Laptopnya mulai ngelag, speknya kurang buat coding ataupun programming bahkan buat ngerjain tugas bikin ilustrasi juga mulai suka ngadat. (Alhamdulillah Aa resmi jadi ilustator)
Ibu mulai bantu mikir keras, hmm cuma bantu mikir sama doa sih soalnya kalau bantu beliin baru mah nggak bisa 😃
Kesimpulan akhirpun dibuat; jual laptop ini lalu beli laptop baru.
But, jual laptop ini paling bagus kejual 1,5 Jt an terus laptop baru dengan spek sesuai kebutuhan paling murah ada di harga 7 Jt an. Hunting sana sini tetap dapat di harga minimal itu. Mikir pun tambah keras, doa juga tambah kenceng.. hee..
Tapi mau gimana lagi, tugas kuliahnya butuh laptop yang sesuai jadi laa Haula aja nyoba nawarin laptop ke teman yang punya konter laptop. MasyaAllah teman menyarankan untuk beli SSD, tambah ram sama perintilan lainnya. Inimah solusi yang solutif Weh. Alhamdulillah menghemat anggaran yang memang belum ada 🤭 'alaa kulli haal, jika ada yang bertanya dimanakah pertolongan Allah? Maka jawabannya adalah Inna nashrullohi qoriib, pertolongan Allah itu dekat. Padahal menurut kabar-kabari laptop ini sudah tidak bisa di upgrade alias sudah mentok di spek itu, hmm Umar juga sudah bilang kalau dia bisa mengupgrade laptopnya tapi karena si ibu sudah termakan kabar di internet kalau laptop ini memang mentok di 4 GB jadi mikirnya kecepatan; lembiru 🤭
Aa sendiri tidak menuntut beli baru tapi dasar hati ibu yang 'rumasaan' 🤭
Alhamdulillah laptopnya sudah kayak laptop baru lagi, dari yang harus beli sekitar 7 jt an dengan Ibu yang ngarenghap dalam-dalam, "ya Allah, mudahkan. Ya Allah mudahkan." Meski belum ada hilal darimana uangnya 🤭
Alhamdulillah Allah mudahkan dengan teman yang alih-alih membeli namun malah menyarankan untuk mengupgrade dan meminta kami bersabar dengan laptop ini 🤭
MasyaAllah Alhamdulillahilladzii bini'matihii tatimmushshaalihaat..
Jejak ini saya simpan di sini sebagai jejak sekaligus pengingat dan kabar. Kelak, anak-anak akan membaca ini InsyaAllah.
Kembali tentang laptop. Hmm, ini memang laptop lama. Punya ummi yang biasanya hanya dipakai buat nulis sama nyimpan photo dan videonya anak-anak. Hee kebutuhan ummi mah cuma segitu kalau soal laptop atau hp mah.
Waktu itu semua tugas Aa masih bisa kehandle via smartphone nya, tapi setelah mulai kuliah dan agak berat buat beli laptop baru jadi yaa udah ummi pun melungsurkan laptopnya 🤭
Satu hal yang saya pelajari dari sini adalah ternyata menjadi ibu itu artinya siap untuk, "kalau kalian butuh mah ambil aja!" Hahaha.. ya, setelah jadi ibu mah mikir teh bukan lagi tentang saya butuh ini itu tapi anak-anak butuh ini itu. Seolah tak ada waktu untuk memikirkan diri sendiri. Katanya sih seperti itu 😃
Wait, kembali soal laptop. Alhamdulillah Aa tidak banyak nuntut, InsyaAllah bersyukur dengan apa yang ada jadi saat diberi laptop bukan baru pun dia bersyukur InsyaAllah.
2 bulan ini laptop ini mulai kesulitan digunakan terutama yaa itu tadi, tidak memungkinkan kalau buat nugas yang berhubungan dengan tugas Aa mah.
Alhamdulillah setelah beli ini itu (SSD, ram, dll) biayanya sekitar 1 jt an, itupun dari uangnya sendiri, laptopnya kembali lancar.. hmm kata Akang kontermah jauh lebih bagus dari laptop baru 😁. Saya sih setuju dengan ucapan beliau, waktu saya nyalakan laptop MasyaAllah lancar jaya persis waktu buka laptop punya sekolah kakang yang masih baru. Laptopnya sekarang Alhamdulillah cepat ngrespon alias nggak Lola lagi. InsyaAllah cepat ngolah datanya lagi, penyimpanan juga muat buat ngdownload aplikasi yang dibutuhkan Aa untuk tugas-tugasnya.. Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah kata kakang mah, "dari yang harus keluar 7 juta an Alhamdulillah biidznillah Allah pangkas jadi 1 jt. Mari bersyukur kepada Allah dengan sebenar-benar syukur, sayang!"
Drama mendampingi anak sekolah atau kuliah apalagi anaknya lebih dari satu itu bukan hanya tentang mikirin isi dompet alias biaya yang pastinya tidak sedikit ya sahabat, tapi tentang bagaimana kita menjaga agar pikiran dan hati kita tetap connect pada Robbul 'aalamiin. Semoga Allah senantiasa menjaga kita dari segala hal yang dapat merusak hati dan amal kita.
