40. Ulama bersepakat bahwa shahib (teman, kawan) yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq. (Tarikh Ad Da'wah fi Ahd Al-Khulafa Ar-Rasyidun, karya Yusra Muhammad Hani, hlm. 39).

d. Al-Atqa (orang yang paling bertaqwa) 
    Julukan ini juga diberikan oleh Allah kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq dalam Al Qur'an surah Al Lail : 17. 

e. Al-Awwah
     Julukan ini menunjukkan pengertian orang yang sangat takut kepada Allah. Disebutkan sebuah keterangan dari Ibrahim An-Nakha'i, ia berkata, "Abu Bakar Ash-Shiddiq dijuluki Al Awwah karena kelemah lembutan, kasih sayang dan sensitifitas hatinya yang mudah terharu dan menangis. 

Saya ingat waktu kecil pernah baca kalau Abu Bakar Ash-Shiddiq itu memang mudah menangis, saking mudah nangisnya Ummahatul Mukminin Aisyah Radhiyallahu 'anha pernah 'khawatir' saat mengetahui bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq di angkat menjadi imam shalat. Bagaimana panjangnya rakaat yang diimami Abu Bakar Ash-Shiddiq karena tangisan beliau, setiap selesai satu ayat atau sampai ke ayat selanjutnya beliau senantiasa menangis sesenggukan. MasyaAllah Allahu Akbar. 

Selanjutnya kita dikenalkan dengan gambaran Abu Bakar yang lahir setelah tahun gajah. Ada sebagian ulama yang mengatakan bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq lahir tiga tahun setelah tahun gajah, ada pula yang mengatakan dua tahun enam bulan setelah tahun gajah dan ada pula yang mengatakan dua tahun beberapa pulan setelah tahun gajah tanpa menyebutkan jumlah bulannya secara spesifik. 

Abu Bakar Ash-Shiddiq tumbuh dan berkembang dengan mulia dan baik dalam asuhan kedua orang tua yang memiliki kehormatan, kedudukan dan kemuliaan di tengah kaumnya. 

Bapaknya adalah Utsman bin Amir bin Amr dan memiliki nama kuniyah Abu Quhafah. Ia masuk Islam pada Fathu Makkah. Sedangkan Ibundanya, Salma binti Shakhr bin Amr bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim (Ummu Al-Khair) masuk Islam sejak dini. 

Abu Bakar menikah dengan empat istri yaitu Qutailah binti Abd Uzza bin Sa'ad bin Jabir bin Malik, beliau adalah ibunda Abdullah dan Asma'. 

.Abu Bakar Ash-Shiddiq menceraikannya pada masa jahiliyah, ia pernah datang menemui putrinya di Madinah sambil membawa buah tangan yang diantaranya adalah keju dan mentega. Namun Asma tidak mau menerima buah tangan itu, menolak kedatangannya dan menolak untuk mempersilahkannya masuk rumah. Lalu Asma meminta tolong kepada Aisyah agar menanyakan masalah tersebut kepada Rasulullah, lalu beliau pun bersabda, "Hendaklah Asma mempersilahkan ibunya masuk rumahnya dan hendaknya ia menerima hadiah itu. " Dalam hal ini, Allah menurunkan ayat, "Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada menerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil." (Al-Mumtahanah:8). 

2. Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir. 
     Ia berasal dari Kinanah, janda dari Al Harits bin Sakhbarah yang meninggal dunia di Makkah. Kemudian dinikahi oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ia termasuk yang masuk Islam sejak dini serta melakukan baiat dan ikut hijrah ke Madinah. Ia adalah ibunda Abdurrahman dan Aisyah. Ia meninggal dunia pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Madinah pada tahun keenam hijrah. (Al-Ishabah, 8/391).

3. Asma' binti Umais bin Ma'bad bin Al-Harits (Ummu Abdullah). 
     Ia masuk Islam sejak dini sebelum masuk ke Dar Al Arqam. Melakukan baiat kepada Rasulullah dan ikut hijrah ke Habasyah bersama suaminya yaitu Ja'far bin Abu Thalib. Kemudian hijrah ke Madinah bersama suaminya lalu Ja'far bin Abu Thalib gugur sebagai syahid pada perang Mu'tah lalu dinikahi Abu Bakar dan dikaruniai seorang putra bernama Muhammad. 

4. Habibah binti Kharijah bin Zaid bin Abu Zuhair Al Anshariyyah Al-Khazrajiyyah 
     Ia mengandung Ummu Kultsum ketika Abu Bakar Ash-Shiddiq meninggal dunia. 
.
Abu Bakar Ash-Shiddiq memiliki 6 anak yaitu:

1. Abdurrahman
    Putra tertua Abu Bakar yang masuk Islam pada kejadian Hudaibiyah dan keislamannya pun baik. Ia menyertai Rasulullah dan sosok yang terkenal karena keberaniannya. 

