Selasa, 30 November 2021

Hobby

Hobby

Apa hobby mu??
Hobby saya.. ...hmmm, ari hobby teh aktivitas favorit kaan? Kalau hobby diartikan seperti itu, hobby saya adalah menulis.

Saya suka aktivitas itu. Meski tulisannya tak secantik tulisan para penulis beken, meski miskin kosa kata, meski memakai bahasa gado-gado, meski tak sesuai eyd, meski.....hiii...seu2r pisan kakirang but i dont care, saya hanya suka menulis.

Saya suka menulis apa saja yang ingin saya tulis yg tiba-tiba terbersit dibenak saya tanpa harus terpaku pada tanggapan orang atas tulisan saya. Saya hanya suka menulis.

Dan begitulah memang setiap hobby dilalui, isnt it? 

Apakah saya pantas atau tidak pantas disebut penulis, saya tidak pernah menghawatirkan hal itu. Saya hanya hawatir tak bisa memanfaatkan kesempatan untuk menjadi orang yg bermanfaat sesuai kapasitas saya.. Dengan apa yang saya bisa, pun dgn sedikit tulisan yang mungkin saja belum layak dianggap tulisan yg baik. 

Lho kok jadi negative thinking?? Hee...bukan negative thinking, hanya sedang membaca diri saja, sambil terus dan terus berusaha memperbaiki kualitas, biidznillah insyaalloh.

Dulu saya fikir, menulis itu untuk mengukir kenangan, memberi kenangan pada mereka yg kita tinggalkan saat kita pergi pada asal kita. Mungkin karena kondisi kesehatan yang waktu itu sedang diuji membuat emutan jadi agak melllow... 
Tp kini saya menyadari bahwa kondisi fisik tidak boleh dijadikan kambing hitam untuk mengerdilkan arti menulis itu sendiri. 
Dan tidak ada yang lebih membuat hidup terasa lebih hidup (baca: semangat dan bermakna) saat Alloh menganugerahkan rizki sakit, kecuali saat hati kita mampu menerima apapun kehendakNya sebagai bagian dari perjalanan kehidupan yang harus kita lalui sampai saat kita harus kembali kepadaNya.

Menerima bukan berarti kita pasif dari ikhtiar, ikhtiar yang sesuai tuntunan syari'at tentunya. Bukan sekedar mengatakan,"ok fine,saya terima kondisi saya. Da mau gimana lagi?!"

Kondisi seperti apapun bukanlah alasan bagi kita berhenti bertasbih, berkarya dan berharap. 
Berkarya seperti apa? Sesuai kemampuan kita. Kata bu adjeng ketua gema annas oge, kita berdakwah sesuai kemampuan kita. Bukankah karya kita adalah dakwah kita????

Menulis bukan hanya sekedar mengukir kenangan, ataupun curhat dan menggapai sesuatu yg hanya bisa kita gapai lewat tulisan kita. 
Menulis adalah juga menorehkan sejarah, amar ma'ruf nahyi munkar kita.... Dan lain sebagainya yang pasti banyak tersebar definisinya sesuai pribadi penulisnya.
Menulis adalah kita. Ketika menulis,dalam bentuk apapun, Kita seperti sedang memperkenalkan diri kita yang sebenarnya..Tak ada kebohongan, karena Sulit sekali berbohong dengan tulisan. Percayalah sesuatu yang datangnya dari hati akan sampai ke hati.

30 November 2015

Sakit Lagi (day 7)

[30/11 07.09]  Alhamdulillah biidznillah Allah berikan kekuatan untuk belanja ke warung dan masak. Pagi ini masak sop bening jamur tiram, tapi yang makannya cuma saya sendiri 🀭 

Laa ba'sa bih, ikhtiar untuk pulih insyaAllah.

*****

[30/11 07.22]  Sahabat Fillah yang dimuliakan Allah. Kalau sakit sudah menyerang tubuh, seringnya sulit untuk membuatnya bugar kembali karena itu benarlah kiranya bahwa menjaga lebih baik daripada mengobati. Dan ini pesan saya bagi anda, jaga kesehatan anda baik-baik.. sebaik yang anda bisa. Namun tetaplah berserah diri kepada Allah .. jangan karena fokus menjaga kesehatan sampai lupa untuk apa kita menjaga kesehatan. Untuk apa Kitu? Untuk Allah, semuanya lillahi ta'ala.. kalau lillahi ta'ala mah ada aturannya. That is harus dengan sesuatu yang halal dan thayyib.. nah kan enak kalau lillah mah, sehatnya bersyukur, sakitnya bersabar. Sehat jadi ibadah, sakitpun jadi ibadah. 'alaa kulli haal.. semoga Allah karuniakan hidup yang dalam Ridha dan Maghrib Nya lalu kelak kita kembali dalam keadaan nafsul muthmainnah yang pergi ke roodiyatan mardhiyyah.

*****

[30/11 07.36] Kepalanya masih terasa berat, sudah minum obat, sudah ODOJ, sudah opsih, sudah nyuci piring, sepertinya kantuk efek obat mulai melanda.. it's time to bismika Allohumma Ahya wa amuut.. 

Saya tidak lagi khawatir sendirian di rumah, kan ada Allah, kenapa harus khawatir?

(Dalam rangka meluap si 20 rb kata πŸ˜…)

*****

[30/11 09.30] Sewaktu jadi ibu para balita mah nggak tahu rasanya tidur jam segini atau tidur siang, tidur di malam hari juga .. semua yang punya balita pasti faham. Qodarullah setelah anak-anak disibukkan dengan tholabul ilm di sekolah mereka masing-masing, Allah berikan kesempatan untuk tidur jam segini atau siang hari meski dalam kondisi sakit. Ada rasa kehilangan yang sangat, adaptasi juga masih terasa , "ini teh gimana?" Tapi insyaAllah jemari akan senantiasa terangkat memohon agar DIA berkahi dan mudahkan segala urusan anak-anak yang kini tak lagi dalam jarak pandang. Duhai hati ibu...

*****

[30/11 12.45] Teringat waktu Aa masih di pondok, padahal pondoknya terbilang dekat tapi ibu ini tiap hari nangis inget Aa, "Aa makan sama apa? Bagaimana perasaan Aa? Apa Aa baik-baik saja?" Dll..banyak deh yang bikin hati ibu berisik. Seneng banget setiap hari Kamis Jum'at teh soalnya Aa pulang. Kepergian anak laki-laki atau perempuan memiliki cerita air mata yang sama buat ibu, tapi air matanya bukan air mata tidak ikhlas, hanya hati ibu saja yang memang desainnya mudah nangis inget anak. Sekarang pun sama, apalagi tiap waktu makan sama menjelang tidur, "Aa Quthb sudah makan atau belum? Makan sama apa? Lagi ngapain?" Ingatan yang sama juga berlaku untuk adiknya, "adakah yang sedang ingin teteh ceritakan ke ummi? Bagaimana perasaannya?" Perempuan kan identik dengan cerita nya. Pada Aa pun sama, "bagaimana perasaan Aa hari ini ya?" Meski usianya sudah 18 tahun, tapi dalam pandangan ibu tetap saja dia anak kecilnya yang akan selalu dikhawatirkannya.. dal do'a nya.Sehat-sehat yaa Aa Quthb sareung teteh Aufa.Ummi sayang kalian

*****

[30/11 13.00] Saya bilang sama Akang kalau saya berusaha keras untuk kembali pulih. Alasannya karena pernah saat itu saya nangis haus tapi tidak bisa beranjak dari tempat tidur, bergerak sedikit saja rasanya sakit luar biasa. Jadi hanya nangis sambil mengadu, "ya Allah haus." Dirumah tak ada siapapun kecuali saya sendirian berbaring di sudut ruang sambil nangis, berharap ada yang datang menyodorkan segelas air penawar dahaga. Namun Allah berkehendak lain, sekian jam tak ada yang datang sampai terpikir, "oh well, i am alone." Tapi tetap punya keyakinan buat nggak berduka soalnya saatnya pasti berlalu. Setelah sekian jam menunggu Alhamdulillah de Olin pulang dan menghampiriku dengan segelas air minum dan sepiring nasi dengan Pepes ayam. Padahal saya nggak minta, "de Olin tiba-tiba ingat, bagaimana kalau ummi lapar dan haus. De Olin juga ingat kan ummi nggak bisa ngambil sendiri, trus Abi juga sudah beliin pepes buat ummi. Ummi, sepertinya Allah yang mengingatkan de Olin yaa." MasyaAllah... Thats why saya berusaha lebih keras

*****

[30/11 16.44]  Alhamdulillah tadi bisa jalan-jalan ke sukamantri trus pulang lewat belakang toko jadi, jadinya nguir.. just pengen jalan-jalan mumpung sehat, mumpung cuaca mendukung. Ada kesempatan teh dimanfaatkan buat menjejak sama membeli kenangan, hey membeli kenangan itu bukan membeli materi tapi menjejak kebersamaan. Ada yang ingin saya bicarakan berdua dengan Kakang dan saya memilih membicarakannya saat berkendara, eh saat dibonceng. Pulangnya qodarullah kehujanan. Karena masih khawatir dengan fisik yang sedang mudah down jadi langsung nyari tempat berteduh, pakai jaket juga sampai 2 khawatir kena angin. Kerudung 2 lapis tambah jas hujan.. like a baby πŸ˜… kami berteduh di sebuah bengkel didaerah sukarasa, masih dengan agenda ngobrol.. perempuan itu memiliki banyak kata untuk disampaikan πŸ˜… Alhamdulillah karena diperjalanan jadi Akang nggak sampai nundutan dengerin istrinya cerita banyak, malah menimpali dengan gayanya yang kadang agak lebay, "ya Allah bagaimana istriku? Kasihan sekali istriku." Tapi saya menyukainya πŸ˜…

Balananjeur, Selasa, 30 November 2021

Sakit Lagi (day 6)

[29/11 08.37]  Alhamdulillah biidznillah pagi ini bisa nyapu pekarangan, ngadurukan, nyuci dan juga menjemur pakaian. Ba'da itu belajar via zoom, menyimak Dr Aid Fawzal. Alhamdulillah 'alaa kulli haal. Nanti siang mau nulis bab 20 rb kata per hari tea. Hee

*****

[29/11 08.43]  Jangan jadi pandai sendirian, ajak juga orang lain untuk menjadi pandai!

Dr Aid Fawzal

*****

[29/11 08.49]  Moh Zainul Arifien Mohd. Zaid

Tugas kita bukan hanya belajar tetapi juga mengenali kekuatan diri kita, mengenal diri kita.

******

[29/11 13.01]  Sekarang makan siangnya hanya berdua. Hmm kapan ya terakhir kali maksi komplit sekeluarga teh? πŸ€” Oh ya tanggal 5 Maret 2021, waktu itu semuanya ada, teteh Aufa juga Aa Quthb. MasyaAllah semua akan terasa mahal saat waktu beranjak, semua akan jadi kenangan pada waktunya.. and now, saya semakin belajar menghargai waktu kebersamaan, insyaAllah. Oh ya, makan siangnya sama tumis daun ginseng plus pucuk sirsak, tahu goreng dan ikan asin goreng. MasyaAllah hadza min Fadhli Rabbi..

*****

[29/11 14.54] Qodarullah masih harus mencari cara untuk benar-benar pulih. Sudah di coba untuk memaksakan diri namun belum berhasil, gejalanya justru jadi bertambah: sakit kepala dan muntah-muntah. Badan juga terasa kedinginan.. qodarullah 'alaa kulli haal. 

Oh ya saya mau cerita tentang si 20 rb kata yang menurut saya harus ditunaikan 🀭 jadi gini, 20 rb kata itu haruslah yang memang ada di kepala; di rasakan dan dipikirkan. It's mean hmm naratif speaking, jadi say anything yang emang kita rasakan. But jangan lupa, dalam Islam semuanya ada aturannya, "Qul Khoiron au liyasmut!" 

