Sabtu, 30 Juli 2022

Barakallah Fii 'umrik Teteh Aufa

Teteh @aufa_satiella , ummi kembali mengatakan ini pada Abi @wawanridwan75 , "MasyaAllah, kok serasa baru kemaren kita mendengar tangis pertamanya yang nyaring. Putri kita sekarang sudah 15 tahun saja. MasyaAllah."

Ya, tetap saja meski waktu terasa gulir nya namun hati ini senantiasa merasa, "kok tiba-tiba saja.", "Serasa baru kemaren."

Putri Shalihah yang dulu kami timang dengan sayang kini sudah tepat 15 tahun, dan ini tahun ke-4 kami tak memeluk dan membisikkan do'a di ubun-ubun teteh di hari teteh bertambah usia.

Kita tidak merayakan pertambahan usia namun kita selalu menjadikan moment ini sebagai sarana untuk saling mengingatkan akan, "jatah usia yang semakin berkurang. Lalu amal apa saja yang sudah dan akan kita lakukan agar usia kita tak merugi."

Kita seringnya merasa takut akan usia yang merugi dan kita saling mengingatkan untuk muhasabah sekaligus menancapkan tekad kembali agar usia yang tersisa dihiasi amal yang lebih baik dari hari yang sudah berlalu.

Bukan berapa panjang usia namun seberapa banyak manfaat yang kita tebar dalam hidup kita.

MasyaAllah tabarokalloh shalihah, semoga Allah berkahi keseluruhan usia teteh. Limpahkan kebaikan dalam setiap gerak dan langkah serta semua yang terbersit di benak teteh. Semoga Allah karuniakan kebaikan hidup di dunia dan akhirat.

Ummi Ridha padamu, shalihah..

Teteh @aufa_satiella sayang, kami mencintaimu karena Allah insyaAllah. Terima kasih sudah menjadi putri kami, kami bersyukur kepada Allah atas engkau, Nak.

Tasikmalaya, 31 Juli 2022

Impian Teteh

Kaca yang berdebu, ramai lancar perjalanan dan masjid UPI Bandung.

Melihat UPI, teteh Aufa Ashfiea Ridwan, membawa ingatan ummi padamu, ini adalah citamu, "menjadi dosen di UPI." Itu yang teteh katakan di usia 10 tahun.

Kenapa teteh ingin jadi dosen di UPI? Jawaban itu awalnya karena ingatan teteh yang ingin menjadi bagian dari pembangun peradaban, menyampaikan gagasan dan ide kebaikan pada lebih banyak orang melalui calon-calon guru yang sedang di tempa di UPI.

Wait, tentu saja kalimat yang teteh ucapkan tidak seperti itu. Teteh masih usia 10 tahun saat itu. Dan kini, salah satu alasan kami rela berkawankan rindu selain karena memang sudah seharusnya seperti itu tetapi juga karena cita-cita yang teteh azzamkan.

Hari ini, teteh Aufa
Ummi melewati kampus ini..

Akan seperti apa akhirnya engkau di masa depan? Apakah menjadi dosen di UPI seperti cita-citamu ataukah menjadi bagian peradaban melalui hal lainnya.. 'alaa kulli haal, menjadi apapun itu, semoga selalu dalam Ridha dan kasih sayang Allah.

#aufamenuju15tahun

Menuju Jl Geger Kalong Hilir, Jum'at, 29 Juli 2022

15 Tahun Lalu (bagian 2)

Episode berjumpa denganmu setelah 8 bulan menjadi kawan setia yang Allah titipkan di rahim Ummi, Nak. Adalah episode dramatis namun menggembirakan. Seseorang menyebar berita negatif melihat senyum ummi kala di RS. Tapi, ummi tidak ingin menularkan virus buruknya lisan dan tangis yang dilalui di hari itu. Ini catatan ummi, mengenang 15 tahun hari lahirmu, membuka kenangan ummi akan 15 tahun uang tlah berlalu. Jadi, cerita ini murni kisah ummi namun ada namamu yang qodarullah tlah hadir bersama lirih doa dan tangis didalamnya.

Shalihah, 
Cerita ini bukan tentangmu, tapi 15 tahun lalu saat ummi akhirnya berjumpa dengan mu.

Jam setengah 2 siang adalah jadwal periksa spesialis Jantung, lanjut ke spesialis kandungan. Ummi ingin ke ruang pemeriksaan dengan berjalan kaki tapi perawat tidak membolehkan dengan alasan induksi selang yang sedang ummi jalani dan khawatir adanya pendarahan melihat darah yang terus menetes. Ah, jangan tanyakan ummi detail teori tentang kejadian pendarahan ataupun alasan tidak boleh berjalan kaki karena ummi sebenarnya tidak terlalu ingat alasan yang disampaikan perawat siang itu. Tak ada catatan di buku harian yang menjelaskan alasannya, yang ummi ingat hanyalah bahwa ummi tidak diperbolehkan untuk berjalan kaki.

Kursi roda disiapkan dengan beberapa perawat yang akan mengantar ummi, MasyaAllah membayangkan diri sendiri naik kursi itu dan didorong orang lain membuat hati ummi kecut, ummi tidak mau menyulitkan orang lain dan bayangan ummi akan bantuan didorong di kursi roda adalah bayangan terburuk dibanding kabar lain yang ummi terima setelah pemeriksaan.

"Bolehkah saya tetap berjalan seperti biasanya? Saya tidak mau naik kursi roda." Setidaknya ummi berusaha menyampaikan harapan dan mengusahakan akan terwujudnya harapan itu meski akhirnya ummi tetap duduk di kursi roda, kalau tidak maka pilihan lainnya adalah di dorong dengan menggunakan ..hmm ranjang rumah sakit yang suka di dorong itu, ummi tidak tahu namanya apa.

"Bayinya kemungkinan dibawah 2 kg, kondisinya tidak terlalu bagus tapi harus segera dilahirkan." kabar itu tak membuat ummi gentar, Nak. Denganmu kita sering berbincang, meski engkau masih di rahim ummi. Dan ummi yakin Allah akan membuatmu lahir dalam kondisi sehat, kuat dan tidak kekurangan suatu apapun.

Opsi Caesar tak bisa ummi ambil karena ingin merawat kalian tanpa sakit bekas jahitan, ingin membersamai kalian dengan maksimal tanpa menahan sakit lainnya. 

"Laa Haula walaa quwwata Illaa billah, insyaAllah Allah akan kuatkan bayi ini, Allah akan jaga dia dan dia lahir dengan sehat, kuat serta berat badan yang ideal untuk ukuran bayi yang baru lahir. insyaAllah Allah akan mampukan saya untuk melahirkan dengan normal, dan bayi ini akan lahir tanpa kekurangan sesuatu apapun."

Balananjeur, 29 Juli 2022

Jumat, 29 Juli 2022

Day 211

07.03 pagi


Me, "sayang, serius nih aku boleh ikut ke Bandung sama Mamah?"

Husband, "sure, sayang. Selama ini istriku mengurusku dan anak-anak, kini nikmatilah perjalanannya! Pulanglah dengan selamat dan sehat."


*****

10.35

Kami tiba di desa Inggris Bandung yang terletak di Jatiroke. Hmm kembali lah ingatan memungut sisa nostalgia.. 

"Dulu, Nak.." ibu ini memulai nostalgianya. Selalu menghadirkan riak saat lembar ingatan dibuka, ada hati yang kembali dibawa berlari; jalan ini memiliki banyak kisah, untuk kami.

Cuaca sangat panas, kami (saya dan Aa Quthb) berencana untuk tetap tinggal di mobil selagi eteh menjemput teteh Icha, tapi suasana disini sayang untuk dilewatkan, berdiam diri di mobil jauh lebih panas di banding diluar. Kami pun memilih turun dari mobil dan duduk di...hmm dimana ya initeh? Kata teteh Icha, ruangan ini menjadi tempat belajar teteh Icha selama sebulan ini.

Kami duduk disini, kembali memungut serpih kisah yang melintas, "dulu, Nak.."