2. Abdullah
     Ia adalah orang yang memiliki peran dan kontribusi besar dalam momentum hijrah yaitu sebagai informan dan intelijen. 
     Ia terkena panah pada kejadian Tha'if yang menyebabkannya sakit beberapa lama hingga akhirnya meninggal dunia sebagai syahid di madinag pada masa kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq. (Nasab Quraisy, hlm. 275).

3. Muhammad
     Ia lahir pada tahun haji wada dan termasuk salah satu pemuda pemberani Quraisy. Ia hidup dalam pengasuhan Ali bin Abu Thalib dan diangkat olehnya menjadi gubernur Mesir, dan di Mesir lah ia terbunuh. (Nasab Quraisy, hlm 277, Al-Istiab, 3/1366).

4. Asma 
     Ia dijuluki Dzat An-Nithaqain. Nanti saya  ingin membuat catatan tersendiri tentang beliau Rahiyallahu anha InsyaAllah 

5. Aisyah
     Ia dikenal dengan Ash-Shiddiqah binti Ash-Shiddiq. 
     Musnad Aisyah mencapai 2210 hadits, 174 diantaranya adalah muttafaq alaih (diriwayatkan oleh Al Bukhari Muslim), sedangkan hanya diriwayatkan oleh Al Bukhari saja berjumlah 54 hadits dan Muslim saja 69 hadits. (Siyar A'lan An-Nubala, 2/139, 145).

6. Ummu Kultsum . 

Sekarang kita beranjak ke halaman 35 tentang catatan dan rekam jejak moral Abu Bakar Ash-Shiddiq dalam masyarakat jahiliyah. Pada masa jahiliyah, beliau orang yang paling ahli dan faham ilmu pengetahuan ttg nasab namun tidak pernah mencela nasab orang lain, saudagar yang dermawan, familiar dan menarik juga bersahabat serta disukai banyak orang, tidak pernah sedikitpun menenggak minuman keras, tidak pernah sujud kepada berhala. 

Ia adalah sosok yang memuat stock melimpah nilai-nilai luhur, akhlak terpuji, watak dan karakter yang mulia bahkan sebelum keislamannya. 

 Hari ini sampai disini dulu yaa, baca langsung bukunya lebih menyenangkan dan dapat insight ilmu yang MasyaAllah bikin nggak bisa berhenti baca. 

Mata sudah tak kuat menahan kantuk 🀭
Balananjeur, 14 September 2021

Senin, 13 September 2021

Gegeroh

Dalam bahasa Indonesia artinya mencuci piring. 

Suatu kegiatan membersihkan piring-piring kotor dengan sabun, spon dan air. Bisa lewat kran ataupun memakai gayung atau dengan mesin pencuci piring, tergantung apa yang tersedia.

Karena kami tidak memiliki khadimat ataupun asisten rumah tangga, aktivitas itu menjadi tanggung jawab saya yang seringkali juga di handle anak-anak.

Oh ya, berbicara tentang khadimat, kalau anda memiliki kelebihan harta, alangkah baik untuk mempekerjakan satu atau beberapa orang khadimat sekalipun anda tidak terlalu membutuhkannya 😁

Berlebihan?
Mubazzir? 
InsyaAllah tidak...
Banyak orang di luar sana yang menjaga dirinya dari meminta-minta ataupun meminta pinjaman untuk kebutuhan keluarganya, sedang dia di dera kesulitan ekonomi.

Jadi? Sok atuh bantu kasih pekerjaan !!!

Hee... Sebenarnya, ini salah satu pelajaran yang saya dapat dari seseorang yang saya kenal, sangat saya kenal. Dalam kondisi apapun dia akan mencari cara untuk membantu meringankan beban orang lain dengan cara yang istimewa.. Dengan memberinya pekerjaan meski tak seberapa.

Jadi, kalau anda kaya, carilah satu atau beberapa khadimat untuk bekerja membantu anda di rumah, dan bersikap baik dan amanahlah pada mereka.

Ups, gagal fokus lagi..
Taditeh nuju nyarioskeun naon? Oh muhun, gegeroh ya...hee..

Kadang aktivitas ini malas dikerjakan, tapi jika sudah dimulaimah bikin ketagihan. Jadilah hunting pekakas dapur lain yang perlu di cuci dan dibersihkan 😁

Saya tidak tahu cara paling tepat untuk gegeroh, yang saya tahu gegeroh yang baik itu adalah ketika hasilnya si piring, gelas dll kinclong bebas noda apapun. Tidak bau sabun pencuci juga keset...