Jadi jangan karena pengen sehat mental lalu kalimat yang keluar tak terkontrol karena merasa hanya dengan cara itu mental kita bisa tetap waras, oh no, big no, tidak seperti itu, adab yang baik jauh lebih utama dari sekedar ingatan, "oh ya aku harus omongin hal ini." Padahal yang mau diomongin itu jelek. 

Well, tetap ingat standarnya, "Qul Khoiron au liyasmut!" Katakan apa yang ingin dikatakan,tapi olah dan ingat-ingat dulu,"boleh nggak ini dikatakan?"

*****

[29/11 20.34]  MasyaAllah mualnya tambah hebat, sungguh maha besar Allah yang menurunkan penyakit sekaligus obatnya. Sesungguhnya setiap penyakit ada obatnya, Alhamdulillah masih ada kefir yang disimpan di kulkas Fty, diambilin sama de Olin. Alhamdulillah setelah minum kefir, biidznillah mual-mual dan sakit kepala efek Aslam yang naiknya berkurang. Allohumma 'aafinii .. semoga setiap detik kita selalu dalam dzikrullah dan ketaatan ya sahabat Fillah, seperti apapun kondisi kita semoga menjadi wasilah kebaikan bekal pulang kita kelak.

Balananjeur, Senin, 29 November 2021

Sakit Lagi (day 5)

[28/11 05.40]  Rencananya hari ini mau jogging di lapangan tanjung kerta, pengennya bisa minimal 6 kali keliling lapangan biar bisa dapat 3 KM..hee.. semoga Allah kuatkan insyaAllah.

 Tapi sebelum itu menunaikan semua yang biasa ditunaikan di pagi hari agar tidak melambatkan yang harus disegerakan. Maksudnya? Hmm.. gimana ya πŸ€” 

Gini, jadi kalau ada tugas itu, apapun itu, kalau segera diselesaikan itu jauh lebih baik daripada di 'engke-engke' yang jadinya 'talangke' kata orang Sunda mah, jadi nanti tinggal kerjakan urusan lain. Kalau satu urusan tlah selesai, maka kesempatan memberikan kebermanfaatannya terbuka lebih banyak. Aduh saya lagi pabaliut begini ini teh.

'alaa kulli haal. Wilujeng fastabiqul Khairat yaa.. tetap sehat, bahagia dan selalulah bersyukur dalam setiap keadaan! 




*****


[28/11 16.41]  "Pantaskah aku untuk kau cintai dalam waktu yang lama? " Pertanyaan itu pernah singgah sangat lama, sampai akhirnya saya menemukan cintanya tak pernah berubah. Pun saat mendapati segala kekurangan, kengeyelan dan hal-hal tidak menyenangkan lainnya yang ada dalam diri saya. 

Dia tidak berubah, tak pernah berubah baik sikap maupun ucap. Saya tergetar karenanya hingga memutuskan untuk tak menyimpan lagi tanya seperti itu. 

Saya memutuskan untuk melakukan apapun yang bisa saya lakukan; sekarang juga. Meski itu hanya hal kecil dan mungkin akan terlihat sepele, saya akan melakukannya saat itu juga. 

Saya tidak ingin menunggu nanti, karena saya sadar saat terminal taqdir kematian menyapa, saya tidak bisa berbuat apa-apa..


*****


[28/11 16.51]  Kondisi kesehatan saya sedang kurang fit. Tapi, banyak hal yang akan tertinggal dan disesali jika airmata dan diam menjadi pilihan..

Seperti apapun kondisi kita, selalu ada banyak cara dan alasan untuk tetap melangkah, insyaAllah..

Banyak kisah yang masih bisa di ukir, banyak kebaikan yang masih bisa ditebar, banyak senyum yang masih bisa ditebar, banyak hal yang masih bisa dilakukan dibanding diam sambil meratapi diri apalagi sambil berkata, "kenapa begini/begitu?"

Mari tetap melakukan yang terbaik yang masih bisa kita lakukan!!!!

Semoga Allah Ridho atas kita !


*****


[28/11 21.21]  Alhamdulillah hari ini sudah bisa main keluar agak lama meski keluar keringat dingin sangat banyak 'alaa kulli haal kondisinya sudah jauh lebih baik. Intinya sih sudah dalam kondisi bisa memaksakan diri lagi, Alhamdulillah 'alaa kulli haal. Rasanya seperti mimpi saat keluar dari kondisi sakit kemarin, kemarin-kemarinmah kayak nggak bakal sembuh lagi meski optimis buat sembuh tapi waktu ingat, "kok sakitnya beda sama lebih dari sebelumnya." Tetap saja muncul kekhawatiran dan...mulai ada rasa pesimis, "kayaknya emang udah... (Titik-titik isi sendiri)". MasyaAllah maha benar Allah atas firmanNya, Inna ma'al 'usri Yusro, Allah angkat beratnya sakit pada saatnya. Subhanallah 4 hari kemarin adalah hari-hari yang luar biasa, oh iya itu 4 hari kedua karena Minggu sebelumnya juga dalam kondisi yang tak jauh berbeda. Kali ini hampir tiap Minggu ngdrop.. harus mulai menyusun rencana agar kedepannya lebih fit lagi. Alhamdulillah banyak hikmah yang bisa diambil insyaAllah. 


*****


[28/11 21.24] Kembali mual muntah, Alhamdulillah gejalanya tak serepot sebelumnya biidznillah wasilah kefir. Pas Aslam naik sampai kepala kembali terasa pening, minum kefir meredakan pening sekaligus menenangkan kembali pencernaan yang sebelumnya terasa seperti lagi pada demo. MasyaAllah Alhamdulillah hadza min Fadhli Rabbi.. Hatur nuhun Aba sareung Ummi Maisa kanggo kefirna ❤️❤️

Balananjeur,  Ahad, 28 November 2021

Minggu, 28 November 2021

Ada yang Tak Biasa

Hari itu anak-anak nginap di ciseupan

Menantu VS Mertua

Suatu pagi saat hendak berbelanja di pasar dan bertemu seorang teman yang mengatakan, "menantu perempuan tentulah tak kan pernah sama dengan anak sendiri. Perhatiannya, cintanya, tidak mungkin sama dan pasti beda dengan anak perempuan sendiri."

Saya tertegun mendengarnya, terlalu banyak orang yang mengatakan hal seperti itu...
Yang tanpa sadar membuat sekat yang tebal antara ibu mertua dan menantu perempuan justru fikirannya sendiri... Bukan keadaan ataupun posisi yang seringkali dijadikan kambing hitam atas sekat yang ada seperti itu.

Tidak sama?
Hmm...tentu saja sikap atau perlakuan itu tidak akan sama. Perhatian dan bahkan cinta itu tidaklah juga akan sama. Tapi bukan karena posisi sebagai menantu atau mertua yang membuat itu berbeda.
Tapi... Diri kita sendiri.
Rasa kita sendiri.
Pikiran kita sendiri,
Karakter kita sendiri
Dan... Keinginan kita sendiri yang membuatnya berbeda.

Ucapan, "mah, mau saya pijitin kakinya?" hal yang bisa dengan sangat mudah kita ucapkan dan lakukan pada ibu kita, sebenarnya bisa mudah pula kita ucapkan pada mertua kita.

Berkhidmat pada orang tua kita saat mereka sakit, sebenarnya bisa dengan mudah juga kita lakukan pada mertua kita.

Dan masih banyak hal lain yang semua hal itu tidak perlu membuat kita menghadirkan kata, "ah da beda kalau sama mertua mah."

Saya selalu teringat ucapan mamah saya, "ibu mertuamu nanti adalah ibumu. Seperti juga kau mencintai dan bersikap sopan santun pada ibumu, seperti itu juga yang harus kau lakukan pada ibu mertuamu nanti."
Salah satu nasihat yang mamah ucapkan jauh sebelum saya menikah itu akan selalu jadi pegangan saya, "she is your mother, too."

Saya tidak tahu seperti apa saya dalam pandangan mertua saya.. Seperti saya juga tidak pernah tahu atau berusaha untuk tahu bagaimana saya dalam pandangan orang lain.
Saya hanya ingin dan akan tetap berusaha melakukan hal yang saya yakini kebaikan dan kebenarannya. Semoga Allah Ridho...

28 November 2016

Sabtu, 27 November 2021

Tiba-tiba saja (bagian 2)

Bus Sumber Jaya yang kami tumpangi memiliki jok yang nyaman, pelayanannya juga sangat ramah. Perjalanan panjang tak kan terlalu terasa saat ada rasa nyaman, terutama harapan untuk segera berjumpa putri kami. 

Bus melaju dengan kecepatan normal membelah sunyinya malam. Saya biasanya duduk di dekat jendela sambil menikmati lalu lalang kendaraan. Saat kantuk mulai mendera, saya putuskan untuk tidur bersandar pada bahu disebelah saya. 

Cuaca cukup dingin, ac diatas saya matikan.. Saya kurang nyaman dengan AC listrik. 
Sebungkus kerupuk kulit dan sebotol air mineral saya simpan tepat di kantung jok didepan saya. Ada kresek hitam persiapan kalau saya tiba-tiba mual dan ingin muntah meski sampai perjalanan berakhir Alhamdulillah tidak sampai muntah. 

Dua lapis jaket, kaos tangan yang tebal, kerudung yang diselimuti sorban dan kain sarung pengganti selimut menemani perjalanan saya.. Karena saya mudah masuk angin, semua itu harus saya lakukan agar perjalanan tidak berakhir dengan sakit 😁. 

Mata saya terpejam sepertinya sangat lelap, tapi suara bising ban beradu aspal masih bisa didengar. Laju kendaraan tetap menemani indera pendengaran.. Ya saya tidur dengan lelap tapi suara kendaraan masih bisa didengar. Katanya lelap itu saat bahkan suara sekecil apapun tidak terdengar, tapi saya yakin saya tidur dengan lelap meski masih bisa mendengar suara. Kenapa saya sangat yakin? Saya tidak menyadari panjangnya waktu perjalanan, saya tersadar saat bis berhenti untuk istirahat tepat di kota bogor. 

Bersambung


Merancang Untuk Hari Esok (bagian 1)

Saya tuliskan mulai darimana ya πŸ€”

Hmm... Jadi begini, mulas di lambung saya sebenarnya belum berkurang tapi obat sudah habis dan saya sedang berpikir untuk melanjutkan pengobatan dengan obat herbal, i mean bukan berobat herbal yang beli herbal apaa gitu. Saya bukan tipe yang mudah percaya lihat iklan, "obat herbal buat penyakit apaa..misal." jadi pilihannya untuk sementara ini fokus ke semua yang ada di sekitar dan insyaAllah ditambah madu serta memperbaiki pola hidup, pola pikir, pola tidur dan pola makan.

Diantara semua itu yang masih berantakan sih pola tidur dan pola makan, tapi itu juga sangat mempengaruhi kualitas hidup pastinya. Jadi kurang berkualitas? Pasti, artinya pola hidupnya juga belum bener dong? Iya 😭

Nah, mumpung Allah berikan kesempatan untuk memperbaiki diri, saya ingin bergegas memperbaiki diri. Menunda artinya menyiapkan penyesalan, lagian kita kan nggak pernah tahu jatah usia kita sampai kapan? Gimana kalau misalkan kita merencanakan merubah atau memperbaiki dirinya besok, eh ternyata kesempatan hidup kita hanya sampai hari ini. Ya siapa yang tahu kan? Ajal itu ghaib, nggak ada yang tahu jadi yang harus kita lakukan adalah bergegas dalam kebaikan; mulai saat ini juga, mulai dari hal terkecil, mulai dari diri sendiri. 3 M? Tepat sekali.

Well, apa sih yang bisa saya lakukan dan memang harus saya lakukan?

