Selasa, 31 Mei 2022

Day 151

Ragam.

Inilah yang biasa terjadi di pagi hari, saya tidak ingin menuliskan biasa tapi memang seperti inilah kenyataannya. Mual muntah disertai lemas yang sangat menjadi episode pagi yang seringnya membuat jantung ratug, tak ada yang suka ujian sakit karena itulah Allah hadirkan pilihan kesabaran dengan pahala yang besar. Why? Karena sakit itu memang bukan hal yang menyenangkan.

Do you know what mean of tidak menyenangkan? Oh ok saya tidak perlu menjelaskan karena setiap orang memahami arti tidak menyenangkan dan memiliki kondisi tertentu dimana hatinya merasakan hal itu.

Saya tidak ingin terjebak dalam perasaan tidak menyenangkan itu jadi saya memilih untuk menikmati sakit sebagai bagian dari hal yang disyukuri. Yaah mau bagaimana lagi, ikhtiar sudah dan akan terus dilakukan sekemampuan saya, artinya segala usaha agar sehat sudah dan terus dilakukan jadi saat kondisi kesehatan belum membaik atau belum sesuai harapan mah ya udah syukuri saja, bukankah tidak ada satu hal pun dalam hidup kecuali terjadi atas kehendak Allah? Dan Allah maha baik dalam setiap keadaan kita, khoirihii wa syarrihii akan kita terima dengan lapang dada dan penuh kesyukuran sebagai bagian taqdir yang kita imani.

Well, sudahkah bersyukur? Atau, bersyukurkah kita? La a'rif, tidak tahu, kita hanya berusaha dan berprasangka. Karena Allah sesuai prasangka kita maka adalah hal yang baik saat kita memilih berprasangka baik termasuk pada diri kita sendiri. Semoga prasangka itu di Ridhai Allah..

Pagi ini kembali mual dan muntah, saat berdiri shalat shubuh pun terasa ngalanggeong saking lemesnya. Dan saya tidak mau membuat perbandingan dengan orang lain yang mungkin di uji dengan ujian yang sama atau lebih, saya hanya ingin meneguhkan hati saya sendiri, "kalau ikhlas balasannya Syurga!" Saya ingin ikhlas, menuliskan atau menceritakan bukan bagian dari letak ikhlasan kan nya?!

Ragam..

Sore kemarin sekitar jam 4 saya dan Umar silaturahim ke rumah Emak. Umar yang sedang banyak tugas sekolah Alhamdulilah bersedia diajak silaturahim sebentar kesana, sampai disana jam 4 dan pulang jam 5 karena khawatir kehujanan.

Emak sedang membaca Al Qur'an ketika saya kesana, televisi tidak menyala seperti biasanya. Saya cium punggung tangan beliau dan tanyakan kabar, "emak damang?"

Emak terlihat sehat, itulah yang saya lihat dan dengar. Lalu saya dan adik Umar duduk di dekat emak, bertanya ini dan itu, mendengar beliau bercerita dan saya pun bercerita panjang kali lebar kali tinggi pada beliau. Saya ceritakan kabar anak bungsu dan cucu-cucu beliau mulai dari Aa Quthb, adik Umar, teteh Aufa dan De Olin. Semua yang tidak pernah emak saksikan dan pastinya tidak diketahui emak.

Emak menyimak dan saya terus membuka obrolan, tentang kajian Riyadush shalihin dan insight materi kajian serta khutbah Jum'at yang saya simak beberapa hari yang lalu. Saya ceritakan tentang pengalaman sendal yang tertukar di kota Tasik dan di Cihaurbeuti serta banyak cerita lain, emak suka bingung harus ngobrol apa jadi saya pancing diri saya sendiri untuk cerita apapun agar emak tidak merasa kagok dan bisa nyaman bercerita.

Ragam..

Sepulang dari emak ternyata Aa Quthb menelpon mengabarkan kepulangannya. Umar bersiap menjemput di Sukamantri, jarak yang jauh saat cuaca hujan tapi adik ini bersemangat menjemput kakak yang hampir sebulan ini tidak dijumpai..

Mereka pulang dengan baju basah karena kehujanan. Saya berikan mereka handuk dan minta mereka untuk segera mengganti pakaian lalu berikan jeruk panas. 

Mereka terlihat senang..
MasyaAllah bukankah itu cukup sebagai kabar baik agar hati bertambah dalam syukur? Hey Defa, sudahkah bersyukur atas semua?

Ragam ..

Malamnya ke rumah Mamah, memijit kaki mamah yang letih. Mamah bercerita banyak hal, bernostalgia dengan kisahnya di masa lalu, saya pun bercerita ini dan itu, berbagi cerita dengan mamah sambil tetap memijit kakinya yang letih.

Hingga malam menjelang dan lampu tetiba mati..

Balananjeur, Selasa, 31 Mei 2022

Senin, 30 Mei 2022

Day 150

Kepala terasa sangat berat dan mual-mual, itu yang dirasakan hari ini. Diagnosa awal, hmm diagnosa ala-ala adalah masuk angin jadi langsung kerokan dan memang sangat merah. Balut minyak telon dan mencoba tidur dengan berselimut tebal, MasyaAllah Alhamdulilah 'alaa kulli haal.

Sepulang dari Bogor meski kaca mobil dibiarkan terbuka tetap baik-baik saja sampai malam tadi terasa mual-mual, langsung minum antasida cair dan sedikit berkurang mualnya. Tapi pagi setelah menyelesaikan pekerjaan rumah mualnya semakin menjadi dan sakit di kepala mulai membuat mata berkunang-kunang.

Sungguh segala kebaikan atau hal-hal yang seperti ini pun datangnya dari Allah, maka yang harus dilakukan adalah tetap ingat pada Allah. Ikhlas dan ikhtiar untuk sembuh..

Istirahat menjadi langkah awalnya, Alhamdulillah tidak terlalu banyak pekerjaan rumah jadi bisa menyelesaikan pekerjaan dengan cepat lalu lanjut istirahat. Sampai jam ini kepala terasa lebih berat dari sebelumnya, perut juga terasa sangat panas.. kulit kepala terasa tidak nyaman saat dipegang, rasanya sangat sensitif alias babarian kayak yang lagi pms saja. 

Catatan kali ini persis nulis di buku diary, saya sedang bingung mau nulis apa. Sudah lama tidak nulis di blog, eh tahu-tahu sudah hari ke 150 saja.

Ada banyak kisah sepanjang tidak menulis disini, diantaranya tentang Aa yang sudah kembali ke kost an lalu mengikuti Musyda IMM Jabar sejak tanggal 27-29 Mei di gedung sate Bandung, Aa yang bertemu Shahabat kakeknya di salah satu panti asuhan di daerah Antapani dan mengenalkan diri sebagai Aki, lalu teteh Aufa yang sudah kembali ke asrama, silaturahim ke rumah Nazmi, adik Umar yang sudah kembali ke sekolah, de Olin yang mulai bersedia membereskan kamar serta terlihat sangat menyayangi teteh dan masih banyak lagi yang tidak atau belum saya tuliskan.

Belum dituliskan karena masih ada kemungkinan untuk dituliskan, nunggu mood datang dulu. Bukan ide? Bukan, mood saya sedang menurun karena masih aneh saja dengan adaptasi kembali sunyi tanpa anak-anak. Selam sebulan lebih merasakan kembali kesibukan menjadi ibu yang sering anteng masak di dapur, lalu ngobrol sama anak-anak, dengar cerita mereka, ngcek mereka di kamar masing-masing, yaaah pokoknya merasakan kembali keseruan menjadi ibu mereka ..trus tiba-tiba sepi lagi karena mereka mulai kembali ke aktivitas mereka masing-masing. Masih terasa aneh saja rasanya dan saya butuh waktu untuk beradaptasi lagi, menenangkan hati yang merasakan pedih ..

Saya hanya butuh waktu ..