Caranya? 
Siapkan semua yang akan di geroh... Buang semua sisa makanan yang masih menempel di sebuah wadah untuk nanti di buang ke kolam ikan atau jadi makanan ayam ( urang kampung da abdimah...hee).
Siram dengan air. Naon nu di siram? Yang mau di geroh...siram dulu dengan air, bersihkan dengan spons yang sudah di celupkan ke sabun pencuci piring. Lalu bilas sampai benar-benar bersih, keringkan !!!

Untuk menghemat air, buka krannya jangan terlalu besar.
Dan untuk menghemat sabun pencuci piringnya: masukkan beberapa tetes sabun pencuci ke dalam sedikit air, tekan-tekan dengan spons sampai berbusa. Sabun siap digunakan.

Berhemat air dan sabun itu penting ya ummahat. Bukan karena hubbu dunya, tapi untuk menjaga alam... Hee

Ini gegeroh versi saya, sahabat. Bagaimana dengan anda?
Semoga harinya selalu menyenangkan 😍

Masjid Kita

Dulu, belasan tahun yang lalu, ah bukan, tepatnya 23 tahun yang lalu (atau lebih) disana, didekat pohon yang kini sudah semakin besar di area kosong yang 23 tahun lalu itu berisi kolam ikan mang haji Abu Bakar. 
Kami duduk melingkar diatas tikar disana.

Bersama angin sepoi dari padi di pesawahan serta daun-daun talas, dipayungi daun-daun pisang dan kelapa yang berjajar disepanjang kolam yang terletak tepat disamping kanan masjid Al Furqon.

Bersama gemericik air sungai yang terletak beberapa meter didekat kami biasa melingkar,  berbagai macam ikan yang berenang kesana kemari dengan riang, capung-capung serta burung-burung pipit dan kupu-kupu yang hilir mudik mengikuti lantunan tilawah kami sepanjang pagi atau sore hari.

Hari yang indah dimasa kecil ..

Melantunkan kalamulloh, menyimak kakak-kakak kami yang seketika bermetamorfosa menjadi pembimbing belajar kami, meniti setiap kalimat yang tertulis di buku yang kami baca, memetakan mimpi-mimpi yang akan kami bangun di masa depan.

Ah, masa kecil yang selalu terasa indah namun berurai airmata saat dikenang.

Ada yang impiannya terwujud, ada pula yang tergantikan impian lain, ada yang terlempar jauh dari cita-citanya, namun semuanya tetaplah selalu yang terbaik yang harus terjadi, meski terkadang hati menciut mengenang impian yang tidak menjadi nyata.
Taqdir Allah selalulah yang terbaik.

Ada yang kini menjadi dokter, guru, bidan, pedagang, pengusaha, ibu rumah tangga dan masih banyak lagi.

Dan ketika saya yang kemudian menjadi ibu rumah tangga, saya meyakini ini hal terbaik yang Allah taqdirkan untuk saya.

Sesaat yang lalu saat saya kembali merasai aroma dedaunan dan mengingat masa kecil disana, saya menyadari arti bahagia yang lain. bahagia salah satunya adalah saat kita menyadari bahwa kita memiliki masa kecil yang bisa kita kenang.

Mengenang masa kecil selalu diikuti air mata yang menganak sungai dan hati yang berdebar.. 

Dulu,
Di sana kami bercanda sebagaimana candaan anak-anak seusia kami waktu itu. 
Ah sebenarnya bukan kami, tapi teman-teman saya. 
Saya yang pendiam dan hanya mengerti cara membaca buku hanya diam menekuni baris demi baris huruf yang ada di buku sambil sesekali tersenyum menyimak candaan teman-teman saya.

Saya tidak merasa kesepian meski saya sendirian dengan buku yang saya pegang, saya juga tidak merasa diabaikan karena itu adalah pilihan saya.
Saya malah akan merasa pusing kalau tidak bisa membaca buku dan hanya diam mendengarkan teman-teman saya sedangkan saya tidak cukup mahir dalam melemparkan atau menjawab candaan. 

Duhai masa kecil, mengenangnya hati dipenuhi tanya, benarkah kisah itu pernah ada??