Banyak perubahan yang terjadi, ya.. inilah sunnatullah hidup. Jalan ini banyak berubah, seperti itulah juga dengan kita.. Kalau kita tetap bergelut dengan, "aku mah ya gini-gini aja." Dan tidak mau berubah ke arah yang lebih baik... Maka, apalah arti kehadiran kita?

Jatiroke, Jum'at, 29 Juli 2022 

*****

9.40

Ini perjalanan jauh pertama saya tanpa kang Wawan Ridwan, sejak 3 hari yang lalu bertanya-tanya, "benar nih boleh?" Makumlah...kali pertama 🤭

Beliau membolehkan dengan syarat. what? Dengan syarat? Yups, dengan syarat. Hmm syaratnya hanya harus dalam kondisi sehat. Well, it is easy buat hari ini mah insyaAllah.
Alhamdulillah hari ini kondisi kesehatan sedang sangat baik dan MasyaAllah Alhamdulillah 'alaa kulli haal 


*****

12.56

Kami meneruskan perjalanan menuju Lembang melalui tol Purbaleunyi. Sebelumnya mengantar Aa Quthb ke masjid Salman ITB, biidznillah Aa menjadi panitia syukwis dengan tugas megang kamera 😁

MasyaAllah Alhamdulilah tsumma Alhamdulillah Aa menjadi bagian dari kebaikan, semoga Allah catat dan masukkan Aa dalam golongan pemuda yang berlomba dalam kebaikan.

Kembali ke.. perjalanan. Eteh meminta saya mengabari Udi, ponakan kami di Lembang, bahwa kami sudah dalam perjalanan ke Lembang, tepatnya di tol Purbaleunyi.

Dari sini saya melihat Gelora Bandung lautan api, stadion kebanggan warga Jabar. Dari sini tampak megah.. tapi, jangan tanyakan saya bagaimana tampak dari dekat karena saya tidak tahu.

Well, perjalanan masih berlanjut..

Saya ingin membaca buku kisah perjalanan Umar bin Abdul Aziz dulu sambil menikmati perjalanan dan... pemandangan tol 😁


Tol Purbaleunyi, Jum'at, 29 Juli 2022

*****

Jam 14.23 kami sampai di Lembang, perjalanan hari ini akan berakhir disini untuk kemudian pulang lagi ke Tasikmalaya.

Sejak mengantar teteh Aufa ke SCB 3 tahun yang lalu, Alhamdulillah biidznillah tidak mabuk kendaraan lagi. Alhamdulillah diberikan kesempatan untuk menikmati perjalanan. Macet terasa nikmat, jalan lancar terasa nikmat, 'alaa kulli haal perjalanan tak lagi membuat dada berdebar 😁

Lembang, Jum'at, 29 Juli 2022

*****

15.50

Jalan berkelok-kelok, mendaki dan menurun. Beberapa nama jalan tidak familiar.. untungnya tidak ada tuntutan menghafal nama jalan 😁

Saya merangkum catatan perjalanan hari ini dalam label catatan perjalanan di blog saya. insyaAllah rangkumannya saya tulis nanti malam sesampai di rumah, insyaAllah.

Lembang, Jum'at, 29 Juli 2022

*****

Setelah sempat drop selama 2 mingguan hingga kesulitan untuk sekedar duduk apalagi berjalan, MasyaaAllah Alhamdulillah diberikan kesempatan lagi untuk menjejak. Semoga jejak amal kebaikan yang tercipta.

Tol Pasteur, 29 Juli 2022

15 Tahun Lalu (bagian 1)

Hari ini 15 tahun yang lalu ummi dan Abi sedang berada di rumah sakit menanti kehadiranmu, Shalihah. Kondisi kesehatan ummi semakin menurun, jam setengah 2 siang nanti jadwal pemeriksaan dokter spesialis jantung lanjut cek USG ke spesialis kandungan, begitu kata perawat yang memeriksa ummi tepat saat adzan shubuh berkumandang.

Ummi mulai lelah, 10 hari berbaring di ranjang rumah sakit dengan jarum infus di tangan serta selang oksigen yang sewaktu-waktu kembali terpasang membuat ummi mulai merasa lelah. Aa Quthb dan Aa Umar menunggu ummi di rumah mamah, mereka pun pasti menunggu ummi dengan rindu.. dan mamah, menanti kepulangan dan kabar anaknya ini dengan khawatir. 

Abi menguatkan dan mendampingi ummi, "kita akan melaluinya bersama." Kalimat itu menjadi kata lain dari, "aku akan selalu ada untukmu. Aku disini bersamamu."

Hari ini 15 tahun yang lalu ummi menuliskan semua perasaan ummi dalam jurnal harian ummi, membaca Al Qur'an dan membaca buku yang sengaja ummi bawa saat hendak berangkat ke RS. Abi juga sering menanyakan kabar hati ummi, "ada yang sedang ingin ummi ceritakan?" Dan Abi menyimak cerita ummi dengan penuh antusias... MasyaAllah, Nak, semua itu menjadi terapi tersendiri bagi ummi. Meski kondisi kesehatan ummi tidak segera membaik namun kesehatan mental ummi tak sampai turun ke titik nadir.. itulah yang ummi rasakan.

Hari ini 15 tahun yang lalu, ummi tidak mau kalau hari-hari ummi hanya dilalui dengan hanya sekedar rebahan saja. Meski tak panjang jarak yang bisa ummi lalui saat selang infus terpasang dan jantung ataupun imun yang berontak namun ummi tidak ingin mewariskan hidup yang hanya diisi dengan "menyerah saja pada keadaan" pada bayi yang ada dalam rahim ummi. Dalam kondisi selemah apapun, harus ada yang tetap dilakukan, harus ada nilai yang bisa menjadi ikhtiar perbaikan terutama bagi generasi minimal bagi bayi yang sedang kami nantikan kelahirannya.

Ummi pernah disapa lelah, lelah yang sangat, tapi...ummi tidak ingin menyerah.

Mungkin saja apa yang ummi lakukan (menulis dan membaca) hanya kan menjadi setitik nila ditengah lautan peradaban tapi bagi ummi selama bisa menjadi bagian dari lautan peradaban, tak apa meski hanya setitik nila. Jadi, itulah yang bisa ummi lakukan saat itu. Ummi mengkhatamkan Al Qur'an 3 kali selama 10 hari di RS, menulis meski hanya catatan harian di buku catatan ummi, membaca shirah Nabawiyah. Akhirnya hanya itulah yang tersisa untuk ummi lakukan.

Darah menetes setiap kali ummi berjalan, seorang teman yang berkunjung bertanya, "Dede, itu nggak sakit?" Ummi jawab kalau ini sangat sakit. Lalu teman ummi bertanya lagi, kenapa ummi masih tetap tersenyum dan berjalan kalau merasa sakitmah. Ummi katakan padanya kalau inilah yang masih bisa ummi lakukan. Kalau ummi merenggut sambil menangisi taqdir, apa yang tersisa dari diri ummi? 

Ummi juga ingin menyiapkan bayi dalam rahim ummi untuk Ridha atas taqdirNya kelak"hidup itu, pastilah akan bertemu sesuatu yang manis ataupun pahit. Akan bertemu hal yang membuat hatinya kegirangan ataupun perih, itu sunnatullah kehidupan. Saya berdo'a agar bayi ini bersabar dan senantiasa bersyukur akan taqdir Allah, apakah dihadapannya itu hal yang membuat hatinya senang ataukah yang membuatnya menangis, saya berdo'a agar Allah lapangkan hatinya dan jaga raut mukanya dari merenggut atas taqdir Allah. Saya berdo'a untuk hari-hari yang akan dilaluinya kelak, dengan cara ini juga saya berdo'a untuknya. Semoga Allah kuatkan langkahnya, lapangkan dadanya, cerahkan air air muka nya, fasihkan lisannya dan tetapkan ia pada jalan yang tak akan disesalinya, jalan yang membuatnya semakin taqorrub ilallah."

Hmm... Sangat mungkin bayi kami tidak tahu harapan kami hari itu, namun kami meyakini apa yang bahkan sekedar terbersit di benak pun akan mengalir pada bayi yang bersemayam di rahim lalu ia terlahir menjadi sosok seperti apa saat ibu mengandung lalu membesarkannya. Kami meyakini bahwa anak yang terlahir adalah gambaran hati dan pikiran ibu selain kemudian faktor lainnya turut mewarnai saat ia telah lahir nanti.