Balananjeur, Senin, 30 Mei 2022

Senin, 23 Mei 2022

Day 144

"Kita hanya harus melewati fase ini, sayang! Jangan bersedih, bergembiralah Allah menjanjikan kebaikan bagi orang-orang yang yakin akan janji Allah! Kita sedang mendampingi anak-anak yang sedang berjuang mencari ilmu di jalan Allah dan Allah siapkan kebaikan yang sama bagi orang-orang yang membantu dalam mencari ilmu. Allah janjikan pahala syurga bagi mereka yang menempuh jarak dalam mencari ilmu dan kita membantu mereka untuk itu, maka berbahagialah kita sayang! Dan tidaklah kebaikan itu ada kecuali setelah kepayahan, syurga itu mahal harganya .. semoga setiap sesak kepayahan kita dalam Ridha Allah hingga kita layak mendapat SyurgaNya di akhirat kelak. 
Semoga setiap sesak kepayahan dalam membersamai anak berada dalam Ridha Allah hingga Allah hadirkan darinya anak-anak yang membawa bobot laa ilaaha illallah bagi bumi, anak-anak yang menjadi generasi terbaik pada zamannya dan zaman yang akan datang. Mereka yang mencintai Allah dan Allah pun mencintai mereka, yang tidak takut celaan orang-orang yang suka mencela!
Sayang, sungguh aku faham sesakmu meski aku tak bisa membantumu melerai sesak itu. Aku faham takut dan khawatirmu namun janganlah semua rasa itu membuatmu bersusah hati, jangan pula berkecil hati. Yakinlah, bersama kesulitan ada kemudahan, Inna ma'al 'ushri yushroo, itu janji Allah, sayang. Mari bercukup diri dengan yakin padaNya!
Sungguh kita sedang berusaha dan akan tetap berusaha hingga titik dimana kita tak bisa lagi berusaha, titik dimana Allah menyuruh kita berhenti. Sampai titik itu tiba, kita akan berjuang bersama.
Jangan merasa sendirian karena Allah lebih dekat dari urat nadi kita. Saat usaha yang kita lakukan benar karena Allah, maka tak ada yang perlu kita khawatirkan.. khawatir adalah saat kita berjuang demi ego kita sendiri, demi dunia yang hanya kita tinggali untuk sementara.
Sesakmu janganlah jua membuatmu rela menggadai Izzah dan rasa iffahmu! Apalagi yang kita miliki selain dari itu? Jika kita menggadaikan keduanya, bagaimana cara kita mempertanggungjawabkan diri kita kelak? Yakinlah pada janji Allah dan berlapang dada lah atas apapun yang dipilihkan Allah!
Terima kasih untuk berjuang selama ini, sebagai lelaki engkau anak yang baik bagi orang tua mu .. apapun pendapat orang tentang dirimu sungguh aku melihat kebaikan pada dirimu. Engkau suami yang baik dan membuatku Ridha atas segala tentang dirimu dan engkau juga ayah yang baik dan bertanggung jawab, tak melepas tanggung jawab dan menyandarkannya pada orang lain.  Barakallahu fiik, sayang! "

Balananjeur, Selasa, 24 Mei 2022

Saat Harus

Masih merencanakan Keberangkatan. 

Saat teteh mengatakan, "besok hari terakhir teteh seharian di Tasik sebelum pulang setahun kemudian." Ada yang berdesir di hati, ya saya hanya ingin selama masih diberikan kesempatan maka kesempatan itu dimanfaatkan sebaik-baiknya karena kami pun sama-sama tak suka sesal.

Sesal kenapa saat ada waktu menikmati kebersamaan tapi malah disia-siakan begitu saja. 

Jadi, saat ada yang bertanya, "kok nggak bilang-bilang." Tentang suatu acara, dengan mudah saya katakan bahwa fokus saya memang tidak pada hal lainnya 🤭 saya hanya seorang ibu yang ingin berbuat untuk anak-anak. Berbuat apa? Berbuat banyak hal selama Allah berikan saya kesempatan berkumpul lagi. Sungguh sedih saat menyadari mereka tak lagi disisi, jadi saat Allah berikan kesempatan lagi maka kesempatan itu akan dipergunakan sebaik-baiknya.

Ya, lusa teteh kembali ke asrama. Setelah Aa yang kembali ke kost an, kini giliran teteh yang kembali ke asrama. Umar dan de Olin sudah kembali menjalani tugas mereka sebagai siswa di sekolahnya masing-masing sebelum sebulan kemudian bermetamorfosa menjadi siswa di tahun terakhir masa pendidikan di jenjang sekolah mereka masing-masing; tahun depan Umar kelas 12 dan de Olin kelas 6.. lalu kemudian Umar menjadi mahasiswa dan de Olin masuk Mts insyaAllah.

Tahun ini Aufa masuk SMA masih di lembaga pendidikan yang sama, jauh dari kami namun insyaAllah tetap berkawan riuh doa yang bergemuruh.

Suatu hari saya membaca tulisan ayah saya di majalah bina dakwah tentang keriuhan orang tua setiap kali memasuki tahun ajaran baru. Biidznillah, dengan 4 anak di jenjang usia mereka masing-masing Allah izinkan kami merasakan seperti yang dituliskan Ayah saya itu.

Betapa tangan yang memanjat pada sang pencipta jauh lebih berarti. Sungguh kita semua membutuhkan berdoa, bukan karena doa itu sendiri namun karena aktivitas berdoa dan keyakinan kita pada DIA sang pengabul segala harapan.

Semoga Allah mudahkan segala urusan kita semua, setiap orang di uji dengan cara yang tak sama serta cara menghadapi ujian yang tak sama. Namun hakikat ujian selalulah sama. Semoga setiap ujian membuat kita semakin dekat dengan Allah.

Lusa kami kembali mengantarkan putri kami..
Semoga Allah berkahi setiap gerak langkahnya dan langkah kami serta langkah kita semua. Allah berjanji akan pahala Syurga bagi orang yang menempuh perjalanan mencari ilmu, kami meyakini itu.. dan inilah cinta kami untuknya.

Berat, namun kami Ridha insyaAllah. 

#menjelangkeberangkatanaufa 
Balananjeur, Senin, 23 Mei 2022

Minggu, 22 Mei 2022

Day 143

Sejak anak-anak kecil sering banget ngobrolin kuliah, "mau kuliah dimana, Nak?" Meski kalimat itu hanya sekedar kalimat pembuka sekaligus pengantar agar dalam diri mereka tertanam rasa harus terus mencari ilmu.

Lha, ilmu itu kan tidak tersekat bangku kuliah? Memang benar, tapi ayolah kita tidak sedang membahas hal itu karena yang ingin saya ceritakan disini lebih kepada pesan saya untuk anak-anak; carilah ilmu sampai titik dimana Allah sampaikan ke titik yang membuat kalian harus berhenti.

Hmm.. ini karena saya sangat mencintai ilmu dan saya tularkan itu ke dalam hati mereka. Saya ingin anak-anak tahu betapa besar rasa cinta saya pada ilmu. 

"Kenapa ummi tidak pernah kuliah?" Tanya si bungsu suatu hari.

Ah, Nak, andai engkau tahu bahwa ummi pun merindukan hal itu namun ini bukan untuk ditangisi atau disesali, kenapa ummi membicarakan kuliah pada kalian juga bukan karena ummi ingin tapi karena kecintaan ummi pada kalian. Ummi berharap Allah tinggikan derajat kalian dengan ketaqwaan dan ilmu kalian, bukankah kita sama-sama meyakini bahwa nilai seorang hamba itu terletak pada ketaqwaannya dan Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu. Seperti firman Allah yang kita yakini, itu juga harapan ummi untuk kalian. Cinta ummi untuk kalian karena tingginya derajat yang Allah janjikan itu bukan hanya dihadapan makhluk yang fana namun disisiNya dimana kelak buahnya adalah syurga yang lebih baik daripada dunia dan segala isinya.

Kenapa kuliah yang diperbincangkan? Sekali lagi itu hanya kalimat pembuka sekaligus pengantar karena setelah itu akan ada diskusi panjang yang tak pernah berakhir sejak kami membuka percakapan di saat mereka kecil hingga hari ini saat salah satu dari keempat anak kami masuk bangku kuliah.

"A, nanti mau kuliah dimana?" Saya masih ingat jawaban Aa saat itu. Usianya masih 6 tahun saat ia menunjuk nama suatu universitas lalu menceritakan akan menjadi apa ia di masa depan. Kami membicarakan tentang ia yang akan memberikan manfaat seperti apa kelak bagi ummat ini. Meski dikemudian hari universitas yang di tunjuk bukan tempat ia mencari ilmu tapi tetap saja obrolan di hari itu insyaAllah menjadi salah satu pintu pembuka jalan kecintaan mereka akan ilmu.

"Dik, mau kuliah dimana?" Sebenarnya tidak sampai disana, sih. Tapi lanjut ke jurusan, "mau ambil jurusan apa?" Lalu mengajaknya berpikir manfaat yang akan dipersembahkannya bagi ummat ini saat ia kelak mengimplementasikan ilmunya.

"Teteh mau kuliah dimana?" Sambil mengajaknya melihat jauh ke dalam dirinya; seperti apa dia, apa yang paling dia minati dan mengajaknya berpikir bidang apa yang tepat untuknya dan bagaimana caranya menjadi khairunnaas. Khairunnaas anfa'uhum linnaas, lalu manfaat seperti apa yang akan dia persembahkan bagi ummat ini?

"De Olin mau kuliah dimana?" Sekali lagi tak masalah jika universitas yang ditunjuknya hari ini bukan universitas tempat ia mencari ilmu di kemudian hari, saya hanya ingin dia ingat bahwa saya mengajaknya berpikir untuk dirinya dimasa depan dan mencintai ilmu. Tak usah pikirkan kata orang yang mengatakan, "hey, nyari ilmu itu tak harus dengan kuliah!" Karena pecinta ilmu tak kan memandang remeh ilmu.

Balananjeur, Senin, 23 Mei 2022

Rabu, 18 Mei 2022

Kembali Ke Laptop (1)

Laptopnya mulai ngelag, speknya kurang buat coding ataupun programming bahkan buat ngerjain tugas bikin ilustrasi juga mulai suka ngadat. (Alhamdulillah Aa resmi jadi ilustator)

Ibu mulai bantu mikir keras, hmm cuma bantu mikir sama doa sih soalnya kalau bantu beliin baru mah nggak bisa 😃

Kesimpulan akhirpun dibuat; jual laptop ini lalu beli laptop baru.