Tulisan ini di catat beberapa tahun yang lalu. Dituliskan kembali hari ini, tepat adzan Isya yang dikumandangkan mang Dadan dari speaker masjid Aki Aja, malam selasa, 13 September 2021

Tiket Study Banding Ke Garut

Alhamdulillah, Alhamdulillah 'alaa kulli hal. Bahkan untuk bermimpi saja rasanya enggan, Qodarullah dapat sms pemberitahuan dari Aba Azri bahwa saya mendapat 1 kursi untuk ikut menjelajah di cakrawala ilmu bersama guru-guru PAUD binaan beliau dalam acara study banding ke lembaga pendidikan anak usia dini yang cukup terkenal di kabupaten garut.

Jantungteh asa ratug, ratug ku rasa bingah dan kesyukuran. Secara saya kan bukan guru PAUD 'formal'. Saya pendamping AUD dengan 1 anak lincah and sholihah yang setia nempel kemanapun umminya pergi, dan saya menikmati semua proses pendampingan itu setelah sebelumnya 3 kakaknya sudah bermetamorfosa jadi calon pemuda-pemudi yg kini masih berusia persiapan menuju dewasa. 

Apakah nama remaja benar-benar ada atau tidak, yang pasti 3 kakaknya sebentar lagi melalui fase itu, apalagi si sulung yang kini berusia 12 tahun. Belum nampak terlalu banyak perubahan, tapi tinggi badannya sudah hampir setinggi umminya. Entah nanti di kelas VIII  akan setinggi apa dia, pasti jauh di atas saya dan mungkin abi nya.

Membayangkannya membuat hati dan bibir tersenyum, "Nak, tidak terasa geuning. Rasanya, ummi hanya sebentar menggendongmu dalam ais an."

Hati, kenapa kebersamaan terasa belum cukup??

Kembali ke agenda kamis nanti. Study banding ke garut nanti kata  aba azri teh boleh bawa anak.
MasyaAllah, saya bersorak kegirangan dalam hati. Bisa belajar bersama satu-satu nya AUD paling istimewa ini adalah hal yang sangat indah tak tergambarkan lewat kata. 

Seperti hari-hari yang biasa kami lewati selama ini. Di sana, kami pun bisa mengukir cerita, pengalaman dan banyak pelajaran untuk kami genggam dan bawa ke rumah kami, syurga belajar kami.

Beberapa teman berkata, "bermanfaatlah untuk ruang yang lebih luas, bukan hanya di zona mu!!" 

"Anak-anak saya lebih berhaq atas saya." Jawab saya. 

"Sayang atuh ilmu kalau hanya di pakai di rumah mah."

"Kok sayang, bukankah rumah basis utama peradaban suatu bangsa?" 

Saya bukan enggan menginfakkan ilmu di jalan yang dipilih bunda-bunda yang berdiri bersama barisan guru-giru formal, hanya saja untuk sementara ini sampai anak-anak siap untuk saya 'lepas', saya ingin bukan hanya hati saya saja yang bersama mereka, tapi juga fisik saya. Saya ingin mereka mendapat pelukan dan Sebanyak-banyaknya ungkapan kasih sampai mereka kelak menggapai masa depan mereka sendiri. 

Saya ingin mengantarkan mereka menuju kebahagiaan mereka hari ini dan kebahagiaan sebenarnya kelak setelah semua kembali kepadaNya.

Saya ingin ketika anak-anak membutuhkan saya, mereka tidak harus merasakan 'pusing 7 keliling' karena umminya tidak ada. Karena sekali lagi, saya sudah merasakannya. Sedih saat saya menyadari kebersamaan yang singkat bersama aa Quthb dan aa pun merasakan hal yang sama.

Dua tahun menjelang kelulusan aa, umminya mendapat amanah lain yang membuat kebersamaan kami terasa lebih singkat. Saya tidak ingin mengulangi hal yang sama . Sekali lagi, sampai si kecil olin siap.

Saat pertanyaan seperti itu muncul, ada rasa seolah diri tak berarti, tapi itu hanya sementara.
Saya adalah madrasah bagi anak-anak saya, bukankah al ummu madrosatun? Dan saya adalah ummu.

Insyaalloh ilmu yang masih sangat sedikit ini mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anak-anak dan anak-anak di sekitar tempat tinggal kami. 
Insyaalloh sampai hari ini, beberapa anak dari jenjang AUD sampai mahasiswa ada yang datang ke rumah. Bukan untuk bergosip insyaalloh. Kami belajar, kami saling belajar InsyaAllah.

Lembaga itu hanya salah satu dari sekian tempat untuk berbagi ilmu, dan rumah adalah jua lembaga terbaik untuk berbagi. Allohu a'lam.

"Trauma?" tanya seorang teman. 

"Ah tidak juga. Saya hanya tidak ingin terperosok dalam lubang yang sama."