Hari ini 15 tahun yang lalu, ummi kemudian berjalan dipapah Abi di sepanjang koridor ruang tindak di RS. Ummi sampai hafal berapa jumlah ubin disana, meski sekarang mah sudah lupa lagi. Ummi mengingat wajah para perawat yang sangat ramah. Hmm banyak yang mengatakan kalau perawat disana judes-judes, tapi selama ummi disana, ummi tidak mendapati satupun yang judes seperti kata orang -orang, Nak. Menurut ummi dan yang ummi rasakan, mereka itu sangat baik dan ramah. MasyaAllah Alhamdulillahilladzii bini'matihii tatimmushshoolihaat, ummi bersyukur kepada Allah atas orang-orang baik disekitar kita. Sungguh kebaikan menghadirkan kebahagiaan ya Nak, itu juga menjadi terapi tersendiri bagi ummi.

Ada satu calon bidan yang masih ummi ingat namanya, dia sangat ramah dan sering mengajak ummi berbincang-bincang. "Teteh, bagaimana perasaan teteh sekarang? Cerita ya teh!" Padahal saya tidak terlalu pandai menceritakan perasaan pada orang lain (saat itu), tapi teteh calon bidan itu rutin menyapa, bertanya dan menyimak meski cerita ummi hanya seputar,. "saya membaca juz sekian dan ada yang membuat hati saya...." Atau, "saya selalu jatuh cinta dengan shirah Nabawiyah karya Syaikh Al Mubarakfury..." dan seterusnya. MasyaAllah Ummi bersyukur kepada Allah atas calon bidan itu. Semoga Allah memberkahi dan menjaga serta memuliakan teh Mega (nama calon bidan itu) dimanapun dia berada.

Hari ini 15 tahun yang lalu.

#aufamenuju15tahun 

Balananjeur, Sabtu, 30 Juli 2022

Rabu, 27 Juli 2022

Day 210

Yang ingin saya ceritakan pagi ini adalah tentang... Hmm apa ya 🤔
Oh iya tentang kegiatan dua hari ini yang menurut saya excited pisan Weh. Sebabnya adalah dalam kondisi tubuh yang masih dalam masa lelah kronis lalu Allah berikan kesempatan untuk bisa menyiapkan hidangan meski sedikit buat tamu -tamu Aa. Ya, feel excited pisan karena beberapa hari ini jangankan mengerjakan ini itu, sekedar jalan kaki saja sambil agak nyered kaki kiri yang qodarullah sedang terasa nyanyautan karena autoimun.

Lelah kronis nya juga karena autoimun. Hmm ini teh kayak gimana ya? Pokoknya lelah yang super duper meski tubuh tidak melakukan aktivitas apa-apa. Kalau sudah seperti ini teh rasanya pengen nangis sambil bilang, "ya Allah, nggak kuat." Karena lelahnya disertai sakit di beberapa bagian sendi termasuk dada, kepala yang sakit dan pencernaan yang super sensitif alias makan apa saja berpotensi bikin sakit perut. MasyaAllah 'alaa kulli haal Alhamdulillah 'alaa kulli haal.

Well, kembali tentang menyiapkan hidangan buat tetamu Aa. Saya senang karena Aa sudah lebih terbuka untuk berteman dan membuka diri untuk Wellcome home pada teman-temannya. Sebenarnya sejak Mts Aa sudah mulai lebih membuka diri dalam pertemanan, sering ngajak beberapa teman ke rumah diantaranya Aldi, Fawaz, Difad, Shidqi, Sammy, hmmm siapa lagi ya 🤔 Nah kaan, saya memang tidak terlalu mudah mengingat nama 🙏

Sammy beberapa kali menginap disini. Masih ingat bagaimana dia memberi testimoni akan nikmatnya makan di rumah Aa padahal menunya hanya tempe goreng dan telur goreng sedangkan kondisi ekonomi keluarga Sammy tak menyulitkannya untuk makan dengan menu yang jauh lebih wah dibandingkan disini. MasyaAllah Alhamdulilah 'alaa kulli haal.

Oh iya dalam catatan kemarin saya keliru menulis nama salah satu teman Aa, harusnya Suryana bukan Supriyatna. Kalau Faraz mah sudah benar.. but wait kok nulisnya ngalor ngidul begini. Baiklah, kita buatkan benang merahnya dengan kalimat, "here it is the story about tomorrow and know." Setelah nulis ini itu 🤭

Aa bertanya bolehkah dia membawa daging untuk nyate sama teman-temannya di kost an, saya bilang tentu saja boleh, mau nyate di rumah juga boleh. MasyaAllah Alhamdulilah Aa menanggapi dengan senang. Rencana awal dengan Afipudin dan Wendy, teman satu fakultas yang juga se-almamater di SMAN 6 Tasikmalaya.

Hari Rabu pagi Aa cerita kalau dia mengalami demam dan meriang kipi pasca booster moderna.

Saya pikir Aa tidak jadi pulang ke rumah atau ke rumah bersama teman-temannya untuk nyate karena lama tak ada kabar juga mengingat Aa yang masih demam. Tapi ba'da Ashar Aa mengabari kalau Aa sudah dalam perjalanan.

Kebayang kaan rumah yang berantakan pasca pemiliknya sakit, belum menyiapkan ini itu jadi auto go to beres-beres rumah and menyiapkan persiapan ngaliwet sulung and friends tea.


But wait, i don't have many ... Eh sorry, money 🤭. Hari ini qodarullah benar-benar tidak sedang memegang satu rupiah pun. 

Alhamdulillah Umar meminjamkan 20 rb untuk membeli bahan yang dibutuhkan buat bikin sate. MasyaAllah ternyata belanjanya lebih dari 20 ribu, tepatnya 38 rb. Jadilah 18 rb nya dibayar belakangan. 

Oh iya, belum ada tusuk sate dan di wa Enung juga tidak ada tusuk sate. Larilah ibu ini ke warung teh Yoyom namun ternyata disana pun tidak ada. Lanjut lari ke warung pak Haji Toto, Alhamdulillah sedia tusuk sate disana. 

"Kayaknya pas bsnget kalau disuguhi teh tarik dingin. Beli es batu nya deh sekalian." Saya bernarasi dengan rencana sendiri.

By the way, Aa dan teman-temannya sudah berada di rumah dan sedang memotong-motong daging serta membumbuinya. Nasi liwet juga sedang di masak, saya membuat nasi liwet dari 1,5 kg beras campur serai, daun salam, daun bawang dan of course garam dan kaldu bubuk.

Pulang dari warung langsung bikinin es teh tarik trus menyalakan tungku kayu dan menyiapkan piring dll agar tidak paciweuh saat semua sudah siap.


Mungkin ada yang bertanya, "kok nggak dihandle sendiri sama Aa atau teman-temannya?"

Salah dua jawabannya adalah karena Aa sedang sakit dan semuanya sedang mengerjakan tugas juga. Jadi biarlah ini saya handle. Dibantu Umar yang qodarullah juga sedang di uji sakit.

Nyate nya di Hawu dengan rempah yang banyak.

Balananjeur, Kamis, 28 Juli 2022

Day 209

Ummi mencoba mengingat nama-nama teman Aa yang berkunjung ke rumah hari ini. Ada Afip teman Aa di SMAN 6 Tasik cuma beda kelas, Aa di IPS 5 dan Afip di IPS 4, "tetangga kelas." Kata Aa dan Afip. Nama Afip juga salah satu nama yang pertama kali ummi dapati dari sekian siswa SMAN 6 yang masuk Umtas.

Ada Farid alumni Gontor yang akan mengikuti jejak Aa untuk mengikuti SSC, kali ini SSC 35 dan mendapat rekomendasi khusus dari ikatan masjid Indonesia untuk mengikuti SSC offline. Hmm SSC 35 memang ada offline dan online nya.