But, jual laptop ini paling bagus kejual 1,5 Jt an terus laptop baru dengan spek sesuai kebutuhan paling murah ada di harga 7 Jt an. Hunting sana sini tetap dapat di harga minimal itu. Mikir pun tambah keras, doa juga tambah kenceng.. hee..

Tapi mau gimana lagi, tugas kuliahnya butuh laptop yang sesuai jadi laa Haula aja nyoba nawarin laptop ke teman yang punya konter laptop. MasyaAllah teman menyarankan untuk beli SSD, tambah ram sama perintilan lainnya. Inimah solusi yang solutif Weh. Alhamdulillah menghemat anggaran yang memang belum ada 🤭 'alaa kulli haal, jika ada yang bertanya dimanakah pertolongan Allah? Maka jawabannya adalah Inna nashrullohi qoriib, pertolongan Allah itu dekat. Padahal menurut kabar-kabari laptop ini sudah tidak bisa di upgrade alias sudah mentok di spek itu, hmm Umar juga sudah bilang kalau dia bisa mengupgrade laptopnya tapi karena si ibu sudah termakan kabar di internet kalau laptop ini memang mentok di 4 GB jadi mikirnya kecepatan; lembiru 🤭

Aa sendiri tidak menuntut beli baru tapi dasar hati ibu yang 'rumasaan' 🤭

Alhamdulillah laptopnya sudah kayak laptop baru lagi, dari yang harus beli sekitar 7 jt an dengan Ibu yang ngarenghap dalam-dalam, "ya Allah, mudahkan. Ya Allah mudahkan." Meski belum ada hilal darimana uangnya 🤭
Alhamdulillah Allah mudahkan dengan teman yang alih-alih membeli namun malah menyarankan untuk mengupgrade dan meminta kami bersabar dengan laptop ini 🤭

MasyaAllah Alhamdulillahilladzii bini'matihii tatimmushshaalihaat.. 

Jejak ini saya simpan di sini sebagai jejak sekaligus pengingat dan kabar. Kelak, anak-anak akan membaca ini InsyaAllah.

Kembali tentang laptop. Hmm, ini memang laptop lama. Punya ummi yang biasanya hanya dipakai buat nulis sama nyimpan photo dan videonya anak-anak. Hee kebutuhan ummi mah cuma segitu kalau soal laptop atau hp mah.

Waktu itu semua tugas Aa masih bisa kehandle via smartphone nya, tapi setelah mulai kuliah dan agak berat buat beli laptop baru jadi yaa udah ummi pun melungsurkan laptopnya 🤭

Satu hal yang saya pelajari dari sini adalah ternyata menjadi ibu itu artinya siap untuk, "kalau kalian butuh mah ambil aja!" Hahaha.. ya, setelah jadi ibu mah mikir teh bukan lagi tentang saya butuh ini itu tapi anak-anak butuh ini itu. Seolah tak ada waktu untuk memikirkan diri sendiri. Katanya sih seperti itu 😃

Wait, kembali soal laptop. Alhamdulillah Aa tidak banyak nuntut, InsyaAllah bersyukur dengan apa yang ada jadi saat diberi laptop bukan baru pun dia bersyukur InsyaAllah.

2 bulan ini laptop ini mulai kesulitan digunakan terutama yaa itu tadi, tidak memungkinkan kalau buat nugas yang berhubungan dengan tugas Aa mah.

Alhamdulillah setelah beli ini itu (SSD, ram, dll) biayanya sekitar 1 jt an, itupun dari uangnya sendiri, laptopnya kembali lancar.. hmm kata Akang kontermah jauh lebih bagus dari laptop baru 😁. Saya sih setuju dengan ucapan beliau, waktu saya nyalakan laptop MasyaAllah lancar jaya persis waktu buka laptop punya sekolah kakang yang masih baru. Laptopnya sekarang Alhamdulillah cepat ngrespon alias nggak Lola lagi. InsyaAllah cepat ngolah datanya lagi, penyimpanan juga muat buat ngdownload aplikasi yang dibutuhkan Aa untuk tugas-tugasnya.. Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah kata kakang mah, "dari yang harus keluar 7 juta an Alhamdulillah biidznillah Allah pangkas jadi 1 jt. Mari bersyukur kepada Allah dengan sebenar-benar syukur, sayang!" 

Drama mendampingi anak sekolah atau kuliah apalagi anaknya lebih dari satu itu bukan hanya tentang mikirin isi dompet alias biaya yang pastinya tidak sedikit ya sahabat, tapi tentang bagaimana kita menjaga agar pikiran dan hati kita tetap connect pada Robbul 'aalamiin. Semoga Allah senantiasa menjaga kita dari segala hal yang dapat merusak hati dan amal kita.

Lagi-lagi tentang laptop. Baik Aa maupun adik sebenarnya tidak pernah mengeluhkan benda yang satu itu. Nerima saja apa yang ada, kalau ada kekurangan atau kerusakan tahunya teh sudah beres aja.

Kayak laptop Umar yang layarnya sudah nggak bisa dipakai, akhirnya dia pakai lcd komputer trus HDD nya di otak-atik (katanya belum kebeli SSD jadi gunakan dulu apa yang ada) sampai seenak pakai SSD, ram nya ditambah, semuanya dikerjakan sendiri dan pakai uang sendiri. Ibu hanya bertugas mendengarkan ceritanya, menyimak apapun yang dibahasnya tentang perlaptopan yang sebenarnya kurang bisa ibu fahami.

Begitupun dengan Aa, waktu keyboard laptopnya bermasalah ataupun ada masalah lainnya terkait laptop, ibu hanya tahu kalau semua sudah ditangani.

Sampai Aa mudik lalu lihat dia pakai hp untuk mengerjakan tugas-tugasnya, ibu mulai bertanya-tanya, "kenapa nggak pakai laptop?" Mulailah terkuak masalah laptopnya.

Hanya cerita, tapi ibu mulai mikir keras, "mungkin karena laptop lama." Ayah mengomentari ibu, "Umar juga laptop lama." Umar ikut berkomentar, "Umar bantu upgrade, ya!" 
Aa sendiri kayaknya pasrah saja dijadikan bahan obrolan 😃

Adik bersikukuh membantu mengupgrade laptop kakaknya, ibu yakin dengan kemampuan adik tapi kumaha atuh da laptopnya sudah diamanahkan ke teman. Padahal adik sudah bantu hunting kebutuhan laptop kakaknya, mulai dari SSD, ram dan semua perintilan lainnya termasuk keyboard yang harus ganti. 

Si calon arsitek ingin sekali membantu kakaknya, membuat ibu mengais sesal karena yaa itu tadi laptopnya sudah diamanahkan ke yang lain (sesalnya seolah tidak mau memberikan kepercayaan pada adik, bukan perkara rezekinya InsyaAllah) , Padahal selama ini biasanya kalau urusan laptop atau apapun yang berkaitan dengan benda elektronik teh dibereskan Umar tapi qodarullah hari itu malah kepikiran orang lain, eh sebenarnya bukan langsung kepikiran orang lain tapi karena rencana awal mau di jual tea.

Wait, saya ceritakan hal ini hanya untuk berbagi cerita saja yaa. Hee.. 
Sekaligus berbagi kabar bagi anda para Ummahat yang sedang menyekolahkan anak, ini sebagai pelukan hangat dari saya, "jika anda merasakan sesak, yakinlah anda tidak sendirian. Dan yakinlah bahwa Allah akan menolong anda! Tersenyumlah dan berbahagialah! Ini tidak lama, segala kesulitan insyaAllah akan Allah mudahkan! Tetap semangat dan jangan berputus asa!"

Well finally tentang menyekolahkan terutama menguliahkan. Inilah akhir rangkaian cerita tentang laptop..

Suatu hari saya bertanya pada seorang ibu tentang kebutuhan anak kuliah, waktu itu kami sedang membersamai Aa yang bersiap ikut SNMPTN. Ibu itu menjawab kalau beliau tidak tahu apapun kebutuhan anaknya, bahkan biaya semesternya pun tidak tahu apalagi kebutuhan lainnya. Saya tanya lagi, "anak saya tidak mau menyusahkan saya." Kata ibu itu lagi. "Saya tidak perlu memikirkan bagaimana dia kuliah. Saya malah aneh, Dede kok harus ikut riweuh cari tahu hal-hal seperti itu. Biarkan anak-anak mandiri dan berusaha sendiri untuk hidupnya, jangan terlalu ikut campur urusan anak! Kitamah diam saja!"

Entah kecamuk seperti apa yang bergemuruh didada saat itu, antara bingung apakah memang saya terlalu ikut memikirkan atau.. entahlah, saya ibu yang masih belajar. Tapi keyakinan saya untuk mendampingi anak dengan cara saya mengalahkan kebingungan seperti itu, saat ibu dan ayah ikut membantu 'ngajeujeuhkeun', sering-sering ngajak diskusi dan mengajak anak membicarakan apapun terkait dirinya, kegiatannya, atau hal apapun yang bisa diceritakannya pada kami bahkan membuat kami bantu mikir bukan berarti anak itu tidak mandiri, bukan?