Jazakallohu khoiron jazaa untuk Aba Azri yang memberikan kesempatan untuk belajar lebih banyak lagi, tentang pndidikan anak dan bagaimana mnjadi bermanfaat tanpa harus memilah siapa orang yg layak. Jazakallohu khoiron jazaa Aba Azri. 

Kang Wawan, setelah perjalanan ke pangandaran with rombongan almunawaroh sebulan yang lalu, alhamdulillah istrimu kini sudah tidak khawatir naik bis lagi. Perjalanan bulan desember kemarin nyandak kenangan yang sangat menyenangkan alhamdulillah

Tulisan ini di catat pada tahun 2015.

Nasyid Favorit

 Satu dari sekian lirik nasyid yang sering di senandungkan Umar adalah nasyid dari Izzatul Islam yang berjudul jejak.

"Nasyid ini membuat Umar semangat!" tentu saja semangat tidak benar-benar datang karena nasyid, tapi ada hal-hal tertentu yang mampu menyentuh hati hingga membuatnya bergairah melakukan sesuatu : cinta.
Menurut Khalid Syantut dalam Daur Al Bait, "diantara sarana untuk mengilapkan dan mendidik jiwa manusia adalah mendengarkan nasyid, karena hal itu sesuai dengan garis fitrah manusia."
Nasyid banyak sekali jenisnya, ada yang sesuai dengan anak-anak, pemuda, kaum laki-laki, dan perempuan. Pada saat ini, kaset nasyid sudah banyak dijumpai dan tersedia dimana-mana. Sebagian ulama berpendapat jika jiwa seseorang menerima suatu kebenaran dengan cara yang dapat dinikmati, ia akan menerima kebenaran itu dengan hasil yang jauh lebih baik. Oleh karenanya, mereka beranggapan bahwa nasyid bagi seorang pemula dalam perjalanan menuju Allah Shubhanahu wata'ala itu sama dengan menjaga dirinya, karena bisa jadi ketika menikmati suara yang merdu, dia bisa menyerap beberapa nilai kebenaran, di samping tetap menjaga agar nasyid tidak sampai keluar dari rel yang telah digariskan oleh syari'at, dan hendaknya nasyid bisa menjadi semacam obat dalam batas-batas tertentu. (Sa'id Hawwa)
Dunia sekarang ini telah di dominasi oleh semua hal yang berbau materi dan disaat yang sama dunia sudah memerlukan adanya pendidikan ruhani (Sayyid Quthb)
Salah satu ikhtiar kami dalam mencetak generasi militan adalah mengenalkannya dengan nasyid-nasyid perjuangan, nasyid-nasyid islamy. Semoga ikhtiar ini mendapat hasil yang sesuai harapan pada waktunya.
Generasi militan itu yang seperti apa? Yang teguh dalam prinsip, khusyuk dalam ibadah, serta mulia dalam akhlak.
Dan tentu saja nasyid, tidak boleh membuat kita lalai dari membaca dan mentadabburi Al Qur'an.
Inilah nasyid favorit Umar...
Menapaki langkah-langkah berduri
Menyusuri rawa, lembah, dan hutan
Berjalan diantara tebing curam
Semua dilalui demi perjuangan
Letih tubuh di dalam perjalanan
Saat hujan dan badai merasuk di badan
namun jiwa harus terus bertahan
karena perjalanan masih panjang
Kami adalah tentara Allah
Siap melangkah menuju kemedan juang
Walau tertatih kaki ini berjalan
Jiwa perindu syahid tak akan tergoyahkan
Wahai tentara Allah bertahanlah
Jangan menangis walau jasadmu terluka
Sebelum engkau bergelar syuhada
Tetaplah bertahan dan bersiap-siagalah
….Tetaplah bertahan dan bersiap-siagalah!!
Gunung tinggi menjulang
Samudera luas membentang
Adalah lahan peneguhan
Hutan… Rimba
Padang gersang
Jadi ajang pembuktian
Hujan badai
Terik panas kerontang
Pasti kan hiasi perjalanan
Saat langkah telah diayunkan
Pantang surut kebelakang
Hingga sampai ketujuan
Bertahanlah dan bersiap siagalah

Tasikmalaya, 17 Februari 2017 when Umar 11y


Minggu, 12 September 2021

September Menulis (bagian 13

Lumayan ngantuk tapi tetap merasa harus nyimpen jejak disini. 

September Menulis (bagian 12)

Masih kepikiran sakitnya kehilangan. 

Baca Tanpa Nanti (bagian 1)

MasyaAllah finally here it is first day event ini di mulai. Karena buku yang saya baca setebal 690 halaman, saya putuskan untuk membaca 23 halaman setiap harinya sambil mikir apa yang mau di tulis sebagai insight bacaan di IG nanti. 