First, ikhlaskan niat karena Allah. Innamal a'maalu binniyaat. Setiap amal itu tergantung niatnya apa. Kalau niatnya untuk Allah, maka Allah yang didapat.. kalau niatnya sehat atau bahagia, itu juga yang didapat. So, saya mau pilih apa? Pilih niat yang hasilnya abadi atau mau yang ya udah kamu sehat trus kamu mati dan nggak dapat kebaikan apa-apa setelah itu atau ya udah kamu bahagia sekarang tapi nanti di akhirat nggak dapat apa-apa sekedar yang kamu dapat di dunia.

Saya mau yang kekal atuh.. yang khoolodiina fiihi abada. 

Nah, permasalahannya, ikhlas itu nggak mudah, nggak semudah kita nulis kata ikhlas, nggak semudah kita bilang, "ya udah, ikhlasin!"

But, dalam setiap kebaikan ada usaha yang tidak mudah. Kadang butuh berlelah-lelah, atau bersusah-susah, tak jarang menangis atau berdarah! Namun jika berbuah mardhotillah dengan hadiah Jannah, yuk ah terus berusaha sampai segala beban tak lagi payah!

Tentang ikhlas sendiri, itu akan selalu jadi kata kerja yang nggak pernah sampai membuat kita sadar kalau kita teh sudah ikhlas atau belum. Artinya saat kita merasa sudah ikhlas itu artinya kita belum ikhlas, why? Karena ikhlas bukan perasaan tapi terus lakukan, terus berusaha berbuat karena mengharap ridho Allah tanpa kesempatan menilai diri sudah ikhlas atau belum; lakukan saja karena Allah.

Yang kedua: Tekad. Kalau ikhlas karena Allah, tekadnya juga pasti karena Allah. Trus gimana cara tahu tekad karena Allah atau bukan? Ini kayaknya lebih bisa dilihat secara kasat mata sekalipun. Saat kita membulatkan tekad karena Allah, tak ada aral yang membuat kita menyerah di perjalanan. 

Ya, maju aja terus! Sekalipun kepayahan dan kesulitan, sekalipun berkawankan cibiran dan mungkin saja hinaan, berbuat saja terus! Karena apa? Karena bukan diri kita atau penilaian orang yang menjadi based of why kita melakukan kebaikan, tapi karena Allah.

Pegang terus tekad itu dari sejak awal di rencanakan, pegang kuat-kuat hingga kelak berjumpa dengan Allah.

Tiga. Hmm apa ya? Lakukan kebaikan yang akan diusahakan saat ini juga!

Udah jangan terlalu banyak mikir, menuliskan hanya cara menyimpan jejak sekaligus menguatkan dan mengingatkan jika di hari esok tiba-tiba ketemu saat ingin berhenti jadi ingat tujuan awal lagi and nggak jadi deh buat berhenti, "oh ya, aku kan pengen Husnul khatimah." Misal. Jadi, kembali diingatkan untuk Istiqomah.

And then, apa saja yang sedang ingin diperbaiki dari diri?
Saya tuliskan dalam catatan selanjutnya, insyaAllah.

Balananjeur, Ahad, 28 November 2021

Ngidam

Duluuu sekali, masa-masa ngidam adalah salah satu masa teramazing ( sulit tapi menyenangkan) dalam perjalanan menjadi seorang ibu.

Mual, muntah, lesu, lemah, mudah letih, puyeng, tidak bertenaga, sesak, kehilangan nafsu makan bahkan mual saat melihat ataupun mencium bau makanan...dan satu lagi, mulas.

Saat hamil anak pertama, bedrest mudah untuk dipilih dan dilakukan meski tidak merubah kondisi fisik menjadi lebih fit, minimal tidak terlalu letih dan tidak terlalu yang lain lainnya.

Kehamilan kedua, ketiga dan keempat sudah tidak memungkinkan untuk mengambil bedrest. dengan jarak kelahiran anak yang berdekatan antara yang satu dan yang lainnya serta tempat tinggal yang terpisah dari ortu dan saudara tidak memungkinkan untuk melakukan bedrest seperti saat kehamilan sulung.

Istirahat bagi yang memiliki anak balita apalagi lebih dari satu serta dalam kondisi kurang fit menjadi sesuatu yang sulit dan mahal untuk didapat, meski suami berusaha sebaik mungkin untuk membantu meringankan tugas yang biasa saya kerjakan (mencuci, mengasuh anak, dsb), namun tetap saja tangan dan fikiran kaum kami memang sulit berdiam diri dan mempercayakan tugas kami pada kaum yang lebih rasional dari kami.. apa ini? #iniadalahini 🧐

Mengasuh balita dalam kondisi hamil muda juga bukan perkara mudah, karena itu #cintaidanhormatiibubapakkita

Sebagai ikhtiar untuk meminimalisir mual dan muntah yang lebih sering terjadi pada pagi hari, biasanya ketika bangun tidur saya bangun secara perlahan tidak spontan bangkit..
Menghadap ke kanan dan duduk secara perlahan, mengambil posisi duduk sambil menyender di dashboard tempat tidur sambil menghirup teh hangat yang dicampur jeruk nipis dan madu (biasanya suami yang buat), minum sedikit-sedikit, ngemil kue kering, setelah itu barulah mengerjakan aktivitas-aktivitas lainnya.

Nasi, roti, mie dan sumber karbohidrat lainnya agak sulit diterima indra penciuman dan juga lambung... *jangan tanyakan argumentasi medisnya, karena saya tidak tahu πŸ₯Ί tetapi karena saya dan bayi yang berada di rahim memerlukan makanan maka buah pisang jatuh sebagai pilihan.

Waktu-waktu makan dan ngemil , saya biasanya mengganti menu dengan hanya memakan buah pisang atau kue dengan bahan dasar gandum.

Susu? saya kurang pandai beradaftasi dengan susu, saya lebih suka coklat hangat dibanding susu. so, coklat hangat sering jadi salah satu menu cemilan saya.

How gizi na? jangan pernah menanyakan itu pada saya. karena saya tidak tahu.
ah, ummahat yang pernah mengalami episode-episode hamil hingga melahirkan pasti tahu bagaimana rasanya πŸ€—.

Untuk sahabat-sahabat Fillah dan adik-adik ku sayang yang sedang diberikan anugerah masa-masa sulit awal kehamilan, dan terutama kepada para suaminya, "jangan pernah bosan untuk mendampingi istri anda dan membersamainya dengan empati yang lebih, keikhlasan menerima dan kesiapan membantunya menghadapi salah satu episode yang pastinya tidak mudah itu.

Catatan 5 tahun yang lalu.

Sakit Lagi (day 4)

Pagi ini agendanya di kamar Aa Quthb, sejak shubuh belum beranjak dari sini. Tilawah, baca buku, bikin resensi, WA an, nulis di KBM App, nulis di blog sama ngobrol sama Kakang. 

Hmm Kakang memasakkan bubur lagi, insyaAllah nanti sekitar jam 7 an sudah bisa dinikmati sama kecap dan telur rebus 😍 

Oh ya, sejak sore kemarin Alhamdulillah sudah bisa shalat sambil berdiri jadi nggak terlalu lalanggeongan, sudah bisa mengangkat kaki tanpa sakit, sudah bisa duduk agak lama. Hari ini perkembangan lainnya sudah bisa ngobrol agak banyak lagi (by lisan) jadi lumayan bikin Kakang harus lelenggutan denger istrinya bercerita, konon kata orang-orang cerita istri itu ibarat dongeng pengantar tidur yang bikin nyenyak tidur πŸ˜… 

Alhamdulillah sudah bisa ketawa meski masih dikit-dikit sama senyumnya sudah mulai lebar, Alhamdulillah juga sudah mulai bisa nyuci piring, melipat pakaian dan menyimpannya di lemari,lalu sasapu dan membereskan kamar.

Alhamdulillah 'alaa kulli haal.masih dikit-dikit sih tapi MasyaAllah hadza min Fadhli Rabbi.

Dalam kondisi seperti ini bukan, "pengen makan apa?" Tapi, "makan untuk tetap tegak." Meski nggak mau, meski nggak selera, meski jenuh mulai melanda...

Tak apa, hanya sebentar. Hanya sementara. Saat usai, engkau akan lupa.

Coba moto area mata.. ternyata penampakannya seperti yang lagi ngantuk. Subhanallah 3 hari rebahan jadi ngantuk terus.. 

Alhamdulillah nggak ada sakit kepala jadi tidur tetap aman, makan Alhamdulillah terjaga, kondisi hati sempat down sih waktu ngrasa, "kok sakitnya lebih dari biasanya." 

Trus sendirian di rumah juga lumayan bikin down but so far Alhamdulillah tidak lama, hanya sebentar. 

InsyaAllah kondisi hati semakin membaik, fisik juga Alhamdulillah tadi bisa ikut naik motor ke Pagerageung cuma pengen lihat keramain buat ngrefresh otak yang mulai terasa kaku dan sekarang insyaAllah otaknya mulai bisa diajak berpikir jernih lagi. 

Ada PR lain menanti, saya ingin menyiapkan diri dengan lebih baik untuk bertemu saat-saat kematian kelak dan untuk hari akhir nanti sambil mendampingi suami dan anak-anak dengan baik dan benar. Mencoba menyusun rencana apa saja yang harus saya lakukan agar hidup saya benar dan inginnya sih punya amalan unggulan; meski sedikit tapi Istiqomah. 
Kenapa sih ngomongin kematian terus? Hee

Kenapa kematian? Karena saat semua diuraikan; cita-cita dan harapan. Ujung dari semua yang pasti itu tetaplah kematian. 

Banyak rencana di buat, banyak impian dialunkan, kalau tak ada didalamnya kematian yang baik maka asa gimana nya.. gini ya, sepanjang hidup berletih buat ini itu eh akhirnya dipanggil kembali saat hati tidak Ridha, bukan hanya itu bahkan amal juga nyaris tidak ada, bagaimana kita berharap berkumpul kembali di syurga Allah bersama orang-orang yang kita sayang. 

Selama hidup Allah uji sakit trus pas meninggal dalam kondisi yang na'udzubillah misalkan, aduh rugi pisan 😭 

Kenapa kematian? Karena itu sesuatu yang pasti. Saat semua cita belum tentu terwujud, kematian tetap datang pada saatnya, saat Allah berkata, "Kun! Fayakun!" Saat Allah berkata ambillah jiwa ini! Maka tak ada tempat sembunyi bagi kita selain persiapan yang benar dan matang untuk bertemu saat-saat sesudah kematian yang jujur saja saya merinding membayangkannya. Pengen nangis tapi karena itu pasti jadi harus dipersiapkan sejak dini.

Balananjeur, Sabtu, 27 November 2021.

Kamis, 25 November 2021

Sakit Lagi (day 3)

Mulesnya datang lagi, mungkin karena tadi malam duduk terlalu lama atau ada hal lain yang membuat mules. 

Ada yang tahu bagaimana rasanya mules saat melahirkan? Biasanya jeda nya tiap berapa menit? Ada yang tahu jika itu berlangsung tiap 5 menit? Nah seperti itu rasanya. Tidak sama persis sih, hanya berapa persennya karena saya merasa sakitnya melahirkan itu tidak bisa disamakan dengan mules lainnya. 

Dulu waktu mau melahirkan mah biasa jalan-jalan keliling ruangan saat menikmati rasa sakit teh, pas jeda jalan sambil dipegang Kakang, kalau sakit diam dulu sebentar sambil meringis sampai nangis..hee.. jeda jalan lagi, dan begitu seterusnya sampai menjelang bayi bersiap launching. Sampai dokter bilang, "sudah ya teh!" 

MasyaAllah luar biasa episode melahirkan,degdegan tapi penuh haru, ngangenin juga sih 🀭 kalau mules yang sekarang mah nggak bisa dan nggak boleh dibawa jalan,harus rest. Kalau pas mulas,gigit bantal sampai nangis, lalu ambil napas tenang lagi. Begitu seterusnya sampai sakit hilang. Ini hanya soal waktu

Yups, ini hanya soal waktu, kuncinya hanya tidak boleh kelelahan (fisik atau pikiran) sama salah makan. Selebihnya nggak tahu kenapa, soalnya sering tiba-tiba saja, lagi happy, makan insyaAllah aman and gitu deh. Nanti juga membaik insyaAllah. 