Saya tidak ingin menjadi ibu yang abai termasuk abai pada kemandirian mereka. Aa masih 17 tahun, menjadi temannya adalah PR kami, mendampinginya semampu kami adalah salah satu cara kami menyiapkan kemandirian itu. Dimata kami tak tahu apa-apa tentang dia adalah sama dengan abai dan kami tidak mau itu, dan masih dalam pandangan kami bahwa cara kami mendampingi mereka masih dalam tahap yang wajar dilakukan orang tua.

Lanjutannya nanti yaa...

Balananjeur, Rabu, 18 Mei 2022

Selasa, 17 Mei 2022

Day 138

Menuliskan ini mengurai sendu di hati..

"Ummi jadi banyak nulis di FB lagi, pasti karena lagi nggak bisa log in IG ya." Hahaha.. anak-anak selalu bisa nebak. Umminya memang sering curcol di IG, eh bukan curcol sih tapi nyimpan jejak. Jejaknya disimpan di IG, anchor sama Blog dan wordpress.. kenapa disimpan disana? Simpan saja dulu, nanti ketemu hikmahnya pada waktunya 😅

Wajar sih kalau sampai ada yang berseloroh ringan, "banyak waktu luangnya ya!" Atau bahkan sampai bilang, "curhat terus!" Karena catatannya terlihat seperti curhatan makanya di blog pun pakai label catatan harian. Why? Agar siapapun yang membaca tahu bahwa itu memang catatan keseharian 😁

Jam 7.30 semua pekerjaan rumah sudah selesai tanpa satupun yang terlewat, biasanya kalau ada tugas lain itu dikarenakan nyari-nyari kesibukan saja atau karena pekarangan yang kembali dibalatakeun ku ayam jadi nambah tugas lagi, selain itu mah 'alaa kulli haal bisa langsung baca dan nulis, ini salah satu tugas utama saya juga 🤭 kata anak-anak sih gitu, "tugas ummi itu baca sama nulis!" Hahaha..

Hari ini Umar masih jadwal bimbingan pra sidang besok, berangkat ke sekolahnya agak siangan jadi bisa ngobrol banyak dulu dengan ummi. Yang diobrolin seputar hard dan software laptop juga per dpib an (nanti saya tuliskan di catatan tersendiri yaa). 

Teteh Aufa tidak jadi berangkat sesuai jadwalnya hari ini dikarenakan masih pemulihan, kondisi kesehatannya masih belum memungkinkan untuk perjalanan jauh jadi kami meminta izin menunda keberangkatan sampai kondisi kesehatannya membaik. Alhamdulillah semua tugas teteh sudah tunai termasuk ujian akhirnya, semoga saat jadwal berangkat nanti kesehatan teteh sudah membaik lagi.

De Olin tetap semangat seperti kemarin, kehadiran teteh membuat de Olin bersemangat belajar dan berangkat ke sekolah. Tapi ada yang membuatnya agak murung, "teteh jangan pergi!" Ucapnya sedih. Ya, dia selalu yang paling berduka setiap kali tetehnya pergi.

Aa Quthb menjadi PJ kelas jadi harus lebih awal masuk kelas kalau ada jadwal pembelajaran teh. Saya suka bilang ke Aa, "MasyaAllah insyaAllah jadi pembelajaran buat persiapan Aa jadi dosen nanti." Harapan saya sih memang begitu, hee saya berharap Aa jadi dosen. Menyiapkan generasi selanjutnya dari sana.

Kenapa dosen? Nanti deh saya ceritakan alasannya. Hee..

Bukan hanya pada Aa, tapi pada ketiga adiknya saya mengatakan bahwa apapun profesi mereka nanti saya berharap mereka mau mengajarkannya pada yang lainnya. Dalam catatan lain saya akan berbagi cerita tentang skill masing-masing dari mereka, insyaAllah.

Menulis, melerai kisah..

Balananjeur, Rabu, 18 Mei 2022

Day 137

Saya menyelesaikan semua pekerjaan rumah pada jam 7 lebih 35 menit lalu memilih duduk di kursi ruang tamu sembari menulis disini, ada banyak kata yang bergemuruh dan ingin segera dituliskan.

Hanya sekedar menuliskan kegiatan pagi ini, yang terlintas di pikiran dan perasaan, yaa selalu seperti itu yang dituliskan, bukan? Biarlah ini kan sebagai jejak, namun harapannya tetap sama, semoga ada kebaikan yang bisa diambil dari setiap jejak yang dikabarkan melalui lisan maupun tulisan. Semoga setiap kebaikan itu menjadi hujjah di Yaumil akhir serta ladang amal ibadah dan amal jariyah.

Ikhlas dong kalau beramal, jangan mengharap imbalan! Hey, ikhlas itu disertai harapan, harapan kebaikan dari sisi Allah.

Well, saya memulai hari dengan bangun disepertiga malam dan tilawah sampai shubuh tiba. Menyapu dan mengepel serta membereskan ruangan tengah serta ruang tamu dan dapur adalah agenda selanjutnya. Oh ya, saya masak nasi sambil mengerjakan pekerjaan beberes.

Mencuci pakaian lalu menjemurnya, mencuci piring lalu mengeringkannya adalah pekerjaan lain yang saya kerjakan setelah menyiapkan sarapan untuk anak-anak. Biidznillah ini hari pertama de Olin usai liburan Ramadhan, ini juga hari sidang Laporan PKL nya adik Umar jadi harus bersegera menyiapkan sarapan karena kalau tidak bisa dipastikan mereka akan berangkat sekolah tanpa sarapan dan itu artinya bersiap melihat mereka kecapean  sepulang sekolah 🤭.

Umar sarapan dengan menu nasi putih, telur dadar dan tahu goreng. Oh ya, tidak lupa susu vanila nya.
Abi dan Aufa menu nya agak berbeda, ada hati ayamnya. Teteh Aufa masih di angka 8 Hb nya, dia juga senang makan hati ayam. Kalau Umar dan de Olin tidak menyukai hati ayam jadi menu itu biasanya hanya buat Abi, Aa Quthb dan teteh Aufa. Karena hari ini Aa tidak ada, jadi hanya Abi dan teteh yang tersedia hati ayam dalam piring sarapannya.

Aa Quthb sendiri kemarin sudah dikirim via Abi nya yang berangkat ke kost an bersama teteh Aufa.

Menu sarapan de Olin mah tanpa tahu goreng. De Olin tidak suka makan dengan aneka macam lauk jadi hanya 2 yang masuk piring; telur dan tempe.

Setelah menyelesaikan semua itu saya mengambil air matang dari atas tungku, yang panas dimasukkan ke termos dan yang sudah dingin dimasukkan ke teko air dingin. Hmm untuk air dingin sendiri biasanya saya memasak air lalu menyimpannya diatas langseng yang saya simpan di dekat perapian lalu di pindahkan ke teko kalau sudah dingin.

Apa lagi yang ingin saya ceritakan ya? Hmm sepertinya ini saja dulu, mikir lagi mau nulis apa 🤭

Balananjeur, Selasa, 17 Mei 2022

Sabtu, 07 Mei 2022

Umar Menuju 17 Year (1)

Catatan ini tentang adik Umar yang sebentar lagi menginjak usia 17 tahun #umarmenuju17year. MasyaAllah insyaAllah dalam hitungan hari adik sudah 17 tahun sesuai tanggal lahir bulan Masehi, 9 Mei 2005. 

Bayi yang lahir dengan BB 3500 gram dan panjang 50 cm itu kini sudah mau menginjak usia 17 tahun, tinggi badannya sudah jauh diatas ummi, "ilmunya juga harus jauh diatas ummi kan, Mi?" Tanyanya.

"Iya, Nak. Metode pendidikan para sahabat itu melahirkan anak yang terbaik untuk zamannya. Ilmu lebih tinggi, pemahaman akan ilmu yang lebih baik, akhlaqnya juga lebih baik. Semangat menuntut ilmu di jalan Allah ya Nak."

Dia menepuk pundak saya pelan, sejak kecil dia punya kebiasaan menepuk pundak dengan pelan setiap kali saya mengucap harapan. Seolah menenangkan dan meyakinkan saya bahwa dia akan melakukannya, insyaAllah.

Tadi malam dia mengajak saya berbincang tentang game favoritnya, tentang desain arsitektur yang berbeda di setiap negara, dia juga memperlihatkan gambaran kota dalam game yang dia mainkan yang membuat saya berseru, "dik, ini ada filmnya kan? Ummi pengen nonton donk." Dia pun mengiyakan.

Keren aja, melihat kota dibawah permukaan laut. Lautnya sangat tinggi entah berapa ratus meter, lalu ada air terjun sekitar 5 air terjun yang airnya berasal dari air laut. Gedung yang tinggi, dan semuanya terlihat keren .. menurut saya 🤭 
Wait, sepertinya cara adik Umar memandang gambaran kota menurun dari saya 😅

Siang ini adik Umar memperlihatkan perhatiannya pada Aufa yang qodarullah diuji sakit, "jangan sakit, Ufa! A Umar kan mau ngajak main!" , "Ufa, jangan sakit! Sakit itu nggak enak.", "Ayo bangun, Fa! Jangan sakit!" Cara dia memberi perhatian memang seperti itu 🤭

Well, catatan ini akan jadi rangkaian catatan pertama #umarmenuju17year.