Ada Syahid yang rumahnya tepat dibelakang Umtas. Ummi becandain tentang masuk lewat jalur zonasi 😁

Trus hmm.. siapa lagi ya? Suryana atau Supriyatna kalau tidak salah. Ini mah asalnya dari Sodong. Naaah ummi memang kesulitan mengingat nama, jadi kalau ada sekian orang teh pasti ada yang sulit ummi ingat. 2 dari 5 orang teman Aa yang hari ini ke rumah pun kesulitan untuk ummi ingat. Termasuk nama Aa yang satu ini, kayaknya ummi keliru menulis nama juga asal dari mana. Yang pasti antara Supriyatna dan Faraz yang boleh jadi 2 nama itu bukanlah itu jadinya ummi asal tulis saja. 

Faraz (kalau tidak salah) salah satu keluarga alumni SD Al Muttaqin Tasikmalaya. Aa ini juga salah satu yang mendapat kesempatan pertukaran pelajar ke Malaysia bersama Farid.
Ketika mereka semua sampai di sini, hal pertama yang ummi tanyakan adalah, "A Wendy yang mana?" Hahaha dasar ibu ini yaaa... Nggak tahu cara berbasa-basi yang baik dan benar atau sekedar say Wellcome or marhaban jadi langsung saja nanyain teman Aa yang namanya paling familiar buat ummi. 

A Wendy juga teman Aa sejak SMA cuma beda kelas, waktu SMA mah nggak akrab qodarullah sekarang se universitas sekaligus sefakultas jadi teman baik Aa selain Afip, Farid, dan A Yogi.wendy dan Afip memiliki ikatan...satu almamater SMA dan kita faham kan ya gimana jadinya teman satu almamater ketemu di universitas, meski tadinya nggak akrab eh bisa tetiba langsung akrab saja.

Kalau Farid dan A Yogi itu memiliki ghirah yang sama dengan Aa. Seseorang itu berkumpul dengan ruh yang sama dengannya, ummi semakin meyakini itu saat melihat circle pertemanan Aa. 

Aa itu circle pertemanannya sejak kecil bisa dihitung pakai jari, bukan anak yang supel dan senang ngobrol dengan orang lain. Lebih suka baca buku dibanding berkumpul bersama teman, lebih suka duduk di perpustakaan dengan buku daripada berkumpul di kafe ataupun kantin. Jadi ummi bisa ingat nama teman-teman Aa karena memang tak banyak.Seperti saat murid-murid Abi @wawanridwan75 berkunjung ke rumah, yang pertama kali ummi tanyain teh Rahma adiknya teh Putri, "mana de Rahma?" Ibu ini memang seringnya gini, nanyain dulu nama yang familiar sebagai tanda basa-basi dan so' akrab. But percaya deh kalau saya itu termasuk tipe yang supel, qodarullah supelnya hanya nurun ke anak gadis; teteh Aufa dan de Olin. De Olin sama teteh supel dan tipe pendengar yang baik sekaligus mengatakan hanya yang diyakini saja alias nggak pandai basa-basi yang tema nya nggak ngerti apa (bingung ini teh nulisnya apa 🤭).

Lanjut ke ucapan selamat datang ala Ummi 😁

Saat teman-teman Mts Umar menjenguk Umar yang sedang sakit, pertanyaan ummi nggak jauh berbeda, "mana Ben?" Ben itu Bintang, teman baiknya Umar. 

Hmmm de Olin punya teman baik? Persis kayak Aa Quthb, dia belum tahu cara punya teman di masa MI meski dia si tipe supel.

Teman saat MI malah nggak ada 🤭 teman di Mts, di SMA kemudian hari ini di universitas dan organisasi nya. Hmm teman yangummi maksud adalah teman bimakna shohib yaa 


Balananjeur, Rabu, 27 Juli 2022

Salam Pembuka di Komunitas Asli Pagerageung

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.. 

Tepangkeun Abdi Defa S Hidayat singkatan dari Dede Fatimah Shalihah Hidayat. Hidayat di candak ti nama belakang rama, Yaya Hidayat (Allohu yarham). Di group ieu katawisna aya beberapa wargi Abdi oge.. Hee

Sateuacanna hapunten nya akang admin, bahasa nu dianggo ku Abdi rada gado-gado 🙏🙏😁

Lebet kana group di undang ku teh Yyh Kamaliah , Abdi kawitna rada bingung sakedap waktos ngklik group dipasihan beberapa pertanyaan sebelum masuk group. Salah dua pertarosannana nyaeta alasan masuk group sareung nami tokoh. Saya terdiam sebentar, "alasannya apa? " Ya, segala sesuatu bahkan tulisan ini pun kelak akan dimintai pertanggungjawabannya, "untuk apa dan bagaimana?" Itupun membutuhkan alasan. Tapi tentu saja saat pertanggungjawaban itu bukan alasan yang sekedar apalagi dibuat-buat yang bisa kita utarakan, karena saat itu bukan kepandaian kita melafaz kata atau melukis aksara yang diperlukan tapi amal kita selama hidup yang menjadi 'panduan'.. Kita tak bisa beralasan lagi. 

Lalu, apa kitu hubungannya dengan alasan masuk group? Hanya sekedar terpikir begitu saja, untuk masuk ke suatu group atau komunitas saja kita akan ditanyai alasan untuk apa kita masuk group itu apalagi untuk hidup. Hidup butuh alasan? Ya tentu saja, hidup pun butuh alasan, untuk apa kita hidup? Lalu pertanyaan berkembang ke "darimana kita berasal? " Dan "kemana kita akan pergi? " 

MasyaAllah.. Keberadaan kita memang tidak asal. Kita punya visi, kita punya misi. Apa itu? Menjadi khalifah fil ardh, itu yang kita temui dalam Al Quran surah Al Baqarah. Tugas kita juga untuk liya'buduun, beribadah kepada Allah. 

Jadi, apa alasan saya masuk group? Bahwa setiap detik yang kita lalui sejatinya sedang menjejak menuju detik-detik bertemu saat perpisahan, dan silaturahim 'memanjangkan usia', salah satu bentuk ketaatan kita kepada Allah. Maka izinkan saya untuk merajut ukhuwah juga di komunitas ini 🙏☺

Yang kedua tentang tokoh masyarakat. Waktos bade nyerat perkawis tokoh masyarakat di pagerageung yang saya tahu, saya kembali tertegun, tiba-tiba saja terpikir kanggo nyerat tentang tokoh masyarakat di pagerageung. Tapi Abdi hoyong ngajak nu sanes nu aya dina group ieu kanggo berkisah bersama mengenalkan tokoh masyarakat di pagerageung yang kita tahu. Ada banyak tokoh Masyarakat di pagerageung, ada seorang tokoh yang mungkin sangat ingin anda ceritakan.. Maukah anda berkisah tentang beliau? Izinkan saya dan kami semua disini untuk mengenal lebih baik tentang orang-orang hebat disekitar kami, di pagerageung yang kita cintai. 🙏🙏

Saya teringat cariosan guru saya, "sejarah pun diciptakan oleh orang-orang hebat disekitar kita, namun kadang kita lupa dan memilih hanya bermain dalam imajinasi tanpa peran. Kenali mereka, napak tilasi mereka dan kenalkan mereka pada generasi yang akan datang! "

'Alaa kulli haal, mari berkisah dan salam tepang ti Abdi 🙏🙏😁

3 November 2020

Selasa, 26 Juli 2022

Saya Kagum

Saya kagum dengan generasi muda saat ini, memiliki semangat belajar yang tinggi dan memanfaatkan setiap media didepannya untuk belajar.

Saya kagum dengan generasi muda saat ini, memiliki kreativitas yang tinggi serta inovatif.

Saya kagum dengan generasi muda saat ini, memiliki ghirah yang tinggi dalam mengaplikasikan adab dan ilmunya.

Saya kagum dengan generasi muda saat ini..Mereka tahu cara menyampaikan pendapat, itulah generasi muda saat ini. Namun disaat bersamaan mereka tahu kapan harus berhenti dulu karena adab yang mengikatnya.