Hmm mungkin karena sudah terbiasa jadi di rumah juga sudah terbiasa pas lihat saya berbaring auto nyuruh, "istirahat dulu ya Mi!" Sambil menyiapkan ini itu di sekitar tempat tidur supaya saya tidak kesulitan mengambil yang dibutuhkan. MasyaAllah Alhamdulillah 'alaa kulli haal. 

So, Its the point, saya ingin mengingat kebaikan mereka. 

Oh ya, kalau pagi ini ada perkembangan, saya ingin jalan kaki ke manaa teh buat melemaskan lagi otot kaki dan perut, sambil menghirup oksigen sebanyak-banyaknya dan tatafakkaruun juga insyaAllah. Semoga Allah mudahkan.. 

Tadi pas lihat kaca wajah tambah tirus, MasyaAllah bertambah kelihatan tua nya.. hahaha.. but its ok, jadi tambah ingat umur hikmahnya semakin bebenah dan bergegas dalam mencari bekal untuk pulang nanti, insyaAllah. 

Penyakit seperti ini berpotensi membuat orang-orang disekitar salah faham lho, why? Jadi gini, kita tidak bisa mengatur ritme tubuh kita sendiri, bahkan meski kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk fight nggak sampai drop lagi dan lagi, tapi tetap saja tiba-tiba ada aja yang kena. 

Yang paling bikin shocked itu waktu didiagnosis ginjal, sampai nangis tapi Alhamdulillah ketahuan kalau ginjalnya tidak bermasalah. Jadi kuncinya hanya berusaha dan fatawakkal 'alalloh teh harus dijaga bener-bener. 

Trus salah fahamnya dimana? Hmm lebih ke, "oh sakit lagi." Atau mungkin kalimat, "da sudah biasa." Seolah sakitnya biasa padahal yang sakitmah lagi menahan biar nggak gogorowokan nahan sakit ..hahaha.. 

"sakit terus, kapan sehatnya?" Lha yang sakit aja bersyukur dan ingat kapan dia sehat, emang sakitnya kemauan dia? Luar biasa banget kan? Yups, apalagi sakit seperti ini emang yaa kita nggak tahu pasti detail penyebabnya apa dan tiba-tiba drop lagi dan lagi pastilah bikin orang-orang berpikir, "sudah biasa" πŸ˜…

#catatandefa

Awal Jum'at Pagi
Balananjeur, Jum'at, 26 November 2021

Si Hijau Mogok Lagi

Ini cerita kemarin. Pagi itu sekitar jam 7 kurang 14 menit Umar nelpon kalau motor yang ditumpanginya tiba-tiba mati. 

"Dimana dik? Abi kesana. Tunggu disana!" Saya terbiasa bertanya tanpa membuat jeda πŸ˜…

Setelah menyebutkan alamat, Ayah langsung meluncur dengan motor satunya lagi. Khawatir si Nomor dua kesiangan, Ayah langsung bergegas sesaat setelah mendapat kabar. 

Rencananya motor yang dipakai Ayah mau dipakai Umar ke sekolah, and then si hijau mau diperbaiki lalu dibawa pulang. But oh no, si hijau benar-benar ngadat nggak mau beranjak.

Umar sudah berangkat dengan motor X-Ride yang ditumpangi Ayah dan Ayah terjebak di kampung yang lumayan jauh dari rumah kami. Akhirnya Ayah berinisiatif menitipkan motor di warung teman kenalan kami dan berniat membawanya di sore hari.

Persoalan lain muncul, bagaimana cara pulang? Tentu saja kalau pakai angkot butuh 3 kali naik angkot sedangkan Ayah harus segera bersiap ke sekolah. Jam sudah menunjukkan angka setengah 8 saat beliau memintaku mencari bantuan.

Permohonan bantuan pun disebar kepada beberapa orang yang terlintas di kepala, Biidznillah mang Kais siap membantu menjemput. Laa Haula walaa quwwata Illaa billahil 'aliyyil 'adziim.. Alhamdulillah 'alaa kulli haal.

Ayah tentu tidak bisa berangkat ke sekolah yang jaraknya cukup jauh dari rumah dengan berjalan kaki, ke sekolah pun tak ada akses angkot jadi beliau menghubungi kakak saya dan meminjam motor yang kebetulan sedang tidak di pakai.

Hujan turun dengan deras, motor masih di warung kenalan kami. Saat hujan agak reda, Ayah pamit kajian dengan putrinya, kebetulan tempat kajiannya dekat dengan warung tempat kami menitipkan motor, "mau sambil memperbaiki motor." Katanya.

Saya kurang yakin soalnya hari masih hujan dan kajian biasanya sampai isya. Dan ternyata memang benar, motor belum keburu diperbaiki karena kemalaman.

Finally keesokan harinya yakni hari ini sambil menjemput adik Umar, Ayah kembali kesana memperbaiki motor. Oh ya tadi pagi Umar berangkat diantar Ayah sampai gerbang SMK, pulang di jemput lagi..

Pulangnya sihijau kembali dipakai adik Umar dan Ayah berkendara X-Ride. 

Motornya sudah sembuh? No, belum. Itulah karenanya motor cepat-cepat dipakai Umar karena motor harus tetap nyala setelah diperbaiki. Alasannya? Aku nya mati.

Sampai rumah, Ayah langsung membeli Aki seharga sekian rupiah dan memasangkannya ke si hijau dibantu Umar.

Sekian cerita si hijau hari ini. Hee... Semoga Allah mudahkan urusan kita semua 

Balananjeur, Kamis, 25 November 2021

Sakit Lagi (Masih Day 2)

[25/11 15.45]
Selalu ada orang baik di sekitar kita. Nah pertanyaannya, kita udah jadi orang baik belum? Udah jadi seseorang yang bermanfaat belum? 

"Ah Defa, pinter nuntut orang agar baik sama anda, dirimu apa kabar?" 😭 

Well, karena saya sudah cerita all about dua hari ini jadi saya juga perlu cerita kalau Alhamdulillah sekarang sudah ada perkembangan. Tangan dan kaki sudah mulai kembali berfungsi dengan baik, mata yang kemaren agak buram tapi masih bisa dipakai main hp Alhamdulillah rasanya sudah semakin membaik fungsinya, yang masih butuh waktu untuk kembali membaik sepertinya berpusat di pencernaan terutama lambung dan usus. Tapi Alhamdulillah sudah tidak sekeras kemaren. Keras? Yup kayak kram tapi bukan.

 Apa sih sebabnya? Ini berkaitan dengan pertarungan imun dan organ 🀭 qodarullah wamaa syafaa'ala. Tadinya sempat mikir mau nginep di RS karena merasa sedih aja harus di urus suami teh. Nggak nyaman lihat beliau masak atau menyiapkan makanan buat saya,bahkan saya harus menunggu Kakang atau anak2 pulang saat haus melanda, ya saya harus menunggu ada yang pulang ke rumah mengambilkan air minum karena saya tidak bisa ngapa-ngapain.

Saya benar-benar tidak bisa mengurus diri saya sendiri ataupun keluarga. Merasa sangat tidak berarti? Ya, dan itu sangat. Sampai seharian nangis karena perasaan seperti itu. Setelah nangis mah plong lagi, seperti itulah perempuan, tangis meredakan sesak. 

Untuk apa saya berbagi rasa seperti ini? Setiap orang memiliki luka, tak apa jika engkau merasa ingin bercerita atau menuliskannya #writingforhealing. 

Minta tolong? Yang agak bikin worried itu kalau meninggal nggak ada yang tahu karena saya sendirian di rumah karena itu aktif nulis biar ada yang mantau, "Oh, masih hidup." Hahaha.. miris ya? Enggak sih, inilah hidup, setiap orang di uji dengan cara yang tak sama. 

Oh ya, sepertinya rencana nginap di RS nggak jadi soalnya saya merasa yakin besok kondisinya sudah semakin membaik insyaAllah. Setelah ini saya mau beres-beres seisi rumah, melipat pakaian, berkebun, masak nasi dan air di hawu, oh ya saya mau bikin nasi bakar untuk kakang dan anak-anak (ngirim buat Aa Quthb juga), isiannya pakai tumis cumi Pete..hee

Saya juga mau bikin kentang Mustofa dan tempe kering juga sambal teri buat bekal Aa di kost an. Trus mau beberesih di pekarangan sambil mencabut rumput dan hmm..oh ya, saya mau lari minimal 6 putaran di lapangan tanjung kerta kurang lebih dapat 3 KM. Trus mau badminton juga, mau main sama de Olin... And then ikut ke Pangandaran 🀭 banyak banget list nya nya. Well 'alaa kulli haal, untuk yang memiliki kesehatan yang baik, pergunakan waktu sebaik-baiknya ... Semangat sehat yaaa πŸ₯°πŸ₯°

Balananjeur, Kamis, 25 November 2021

Sakit Lagi (day 2)

[25/11 06.21]

 Karena motor yang satu lagi mogok (again? Ya) jadi Umar berangkat nya bareng Abi.rencana diantar sampai gerbang SMK lalu Abi putar balik ke Mts, hari ini kebetulan jadwal ngajar di Mts. Ayah itu nggak pernah cerita ke anak-anaknya bagaimana rasa sayangnya, kecuali pada anak perempuan mah bisa sehari berapa kali bilang, "Abi sayang kamu, Nak." dan kalimat sayang lainnya. Pada anak laki-laki biasanya banyak nanya ke Umminya, "Mi, Aa Quthb tos nga WA? Tos emam teu Acan? Nuju naon? Sehat? Aya tugas?" dll. Atau, "Mi, Umar tos emam? Tadi kumaha di sakolana? Teu kahujanan?" Padahal bisa nanya langsung yaa..tapi begitulah ayah, pecinta dalam sunyi. Pagi ini sambil berpegangan ke dinding berusaha berjalan sampai ruang tamu demi melihat mereka berangkat... Sedih? Banget. Apalagi pas lihat kakang maraban Ayam sebelum berangkat dan Umar menyiapkan motor saat Ayah marab Ayam, trus ngageuleuyeung diantara gemuruh doa dan insyaAllah kepak sayap para malaikat yang mendoakan.Juga pekarangan yang mulai bala,sehatlah duhai aku!

**********

[25/11 06.57] 

Mencium wangi masakan dari rumah mamah, mendengar fty memanggil Hujaimah, mendengar suara Ara yang mungkin sedang menunggu masakan, menunggu de yang sedang mempersiapkan diri berangkat ke sekolah, mendengar suara wa popong sedang berbicara dengan Abang Hamzah, lalu ada cericit burung yang kali ini tak bisa kulihat karena kalau harus memaksakan diri untuk duduk dan berbalik ke belakang rasanya luar biasa Allahu Akbar. Apa kabar pagi? Tadi melihat sampah di depan rumah ni pengen banget sasapu, lalu ada tumpukan pakaian yang belum dirapikan, ingin ini itu banyak sekali, qodarullah 'alaa kulli haal . Tadi dapat penjelasan kemungkinan sistem imun nya yang sedang menganggap lambung dan usus sebagai musuh,laa Haula walaa quwwata Illaa billahil 'aliyyil 'adziim. Sungguh luar biasa cara Allah, MasyaAllah Alhamdulillah 'alaa kulli haal .. semoga menjadi thohuurun insyaAllah. Tilawah, Membaca buku, menulis, hmm apapun yang bisa dilakukan sembari berbaring...lakukan saja!

**********

[25/11 08.01]  Bagaimana caramu mengatakan, "aku kuat?" Sedangkan kamu lemah dan tak memiliki kekuatan apa-apa. Sungguh seringkali tangis meluruhkan rasa.. tak apa saat engkau ingin menangis, merasa harus menangis


**********

[25/11 12.58] Saya memiliki banyak perbedaan dengan laki-laki ini. Saya seneng mikir, punya banyak ide di kepala, nggak bisa tidur sebelum masalah selesai, seneng ngomong. And he, dia akan tetap tertidur pulas sekalipun saya sedang ngomong panjang kali lebar kali tinggi ..