Balananjeur, Sabtu, 7 Mei 2022

Day 126

1.

Seseorang mengirimiku pesan bertanya, "bagaimana kabar anak-anak? Sehat-sehat yaa semuanya." 

MasyaAllah laa Haula walaa quwwata Illaa billah, ini pertanyaan yang paling membahagiakan bagi saya di hari ini. Sungguh maha baik Allah yang tlah menghadirkan kalimat yang baik bahkan saat penanya sendiri pun tidak tahu bahwa itu kalimat yang membahagiakan bagi saya.

"Apa kabar anak-anak? Sehat-sehat yaa semuanya." Sesuatu yang pernah membuat saya menangis dan memilih tak lagi bercerita pada orang-orang terdekat karena kalimat kecil yang membuat saya berpikir bahwa mereka tidak ingin tahu kabar lalu hari ini ada seseorang yang .. hmm sebenarnya sangat rutin bertanya kabar anak-anak. 

MasyaAllah sungguh ukhuwah menyatukan yang terserak, tak ada ikatan darah dalam ukhuwah. Sebagaimana seseorang yang menganggap anak-anak ini seperti keponakannya sendiri. MasyaAllah sungguh itu perhatian yang luar biasa..

Saya mulai menyadari bahwa bagi ibu, pertanyaan seputar kabar anak adalah kabar bahagia untuknya. 

Salah satu keponakan saya pernah mengatakan bahwa saya bibi yang kalem dan lembut, nyatanya saya akan bersikap diluar kelembutan itu saat itu tentang anak-anak.

MasyaAllah Ibu..
Sungguh luar biasa menjadi ibu ..



2.

Awalnya saya sangat menghindari bahasan ini, menghitung waktu seringnya terasa menyesakkan dan yang sesak dari semua itu adalah diri yang merasa kurang dalam memberi perhatian.

"Sudah sangat maksimal, Mi." Ujar anak-anak. Namun tetap saja, ibu menangisinya.

Namun saat-saat mengembalikan semua pada posisinya tetaplah harus dilakukan, ibu akan kembali mendekap rindu hingga tahun depan menjadi suatu kemestian. Rindu adalah pasti, tangis juga tak bisa dihindari, dan melepas dengan ikhlas dan Ridha adalah lebih baik bagi mereka.

2 Minggu lagi anak-anak akan kembali, ini menjadi bahasan kami hari ini. Bahasan yang pada awalnya saya hindari namun mau tidak mau tetap digulirkan dalam tema percakapan, lebih tepatnya menyiapkan ibu yang mudah menangis.

"Baiklah, kalau begitu kita diskusikan persiapan dan rencana keberangkatan nanti." Tetap saja meski diiringi hari yang basah, lisan tetap mengucap perencanaan dan persiapan. Saya tidak suka melakukan sesuatu dengan tanpa rencana dan persiapan, anak-anak memahaminya.

MasyaAllah anak-anakku sayang, sungguh ummi ikhlas dan Ridha atas kalian.



3.
Makan ramen bertiga bersama Aa Quthb dan de Olin disamping teteh yang tertidur menjadi agenda siang ini.

"Aa nggak pernah makan kayak gini kalau di kost an mah nya A?"

"Aa kalau makan mie pasti sendirian ya A?" 

"Aa makan mie nya pakai nasi nggak, A?"

Sulung yang sekarang sering melontarkan joke ini menanggapi dengan gelak tawa, "ummi selalu ingin tahu semua tentang Aa ya A. Well, i am your fans." Hal ringan yang tetap saja membuat kami tertawa.

"Nilai UTS nya dah pada keluar, belum? Ummi pengen lihat." 
Dia memperlihatkan email yang berisi file nilai UTS, "MasyaAllah tabarokalloh shalih.. hmm anak siapa sih ini? Pinter banget MasyaAllah." Saya berseru senang, berharap ia tahu bahwa saya peduli dan bahagia atas pencapaian dan prestasi nya.

Berharap ia tahu? Ya, bagi saya penting bagi anak-anak untuk tahu bahwa saya peduli pada apapun yang berkaitan dengan mereka. Penting bagi anak-anak untuk tahu bahwa saya bahagia atas pencapaian dan keshalihan mereka, tahu apa yang saya pikirkan dan rasakan tentang mereka. 

Alasannya? Nanti deh saya share alasannya ..hee

Oh ya, apa kabar, sahabat? Selamat berkumpul bersama keluarga tercinta. Selamat menikmati kebersamaan bersama orang-orang terkasih..



4.
Masih edisi ngobrol dengan anak gadis, hmm kali ini ngobrolin, "orang-orang yang akan kita temui dalam kehidupan kita." Termasuk, "kita mau milih jadi orang yang seperti apa?" 

Selalu menyenangkan ngobrol dengan shalihahnya kang Wawan Ridwan​​ ini, dia pendengar yang baik dan sangat senang berbincang tentang pengembangan 'kualitas' diri apalagi jika dihubungkan dengan perintah Allah untuk menjadi muslim yang berkualitas serta Sirah, MasyaAllah dalam kondisi sakit pun matanya akan berbinar senang atau berkabut saat ada nama Rasulullah shalallahu alaihi wasallam disana, "Rindu Rasul ya Mi."

Lalu kami berbincang tentang Rasulullah sebagai sosok yang luar biasa. Dirindukan dengan cara yang istimewa, membuat netra menderas saat mengingatnya dan semua yang membuat kami mengucapkan shalawat atas beliau shalallahu alaihi wa salam.

"Ummi akan rindu berbincang seperti ini. Ummi nanti jangan nangis ya!" Aa tiba-tiba memelukku dan duduk di sampingku.

"Ummi insyaAllah siap menunggu setahun lagi untuk berkumpul seperti ini."

"MasyaAllah, Ummi sudah jauh lebih tegar yaa sekarangmah. MasyaAllah ummi Aa hebat.." hey, pemuda ini senang mengapresiasi Umminya.


#catatandefa

Balananjeur, Sabtu, 7 Mei 

Kamis, 05 Mei 2022

Uwa dan Bibi

Saat memeluk Uwa dan Bibi, terbayang dibenak wajah Apa (Allohu yarham) yang penuh kasih pada saudara saudarinya, terngiang lembut suara Apa memanggil dengan penuh kasih.

Kemarin Uwa, meminta untuk tidak segera pulang dan tetap duduk disamping Uwa. Berlinang airmata seperti biasa ..
Ridha pada Rabbnya, "kalau Allah berkehendak untuk panjang Umur, semoga dalam iman dan Islam serta Ridha Allah. Jika Allah berkehendak untuk mengambil kembali, semoga dalam iman dan Islam serta Ridha Allah." 

MasyaAllah Uwa, kecintaannya pada Islam dan kaum muslimin selalu membuat terharu. Sangat mencintai silaturahim dan pengajian..

Saat memeluk bibi, ada tangis menyapa halus. Teringat dimasa kecil saat sering bermain atau menginap disana. Teringat saat bagaimana semangat bibi mengikuti pengajian dari satu masjid ke masjid lain.

MasyaAllah bibi..

Semoga sehat selalu Uwa dan bibi ..

Pagerageung, 4 Mei 2022

Mengenal Lagi Teteh (2)

Aufa paling seneng kalau diajak ngobrolin Sirah atau bab tholabul ilm, amaliyah yaumiyah, atau buku bacaan yang berhubungan dengan hal-hal tersebut teh.

Bagaimana cara saya mengetahuinya? Melalui antusiasme dan binar matanya saat ngobrol. Kalau ada yang nyerempet ngobrolin orang lain dia akan langsung mengalihkan obrolan, baginya pantang mengucapkan kalimat yang berkaitan dengan aib orang lain. Kalau ngobrolin belanja jawabannya agak datar, tapi kalau ngobrolin Sirah atau semua yang saya tuliskan diatas.. MasyaAllah binar matanya terlihat bersinar dan dia bersemangat berbagi pengetahuan serta menjadi pendengar disaat bersamaan. Kami menyukai hal yang sama ..

Tadi ngobrolin bab pengangkatan Umar bin Khattab waktu jadi Khalifah. Lalu tentang Khulafaur Rasyidin. Berbagi kisah tentang dakwah para nabi, dan tetap dalam setiap pembicaraan akan saya sertakan nasihat adab terutama wajah yang berseri. Nggak boleh memperlihatkan wajah muram!

Selalu memiliki prasangka yang baik atas siapapun dan dalam kondisi apapun, jadi bawaannya nggak sampai memiliki ingatan buruk tentang seseorang. 

"Allah Maha tahu itu baik untuk kita, De." Seperti yang dikatakannya pada de Olin.

MasyaAllah Shalihah.. 

Beberapa hari ini menyimpan banyak jejaknya dalam ingatan. Semoga hari-hari yang dilalui menjadi hari yang berkualitas.

 📷 buku teteh Aufa yang sedang menjadi favorit Ummi

Mengenal Lagi Teteh (1)

Aufa, Qiyamullail dan Dhuha.