Mereka tahu kapan harus melangkah, itulah generasi muda saat ini. Namun disaat bersamaan mereka tahu kapan harus berbalik untuk sementara, mengambil jeda dan mempersiapkan diri untuk kembali melangkah Mereka rela mengorbankan uang sakunya yang tak seberapa untuk mengikat hatinya dengan masjid dan orang-orang Shalih, untuk ilmu dan kebermanfaatan bagi ummat.

Mereka merelakan waktu tidurnya yang sedikit untuk mengabdikan diri di jalan Allah, meski kantuk menyerang, lelah menyapa..lillah membuatnya tetap tegak bergerak

Mereka menukar masa mudanya dengan melahirkan peradaban bagi generasi setelahnya 

Balananjeur, Selasa, 26 Juli 2022

Day 208

Dear teteh @aufa_satiella ,
Saat berjalan-jalan ke Ciseuti ummi bertemu Mama nya Isma lalu kami berbincang sebentar tentang ...kalian; tentang Isma dan teteh. 

"De Aufa diteraskeun kamana?" 

"De Isma diteraskeun kamana?"

Tema obrolan kami seputar itu, Nak. Ya, tak banyak yang bisa dibahas karena ummi juga tak pandai berbasa-basi untuk sesuatu yang tidak ummi fahami. 

Dear teteh Aufa,
Sampai saat ini hidung ummi masih saja memerah setiap kali bertemu teman-teman teteh ataupun ada yang bertanya tentang teteh. Merah yang berakhir tangis, selalu seperti itu. Tapi bukan tangis duka, Nak.. ini tangis syukur tentangmu dan untukmu. Ummi kan memang mudah nangis ya Nak, meski berusaha ditutupi akhirnya luruh juga air mata.

Dear teteh Aufa,
Ummi bersyukur membersamai teteh dalam 12 tahun pertamamu. Melihatmu tumbuh dan berkembang sesuai usiamu. Mendengar suara hatimu baik tawa ataupun tangismu. Menjadi teman yang paling sering bilang, "ayo cerita sama ummi!" 😀Dear teteh Aufa,
Terima kasih sudah lahir dari rahim ummi, terima kasih menjadi putri ummi. Ummi bersyukur kepada Allah atas karunia menjadi ummi teteh. 

Shalihah, 
Semoga Allah berkahi keseluruhan usiamu dan berikan kesehatan yang baik untukmu. 

Ummi mencintaimu karena Allah insyaAllah.

Balananjeur, Selasa, 26 Juli 20222

Selasa, 19 Juli 2022

Day 201

"apa yang harus aku lakukan?" Ini pertanyaan yang dijawab dengan pertanyaan yang sama.

"Apa yang bisa kulakukan?" 

Sungguh, bersabar dikali pertama mendapat ujian ternyata tidaklah mudah hingga akhirnya kami menangis dan saling menguatkan dengan saling memeluk dalam tangis yang sama.

Tangis kali ini lebih nyelekit. Sungguh saya terbiasa dengan sakit, bukan hal luar biasa ketika tetiba tumbang lagi dan lagi. Namun saat itu terjadi pada orang yang kita sayangi, sungguh bersabar dan berserah di kali pertama ternyata tidaklah mudah hingga kami harus sama-sama saling meleraikan dengan airmata.

Belum kering air mata saat kami dapati gejala nya nampak jelas namun akhirnya kesadaran itu datang, "Robbana, semuanya dariMu. Kami Ridha dan kami bersabar.. kuatkan ia dan sayangi ia. Sungguh Engkau Maha Tahu cara terbaik mendidik jiwa yang lemah, sungguh Engkau Maha Tahu cara terbaik dalam membersihkan jiwa yang banyak khilaf dan alfa. Sungguh Engkau Maha Tahu cara menjaganya ... Berikan ia dan kami kekuatan. Ya Rabb, kami menangis tapi bukan tangis tak ikhlas sungguh Engkau Maha Tahu itu. Jangan biarkan hatinya gelisah dan murung, lapangkan hatinya dan ceriakan ia seperti biasanya. Lembutkan hati mereka yang disekitarnya untuk menjaganya."

Balananjeur, Selasa, 19 Juli 2022

Day 200

Live report 🤭

Hari pertama de Olin diwarnai semangat yang MasyaAllah luar biasa. Berangkat ke sekolah paling pagi biar dapat bangku paling depan. Memilih duduk sendiri dan Alhamdulillah dapat kursi depan.

Ini screenshotan dari reelsnya ocean. MasyaAllah senang sekali melihatnya ceria, menjadi petugas pengibar bendera.. saat hati kami tetap memeluknya dengan derai airmata. MasyaAllah tabarokalloh shalihah.

Hari pertama Umar di kelas 12 nya. MasyaAllah mulai berangkat dengan jalan kaki lagi. Alhamdulillah 'alaa kulli haal.

Balananjeur, Senin, 18 Juli 2022

Minggu, 17 Juli 2022

Day 199


"Untung saja kita segera pulang ke rumah." ujar kakang saat mendapati nomor asrama di layar ponselku.

Segera ku angkat panggilan vcall wa dengan penuh gembira, "MasyaAllah Alhamdulillah biidznillah, sayang." jawabku senang.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Ummi, Abi, daramang?" MasyaAllah selalu membahagiakan mendapati sapa hangat gadis kecil yang sebentar lagi beranjak 15 tahun itu. 

"Alhamdulillah kami semua insyaAllah sehat, Nak."

MasyaAllah, mendapati senyum manis gadis shalihah kali ini membuat hati gerimis, ada sakit yang nyelekit namun mendapati penerimaannya membuatku tak kuasa menahan tangis, MasyaAllah shalihah entah seperti apa hatimu.. bagaimana engkau bisa sedewasa itu menatap ujian yang pastinya tak mudah jua untukmu.

"Allah memberikan ujian seperti ini pada teteh karena Allah tahu teteh kuat, Allah sedang menjaga teteh insyaAllah." MasyaAllah ada banyak orang yang mengartikan sakit sebagai luka dan derita namun engkau melafaznya sebagai bahasa cintaNya. 

MasyaAllah tabarokalloh Shalihah. Semoga Allah lipatkan limpahan RahmatNya..

"Tidak ada satupun daun yang jatuh kecuali atas kehendakNya, shalihah. Semua yang terjadi dalam hidup kita pun seperti itu, semuanya terjadi atas kehendak Allah dan Allah Maha Tahu semua yang terbaik untuk diri kita. Untuk rambut kita, kulit kita, kaki ataupun pencernaan dan indera tubuh kita, Allah maha tahu semua yang terbaik untuk kita. Allah Maha tahu cara terbaik dalam mendidik jiwa kita, mendidik hati dan diri kita serta insyaAllah semoga Allah sucikan diri kita dengan ujian ini. Teteh sayang, seringnya kita tak suka akan sesuatu dan berharap semua yang lebih untuk diri kita, hingga kita lupa untuk mensyukuri nikmatNya dengan penuh suka cita. Namun ummi yakin, Allah pilih engkau sebagai seseorang yang tak lupa mendekap syukur dan shabar dalam saat yang bersamaan insyaAllah. Tabarokalloh shalihah.. ummi mencintaimu karena Allah insyaAllah. Tetap semangat ya Nak."

Aduhai hati ini tetap saja menangis..

Balananjeur, Ahad, 17 Juli 2022

Sabtu, 16 Juli 2022

Day 196


Shalihah,
Bisa memelukmu kembali adalah anugerah yang luar biasa bagi kami. MasyaAllah Alhamdulilah hadza min Fadhli Rabbi..

Bersama Abi, teteh akan tersenyum sangat lebar. MasyaAllah membuat hati ummi menghangat dengan gemuruh syukur..

Bagi anak perempuan, ibu adalah tempat mengurai kisah di hatinya. Jangan khawatir untuk selalu berkisah pada ummi, Nak.. izinkan ummi untuk selalu menjadi pendengar kalian. 

Alhamdulillah teteh bertemu mah Dede. MasyaAllah ini kali kedua mamah ke SCB ya Nak.