Menjejak dulu atuh di sini, untuk apa? Untuk membuka fikiran kata apa yang akan dijadikan pembuka di hari pertama event ini. 

Saya mulai dari mukaddimah sebanyak 20 halaman dari biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu 'anhu ini. Tiga lembar berikutnya berisi penjelasan nama, nasab, nama kuniyah, nama laqab (julukan), gambaran dan ciri-ciri fisik, keluarga dan potret kehidupan Abu Bakar Ash-Shiddiq pada masa Jahiliyyah. Hanya sebagiannya saja karena InsyaAllah progress bacanya di cicil untuk bikin insightnya sesuai jadwal yang saya pilih. 

Nama Buku nya Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq dengan penulis Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi. Judul aslinya Abu Bakar Ash-Shiddiq; Syakhshiyatuhu Wa 'Ashruhu diterbitkan oleh Dar Al-Ma'rifah, Beirut-Lebanon. Buku yang saya baca sendiri merupakan buku terjemahan dengan pak Masturi Irham dan Muhammad Aniq sebagai penerjemah. Pak Muhammad Yasir, Lc sebagai editor dan menjadi cetakan ketujih dari penerbit al kautsar. MasyaAllah terbitan ketujuh, luar biasa keren ya 😍. 

Buku ini diawali dengan surah Al lail ayat ke 17-20 yang artinya, "Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah untuk membersihkannya, padahal tidak ada seorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan. (Al-Lail : 17-21).

Membuka lembar selanjutnya saya menemukan seekor semut yang lumayan besar sudah kering disini, sepertinya semut itu terjebak diantara lembar ini. Lembaran ini salah satu bagiannya kosong tidak ada tulisannya, bagian kanannya berisi kata persembahan bahwa buku ini dipersembahkan, "Kepada para ulama yang mengamalkan ilmunya, para juru dakwah yang tulus, para penuntun ilmu yang bersungguh-sungguh dan segenap putera-puteri umat Islam yang memiliki antusiasme dan semangat, aku persembahkan buku ini seraya memohon kepada Allah dengan Asma'ul Husna-Nya dan sifat-sifatNya yang luhur semoga karya ini tulus ikhlas murni hanya karena-Nya semata."

Saya termasuk yang mana? Semoga masuk kedalam barisan para penuntut ilmu meskipun usia saya sudah tidak muda lagi. Menuntut ilmu kan bukan tentang usia. Aamiin yaa Allah. 

Lembar selanjutnya berisi pengantar dari penerbit, "Dalam pelataran sejarah Islam, Abu Bakar Ash-Shiddiq bukanlah nama yang asing untuk disebut-sebut. Sosok yang satu ini seperti tak pernah kering untuk dijadikan inspirasi dan ilmu bagi banyak orang. Tentu saja, ini tidak terlalu berlebihan, karena memang khalifah pertama dalam urutan Khulafa'ur Rasyidin ini memiliki keutamaan yang melimpah, kebaikan yang banyak, keadilan yang memenuhi ruang langit, kebersahajaan yang mengundang simpati, kontribusinya dalam dunia islam sangar luar biasa. 

Tentu, kehadiran Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai pengganti Rasulullah sangatlah tepat, hal itu bisa dilihat dari kesuksesan beliau menghadapi masa transisi, memberi semangat baru kepada kaum muslimin atas wafatnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam. Beliau juga berhasil memerangi orang-orang yang enggan membayar zakat, memerangi orang-orang yang mengaku nabi dan juga berhasil mengembalikan kembali orang-orang yang murtad ke dalam pangkuan Islam. 

Buku ini, benar-benar menghadirkan kebesaran Abu Bakar Ash-Shiddiq dalam ruang kehidupan, menyingkap kecerdasaannya, mengutarakan kemuliaan dan kezuhudannya, menampilkan kedermawanannya. Juga, menempatkan posisinya secara obyektif dan proporsional sebagai seorang khalifah bukan nabi." -hal ix

Lembar selanjutnya berisi daftar isi, sekitar 4 lembar dipenuhi daftar isi buku ini. Saya jatuh cinta dari mulai judul, sampul, lembar pertama sampai terakhir (ketahuan sudah baca sampai akhir halaman 🀭). Sejak dulu pengen banget baca buku ini, Alhamdulillah biidznillah Allah berikan kesempatan pada waktu yang paling tepat menurut Allah. 

Jalannya memang luar biasa, namun saat buku ini akhirnya sampai dalam pelukan rasanya seperti MasyaAllah sungguh luar biasa nikmat Allah saat kita mensyukurinya sebagai nikmat. 