Semenjak teteh disini, saya mulai belajar lagi kesehariannya untuk menentukan seperti apa kecenderungan hatinya. Saya mulai belajar lagi mengenali semua hal yang disukai dan tidak disukainya. 

Dalam makanan, dia suka makanan yang baru dimasak. Jadi kalau sudah dimatangkan mah hanya akan tersenyum menolaknya. Ada gitu yang suka makanan yang dimatangkan?
🤭

Beberapa makanan yang dulu jadi favoritnya sekarangmah sudah tidak lagi, dia tak lagi memiliki makanan favorit sebanyak dulu. Yang tersisa hanya bubur kacang dan... Apapun yang penting dimakan sambil ngumpul ngriung bersama.

Kebiasaan yang paling kentara adalah qiyamullail dan Dhuha. Sejak kecil saya memang melihat kecenderungan hatinya ke arah ketaatan; kalau diajak ngobrolin adab ataupun Sirah Nabawiyah teh selalu antusias, diajak ngobrolin mencari ilmu karena Allah terlihat berbinar, pengennya memperbanyak ibadah semisal shalat Sunnah yang diajarkan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dan ibadah Sunnah lainnya namun dengan mendahulukan yang wajib.

Setelah di SCB, kecenderungan itu berubah menjadi kebiasaan. Kebiasaan yang membuatnya berduka saat sekaliii saja tertinggal..

MasyaAllah laa Haula walaa quwwata Illaa billah. Sungguh maha baik Allah yang telah menghadirkan kebaikan dan menggerakkan hati dalam ketaatan.

Semoga Allah istiqomahkan dan kuatkan dalam keistiqomahan.

Suatu malam ia terbangun tepat jam 3 malam, saya katakan padanya untuk istirahat dulu sebentar dan nanti akan saya bangunkan lagi. Dia memang terlihat sangat mengantuk, apalagi itu malam idul Fitri.. saya memintanya untuk tidur lagi. Namun, saya lupa membangunkannya hingga adzan subuh bergema dan dia terbangun serta terlihat sangat berduka karena kehilangan kesempatan untuk qiyamullail.

Bukan, bukan karena tugas harian dari SCB yang harus diisi di lembaran amaliyah yaumiyah nya namun karena ia yang sudah mendawamkan untuk mendirikan qiyamullail. Ya, dia melakukannya bukan karena tuntutan tugas namun karena kecintaannya pada Robb yang menciptakannya.

Begitu juga dengan Dhuha dan menutup aurat karena Allah. Tentang aurat ada kisah tersendiri, insyaAllah nanti saya tuliskan.

Balananjeur, Kamis, 5 Mei 2022

Day 125

Tidak enakan.

Tidak enak menolak padahal hati ingin menolak, tidak enak mengungkapkan perasaan atau opini pribadi karena khawatir orang lain terluka namun alih-alih menjaga perasaan orang lain malah diri sendiri yang terluka. Trus harus bagaimana?

Islam memberi aturan yang sangat baik dalam berpendapat, "qul Khoiron au liyashmut! Katakan yang baik atau diam!" MasyaAllah keren banget kaan?

Baik itu juga da kriterianya; tidak kasar, tidak melukai (baik diri sendiri maupun orang lain), tidak dusta, tidak fitnah, tidak ghibah, tidak namimah dll.

Naaah kan tidak melukai termasuk melukai diri sendiri. Si tidak enakan cenderung mengikuti kehendak orang lain, tidak mau menyampaikan pendapat pribadi karena khawatir pendapatnya akan melukai padahal melukai diri sendiri itu suatu bentuk kedzaliman. 

Padahal bisa kaaan menyampaikan ketidak setujuan saat kita tidak setuju tanpa melukai siapapun? Dengan cara yang makruf? Kalau ternyata masih ada yang terluka, yaa itumah bukan urusan kita karena kita sudah berusaha dengan tetap menjaga adab dalam berbicara dan mengutarakan pendapat.

Balananjeur, Kamis, 5 Mei 2022

5 Syawal 1443 Hijriyah

Waktu yang beranjak, ya waktu yang beranjak..
Akan ada hari dimana kita mengucap kata, "kok tiba-tiba saja sudah hari ini?" Padahal untuk sampai ke hari itu tidak tiba-tiba, ada rangkaian hari untuk sampai kesana. Ada banyak hari yang tlah dilewati, banyak kisah yang entah disukai Allah ataukah sebaliknya, banyak kata dan amal yang tlah berbicara lalu kelak akan bercerita kembali untuk kita.

Tidak ada yang tiba-tiba, tapi terasa tiba-tiba..

Seperti kita memandang hari ini, melihat hari-hari yang telah berlalu seolah terjadi hanya dalam sekejap mata padahal waktu yang dilalui itu sangatlah panjang saat dijalani. Terasa hanya sekedip mata padahal saat dikenang ia menjadi sesuatu yang paling jauh yang tak kan bisa kita gapai kembali sekeras apapun kita berusaha.

Semua terasa tiba-tiba saja, tapi membuat sesak di dada saat menyadari jauhnya jarak dengan hari yang tlah berlalu.

Seolah baru kemarin menyiapkan Ramadhan lalu tiba-tiba saja sudah berada di bulan Syawal. Selah baru kemarin bersiap menuju hari kemenangan lalu tiba-tiba saja kue-kue yang kita siapkan sudah kembali masuk lemari atau bahkan mungkin sudah habis, pakaian baru yang sudah dicuci dan dilipat kembali, seolah tak ada jejak bahwa beberapa hari yang lalu kita pernah dalam riuh menyambut hari raya.m

Kalimat tiba-tiba saja menjadi kawan akrab saja.

Kemudian itupun berlaku bagi nama kita, saat kita berpisah dengan dunia lalu orang berbisik sedih, "serasa baru tadi ngobrol sama dia, tiba-tiba saja dia sudah tidak ada."

Tiba-tiba saja, padahal tidak ada yang tiba-tiba karena semua sudah sesuai aturanNya.
Tidak ada yang tiba-tiba dan Allah telah memberikan sekian banyak waktu untuk mempersiapkan diri, berdzikir sebanyak yang kita bisa, beramal baik sebanyak yang kita bisa.. 

Jangan sampai kelak kita menyesal dan berpikir, "aku baru saja datang, kenapa tidak diberi kesempatan? Tiba-tiba saja sudah harus pergi lagi." Sesal yang tiada berakhir... padahal Allah sudah memberikan banyak kesempatan..

#syawal1443defa 
#harikelima

Balananjeur, Jum'at, 5 Syawal 1443 H/ 6 Mei 2022 M

4 Syawal 1443 Hijriyah

Selalu ada kisah penuh hikmah dalam setiap perjalanan, selalu ada orang-orang yang berbaik hati berbagi kisah, berbagi hikmah, berbagi ilmu.

MasyaAllah semoga berkah dan Rahmat Allah bagi orang-orang baik disekitar kita.

"Karena saya melakukannya dan mengalaminya sendiri, jadi saya berani mengatakan bahwa kesibukan seperti itu hanya sebatas perasaan saja. Merasa sibuk hingga tak bisa mengerjakan tugas, kesibukan akan tetap ada selama kita hidup. Permasalahan yang kita hadapi bukan dalam kesibukan itu sendiri tapi pada mindset dan manajemen diri termasuk manajemen waktu." Saya yang awalnya sedang berbincang dengan saudara saya yang lainnya langsung mengalihkan perhatian pada beliau yang sedang berbagi kisahnya.

"MasyaAllah ini akan menjadi ilmu yang sangat berharga." Well, saya senang saat mendapati ada permata ilmu.

"Kalau kita tahu besok akan banyak kerjaan atau harus berangkat cepat ke tempat kerja maka kita selesaikan tugas rumah dimalam hari jadi besoknya kita bisa fokus pada pekerjaan lainnya. Jangan menunda pekerjaan, lakukan saat itu juga, jangan banyak ngeluh. Jangan sia-siakan waktu untuk mengeluhkan pekerjaan, yang ada bukan mempermudah pekerjaan namun melahirkan banyak alasan untuk mengeluh. Mencuci baju sambil mengurus anak apalagi sambil bekerja diluar rumah adalah pekerjaan berat, apakah akan menjadi ringan saat dikeluhkan? Apakah akan beres saat dikeluhkan? Ini adalah hidup dimana kita masih diberi pilihan. Saat kita sudah memilih maka kewajiban kita adalah menunaikannya, ini tanggung jawab dan pilihan hidup kita. Daripada sibuk mengeluhkan letih lebih baik gunakan waktu yang ada untuk menunaikan tugas. Lapangkan hati, semua orang memiliki beban letih yang berbeda namun tak pantas kita menjadikan letih kita sebagai alasan untuk menghindar dari tugas lainnya apalagi sampai membandingkan diri dengan orang lain; menganggap orang lain hidupnya berleha-leha, seolah kita yang paling susah dan sibuk. Tunaikan amanah sebaik-baiknya!" Lalu beliau berkisah tentang keseharian beliau dengan segudang amanah yang dititipkan, "tapi tak membuatnya mengabaikan keluarga, khidmatnya pada keluarga MasyaAllah sangat luar biasa." Tambah saudara saya yang lainnya.