Afgan dan Huzaifah asyik main game didepan kelas 😁

MasyaAllah.. Alhamdulillah dikunjungi teteh Ima dan Barra ya teh 😍

Teman-teman teteh menghampiri dan berpoto bersama 

Bogor, Kamis, 14 Juli 2022

Day 196

1)
Sore nanti jadwal kajian mingguan dengan pemateri pak Iwa, komisioner BAZNAS kabupaten Tasikmalaya. Bertempat di masjid Al Furqon Sindang tamu.

Pak Dodo mengabarkan kalau ibu-ibu Aisyiyah sudah dari kemarin persiapan masak-masak untuk hari ini. Qodarullah saya hanya menjadi penyimak yang manis (maksudnya nyimak kabar sambil minum air gula merah yang manis 🤭) sambil berdoa, "ya Allah, kuatkan. Ya Allah kuatkan. Ya Allah kuatkan." Ini biasanya efektif membentuk ketahanan tubuh 🤭

"Neng, kami jenguk kesana ya!" Kata Bu haji di ujung telepon.

Entah bagaimana ceritanya, dalam kondisi seperti ini saya kesulitan mengatur kalimat jadi otomatis saja keluar kata tanpa disaring, "ibu hatur nuhun atas perhatiannya tapi mohon maaf, saya kurang nyaman kalau ditemui dalam kondisi seperti ini. Saya kurang nyaman kalau dijenguk." 

Ya, saya memang kurang nyaman dilihat dalam kondisi 'terlemah' saya. 

MasyaAllah mereka orang-orang baik yang membuat kami senantiasa bertasbih memuji Allah. Teringat mereka membuat kami ingat, "apa ya yang bisa kita lakukan untuk ummat ini?" Akhirnya mulai deh dari lingkup terkecil; keluarga.

Berusaha semampu kami meski boleh jadi hasilnya tak terlihat hari ini. Terkadang muncul pikiran, "sudah benar atau belum ini teh?"

Tapi akhirnyamah fokus aja do what we can to do. 

******

2)
MasyaAllah Alhamdulillahilladzii bini'matihii tatimmushshoolihaat. Pagi ini Allah beri kesempatan untuk bisa berjalan kaki sampai ke Ciranca, lalu pulang lagi masih dengan jalan kaki.

"Yakin kuat?" MasyaAllah tetap dengan pertanyaan yang sama.

"Sure i am. Konon katanya berjalan kaki berdua seperti ini menaikkan hormon kebahagiaan, mempercepat pemulihan. You know so well that i am so shy cause i am sick. Merasa tidak berguna adalah perasaan paling menyesakkan."


Balananjeur, Rabu, 14 Juli 2022

Rabu, 13 Juli 2022

Day 195

"jangan dipikirkan terus!" Kalimat ini tak jarang didapati saat kita sharing tentang sesuatu yang tidak mengenakkan, apalagi saat kondisi kita sakit ada saja yang mungkin mengomentari sakit karena ketaksiapan mengendalikan ingatan.

"Makanya jangan dipikirin terus, jadinya sakit kaan." 

Well, saya ingin membahas hal ini karena saya pun pernah mengalaminya 🤭.

Suatu hari saya terbaring sakit yang cukup berat, dihari kesekian mendapat kabar kondisi ananda yang tinggal jauh ternyata juga qodarullah sakit. Saya menangis sejadi-jadinya sebagai luapan emosi saya karena tidak hadir saat ia membutuhkan saya. Rasa lain pun bermunculan semisal merasa bersalah dan sebagainya. Untuk melerai rasa diputuskanlah untuk berbagi cerita dengan harapan dapat mengurai duka, sekonyong-konyong datanglah komentar, "makanya jangan dipikirin terus jadi dua-duanya sakit." Oh 'Well done', MasyaAllah kalimat yang cukup baik untuk mengubah emosi sedih menjadi emosi yang semakin sedih.

But seperti itu juga lah kita, enggan menata empati dan memilih mengomentari sesuai lintasan pikiran kita saja hingga tak jarang membuat ia yang terluka semakin terluka dengan komentar kita.

Balananjeur, Rabu, 13 Juli 2022

Senin, 11 Juli 2022

Day 194

"Barra, kondisi kesehatan ummi belum membaik. Ummi belum seimbang saat berdiri ataupun berjalan. Tapi, ummi sudah azzamkan untuk mengantar kalian sampai akhir jadi insyaAllah Allah akan kuatkan ummi. Jangan khawatir, ummi akan antar kalian ke pondok dan ummi akan sehat kembali."

Balananjeur, Selasa, 12 Juli 2022 M

Menuliskan Kisah Hidup

Penting nggak sih menuliskan kisah hidup sendiri? Menurut saya penting. 

Alasannya?

Boleh jadi kisah kita akan menginspirasi seseorang meski kita nggak tahu pada siapa kisah itu bermuara dan menjadi inspirasi atau penyemangat baginya.  

Siapa tahu.. 

Seperti kita yang tak jarang terinspirasi dengan kisah seseorang atau merasa terbantu setelah membaca kisah hidup seseorang m

Siapa tahu..

Menulis untuk menguatkan; menguatkan diri sendiri maupun orang lain.

Tak jarang kita bertemu kisah yang membuat kita berurai air mata lalu Allah bantu kita keluar dari kondisi itu sebagai seorang pemenang. Lalu kita bertemu kondisi yang kembali membuat dada bergetar resah, tulisan kita akan membantu menguatkan dan menjadi kabar gembira, "dulu, kamu pun menangis lalu Allah bantu memudahkan urusanmu sampai akhirnya kamu keluar sebagai orang yang tersenyum!" 

Lalu ada orang yang bertemu kondisi serupa, ia tak tahu bagaimana cara keluar dari persoalan itu hingga Allah sampaikan kisahmu padanya dengan caraNya hingga luruh resah dihatinya, "aku tak sendirian, aku juga akan keluar dari persoalan ini dengan senyum kemenangan sebagaimana ia yang menuliskan kisahnya ini "

Menulis adalah cara kita mendengarkan dan mengenal diri kita sendiri. 

Menjadi pendengar itu bukan hal yang mudah, dan yang jauh lebih tidak mudah adalah menjadi pendengar bagi diri sendiri.

Bagaimana caramu mengenali dirimu? Dengarkanlah dirimu sendiri!

Bukan tak mungkin kita memiliki luka batin yang tak jua sembuh. Luka yang tak ingin kita akui hingga akhirnya menyakiti diri sendiri.

Menulis membantu menyembuhkan luka itu.

Mau bukti? Menulislah!


Menulis adalah mewariskan sesuatu yang abadi untuk orang-orang yang ditinggalkan. 

Menulis adalah mewariskan peradaban.

Menulis adalah mewariskan sesuatu yang tak akan jadi bahan pertengkaran karena rebutan.