Well, kita berlanjut ke muqoddimah di halaman pertama. Penulis menuliskan surat Ali Imran ayat 102, An-Nisa ayat 1, dan Al Ahzab ayat 70-71 sebagai dasar penulis beliau. 

Pada Bab Muqoddimah ini beliau juga menjelaskan awal antusiasme dan ketertarikannya kepada sirah (biografi) Abu Bakar Ash-Shiddiq yang dimulai sejak beliau masih kanak-kanak yang gandrung membaca dan mendengarkan tentang sirahnya. Hingga kemudian Allah berkehendak mengantarkan beliau mencari ilmu di Universitas Islam Al-Madinah Al-Munawwarah yang diantara materi yang diajarkan dalam mata kuliah sejarah Islam adalah sejarah Al-Khulafa'urrasyidin. 

Dosen pengajarnya menyuruh beliau dan teman-temannya untuk mempelajari kitab, "Al Bidayah wa An-Nihayag" Karya Ibnu Katsir dan kitab, "Al-Kamil" Karya bin Al-Atsir pada catatan biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq, tidak hanya buku, "At-Tarikh Al-Islami" Karya Mahmud Syakir saja. 

Menurut beliau, penulisan buku ini adalah salah satu tujuan dan prioritas terbesar beliau sehingga beliau rela begadang sampai malam tanpa mempedulikan berbagai rintangan, hambatan dan kesulitan. 

Dalam satu syair beliau mengatakan, "Horor dan kengerian ada di jalanku dan didepanku, namun aku tetap berlalu tanpa gentar dan takut. 
Aku sekali-kali tidak merasa lemah, atau memiliki keraguab kepada Tuhanku. 
Dalam kematian tidak ada suatu apapun yang aku takuti, dan Allah-lag seluruh tujuan dan harapanku."

Masih banyak yang ingin saya tuliskan namun keterbatasan mata ini membuat saya harus menghentikannya sampai di sini. Well, MasyaAllah selamat mengarungi samudera indahnya sejarah islam dengan membaca sirah 

Balananjeur, 13 September 2021

Vcall Teteh (Ahad, 12 September 2021)

Ayah terlihat gelisah melihat layar hp, jam sudah menunjukkan angka 10 namun dering telpon dari putri yang di cinta tak kunjung berdering, "Teteh nelpon kan, Mi?" Pertanyaan yang lebih tepatnya ungkapan kekhawatiran ini berulangkali teeucap, persis anak kecil yang menantikan ibu nya kembali dari bepergian. 

"Iya sayang, mungkin hari ini jadwalnya agak siangan." Sungguh, hati ibu yang gelisah tak boleh dilihat ayah yang berada dalam gelisah yang sama, harus ada penyeimbang sebagaimana saat ibu menangisi kerinduan maka ayah yang merindupun menyeka air mata demi menjadi sandaran si ibu yang tak kuasa menutupi duka. 

Tepat jam 10.30 dering yang di nanti pun bergema, kami bersuka ria dengan bahagia yang membuncah. Ahad selalu menjadi hari yang istimewa karena kami bisa merekam senyum sapa putri kami lagi. MasyaAllah hadza min fadhli Rabbi. 

Saya mencari kerudung di setiap inchi ruangan, baru saja kerudung instan de Olin  ada di depan tapi tiba-tiba saja tidak ada, saya tidak bisa berbagi kabar meski melalui telepon apalagi video call tanpa menggunakan hijab. Saya tidak terbiasa dan ingin membiasakan anak-anak perempuan kami tetap menutup aurat saat berkomunikasi via media komunikasi telephon sekalipun. 

Sembari mencari kerudung telepon di angkat Ayah yang menutupi debar kebahagiaan dengan senyum lebar, "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.. Ummi, Abi, damang?" Duhai sapa itu, begitu hangat dan semakin menambah kebahagiaan. 

"Teteh sawios Ummi bade nykrinsut photo sareung teteh?" Setelah anak-anak beranjak besar, mengambil photo tidak lagi sebebas saat mereka masih kecil. Harus ada izin dulu atau kalau tidak harus dengan cara diam-diam namun tetap tidak bisa di publish di media sosial karena mereka tidak menyukainya kecuali dengan terlebih dahulu meminta izin kembali. 

Aufa mengangguk membolehkan, beberapa photo hasil tangkapan layar memenuhi galeri, ini pun sudah sangat membahagiakan MasyaAllah ❤. 

Beberapa hal yang sering dia minta jika kami hendak mengirim paket adalah buku. Beberapa buku yang di request bertema adab, sejarah dan motivasi. Sejak dulu passion buku nya selalu tentang tiga ini.. Well here it is same with ummi ya Nak. 