Balananjeur, Kamis, 4 Syawal 1443 H/5 Mei 2022 M

Waktu yang Sebentar

Yang diingat teh nggak boleh berkunjung ba'da dzuhur karena dikhawatirkan tuan rumah yang dikunjunginya sedang istirahat, jadi selama ini menjaga waktu-waktu tertentu untuk tidak berkunjung di waktu itu kecuali kalau kepepet 🤭

Pagi-pagi sudah siap untuk berkeliling silaturahim, qodarullah ada accident yang membuat kang @wawanridwan75 dan 2 pemudanya fokus menyelesaikan hal itu. Beres tepat saat adzan dzuhur dan seperti muqoddimah saya bahwa kami menjaga untuk tidak berkunjung di jam itu. 

Setelah ashar barulah kami berangkat mengunjungi Uwa dan bibi kami, rencananya mengunjungi minimal silaturahim ke 4 rumah; 2 bibi, 1 uwa dan tetap ke rumah Emak. Qodarullah di tiap rumah tertahan dengan kerinduan, uwa memegang tangan memintaku untuk jangan dulu pulang, begitu juga bibi hingga akhirnya malam menjelang. Tak apa jika kami langsung pulang tapi rumah Emak hanya berjarak 200 meter an dari rumah Uwa, akan sangat menyakiti hati emak kalau kami tidak kesana sedangkan kami bisa berkunjung tak jauh dari rumah emak, saya tidak ingin hati emak terluka. 

Emak sedang di kamar saat kami kesana, saya cium punggung tangan dan peluk emak lalu saya katakan padanya bahwa kami baru silaturahim ke rumah Uwa dan bibi. Saya minta maaf karena kemarin sore tidak kembali ke rumah emak dikarenakan hujan, lalu saya kembali peluk emak dan sampaikan ucapan terimakasih saya karena sudah melahirkan kakang dan mendidiknya hingga sebaik dirinya hari ini. 

Waktu kita yang sebentar..

#sepotongepisodedefa 
Pagerageung, Rabul, 4 Mei 2022

Tetap Saja

Tetap saja setelah terbiasa bangun jam 1 maka tubuh pun refleks terjaga di jam itu, awalnya mau langsung ke dapur untuk menyiapkan sahur shaum sunnah 6 hari di bulan syawal namun tidak jadi karena siang nanti kami berencana silaturahim ke rumah beberapa famili. 

"Biarin we atuh nya silaturahim lagi shaum Oge!" Hmm nggak apa-apa sih, tapi kalau shaum sunnah mah boleh dibatalkan kalau sampai tuan rumah menawarkan makanan teh. Ini untuk menghormati tuan rumah yang sudah menyiapkan hidangan.

Pada malam hari raya kemarin saya bilang bahwa sepulang dari masjid saya hanya mau tinggal di rumah tapi ternyata tidak bisa dilakukan karena justru saya sendiri yang meminta untuk berkeliling silaturahim. Hmm ini katanya darah yang mengalir dari Ayah Allohuyarham, Ayah ahli silaturahim dan diwariskan juga kepada putra-putri beliau. Tidak sama persis namun seringnya gerak tubuh teh tiba-tiba saja minta berangkat berkeliling silaturahim. Allohu A'lam..

Emak menjadi prioritas namun ternyata emak sedang berada di rumah kakaknya jadi kami pun langsung melaju ke sana. Biasanya di rumah Uwa penuh tamu tapi jam itu kebetulan hanya ada keluarga emak (termasuk kami) dan cucu-cucu Uwa. 

Lanjut ke rumah kakak sepupu kami yang rumahnya hanya berjarak beberapa meter dari rumah Uwa, di sana lebih ramai karena sebagian anak uwa berkumpul disana. Lanjut ke makam untuk berziarah, bertemu beberapa famili lain dan berakhir di rumah Emak. Ba'da Ied biasanya emak sendirian karena semua penghuni rumah berangkat silaturahim jadi di jam-jam itulah menjadi tugas kami menemani emak. Hmm tidak ada tugas sih hanya tuntutan dari diri sendiri 🤭

insyaAllah hari ini lanjut ke famili lainnya dengan rumah emak sebagai titik awal, insyaAllah..

#sepotongepisodedefa 
Balananjeur, Selasa 3 Mei 2022

Selasa, 03 Mei 2022

Sebuah Cerita

Slide 1. Pulang Ied dari masjid Al Furqon, tanpa adik Umar karena sudah pulang duluan. 

Dulu saya paling nggak suka baju couple an, pokoknya nggak nyaman weh kalau baju yang saya pakai ternyata ada yang sama, makanya suka ngdesain sendiri pakaiannya. Karena kalau ngdesain sendiri mah peluang buat ada yang sama teh kecil banget bahkan mungkin cenderung nggak ada soalnya idenya ada di kepala 😅

Tapi setelah ada anak gadis mah mau nggak mau harus menyesuaikan diri dengan harapan mereka. Mereka selalu suka saat motif kain yang kami gunakan sama, warna yang sama dan desainnya tetap saya yang ngatur 🤭 jadilah di moment tertentu kami pilih baju couple an. Hikmahnya anak-anak senang dan kami pun ikut senang.. ya atuh da orang tua mah ikut bahagia kalau anak-anaknya bahagia teh nya 😁.

Hikmah lainnya, orang-orang mudah mengenali, "oh ini bajunya sama kayak itu. Berarti keluarga itu." 😅

Slide 2.
Hari kedua setelah berlelah macet-macetan ba'da takziah, kakang ngajak ngdate sekeluarga. Anak-anak lagi pada kangen nasi TO nya Haji Atun, jadilah pilihan kami pun kesana. 

Naaah, lagi-lagi orang tua mah akan senang saat anak-anak senang. Ya kaan?

Kali ini justru nomor 1 dan nomor 4 yang nggak ikut, mereka memilih jadwalnya masing-masing. Nomor 1 ada gambar yang harus diselesaikan dan nomor 3 bermain bersama sepupu kicil kesayangannya.

Moral of the storynya apa? Hmm apa ya 🤭

Oh ya, sebagai tambahan informasi, orang yang bisa megang hp atau ngakses media sosial itu bukan berarti tidak punya kesibukan. Sibuknyamah sama aja 😅

Balananjeur, Selasa, 3 Mei 2022

H-48

"saya tidak suka menunggu besok atau nanti." Ini yang pernah saya katakan pada kang Wawan di awal pernikahan kami.

Misal, "nanti deh saya berubah menjadi lebih baik." Atau, "besok deh saya mau khidmatnya." Yaa yang berhubungan dengan segala sesuatu yang menurut saya baik, sesuatu yang tak perlu nunggu nanti atau besok untuk dilakukan.

Ini pernah jadi penyebab konflik diantara kami. Saya yang senangnya, "lakukan sekarang juga!" Dan dia yang akan mengatakan, "sebentar yaa!" Sampai akhirnya kami menemukan jalan tengah, hmm jalan keluar biar nggak dikit-dikit jadi konflik. Ini mah hal yang masih bisa didiskusikan, bukan hal yang pas dijadikan bahan konflik 😅 eh tapi da awal-awal nikah mah apapun bisa jadi pemicu drama konflik tersendiri. Cara makan saja bisa jadi pemicu konflik 🤭 MasyaAllah luar biasa drama hati wanita.

Oh iya, jalan tengahnya bagaimana? Hmm saya berusaha berlapang dada dan dia pun berusaha mengimbangi kebiasaan saya. Ya, dalam berumah tangga mah nggak bisa cuma satu orang yang berusaha; berusaha menghadirkan sakinah, mawadah warahmah. Harus ada usaha dari suami dan juga istri, harus bareng-bareng.

Misal istri punya karakter buruk, nggak bisa doong beralasan, "ya aku mah da gini, kamu harus ngertiin aku!" Tanpa ada usaha untuk memperbaiki diri. Begitupun dengan suami yang masa lajangnya arogan, nggak lucu atuh terus dalam kearoganannya dengan dalih, "kamu terima aku apa adanya dong!" Keduanya harus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik bersama-sama, istri menjadi versi terbaik dirinya dan suami pun menjadi sebaik-baik dirinya. 

Hmm apa lagi ya? Oh ya, berumah tangga itu juga saling support dalam kebaikan, trus saling support untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi ummat sesuai kapasitasnya masing-masing. Berumah tangga itu haruslah berkembang bersama, bukan saling menjatuhkan apalagi saling mematikan potensi.

#catatandefa
Balananjeur, Rabu, 4 Mei 2022

Day 124

Ayah, "Teteh Aufa, besok ngbasho japri atau Cepot atau mie ayam Luthfi , yuk!"

Teteh, "Semuanya ikut kaan? Asal semuanya ikut."

Ayah, "iya donk, sekeluarga."

Ibu, " ummi sih oke-oke saja, tapi nanti dulu ya, yank." 

Well, katanya tugas istri itu menghabiskan uang dari suami, hahahaha... Tapi nyatanya justru sebaliknya, istri itu lebih pertimbangan saat akan menggunakan uang nafkohnya suami teh 🤭

"Gimana caranya biar cukup sampai gajian bulan depan?"