Balananjeur, Selasa, 12 Juli 2022

Ngala Reumis


Jujur dan gelak tawa adalah ciri lain dari dunia kanak-kanak.
Subhanalloh, nak..
Ummi seperti dibawa ke masa kecil yang tak kan pernah terulang lagi.
Suatu hari engkau bertanya tentang kisah masa kecil yang sering membuat kenangan ummi membuncah rindu.
"Ummi sayang, ceritakan pada Umar kisah masa kecil itu, please!" Entah darimana kau belajar tekhnik rayuan seperti itu 😃
"Untuk apa?"
"Ingin tahu saja, mi... Apa impian lain masa kecil ummi?"
"Kalau ummi ceritakan, apa yang akan Umar lakukan?"
"Umar akan mengukir kisah itu untuk ummi." Subhanalloh.... Hati kembali bertabur bunga yang wanginya menyimpulkan sebaris senyum dan airmata...
"Ini airmata apa, mi? Jangan pernah menangis !" Selalu seperti itu, sebuah pelukan hangat dan senyum harap untuk sebuah cerita.
"Suatu hari, ummi dan umar akan merindukan saat-saat ini. Hatur nuhun atas inspirasinya." Ucapnya bergegas sambil membawa ember dan sasair kecil setelah kuceritakan kisah lain dimasa kecil yang kuingat namun tak pernah kulakukan. Dia beranjak ke sungai kecil di pesawahan di sebelah barat kampung kami, meninggalkanku yang termenung dalam senyum haru sekaligus sedih.
Kelak....ini hanya akan menjadi sebuah cerita yang kisahnya dibumbui gejolak hati yang tak menentu ;kenangan..
Bahkan sebentar lagi, anakku sayang....
Gelak tawamu saat bermain kotor2an seperti itu kan berlalu dengan senyum lain yang entah seperti apa...
Tak akan ada lagi teriakan
Tak kan ada lagi baju kotor bekas guyang
Tak kan ada lagi senyum permakluman, "kali iniii saja, izinkan Umar bermain hujan2an."
Cerita ini seperti halnya cerita masa kecil aa Quthb yang kini telah berlalu berganti senyum manis tanpa teriak dan tawa kegirangan ... Mungkin, akan seperti itu pulalah kisahmu nanti, nak...
***
Ngala Reumis
Sejak kecil, ummi sering sakit, jadi kisah masa kecil ummi tidak terlalu memiliki ragam yang banyak dibanding teman2 ummi.
Ummi bisa ikut bermain petak umpet, galah, sabintrong, pecle, kasti, dan permainan lain yang masih bisa dilakukan disekitar rumah serta tidak terlalu intens bersentuhan dengan air.
Bermain air di balong, sungai dan sawah atau bermain hujan2an adalah salah sekian hal yang saaangat jarang ummi lakukan di waktu kecil. Umar mungkin ingin tahu alasannya apa, tapi maaf ummi juga tidak tahu...
Ummi bisa bermain di pematang sawah, mencium wangi rerumputan, menyaksikan ikan yang berlarian....tapi ummi tidak bisa guyang disana.
Saat teman2, wa eteh dan semua teman bermain ummi asyik mencari remis di susukan (sungai kecil), ummi hanya duduk menunggu di teras rumah ...
Senang sekali melihat mereka kembali dengan seember penuh remis atau tutut, kadang ada juga yang membawa telur burung... Mereka memasaknya dengan menggunakan kayu, dan ummi seperti biasa ...tetap menyaksikan itu dengan hati bertanya2, "seperti apa rasanya ngala remis di susukan itu?"
Oh ya, kalau ngala reumis yang di susukan dekat rumah mah sering...tapi di susukan yang terletak agak jauh dari rumahmah belum pernah di bolehkan 😃
Ummi menyantap reumis itu bersama mereka yang tak pernah mempermasalahkan ke tak ikut sertaan ummi dalam proses pencarian hingga akhirnya reumis itu masak dan siap di santap.
Subhanalloh Umar sayang... Bagi ummi, ini kisah lain yang terkadang ummi ingat kembali...terutama saat melihat tawamu bergema dalam guyuran air hujan.
****
Selalulah tersenyum, nak...
Tersenyum hingga ke jannahNya nanti 🙂

Tasikmalaya, 2 Nov 2016 umar 11 y


 

Seharusnya Cukup Bagi Kita

Waiting shubuh sambil bercerita tentang planet, listrik, air, udara, parasut, hingga ukhuwah islamiyah dan juga wudhu sebelum sholat.

"Apa benar Ufa minta photo umar dan olin?"
"Umar juga rindu sama ufa, meski hanya 3 hari tapi rasanya sangat lama. Ufa dan abi sebaiknya pulang sebelum shubuh biar bisa istirahat dulu. Jadi nanti pas berangkat sekolah sudah segar bugar lagi."
Ramadhan, waktu shubuh yang seharusnya menjadi waktu seorang hamba bersujud bukan tertidur pulas, tentang nabi Muhammad yang selalu membuatnya kagum.
"Seharusnya, cukup bagi kita mencintai Allah, Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam, jihad di jalan Allah dan orang tua kita."
"Umar sekarang tahu, kenapa seorang anak laki-laki bisa lebih dekat dengan umminya." dan ucapan ini juga mengingatkan saya pada ucapan sulung beberapa minggu yang lalu.
"Aa kini tahu alasan kenapa anak laki-laki bisa lebih dekat pada ibunya, karena pada ummi, aa bisa bercerita banyak hal tanpa perlu merasa malu atau canggung. Dan pada ummi, aa merasa tenang ketika bercerita."
Alhamdulillah, adzan berkumandang. Nyeratna atosan heula.
Wilujeng sholat shubuh.
Apa kabar Abi, Aa dan Aufa?

26 januari 2017

Membangun Rumah Impian (bagian 14)

Hari ini rencananya mau nembok teras samping yang di planning untuk jadi kamar Umar nantinya namun kami dikabari kalau kang O hara yang mau kerja ternyata tidak bisa datang karena masih ada pekerjaan di Ciseupan.

Akhirnya karena gregetan Abi mengerjakan sendiri pekerjaan membuat lantai di samping rumah, kami menyebutnya ngalabrak. Well here it is Sunda version yaa 😅

"Lumayan menghemat 130 rb an perhari." Kata Abi.

Yaah memang menghemat tapi untuk pembuatan kamar nanti kami tetap minta kang Ade untuk mengerjakan pembuatannya. Why? Karena itu mah tetap harus sama ahli, katanya sih begitu 🤭

Well, here it is prosesnya lagi.. 




Sabtu, 5 Februari 2022

Minggu, 10 Juli 2022

Day 193

Saya teringat suatu hari, saat itu masih kelas 2 SMA jadwal ulangan harian sosiologi dan biologi. Saya si tipe yang inginnya dapat nilai sempurna apalagi bab hafalan mah ... Seperti biasa menghafal sampai hafal dimana letak titik dan koma bakatku hafal 🤭

Dini hari waktu bangun tidur, saya dapati memar di kaki dan tangan juga dada saya, saya abaikan karena senang mau ada ulangan. Well, saya suka ujian dan belajar.. 2 hal itu selalu menggembirakan bagi saya waktu itu. Saya ambil jaket karena kalau sudah memar-memar biasanya tubuh suka kedinginan. Sesuatu yang saat itu belum saya fahami alasannya.

Gejala lain muncul, pandangan mulai buram. Tapi karena minus jadi saya pikir hanya perlu pakai kacamata. Hmm kacamatanya sudah retak waktu dipakai main basket, sudah tidak bisa dipakai.
Alhamdulillah pandangan kembali stabil.

Sesampainya di kelas dada saya mulai sesak, seperti biasa saya hanya perlu mengambil nafas lalu keluarkan sampai agak baikan. Syifa, teman baik saya bertanya, "Dede ni pucat. Sakit lagi?" Karena saya tidak merasa sedang sakit jadi saya katakan padanya kalau saya baik-baik saja. Gejala-gejala seperti itu mah sudah biasa terjadi jadi bukan masalah besar.

Sampai ketika hendak mengisi jawaban soal, semua yang ada di kepala saya seolah blank. Kosong.. mengingat sekeras apapun tidak ada yang bisa diingat, tak ada apapun disana, benar-benar kosong. Puncaknya adalah saat saya tidak tahu saya sedang apa, bertanya pada Nita, teman sebangku saya, "kita lagi ngapain?" MasyaAllah itu adalah sekian menit terberat bagi saya.

Saya menangis dan jatuh pingsan, kepala saya kosong namun terasa sakit. Itu kisah brainfog pertama yang saya ceritakan pada calon suami saat saya memintanya berpikir dulu sebelum memutuskan menikahi saya.

Balananjeur, Senin, 11 Juli 2022

Day 192

Pindah tempat rebahan dari kamar tidur ke ruang tengah agar kang Wawan melihat saya sudah semakin sehat. Saya tidak suka jadi alasan kang Wawan tidak bisa kemana-mana, jadi dalam kondisi apapun saya akan katakan padanya, "Enggal geura angkat!" 

Untuk hari ini saya minta dia untuk ke rumah emak, "Enggal geura ka emak!" Beliau bilang, "Abi khawatir ummi sendirian." Saya katakan padanya bahwa saya baik-baik saja, "atau haruskah ummi temani?" 

Well, lelaki ini tipe yang suka ditemani saat bepergian kecuali saat bekerja. Karena tipenya itulah saya sering katakan pada anak-anak, "jika ummi sudah tidak bisa menemani Abi, tolong untuk sering menanyakan kabar Abi! Telpon Abi, kunjungi dan temani Abi!" Hey, ini kalimat lebay yang diucapkan sambil menahan isak 🤭. 