Well, i am is the big problem buat dia πŸ˜…πŸ˜…

**********

[25/11 13.14] 

 2 hadits perhari? No, kan sambil dihapal.. kadang hapal yang kedua, lupa yang pertama.. menghafalnya waktu masih jadi si putih abu, murojaahnya sepanjang hayat.

**********

[25/11 13.23] 

 Saat saya menulis di blog, saya tidak terlalu memikirkan apakah akan ada orang yang membacanya atau tidak bahkan saat saya membagi link pun tidak ada terbersit pikiran, "harus dibaca orang lain." Saat berbagi ya berbagi saja... Yang ada dipikiran saya hanya bahwa catatan saya akan menjadi warisan, jejak kisah yang berharga untuk anak-anak saat saya tiada kelak.

*********


Balananjeur, Kamis, 25 November 2021

Rabu, 24 November 2021

Sakit Lagi (Masih day 1)

[24/11 16.15] 

Sedang berpikir tentang menerbitkan minimal 7 buku tea, mikir aja kira-kira apa yang pengen banget dibuat buku. Maksudnya warisan jejak seperti apa yang kiranya bisa menjadi amal jariyah bahkan meski saya sudah berbalut tanah. Saat mikir teh tubuh tidak berhenti merespon, MasyaAllah luar biasa sakitnya. Lalu saya katakan pada tubuh saya sendiri, " come on, kita tidak sedang memikirkan sesuatu yang enggak-enggak, aku juga pengen atuh punya amal jariyah. Bekerjasamalah, please! Aku nggak mau hidup yang sekedar numpang nama." Berlebihan banget ya but kadang ngasih motivasi buat diri sendiri teh sok butuh kalimat seperti ini, qodarullah hari ini belum berlaku dan doa tetap menjadi senjata. Bukan senjata pamungkas tapi senjata utama, "Robbana.. dzolamna anfusana wailam taghfirlanaa watarhamnaa lanakuunanna minalkhooshirin." Masih mikir buku apa ya, tapi tiba-tiba ingat, nggak apa-apa kalau sampai tdk mewariskan buku sendiri juga.saya kok yakin kalau suatu saat anak-anak akan menuliskan kembali yg sudah saya tulis

**********

[24/11 18.27] 

Adik Umar bilang, "sambil berbaring saja, Mi!" Padahal memang ada rukshoh tapi merasa masih mampu sambil duduk, berdiri mah benar-benar nggak kuat. Tadi pagi mah waktu jalan kaki mau periksa teh nggak kuat buat nggak nangis, kebayang nggak bibir tetap senyum tapi air mata berisik berjatuhan? Hee begitulah, saya yang tidak ingin orang melihat saya sakit (meski suka berbagi kabar sakit) tapi mata tetap tidak sanggup berbohong. Kondisi seperti ini pernah terjadi sekitar bulan februari 2019, waktu itu teteh Aufa masih dalam tahapan seleksi. Selama ini kalau berdoa minta yang terbaik dari Allah, hari itu doanya ditambah, "ya Allah loloskan Aufa dan berkahi serta rahmati ia disana! Lindungi ia dan muliakan ia dengan ilmu!" Saya masih ingat doa itu terucap saat saya sedang sangat sakit sebelum adzan Maghrib, denger teteh Aufa lagi nyuci piring, nyuci baju, lalu masak dan beres-beres hati saya tdk tega,jd saya berdoa untuk lolosnya teteh.Lafal dia yang tidak pernah ditautkan kecuali hari itu. Kini sakit itu kembali

**********

[24/11 18.37] 

Menjelang Maghrib tadi ngobrol sama dik Umar tentang ajal, "mati itu tidak memandang sakit atau tua. Tapi perkara waktu, jatah hidup sudah habis, jatah rezekinya memang sudah selesai. Tapi tetap saja merasa kehilangan saat tahu ada yang pergi padahal nggak kenal." Nah ummi merasa kembali diingatkan, kadang setiap mulai sakit lagi yang diingat teh kematian.. bukan pesimis sih, sebenarnya hanya berusaha optimis menyiapkan waktu kematian dan berdoa agar meninggal dalam keadaan terbaik. Tapi saya lupa setiap kali membahas itu ada hati yang terluka, seharusnya saya hanya membahas mimpi dan termasuk mimpi untuk berkumpul kembali di syurga Allah. Kalau membicarakan perpisahan mah katanya ngrasa ada yang tingnyaraut dalam hati, sakit sebelum benar-benar kehilangan itu lebih menyakitkan katanya. Padahal niatnya agar kita semua lebih bersiap. Ibu ini cerita terus ya? Hahaha.. maksudnya mengalihkan rasa sih. Kebetulan penghuni rumah sedang kajian.


**********

20.15

De Olin tadi ikut kajian sama Abi, biasanya kita berangkat bertiga ya Nak.

Kelam? Tidak, hidup juga tidak melulu soal dua warna hitam atau putih, cerah atau kelam. Lha ini muqoddimah apa πŸ€”πŸ˜… Well, yang mau saya ceritakan adalah obat pereda sakit. Bukan berarti nggak mau sabar dengan rasa sakit sampai minum analgesik tapi ada kesempatan minum pereda sakitmah ya udah dinikmati, jadi pas mulai berkurang sakitnya bisa beribadah dengan lebih tenang. Tadi malam coba pakai Paracetamol tapi tetap sakit sampai semalaman nggak bisa tidur, pindah kamar hanya agar kalau nangis tidak sampai membangunkan seisi rumah. Pagi-pagi baru minum analgesik, Alhamdulillah bisa tidur. Siangnya tetap sakit, untuk mengurangi dan mengalihkan sakit teh nyimak tilawah sambil nulis. Masih sakit, tetap nyimak tilawah. Tidak juga berkurang? Tetap nyimak tilawah sambil nulis di blog bagaimana sakitnya, Alhamdulillah berkurang. Ba'da Magrib minum analgesik lagi, Alhamdulillah sekarang mulai berkurang sakitnya. Hanya ada sedikit nyanyautan sama demam, ya tiba-tiba sj demam mungkin reaksi tubuh nahan sakit.Allahu a'lam😍

Balananjeur, Rabu, 24 November 2021

Selasa, 23 November 2021

Sakit Lagi (day 1)

Kalau ke RS paling dikasih 3 resep obat, jujur saja lumayan berat minum obat teh soalnya langsung mual muntah.. tapi yaa dinikmati saja dulu. Kali ini apa? Kali ini ada radang di lambung dan usus halus jadi rasanya murilit pisan, persis waktu pulang dari Pangandaran kemaren. Cuma waktu kemarenmah ada gejala teh langsung aware ambil jeda buat istirahat. Kali ini merasa akan baik-baik saja jadi tetap beraktivitas seperti biasa, alasan lain mungkin karena kemaren teh belum benar-benar sembuh trus karena merasa sudah baikan jadi kayak kuda kaluar Tina gedogan, semua yang nggak bisa dilakukan waktu sakitteh dihantam semuanya. Ngrasa enak soalnya ngrasa sudah sehat lagi, namun saya keliru, kambuh ternyata akan jauh lebih sakit. Oh iya saya lupa... Yang terasa jauh lebih sakit dari sebelumnya, sekarang mah gerak sedikit sakit, mikir atau feel not comfortable langsung sakit. Seperti tadi pas tahu ada kabar kelakuan negatif remaja di Pagerageung yang langsung masuk news di Priangan timur, langsung sakit MasyaAllah.

Karena tadi periksa nya di mantri kampung, obat nya sebanyak ini. Jadi inget, dulu mah dikasih obat teh sampai 7 macam atau 6 macam. Jangan tanya itu obat apa 😁 sekarang mah nggak sebanyak dulu, tapi tetap saja beres minum 1 obat teh langsung ambil posisi tidur telentang biar nggak sampai muntah, begitu seterusnya sampai obat habis. Ini ikhtiar ya sahabat, jangan saling memperdebatkan cara ikhtiar orang lain selama tidak keluar dari koridor yang diperbolehkan syariat mah. Kita tidak pernah tahu bagaimana mereka bertahan dalam sakitnya.. oh ya by the way about sakit, banyak banget hikmahnya diantaranya insyaAllah berusaha lebih dekat sama Allah dan banyak-banyak dzikrullah. Why? Sudah bukan rahasia umum kalau sakit membuat kita ingat mati, seolah jarak dengan kematian itu jauh lebih dekat meski kematian bukan dikhususkan buat orang yang sakit tapi untuk setiap yang bernyawa, Kullu nafsin daaiqotul mauuut. Daripada menangisi lebih baik cari peluang tetap produktif sesuai kapasitas diri dan syukuri!
Mengetahui sakit yang dirasakan diseputar pencernaan, gadis kecil ini membelikan Yakult, MasyaAllah sungguh inisiatif dan perhatian yang baik dan saya insyaAllah sangat mengapresiasinya, mengapresiasi usahanya. Setelah tadi pagi membantu Ayah merecoki pekerjaan.. hmm kali ini ayah membantu memasakkan nasi, nasinya super lembek karena menyesuaikan dengan kondisi pencernaan saya. Lalu mencucikan pakaian dan menjemurnya, menyusul dik Umar di Banjarsari karena motornya mogok, terakhir menyiapkan makanan untukku dan menemani hingga saya kembali tertidur. Setelah de Olin pulang, Ayah bergegas berangkat ke sekolah karena ada jadwal mengajar, menitipkan yang sedang tertidur pada putri bungsunya dan terutama pada Allah yang maha melindungi. Tadinya saya bilang mau ke rumah mamah kalau tidak ada siapa-siapa di sini mah, saya takut sendirian saat sakit. Kadang terpikir kalau ternyata jatah usia habis trus tidak ada yang menalqinkan atau nggak ada yang tahu atau ah entahlah ini sepertinya ketakutan yang umum ya πŸ₯Ί

Jam 4 nanti jadwal kajian, saya sangat ingin menghadirinya. Jadwalnya di sukaresik dekat mie ayam Kubang, oh hey saya ingin datang bukan karena ada tukang mie ayam tapi karena saya senang dinmajlis ilmu itu. Banyak hal dibahas terutama tentang problematika ummat dan menilik sejarah bagaimana penyelesaian hal itu dimasa lalu karena sejatinya sejarah itu berulang. Jadi kita bisa belajar dari kondisi umat terdahulu dan tentu menyesuaikan dengan zaman yang sedang berlaku. Saya senang di majlis itu dan biasanya meski datang dalam kondisi sakit pulangnya langsung segar bugar karena merasa senang. Saya memang pipilih saat bermajlis, jika didalamnya membuat saya tidak nyaman mah saya tidak suka berpikir lama untuk memilih get out dari majlis. Patokannya nyaman? Oh bukan, tapi apa saja yang biasa dibahas disana. Nyaman or tidakmah hanya dampak dari bahasan saja 😁

Untuk apa saya menuliskan dan membagikannya? Ada yang tahu kenapa? Saya pernah menuliskan ini, bahwa menulis salah satu cara saya menyimpan jejak kisah, menulis juga mengurai sakit, tulisan kita adalah warisan kita untuk anak cucu. Bahkan sakit sekalipun nggak masalah saat itu ditulis atau dibagikan.. jangan berharap orang percaya tujuan kita karena tidak sedikit orang yang berpikir negatif tentang cara kita menuangkan rasa,asa pun opini dan pengalaman dalam tulisan. Nggak apa-apa, kita tidak sedang mencari penilaian ataupun apa kata orang, kalau kita yakin maka lakukan saja! But, satu hal yang paling dikhawatirkan, thats About niat. Niat itu bukan saat kita merasa ikhlas karena Allah karena kita nggak pernah tahu kita sudah ikhlas atau belum, niat kita sudah lurus lillahi ta'ala atau belum. Kalau kita ingin melakukan sesuatu trus nggak jadi karena takut riya' atau semacamnya, itu juga riya' yang sebenarnya..jadi yang perlu kita lakukan adalah; lakukan dan luruskan niat, semoga Allah membimbing hati kita.