Lagi-lagi tentang laptop. Baik Aa maupun adik sebenarnya tidak pernah mengeluhkan benda yang satu itu. Nerima saja apa yang ada, kalau ada kekurangan atau kerusakan tahunya teh sudah beres aja.
Kayak laptop Umar yang layarnya sudah nggak bisa dipakai, akhirnya dia pakai lcd komputer trus HDD nya di otak-atik (katanya belum kebeli SSD jadi gunakan dulu apa yang ada) sampai seenak pakai SSD, ram nya ditambah, semuanya dikerjakan sendiri dan pakai uang sendiri. Ibu hanya bertugas mendengarkan ceritanya, menyimak apapun yang dibahasnya tentang perlaptopan yang sebenarnya kurang bisa ibu fahami.
Begitupun dengan Aa, waktu keyboard laptopnya bermasalah ataupun ada masalah lainnya terkait laptop, ibu hanya tahu kalau semua sudah ditangani.
Sampai Aa mudik lalu lihat dia pakai hp untuk mengerjakan tugas-tugasnya, ibu mulai bertanya-tanya, "kenapa nggak pakai laptop?" Mulailah terkuak masalah laptopnya.
Hanya cerita, tapi ibu mulai mikir keras, "mungkin karena laptop lama." Ayah mengomentari ibu, "Umar juga laptop lama." Umar ikut berkomentar, "Umar bantu upgrade, ya!"
Aa sendiri kayaknya pasrah saja dijadikan bahan obrolan 😃
Adik bersikukuh membantu mengupgrade laptop kakaknya, ibu yakin dengan kemampuan adik tapi kumaha atuh da laptopnya sudah diamanahkan ke teman. Padahal adik sudah bantu hunting kebutuhan laptop kakaknya, mulai dari SSD, ram dan semua perintilan lainnya termasuk keyboard yang harus ganti.
Si calon arsitek ingin sekali membantu kakaknya, membuat ibu mengais sesal karena yaa itu tadi laptopnya sudah diamanahkan ke yang lain (sesalnya seolah tidak mau memberikan kepercayaan pada adik, bukan perkara rezekinya InsyaAllah) , Padahal selama ini biasanya kalau urusan laptop atau apapun yang berkaitan dengan benda elektronik teh dibereskan Umar tapi qodarullah hari itu malah kepikiran orang lain, eh sebenarnya bukan langsung kepikiran orang lain tapi karena rencana awal mau di jual tea.
Wait, saya ceritakan hal ini hanya untuk berbagi cerita saja yaa. Hee..
Sekaligus berbagi kabar bagi anda para Ummahat yang sedang menyekolahkan anak, ini sebagai pelukan hangat dari saya, "jika anda merasakan sesak, yakinlah anda tidak sendirian. Dan yakinlah bahwa Allah akan menolong anda! Tersenyumlah dan berbahagialah! Ini tidak lama, segala kesulitan insyaAllah akan Allah mudahkan! Tetap semangat dan jangan berputus asa!"
Well finally tentang menyekolahkan terutama menguliahkan. Inilah akhir rangkaian cerita tentang laptop..
Suatu hari saya bertanya pada seorang ibu tentang kebutuhan anak kuliah, waktu itu kami sedang membersamai Aa yang bersiap ikut SNMPTN. Ibu itu menjawab kalau beliau tidak tahu apapun kebutuhan anaknya, bahkan biaya semesternya pun tidak tahu apalagi kebutuhan lainnya. Saya tanya lagi, "anak saya tidak mau menyusahkan saya." Kata ibu itu lagi. "Saya tidak perlu memikirkan bagaimana dia kuliah. Saya malah aneh, Dede kok harus ikut riweuh cari tahu hal-hal seperti itu. Biarkan anak-anak mandiri dan berusaha sendiri untuk hidupnya, jangan terlalu ikut campur urusan anak! Kitamah diam saja!"
Entah kecamuk seperti apa yang bergemuruh didada saat itu, antara bingung apakah memang saya terlalu ikut memikirkan atau.. entahlah, saya ibu yang masih belajar. Tapi keyakinan saya untuk mendampingi anak dengan cara saya mengalahkan kebingungan seperti itu, saat ibu dan ayah ikut membantu 'ngajeujeuhkeun', sering-sering ngajak diskusi dan mengajak anak membicarakan apapun terkait dirinya, kegiatannya, atau hal apapun yang bisa diceritakannya pada kami bahkan membuat kami bantu mikir bukan berarti anak itu tidak mandiri, bukan?
Saya tidak ingin menjadi ibu yang abai termasuk abai pada kemandirian mereka. Aa masih 17 tahun, menjadi temannya adalah PR kami, mendampinginya semampu kami adalah salah satu cara kami menyiapkan kemandirian itu. Dimata kami tak tahu apa-apa tentang dia adalah sama dengan abai dan kami tidak mau itu, dan masih dalam pandangan kami bahwa cara kami mendampingi mereka masih dalam tahap yang wajar dilakukan orang tua.
Lanjutannya nanti yaa...
Balananjeur, Rabu, 18 Mei 2022