"Teteh pesan buku, Mi?" 

"Dia bilang ingin baca buku yang sedang ummi baca juga, buku biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu 'anhu." Ayah menatap ibu lekat, "I know, it is me. Mohon maafkan kami yang tidak bisa menghalau kecintaan pada buku ya, sayang. InsyaAllah Allah akan tambahkan rezekimu dan lapangkan hati kita."

Saya tahu tatapannya bermakna, "putrimu memiliki habit yang sama denganmu." 
Meski membahagiakan tapi percayalah menyiapkan anak untuk mencintai buku pun butuh kesiapan mental dan saku πŸ˜…πŸ˜. Namun saya yakin Allah akan selalu memberi jalan keluar dan memudahkan buku itu untuk sampai pada kami, Allah selalu memiliki caraNya. 

"Mi, teteh lanjut di SCB ya?" Pertanyaannya membuyarkan obrolan kami, eh iya sebenarnya meski kami saling bertatap wajah melalui media vcall wa tapi kami tetap berkomunikasi via chatt wa. Kalimat tanya itu dia tanyakan by lisan, jika dalam masalah vaksin kami mulai memberikan dia kebebasan memilih; di vaksin atau tidak. Lain halnya dengan pendidikan, kami memutuskan dimana anak-anak akan melanjutkan sekolah. 

Alhamdulillah Aufa masih bisa melanjutkan sekolah di SCB, masih memenuhi syarat termasuk sudah memenuhi target untuk melanjutkan sekolah di SMA SCB jadi kami memutuskan untuk tetap menyekolahkan teteh di sana. Aufa tipe anak yang sami'na wa atho'na, kami pun sebenarnya sudah mendiskusikan ini sejak jauh hari saat dia masih kelas 7 lalu kelas 8 dan kami (saya, ayahnya dan dia sendiri) bersepakat bahwa aufa akan melanjutkan sekolah di SMA SCB dengan berbagai pertimbangan (nanti saya tuliskan tentang ini di catatan terpisah). 

Jadi, keputusan untuk dilanjutkan disana sebenarnya tidak ujug-ujug terjadi atau murni pilihan kami namun hasil syuro dengan aufa nya sendiri. 

Seperti biasa, teteh bertanya tentang adik dan dua kakaknya. Adik langsung berlari menyapa dengan memperlihatkan hadiah connector masker yang sudah disiapkan, malu-malu dia duduk di sebelah kami, "naha de Olin janten isin ka teteh?" Tanya teteh, cukup aneh mengetahui de Olin menjadi agak pemalu karena selama ini dia tipe pemberani dan cenderung acuh. 

Teteh dan adiknya sangat senang bisa kembali saling menyapa. MasyaAllah mereka dua saudari yang juga bersahabat sangat karib. 

Selanjutnya teteh cerita tentang rencana cabut giginya, subhanallah 3 gigi gerahamnya harus di cabut. 1 diantaranya sudah, tinggal 2 lagi. Di SCB kami benar-benar tidak sampai di kenai tagihan kesehatan termasuk biaya cabut gigi yang pastinya lumayan mahal. Menuliskannya disini sekaligus menjadi pengingat bagi diri saya sendiri dan bagi Aufa di masa depan bahwa ada amanah besar bagi kami yang harus di jaga. Amanah harta ummat yang ada dalam darahnya.. 

Di akhir pembicaraan dia meminta untuk dido'akan dan mengirimkan simbol hati yang banyak. "Cinta teteh pada ummi abi melebihi simbol ini." Ucapnya, "teteh sayang Ummi dan Abi karena Allah. Semoga Ummi dan Abi selalu sehat, bahagia, dipenuhi berkah Allah, dimudahkan segala urusannya, dilancarkan rezekinya. Semua doa terbaik teteh panjatkan InsyaAllah." Lanjutnya. 

"MasyaAllah shalihah, jazakillah khairan katsiran.. Aamiin yaa Allah, hatur nuhu tos nelpon dan menyapa ummi dan Abi. Hatur nuhun tos bertanya kabar. Hatur nuhun tos membuat kami bahagia melihat senyum dan sapa teteh lagi. Hatur nuhun sudah menjadi putri kami, harur nuhun umtuk selalu menjadi muslimah yang InsyaAllah shalihah dan menjaga adab sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Hatur nuhun untuk selalu menutup aurat karena Allah. Hatur nuhun untuk selalu belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Sungguh kami Ridha padamu, nak. Kami berdoa untuk semua kebaikanmu di dunia dan akhiratmu InsyaAllah."

Balananjeur, 12 September 2021

Hhhh