"Apa saja yang dibutuhkan anak-anak buat sekolahnya nanti? Kayaknya fokus ke itu aja dulu deh." 

"Oh iya, shalihahnya kan mau ke pondok lagi. Apa saja yang dibutuhkan nanti buat ke pondok?"

"laptop nomor 1 kayaknya urgen buat ganti deh. Nah fokusnya berarti emang ke sekolah anak-anak dulu, persiapan sekolah mereka sama kebutuhan mereka. Hari nya masih panjang buat sampai ke waktu gajian 🤭."

Trus berusaha agar tidak berlebihan dalam menyiapkan segala sesuatu di hari raya.

Naah, sering kaan kita dengar ba'da hari raya teh asap rumah jadi susah ngepul karena uangnya habis untuk keperluan di hari raya. Semua dihabiskan demi hari raya yang istimewa.. hmm sebenarnya istimewa tak perlu sampai nguras isi dompet juga. Kalau sampai nguras mah namanya bukan istimewa tapi mempersiapkan kesulitan, yaa sesuatu yang berlebihan kan sama artinya dengan bersiap mendapatkan kesulitan lainnya.

Ibu itu otaknya seneng mikir, nggak mau anggota keluarga susah teh caranya dengan mutar otak agar apa yang diberikan suami teh cukup, tidak sampai menggantungkan kesulitan pada orang lain ( i mean orang tua 🤭). 

Kalau ayah, kasih sayangnya teh dengan berusaha mencukupi semua kebutuhan dan juga keinginan istri dan anak-anaknya. Tidak peduli apakah itu kebutuhan atau keinginan, pokoknya penuhi aja. Memikirkan caranya bukan mikir gimana cara agar uang ini cukup tapi mikir gimana biar ada pemasukan lagi, oh tentu saja kriterianya harus halal dan thayyib.

Ini versi ibu rumah tangga seperti saya yaa 🤭

MasyaAllah tabarokallohu lana wa lakum..

#catatandefa
Balananjeur, Rabu, 4 Mei 2022

3 Syawal 1443 Hijriyah

Sudah cukup lama tidak mendapati pertanyaan seputar rumah, jadi cukup kaget saja saat tetiba ada yang bertanya, "De, rumahnya sudah beres?".

Harus memokuskan diri mengolah pertanyaan itu, bingung saja ituteh nanyain apa. Saking sudah sangat lama tidak ada yang bertanya seperti itu, sampai akhirnya faham arah pertanyaannya. 

"Belum benar-benar beres, tapi Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah 'alaa kulli haal." 

Beliau tahu rumah kami sebagian belum benar-benar tuntas proses pembangunannya, hmm masih ada beberapa bagian dinding yang belum diplester dan beberapa hal lain yang tertunda karena beberapa sebab. 

MasyaAllah fabiayyi aalaairobbikumaa tukadzdzibaan, hari itu saya dibuat senang dengan pertanyaan seperti itu. Mungkin bagi beliau itu hal yang biasa namun dalam pandangan saya itu perhatian yang sangat luar biasa membahagiakan, MasyaAllah hadza min Fadhli Rabbi. Itu bentuk perhatian yang luar biasa bagi saya dan saya mengucap syukur tiada terhingga atas perhatian seperti itu. 

Alhamdulillahilladzii bini'matihii tatimmushshoolihaat, sungguh Maha Baik Allah yang telah menghadirkan kebaikan dan orang-orang baik serta menghadirkan kebahagiaan dari setiap kebaikan itu.

Lalu saya bertanya pada diri saya sendiri, "Defa, sudah shodaqoh ucapan baik apa hari ini?" 
Kalimat baik adalah shodaqoh, darinya lahir kebahagiaan dihati saudara kita atau semangat kebaikan yang ditularkan lalu menjelma menjadi jariyah kebaikan yang beruntun. Wajah berseri dan memperlihatkan kebahagiaan atas perjumpaan adalah shodaqoh, darinya hadir hati yang dipenuhi wewangi kesyukuran akan kemaha agungan Allah dan terciptalah kerukunan yang diikat kasih sayang karena Allah.

Hatur nuhun pada orang-orang baik dan kalimat baik serta raut wajah berseri.

#syawal1443defa 
#hariketiga
#jurnalsyukurdefa

Balananjeur, Rabu, 3 Syawal 1443H / 4 Mei 2022

2 Syawal 1443 Hijriyah

Sungguh sangat membahagiakan bagi ummi saat berkumpul bersama kalian, hari ini di ruang ini. Mendengar kalian berkisah dan saling bercanda, saling melempar kata dan berbagi ceria. MasyaAllah Nak, apa lagi yang bisa membuat hati ummi menatap dengan penuh suka cita..

Bisa menyuapi kalian, Nak, meski hanya sebentar di usia ini sungguh sangat membahagiakan Ummi. Tahukah kalian, hal yang membuat hati ummi di dekap khawatir? Apakah khawatir ini berlebihan atau tidak, ummi tidak tahu. Namun inilah yang ummi rasakan, ummi khawatir kalian tak lagi membutuhkan kasih sayang dan perhatian ummi. Jadi, saat kalian meminta ummi menyuapi , MasyaAllah itu sangat membahagiakan ummi.

Berjalan kaki bersama kalian, Nak. Adalah anugerah tiada Tara bagi ummi. Menghitung jejak jarak dan menyimpan banyak memori disepanjang perjalanan, kembali memungut beberapa ingatan dan membincangkan masa kecil kalian saat dahulu melewati jalan itu. MasyaAllah hadza min Fadhli Rabbi.

Mendapati kalian menatap dengan penuh sayang pada ummi Abi dan saudara-saudara kalian membuat ummi tak henti menata tahmid dari dasar hati hingga lisan kami. MasyaAllah Alhamdulillahilladzii bini'matihii tatimmushshoolihaat.. sungguh karunia yang tiada terhingga atas cinta karena Allah..

MasyaAllah Nak, Alhamdulillahilladzii bini'matihii tatimmushshoolihaat. Terima kasih sudah hadir dalam kehidupan ummi, menjadi bagian dari kami dan menerima kami dengan syukur. Terima kasih sudah berlebaran bersama kami..

#syawal1443defa 
#harikedua

Balananjeur, Selasa, 2 Syawal 1443 H / 3 Mei 2022

1 Syawal 1443 Hijriyah

Terbiasa terbangun menyiapkan sahur, MasyaAllah tempaan yang berubah menjadi kebiasaan setelah Ramadhan. Semoga amal lain yang di buru dibulan penuh tempaan kemarin menjadi pribadi kita dibulan ini dan seterusnya sampai kita meninggal, dengan niat ikhlas karena Allah dan usaha yang semakin baik setiap harinya.

Jam 10 tadi malam tertidur di ruang tengah ditemani anak-anak yang masih sibuk dengan kegiatannya masing-masing, MasyaAllah hari kemarin cukup lelah terutama psikis. Saya yang terbiasa melakukan sesuatu dengan gembira hari itu mendapat ujian penempaan dalam bentuk lainnya di tempat lain.. hmm, pasti bingung kaaan maksudnya apa 🤭 Saya juga bingung bagaimana menuliskannya agar tak menjadi catatan yang merugikan diri sendiri hanya karena ego yang merasa harus menceritakannya. 
MasyaAllah rumah selalu menjadi tempat ternyaman dan teraman bagi diri.

Jam ini biasanya menunggu nasi matang, kali ini membersihkan seisi rumah agar tidak riweuh atau meninggalkan rumah dalam kondisi berantakan saat kami berangkat shalat Ied nanti.

Menyiapkan pakaian yang sudah di setrika teteh @aufa_satiella . MasyaAllah gadis shalihah itu membuat hati meriuh tahmid, melihat Umminya sedang menyetrika langsung minta agar dia yang nyetrika. Ada teman ngobrol, ada yang masak brownies.. MasyaAllah teteh senang banget berkreasi dan beres-beres, dapur rumah kami bersih setelah dibersihkan teteh. 

Pakaian untuk berangkat Ied sudah digantung di dekat kamar teteh, warnanya biru. Hmm baju itu sudah disiapkan sebelum hari Ramadhan datang. Kenapa sebelum Ramadhan? Saya ingin fokus melakukan hal lainnya di bulan Ramadhan. 

Sandal baru? Hmm hanya de Olin yang beli sandal baru. Itupun karena sudah tidak ada sandalnya yang muat 😅

Sejak semalam saya sudah mewanti-wanti, "kalau kalian silaturahim, lakukan karena Allah dan nikmatilah itu! Namun, Nak, janganlah menjadi orang yang mengharapkan pemberian. Jangan berharap apalagi meminta! Jangan pernah menghiba dan meminta!" Kenapa nasihat seperti ini? Karena, hmm sudah lumrah kalau hari Raya teh dapat uang dari kerabat atau keluarga.. dan saya tidak ingin anak-anak memupuk jiwa pengemis dengan meminta atau berharap diberi. 

#syawal1443defa
#day1

Balananjeur, Senin, 1 Syawal 1443 H/2 Mei 2022 M

Hhhh