Balananjeur, Kamis, 24 November 2021.
12.08 Siang

Senin, 22 November 2021

Ke Pangandaran Yuk! (bagian 3)

Melanjutkan cerita yang tertunda..

Sebenarnya nggak ada masalah sih meski nggak disimpan juga, tapi saya ingin setiap jejak tersimpan lama dan harapan paling besar sih semoga memiliki nilai kebaikan di sisi Allah. Aamiin yaa Allah 🀲

Bagian ini pengen cerita tentang kehadiran Ayah buat anak perempuan yang MasyaAllah bikin takjub. Yah, its about Abi untuk de Olin terutama selama perjalanan.

Mulai dari bertanya kesediaan de Olin untuk ikut ke Pangandaran, lalu pendampingan selama di perjalanan dan menjadi teman bermain selama di sana kemudian saat pulang lagi ke rumah.

Ayah bertanya apakah de Olin ingin pergi liburan ke Pangandaran ataukah tidak, de Olin menjawab iya, de Olin sedang sangat ingin ke Pangandaran, ingin main di pantai katanya. Lalu Ayah bertanya apa saja yang ingin dibawa putrinya saat kesana, maksudnya bawa bekal makanan apa. Dan Ayah berusaha mencari uang untuk membelikan bekal yang diinginkan anak perempuannya itu.

Sepanjang perjalanan, Ayah mendampinginya tanpa melepaskan pelukannya. Well, de Olin tidak suka naik mobil, dia selalu berpikir kalau mobil membuatnya pusing dan mual. Kadang memang hanya ketakutannya saja tapi kadang benar-benar membuatnya muntah, ayah tahu itu. Ayah juga ingin memberi kesempatan Ibu untuk menikmati perjalanan jadi dia menghandle urusan anak selama perjalanan.

De Olin bersikeras tidak mau pakai AC, ingin sambil nonton YouTube dan tidur di pelukan Abi. Semua Abi kabulkan..

Saat dia muntah, Abi bergegas menyiapkan kresek hitam dan mengelap sisa muntahannya, mengurut punggung anak perempuannya lalu membiarkannya tertidur dalam pelukannya. 

De Olin tidak ingin tangan Abi bergerak sedikitpun dan Abi melakukannya demi membuat buah hatinya nyaman. 

Saat saya memintanya agar saya mendampingi de Olin, dia mengatakan bahwa saya sudah sering melakukannya saat anak-anak kecil maka dia meminta melakukannya saat anak-anak besar. Meminta saya untuk istirahat dan menikmati perjalanan.. MasyaAllah..

Bersambung..

Minggu, 21 November 2021

Ngobrol di Perjalanan

Sepanjang perjalanan pulang dari kost an Aa,saya dan Kakang ngobrolin banyak hal mulai dari ngobrolin anak-anak (Aa, Adik, Teteh, dan Ade) lalu ngobrolin cuaca, ngobrolin buku yang lagi dibaca, ngobrolin banyak hal pokoknya mah. Kayaknya sepanjang jalan itu si 20 rb kata tunai, kakang juga cukup aktif menimpali .ya kan namanya juga ngobrol jadi pasti dua arah kan ya 😁

Sepanjang perjalanan pulang itu kami juga berbincang tentang waktu, berat rasanya berpisah, "tapi ummi Ridha dan ikhlas lho bi, insyaAllah. Berat kayaknya hanya soal rasa dan terutama kenangan dan sesal tapi selebihnya ummi merasa optimis, its better for mereka. Ternyata ya Bi, tugas kita sebenarnya selain membimbing anak menjaga fitrah keislaman adalah menyiapkan mereka untuk mencapai kemandirian. Mandiri in everything.. rasanya kok kayak gimana ya, kalian kok tiba-tiba udah besar,udah Segede in? Lha emang kemarin-kemarin kita kemana aja ya? Padahal everytime mendampingi mereka..tapi kok serasa mimpi ya?" Banyak kata terucap dengan kakang yang menimpali, "iya ya Mi, asa baru kemarin."

Nah, bukan hanya ibu yang berpikir, "asa baru kemarin" ternyata Ayah juga memiliki pikiran yang sama meski cara kami melerai rasa pastilah tak sama.

"do you know, bi? Aku teh antara pengen nangis feel excited sama senang soalnya anak-anak bisa diajak kerjasama saat ummi bilang kalau kita itu kelak akan dihisab dengan amal kita sendiri-sendiri,jadi mohon kerjasamanya untuk menjaga diri masingmasing agar tetap dalam koridor yang Allah sukai. Jangan buat Allah marah yaa! Please, ummi sayang sama kalian sedangkan ummi tidak selamanya bersama kalian. Jaga diri ya! Jaga iman dan adab. Pas ummi bilang hatur nuhun ke mereka, kok refleks bilang maaf juga ya? Oh ya Bi, ternyata anak-anak itu memori penyimpanan yang jauh lebih kuat ya Bi, sama MasyaAllah bukan miniatur tapi bahan muhasabah ortu. Saat kita berbuat apapun, baik atau keliru, nanti Allah perlihatkan melalui anak-anak kita MasyaAllah kita jadi sadar kalau kita butuh Allah untuk melahirkan pribadi yang jauh lebih baik dari kita." 

See, ibu-ibu..entah akan berapa panjang, selalu saja ada hal yang bisa disampaikan kepada suaminya, tentang apapun.

Dan untuk anda para suami, saat anda bersedia menjadi pendengar aktif maka percayalah bahwa anda sedang menanam biji kebaikan bagi keluarga anda.

Obrolan lainnya adalah tentang keinginan saya untuk bisnis apa saja yang bisa mengundang pundi rupiah 🀭 , "aku tuh cuma pengen bantu, nggak ada pikiran pengen sesuatu buat diriku sendiri. Terutama buat biaya pendidikan anak-anak, aku mau anak-anak belajar setinggi-tingginya. Bukan karena aku tidak mendapatkan kesempatan seperti itu tapi karena aku ingin mereka menjadi seseorang yang berilmu dan alim dengan ilmunya hingga kelak saat Allah bertanya waktu dihabiskan untuk apa mereka bisa menjawab kalau waktunya untuk mencari ilmu di jalan Allah dan mengamalkannya dalam kebaikan. Do you know, Bi, setiap kali berbicara tentang tholabul ilm dada ummi seolah membuncah dengan tekad dan harapan, ummi tidak memiliki ketertarikan akan emas atau permata bahkan pakaian atau aksesoris perempuan tidak membuat ummi merasa perlu memilikinya. Ummi hanya ingin baik Ummi, Abi atau anak-anak memiliki gairah yang tinggi akan ilmu dan ketaatan pada Allah. It's so difficult, but i know we can dengan pertolongan Allah insyaAllah. Pertanyaannya, bisnis apa yang bisa ummi kerjakan dengan segala keterbatasan yang ummi miliki?" Saya mulai beradaptasi terutama dengan kondisi tubuh ataupun kondisi ekonomi, yang perlu saya lakukan adalah mencari atau membuat peluang yang tepat dengan melihat kemampuan diri jadi tidak perlu melihat, "oh iya, itu yang dilakukan orang lain jadi aku pun hanya perlu meniru " No, saya tidak senang saat harus mengikuti cara orang tanpa melihat kemampuan diri sendiri.

Beliau pun dengan pandangannya bahwa beliau juga harus membuka peluang lain mengingat anak-anak bertumbuh besar dan memerlukan biaya yang lebih besar dari sebelumnya. MasyaAllah dan inilah yang menjadi bahan muhasabah kami, cara kami mengingat ortu kami; bahwa yang ada dalam fikiran ortu semuanya berpusat pada kebaikan untuk anak-anak.

Apapun dilakukan untuk anak-anak, segala fikiran dan semua yang diobrolkan adalah tentang anak-anak. Bahkan sampai lupa lelah atau usia dan apapun, harapan dan termasuk usaha nya lebih banyak dimaksudkan untuk anak-anak, untuk kebaikan anak-anak.

Mikirin pengen ini itu, di benak teh, "kayaknya anak-anak bakal suka."
"Ini kayaknya pas buat anak-anak."
"Anak-anak suka ini atau nggak?"
Dan lain sebagainya..

Auto ingat mamah dan emak, Apa dan Bapak Allohu yarham, mereka pun pasti seperti ini atau mungkin lebih ..

MasyaAllah..

#catatandefa 

Balananjeur, Ahad, 21 November 2021

Kamis, 18 November 2021

Masih disini

Pagi ini masih disini merenungkan apa yang sudah dilalui, yang sudah diucapkan, yang sudah dilakukan, yang sudah digulirkan. 

Seringkali interaksi sosial membutuhkan kesiapan, bukan hanya kesiapan untuk menjaga adab diri tapi juga kesiapan berlapang hati dan kesiapan untuk mendapati ucapan atau sikap kita di salah artikan orang lain. Apalagi jika interaksi sosialnya hanya sebatas saling mengenal dzahirnya semata, tak benar-benar saling mengenal.. 

Saya masih disini, merenungkan kembali apa yang sudah terjadi, cara saya mengevaluasi diri. Cara saya menjadikan apa yang tlah berlalu sebagai pembelajaran untuk hari ini dan hari esok. 

Melihat jauh ke dalam diri, seperti apa saya di hari-hari yang telah lalu. Bagaimana saya terhadap orang lain; terhadap orang-orang di sekitar saya, suami dan anak-anak saya. Terhadap ibu dan saudara-saudara saya, terhadap tetangga, kerabat dan semua yang berinteraksi dengan saya.  

Saya masih disini.. 

Sesekali ngarenghap agak panjang saat mendapati banyak hal yang saya khawatirkan justru merugikan orang lain. Sesekali menyeka air mata, takut Allah murka. Sesekali sesenggukan, sungguh aku takut.. 

Saya masih disini.. 

Berteman sunyi di awal pagi. Menimbang-nimbang apa yang harus saya lakukan untuk memperbaiki diri. Saya tak ingin diam membiarkan diri tetap dalam kekeliruan saat saya berlaku keliru, saya tak ingin berdiam diri membiarkan lisan tetap melafalkan kalimat yang tak elok diucapkan atau membiarkan jemari tetap merangkai kata yang tak membawa faedah sama sekali atau membiarkan telinga dan mata mendengar dan melihat sesuatu yang lebih utama saat dihindari. 

Saya masih disini, 

Merenungkan dan mengevaluasi diri, Hari-hari yang telah berlalu untuk hari esok ku di dunia dan di akhirat. 

Saya masih disini, 

Mengingatkan diri yang sering alfa.. Lukiskan hari yang membawamu pada Ridha Ilahi! 

Saya masih disini, awal pagi ini dalam sunyi bersama tasbih pepohonan dan kongkorongok ayam.

Selasa, 16 November 2021

Rindu itu Menjeda

Salah satu hal yang membahagiakan saat bisa memasakkan makanan favorit shalihah kami Aufa Ashfiea Ridwan. Setelah sekian lama menggenggam rindu, MasyaAllah laa Haula walaa quwwata Illa Billahil 'aliyyil 'adziim, ini adalah karunia yang sangat besar dari Robbku.

Tempe geprek, bubur kacang hijau, tumis jamur, sayur kacang merah, sop bening, cilok goang dan ayam geprek (ayamnya baru di ungkep :D )

'Alaa kulli haal, sangat membahagiakan. Fabiayyi aalaairobbikumaa tukadzdzibaan?!

Suatu hari kakang bertanya, "hal apa yang hingga sekarang membuatmu masih sering menangis?" salah satunya karena saya rindu memasakkan makanan favorit Putri kami ini, saya juga rindu menemaninya yang sedang makan dengan wajahnya yang selalu berbinar.

Rindu ini kini menjeda, meski sebentar tak mengapa... Sungguh ini karunia yang sangat besar dari Robb kami yang membuat hati tak henti melafal tahmid. Rindu ini kini menjeda, meski esok kembali memeluk rindu, setidaknya hatinya kembali menghangat terobati.

17 November 2020

Disini

Di sini sepi, 
Ada suara jangkrik, tongeret, bangkong dan toke yang meramaikan sepi yang ada
Hanya terlihat beberapa bintang berkelip di atas sana

Disini sepi, 
Tak ada suara laju kendaraan, hanya suara jangkrik, tomgeret, bangkong dan toke yang memecah sepi dengan suaranya yang riang

Disini sepi dan dingin, 
Dengan Olin yang terus berlarian dengan riang, dalam rindunya ia tetap ceria

Disini sepi, 
Tapi saya suka berada disini.. Dengan jaket ini dan Olin yang berlarian dengan gembira.

17 November 2020

Senin, 15 November 2021

Bukan Keluarga Bergelimang Harta

Kami tidak lahir di keluarga yang bergelimang 'harta' kecuali harta mendapat karunia seorang ayah dan ibu yang memberi kami harta terbaik dalam hidup : mengenalkan dan menuntun kami mencintai Allah dan RasulNya.

Kami tidak hidup di keluarga yang bergelimang 'harta', meski kami tidak pernah kekurangan materi... Istilah orang2mah berkecukupan alias cukup untuk menghidupi keluarga dan cukup untuk menunaikan tugas lain sebagai seorang hamba (zakat, infaq, shodaqoh).

Ayah kami (Allohu yarham) aktif berdakwah ilalhaq bukan untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah, meski saat itu penghasilan nominal guru PNS tidak sebesar hari-hari ini dan cenderung untuk gali lobang tutup lobang. 

Dakwah ilalhaq adalah kewajiban, dan mencari nafkah untuk keluarga juga kewajiban, dan memudahkan kesulitan seorang hamba adalah kewajiban saat kita mampu.

Gaji PNS saat itu terbilang kecil... Ayah sendiri bahkan membagikan sebagian gajinya pada guru honorer yang mengajar di tempat ayah mengajar.. Sehingga nominal gaji yang sampai ke mamah secara kasat mata tak mungkin bisa untuk memenuhi kehidupan 10 anak (minus yang sudah menikah) untuk jangka waktu 1 bulan sampai datang hari gajian bulan kemudian...bahkan tidak pernah berhutang. Bahkan cukup untuk berinfak fii sabiilillah... Bahkan cukup untuk bershodaqoh... Bahkan cukup untuk mencukupi kebutuhan sekunder lainnya..

Ah, akal kita yang selalunya berfikir terlalu pintar seringkali mematahkan fakta seperti itu, meski itu benar terjadi akal yang tak terbendung iman seringkali menggugat fakta dengan tanya,"ah, bagaimana mungkin?"

Dan mungkin memang tidak benar-benar mungkin.. Meski ini benar adanya.

Allah memberikan rizkiNya pada siapapun yang DIA kehendaki. 
Bukan hanya dari arah yang kita yakini sebagai arah datangnya rizki itu...

Berjualan telphon rumah, berjualan buku dan masih banyak perniagaan lain yang dilakukan ayah di luar tugas dakwahnya yang cukup padat waktu itu.

Tidak sedikit yang terjual, meski juga tidak terlalu banyak, namun dari setiap usaha itulah kami di tarbiyah untuk beriman dengan ,"sami'na wa atho'na. Just believe Allah." 
bukan dengan, "oh ternyata jika seperti ini akan berakhir seperti ini atau akan menghasilkan ini."
Kami di didik untuk berusaha dengan segenap kemampuan kami bukan hanya untuk urusan dunia kami, tapi untuk bekal di kehidupan sebenarnya...di akhirat kelak.
Kami dibimbing untuk mencintai yang kami lakukan tanpa perlu terpengaruh hasil akhirnya seperti apa...namun tetap dalam koridor berjuang karenaNya dan untukNya

Kami dididik untuk mencari penghidupan yang halal dan thoyyib dengan tetap menjaga iffah kami..
Kami dibina untuk bershabar dan bersyukur, yang itu adalah kunci kebahagiaan seorang hamba..
Kami di ajarkan untuk tidak mengeluhkan yang sedikit dan pongah pada yang banyak
Kami di perkenalkan pada banyak hal dalam kehidupan melalui usaha yang dilakukan ayah dan senyum kesyukuran mamah..

Yaa...meski kami tidak pernah bisa benar-benar menjadi seperti yang mamah dan ayah ajarkan. Tapi, kami tahu bahwa hampir semua da'i dan ulama mengajarkan hal yang sama...
Mereka berdakwah karena dan untuk Allah..
Dan mereka tidak melupakan kewajiban mencari rizki yang halal dan thoyyib untuk keluarganya dengan cara yang halal juga thoyyib.

Iman...tertanam didalam hati
Ia, terucap di lisan
Dan ia, terealisasikan di amal nyata

Iman pada Allah bukanlah hanya sekedar mengatakan, "tentu saja saya percaya pada Allah." tapi hati mengembara terlalu bebas menafikan iman yang pernah terucap itu sendiri.
Tapi sikap bertolak belakang dengan iman yang terucap di lisan itu sendiri.

Allahu Arrozaak... Allahu Al ghoniy.. Allah maha pemberi rizki, Allah itu maha kaya.. Allah itu maha penyayang..

Jadi, apa maksud tulisan ini? Hmm... Saya membaca salah satu postingan tentang kesederhanaan vs gelimang harta para asatidz, dan jujur saja, itu melukai perasaan saya.

Baper? Mungkin saja...hee...

Dan inilah poin yang ingin saya sampaikan, "anda tidak akan tahu dan tidak akan pernah tahu tanpa anda pernah merasakannya. Ini adalah iman..dan tidak akan merasakan kecuali orang-orang yang punya rasa itu sendiri." (rasa versi aa gym dan i do agree with it :) )

Dan berlalulah fitnah..
Dan tersingkaplah kebenaran...
Sehingga semua mata terbelalak..
Namun pintu-pintu telah tertutup rapat..

#istandbyulama #saveMUI #islamisawayoflife

16 November 2016

Ngobrol Day

Sore ini edisi family day.. Hmmm maksud saya acara ngobrol-ngobrol abi, ummi dan anak2 dinikmati sambil menyantap meatball yang ummi dan Olin buat tadi pagi.

Berhubung tahfidz di masjid Al Furqon hari ini sedang diliburkan..acara yang di dominasi cerita Umar dan Aufa serta Olin bisa kami nikmati di sore hari...

"Mi, bashonya enak. Ummi yang buat, ya?" hee...pujian istimewa dari anak-anak selalu berbuah senyum, bukan?! Begitu juga yang terjadi dengan bibir ini...dengan hati ini...
Fabiayyi aalaairobbikumaa tukadzdzibaan...

Basho yang terhidang tentu saja tak seenak basho setrum favorit keluarga kami, atau basho atun atau basho wiji atau basho adi atau basho-basho lain yang beredar di luar sana... Tapi, kami membuatnya dengan cinta, jadi terasa nikmat saat di cicipi...hiii (basho cinta :D )

Bawang putih dan merica halus serta garam, seledri dan daun bawang yang di cincang serta so'un yang sudah direbus dan rawit halus bagi yang suka rawit menjadi teman yang menemani meatball di 5 mangkuk yang terhidang..

Dan nikmat itu ...dan anugerah nikmat itu.. Tak ada satu pun yang pantas untuk di dustakan.

Agenda sore ini terasa istimewa setelah sebelumnya kami bermain menyusuri petakan sawah yang mulai menguning sepulang dari pagerageung...
Menikmati rintik hujan setelah sebelumnya merasakan cuaca panas
Menikmati lambaian daun kelapa dengan sinar lembayung yang membuatnya semakin indah...
Robbanaa... Maa kholaqta haadza baathila.

"Ummi, ceritakan pada kami kisah orang-orang sholeh yang senantiasa bersyukur dengan memegang teguh keimanannya ! Ceritakan pada kami kisah bilal bin rabah yang teguh dalam mengesakan Allah meski disiksa!" dan akhirnya sebuah kisah diiringi tanya jawab dan sesekali teriakan saling mendahului mewarnai salah satu episode dari sekian episode kehidupan kami.
Hingga mangkuk tak lagi berpenghuni...
Hingga gelas tak lagi berpenghuni..
Namun bibir dan hati kembali terisi, InsyaAllah...

Wilujeng menikmati kebersamaan :)
Wilujeng sonten :)

16 November 2016

Paket November buat Teteh (bagian 1)

Kali ini coba belanja di toko yang ada di Cipicung, MasyaAllah Alhamdulillah sangat..hmm sangat apa ya 😁 Intinya beli sebanyak ini tapi tetap ramah di saku. Punya anak banyak mah tetap harus berhitung dulu nya tapi insyaAllah bukan karena perhitungan yang konotasi nya negatif 🀭.

Berangkat kesana naik angkot, pulang juga naik angkot trus turun di Genteng. Rencananya mau jalan kaki dari Genteng ke Balananjeur, nggak apa sambil nenteng dus yang lumayan berat dan besar juga. Baru beberapa langkah tangan sudah merah, ganti tangan kiri hmm apa lagi atuh kan bagian tubuh sebelah kiri mah qodarullah sedang terasa kebas, termasuk tangan. Pengen nyerah nyari ojek tapi da nggak mau naik ojek trus nggak mau balik lagi buat naik ojek (pemalas yang baik banget yaa πŸ˜ƒ), akhirnya lanjut jalan.

"Hey, masih pemulihan kan?" Tapi saya merasa senang jadi nggak ada masalah 🀭. Lagi jalan sambil menghuleng menimbang ABC sampai D eh tetiba ada yang manggil dari belakang, pakai motor apa ya ..nggak ngerti nama-nama motor πŸ˜ƒ, "Teteh, hayu bilih bade sareung ka Balananjeur!" MasyaAllah hadza min Fadhli Rabbi.. Sungguh Maha baik Allah, Inna ma'al 'usri Yusro, bukankah Allah menjanjikan hal demikian.. MasyaAllah Alhamdulillah 'alaa kulli haal.

Alhamdulillah sampai rumah Eteh dengan sedus bawaan, paket buat teteh insyaAllah.

Balananjeur, Senin, 15 November 2021

Jumat, 12 November 2021

Sakit (day 3)

[13/11 05.23] 
Awal pagi bangun dengan suasana hati yang sangat baik, kupikir hari ini aku sudah benar-benar pulih, langsung ku ambil pensil dan buku catatan harian menulis list agenda di sana yang salah dua nya adalah jogging dan lihat Arka. Aku merasa sangat sehat, jantung tidak lagi berdebar seperti yang lagi fall in love πŸ˜ƒ, kaki kiri nggak lagi perlu di seret kalau jalan, tangan kiri mulai membaik, mata mulai lebih jelas, hmm apalagi ya? Kepala, nggak seberat sebelumnya. Nggak lagi mules sama sesak nafas, berdiri sudah nggak terlalu lalanggeongan.. MasyaAllah Alhamdulillah 'alaa kulli haal. Nyanyautan? Alhamdulillah mulai berkurang. Mungkin efek oleh-oleh buku yang dibawa Kakang jadi Alhamdulillah berangsur pulih. Aku pun ke KM buat mandi, "mumpung segar." Pikirku.. but wait, perutku serasa bergolak dan finally sudah bisa ditebak kaaan gimana akhirnya? Yah, muntah-muntah menjadi bumbu cerita di awal pagi ini. "Shobron yaa nafsiy! Shobron yaa nafsiy ma'anallah!" Ucapku pada diriku sendiri. Tak apa,aku hanya perlu waktu.

*****

[13/11 05.34] 
Saya pikir saya hanya perlu mengatur nafas sebentar lagi sampai tubuh siap dengan ritme hariannya lagi. insyaAllah masih terpikir untuk jalan kaki ke Pagergeung karena kondisi tubuh sudah jauh lebih baik. Bade naon atuh ka Pagergeung? Hmm hanya jalan-jalan saja, melenturkan otot dan syaraf yang agak kaku. Oh ya, hari ini saya mau share sifat-sifat Umar yang paling menonjol selama masa kekhalifahannya yaa. Tapi saya mau cerita dulu proses cepat pulih dari sakit, kuncinya adalah feel happy. Sakit, happy? Harus dong, kalau nggak happy mah sakitnya jadi nambah ke sakit hati, duh kebayang yaa udahmah sakit fisik ditambah hati yang sakit, ah sangat disayangkan pisan. Padahal Allah siapkan banyak kebaikan dalam sakit yang Allah ujikan, jadi bersyukur saat sakit sangat wajib dilakukan.Karena apa? Hey, bukan kita yang minta sakit kaaan?!Jadi bersyukur saja untuk keadaan apapun;sakit, nggak punya uang,gak punya apalah-apalah..say it, "Alhamdulillah 'alaa kulli haal."Itu jauh lebih menentramkan dan berpahala insyaAllah😍

*****

[13/11 05.55] 
 Yang selanjutnya adalah, yang ini saya perlu berterimakasih pada suami dan anak-anak karena memberi saya kesempatan untuk istirahat penuh ; nggak nghandle pekerjaan apapun, bahkan dikondisikan untuk nggak banyak mikirin a,b,c sampai z. Intinya menjaga agar saya bisa tenang, istirahat tenang tanpa terganggu apapun. Biasanya kan suka nanya,"Mi, emam sareung naon?" Beberapa hari ini malah nanya, "Ummi pengen apa?" MasyaAllah ❤️ mereka tahu saya hanya perlu menjaga pola tidur dan pola makan (plus yang ada di kepala) untuk menjaga agar tekanan darah tetap stabil. Ini penting banget saat ini, Alhamdulillah sampai detik ini tekanan darah insyaAllah stabil Alhamdulillah. Yang agak sulit saat sakit teh selain penerimaan diri juga penerimaan orang sekitar terutama yang paling intens interaksi dengan kita, yang biasanya paling butuh kita πŸ˜… tips selanjutnya, lakukan hal apapun yang masih bisa dilakukan meski kita hanya bisa berbaring.Berbaring bukan alasan buat lost amal kan?Jd gak sia-sia kalau jatah usia kita habisteh

*****

[13/11 06.04]  
Jadi kalau ternyata jatah usia kita usai saat kita di tempat tidur, semoga yang kita lakukan menjadi hujjah kita dihadapan Allah kelak. Semoga semua yang terserak menjadikan usia kita tetap hidup. Tubuh kita mungkin sakit, tak ada yang tahu bagaimana sakitnya, tapi jangan sampai usia kita ikut-ikutan sakit. Amal itu bukan hanya buat yang sehat, tapi untuk semua yang bernyawa. It's Medan semua yang masih hidup, sehat dan sakit hanya soal ujian, ya keduanya adalah ujian. Tips lain, menulis. Bagi saya menulis seperti ini membantu memulihkan dan mengajak pikiran tetap waras. Percaya deh menjaga kewarasan itu penting, bukan hanya buat yang lagi sakit tapi yang sehat juga, buat ibu-ibu yang lagi ngbonding anak, buat guru, buat siswa, buat istri, buat suami, buat ayah, buat semua deh.. namun cara menjaga kewarasan itu beda-beda ya, ada yang caranya dengan hiking, ada yang shopping (ehem), ada juga yang reading sampe-sampe reading angka di dompet (πŸ§πŸ˜…) dan saya melaluinya dengan menulis. Ini tips ala-ala saya yaa πŸ˜ƒπŸ€—

*****

[13/11 06.34] 
Karena sekarang sudah selesai masa pengasuhan, eh belum benar-benar selesai siih, hanya sudah tidak sesibuk waktu anak-anak masih kecil, terpikir buat belajar lagi. Hey belajar memang bukan tentang jenjang yaa πŸ€— kalau mau kuliah yang paling mungkin buat usia saya dimana ya 🧐 buat apa? Hey saya ingin belajar, kalau tidak memungkinkan kuliah sejarah Islam, mau atuh belajar hukum Oge 🀭 But, pendidikan anak-anak tetap yang utama. Rencananya Aa ngambil 2 jurusan di 2 universitas yang berbeda, hari ini fokus di PTI dulu apalagi batas minimal IP nya besar banget .. MasyaAllah etamah cumlaude insyaAllah nya A. Kenapa 2? Kalau bisa 3 sekaligus mah saya tetap dukung, tapi untuk sekarang belajar itu dulu: PTI dan Hukum. Oh ya hari ini Aa masih di Tasik, ba'da sanlat ada UTS landasan pendidikan

Kamis, 11 November 2021

Sakit (day 2)

Jam 09.47

Allah sedang memberiku waktu (kembali) untuk menepi dan menyepi. Dari sini aku melihat burung Pipit yang sedang bertengger diatas kabel persis belakang kamar ini, diatas genting rumah mamah.. sebenarnya saya hanya perlu diam, dari sini pun tetap bisa melihat pelangi dan kehidupan pun burung yang terbang bebas. Melihat arakan awan, melalui jendela kamar di dekat tempat tidur. Hanya butuh beberapa hari sampai kembali pulih dan tubuh siap beradaptasi lagi dengan segala aktivitas. MasyaAllah sungguh maha hebat Allah dalam membuat skenario ya, harusnya tak boleh mengeluh, anggap saja ini saat istirahat. Ya, ini saat istirahat meski otak tak bisa berhenti bergerak. Apa kabar? Ya, aku hanya butuh waktu sebentar sampai pulih lagi.

**********

Jam 10.00

Beberapa hari lalu makan mie instan, cuma sedikit. Trus semalaman AC nyala dan besoknya bermain dibawah terik. Hanya itu saja ..hmm saya sedang mengevaluasi kira-kira apa sih sebabnya. Setelah bisa bernafas lega karena tubuh terasa baik an dalam beberapa hari lalu tiba-tiba drop lagi, saya mulai mengevaluasi diri agar kedepannya bisa lebih memperhatikan apa yang bisa dilakukan atau harus dihindari. Salah satu hak tubuh adalah mendapat kesempatan untuk terjaga dari hal-hal yang membuatnya celaka termasuk menghindari makanan yang emang nggak tepat buat tubuh kita. Ini pelajaran penting yang selalu saya lupakan, hal lainnya adalah kalau capek ya istirahat! Kalau ngantuk, tidur! Kalau lapar, makan! Haus? Minum! Ateul? Garo!...oh well, saya lagi nulis apa ini teh 🧐. Hanya menuangkan aksara yang berkelebat saja. See, diluar mulai panas..saya tak lagi berpikir untuk keluar rumah karena signal tubuh meminta untuk tetap diam. Namun, saya tidak bisa berhenti dengan aktivitas ini.. sampai titik mastatho'tum? insyaAllah.


**********

Jam 10.37.

Day 2. Biasanya nyiapin buat kakang dan anak-anak, tapi 2 hari ini jangankan masak,ngambil nasi aja minta tolong. MasyaAllah Alhamdulillah 'alaa kulli haal. Hari ini di bantu de Olin buat ngambil nasi, dia menawarkan untuk menyuapi tapi saya bilang nggak perlu karena ummi insyaAllah masih sanggup kalau makan mah. Biasanya sampai nggak nafsu makan, sekarang mah berbekal semangat agar segera pulih jadi nyari cara biar tetap ada yang masuk. Bisa sih dipaksakan untuk berdiri dan beraktivitas normal, wudhu dan mandi juga masih bisa, shalat Alhamdulillah bisa sambil berdiri.Tp kalau terlalu lama dalam posisi berdiri atau duduk atau dibawa sibuk teh akhirnya limbung karena sakit kepala yang hebat.Someday saya ceritakan di blog darimana sakit kepala itu berasal, ini menurut hasil diagnosa dokter yaa..da sayamah nggak punya kapasitas keilmuan untuk mendiagnosis ataupun bilang blablabla tentang kondisi saya.Alhamdulillah sampai hari ini Allah masih berikan kesempatan untuk memperbaiki diri dan menabung amal insyaAllah😍.


**********

Jam 11.00

Mencoba menerka dan menebak ada apa diluar sana, kok rame pisan. Ada suara yang nangis dan berteriak, oh hey jantung saya mulai berdetak tak beraturan, sakit pisan. What's going on? Mulai khawatir apa yang terjadi diluar sana.. wait, itu seperti suara Erni, ada apa? De Olin berlari mencari tahu, saya mengirim pesan pada adik saya menanyakan apa yang terjadi. De Olin kembali membawa kabar kalau Qila, cucu saya (anak dari keponakan saya) terkena musibah kena pecahan beling piring. Nyuuut, ada yang kembali berdenyut sakit. "Ummi sangat berduka mendengar kabar itu, Atos nya de jangan ceritakan lagi! Ummi nggak kuat dengarnya." Saat ini hanya itu yang bisa dilakukan, dari balik dinding dan jendela, menguntai bait doa semoga Qila baik-baik saja. "Cepat sembuh, cepat pulih! Semangat sehat lagi! Semangat menjadi khoirunnas yang anfa'uhum linnaas! Defa, jangan nangis!".

*********

Jam 12.01

Setelah benar-benar pulih mau nyicil belanja sama bikin cemilan buat teteh Aufa. Mau bikin detergen juga, insyaAllah detergen yang ramah bumi, sebagian mau dikirim ke teteh, sebagian buat persiapan Aa kalau kost nanti dan sebagian buat di rumah. Rencana mau bikin 3 atau 5 leter an, biar awet ..hee.. trus mau bikin teh mengkudu sama gardening juga, lama nggak nyapu halaman, apa kabar pekarangan rumah yaa? Selanjutnya mau beberes seisi rumah mulai dari kamar, ruang tamu, ruang tengah aka ruang baca, dapur, semuanya.. trus mau main badminton sama lari keliling lapangan tanjung kerta minimal 6 keliling. Mau hiking lagi ke gunung, tapi kata Kakang jangan dulu, agenda hikingnya di cancel. Dan apa yang sangat ingin saya lakukan? Backpacker an ke banyak tempat, asiru fil Ardhi dan menimba ilmu dalam perjalanan itu. Ngalamun.com.

*********

Jam 18.24

Tadinya pengen ikut acaranya, tapi qodarullah wamaa syafaa'ala sakit jadi hanya bisa memantau dari jauh.
Emang boleh ikut? Katanya sih boleh, saya itu degdegan kalau ada kabar tholabul ilm teh. Degdegan pengeeeen... Oh ya, sesaat sebelum Maghrib de Olin memelukku dengan bajunya yang basah, "kok basah, nak?" Tanya saya penasaran. Dia hanya tersenyum sambil mencium pipi saya, "putri Ummi nyuci piring ya? Tadi ummi dengar ada suara Trang treng trong di jamban. Itu Ade, ya?" Dia mengangguk pelan sambil mencium keningku. "MasyaAllah shalihah Ummi, Barakallah..Ummi bangga padamu, Nak. MasyaAllah hatur nuhuuuuun shalihah." Ku peluk dan kucium dua pipi dan keningnya sebagai ucapan terimakasihku untuknya. "Ummi terlihat senang sekali." Ucapnya. "Iya Nak, Ummi senang karena putri Ummi bertambah mandiri." Jawabku. "Allah suka hambaNya yang bekerja dan sungguh-sungguh ya Mi? Allah suka kalau kita mandiri ya Mi? Karena itu ummi senang. Iya kan mi?" Tanyanya. "MasyaAllah ahsanti shalihah." Balananjeur, Jum'at, 12 November 2021 #olindanummi

Balananjeur, Jum'at, 12 November 2021

Hhhh