Balananjeur, Ahad, 10 Juli 2022

Day 191

Hari ini saya menghabiskan satu buku tulis untuk menulis jurnal harian, itu cara saya merelease setiap emosi yang muncul. Saya juga menulis insight kajian yang saya simak melalui kalam tv. 

Ada 3 kajian yang saya catat; tentang akhlaq, bab amar dan nahi, lalu menyikapi perbedaan. Semuanya dicatat dibuku tulis. insyaAllah nanti saya tulis kembali di blog agar manfaatnya bisa dirasakan lebih banyak orang insyaAllah. 

Oh iya, kabar saya insyaAllah semakin membaik. Sakit sikit-sikit mah bukan masalah, Alhamdulillah sudah bisa duduk meski baru beberapa menit. Sudah mulai bisa jalan lagi tanpa limbung.. tak jarang ingatan tentang anak meluruhkan sakit ya 😁 . 

Menimbang untuk rawat inap sesuai rujukan, tapi masih mikir... Well, proses berpikirnya lumayan lama, masih berharap segera pulih seperti biasanya tanpa harus rawat inap

I think sehari, dua hari..tapi sampai hari kesekian masih belum kuat dibawa duduk. Finally agak lama jadi kaum rebahannya..

And then i feel i am shy. sure i am shy 

Lanjutannya saya tulis di jurnal 🤭

Kenapa hal seperti ini pun harus ditulis? Well, ini pilihan. Saya yakin apapun itu saat tlah tiada akan menjadi jejak warisan, akan menjadi kabar baik bagi yang ditinggalkan.

Yaaa kita semua kan pasti akan pergi, kita tak bisa menolak taqdir yang entah kapan itu. Menyiapkan untuk kita sendiri dan untuk mereka yang ditinggalkan adalah cara yang saya ambil.

Balananjeur, Sabtu, 9 Juli 2022

Jumat, 08 Juli 2022

Day 190

17.59

Jam setengah 5 tadi mencoba berjalan berpegangan ke dinding menuju ruang tengah, niatnya ingin memeluk kang Wawan yang sedang menonton televisi di ruang tengah.

Sampai disana langsung limbung disamping beliau, yaaa benar-benar memeluk sih tapi dalam kondisi sesak 🤭. Sekitar setengah jam an mencoba mengatur nafas, setelah tenang kembali berjalan perlahan ke kamar Aa Quthb untuk memberikan puding. Sengaja tidak memanggilnya karena saya sendiri yang ingin kesana.

MasyaAllah laa Haula walaa quwwata Illaa billah, dingin kembali menyergap, saya buru-buru kembali ke kasur yang terletak di ruang tengah. Oh see, bagaimana bisa tergesa sedangkan tubuh seolah tak bertenaga.. sesampainya di dekat kasur pun kembali ambruk. Entah bagaimana cara kembali ke kamar dengan keadaan seperti ini.

Saya belum kuat berdiri apalagi berjalan, memaksakan hanya memperburuk keadaan. Akhirnya saya minta kang Wawan untuk menggendong saya ke kamar.

"Dipayang sama Abi dan anak-anak, Mi?" Tanya kang Wawan.

"No dear, aku maunya digendong sama kamu. Berat badanku kurang dari 40 kg. Aku tidak akan membuatmu kewalahan."

Karena beliau harus menerima telpon dulu maka saya menunggunya masih dengan rebahan sambil menonton acara televisi. Kebetulan sedang ada Irfan Hakim yang sedang mengajak bicara sapi yang akan dibeli untuk hewan qurban nya. 

Takbir berkumandang, disana ditampilkan kang Irfan waktu berkurban tahun kemarin. Saya pun menangis tersedu membuat kang Wawan bergegas menghampiri, "sakit mi?" Tanyanya.

"Bukan, gema takbir membuatku ingin menangis." Saya tidak berniat meneruskan ucapan, beliaupun memilih untuk tidak bertanya jauh. Ada hal-hal yang hati kami akan saling memahami tanpa perlu menjelaskan.

"Abi gendong sekarang ya?" Tanyanya lagi.

"Serius? Can you?" Saya balik bertanya. "Abi tidak akan menyesal kalau menggendong ummi. Abi akan mendapat cinta yang jauh lebih besar dan istri Abi pasti akan segera membaik." Lanjut saya bahagia.

Saya tahu, meski berat badan saya terus menyusut dan beliau tidak mengeluh namun menggendong saya pastilah tidak mudah, tapi saya senang karena beliau tetap tersenyum, "Aku doakan untuk kebahagiaanmu." Bisiknya saat membaringkanku di tempat tidur.

"Aku tahu." Entah gemuruh apa yang berkecamuk didada. Rasanya menyesakkan mengingat beberapa hari ini hanya bisa berbaring saja.

"Aku berpikir mungkin Allah sedang memberiku kesempatan untuk istirahat total. You know that i... Hmm, sudah hampir sebulan ini tulang belikat kiri aku sakit lagi. Aku tak bisa menoleh kecuali terasa sangat sakit saat menoleh tapi aku tetap berusaha menoleh. Dadaku terasa sangat sakit saat berjalan tapi aku tetap berjalan, aku tetap beraktivitas seperti biasa hingga akhirnya Allah berikan aku kesempatan untuk istirahat seperti sekarang. Ya aku merasa bosan tapi kupikir lagi tulang belikat dan dada ku tak lagi sesakit sebelumnya. Aku mulai tidur nyenyak, aku benar-benar mengistirahatkan tubuhku meski kuakui aku tak bisa mengistirahatkan pikiranku. Otakku masih mengembara kesana kemari, memikirkan banyak hal tapi aku tetap tertidur dan aku benar-benar istirahat total saat itu."

Beberapa hari ini episode sakitnya memang terasa luar biasa tapi akhirnya saya menemukan hikmahnya selain hikmah-hikmah lainnya. Nanti saya ceritakan hikmah lainnya dalam catatan lainnya, insyaAllah.

Balananjeur, Jum'at, 8 Juli 2022

Day 189

Sampai jam 7.27 ini masih belum bisa beranjak dari tempat tidur, bergerak sedikit saja lambung terasa sangat sakit. Alasan utama nggak bisa bangun sih masih karena alasan yang sama dengan kemarin, belum kuat saat dibawa duduk apalagi berdiri. 

Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah masih kuat berbaring mah, masih kuat juga menulis sambil berbaring. Tapi saya bukan tipe menyerah saja dengan kondisi ini, saya akan berjuang untuk segera membaik insyaAllah. Untuk bisa kembali beraktivitas seperti biasanya tanpa lemas dan sesak lagi.

Jujur saja, ada rasa pesimis .. ya, saya tahu bagaimana yang terjadi dan bagaimana rasanya jadi kadang ada rasa pesimis juga namun saya percaya tak ada yang tak mungkin bagi Allah jadi saya akan meminta pada Allah untuk diberikan kesempatan kuat kembali. Hmm inginnya sih sehat total, hee.. dan saya meminta itu juga padaNya and itu cukup bagi saya.

Balananjeur, Kamis, 7 Juli 2022

Rabu, 06 Juli 2022

Day 188

1)
Saya memintanya untuk tidur di kamar sebelah karena gejala flu saya yang semakin berat, dia pun sedang flu tapi saya khawatir kondisi saya memperburuk keadaannya. Jadi saya memintanya memulihkan diri di kamar sebelah, Alhamdulillah ada anak-anak yang siap membantu. 

Saya tidak senang dilihat dalam kondisi seperti ini meskipun oleh suami sendiri, apalagi setelah dini hari tadi tumbang karena pendarahan. Dia bergegas ingin menemani tapi saya buru-buru menelpon dan mengatakan padanya untuk menunggu sampai saya siap ditemani. 

Saya mudah lelah jika ada orang disekitar saya saat saya sedang sakit. Saya hanya akan butuh waktu sebentar untuk memulihkan diri jika saya diberikan waktu untuk menyendiri.. 

Alhamdulillah kemarin masih diberikan kesempatan untuk silaturahim ke rumah Emak meski pulangnya langsung ngdrop, lelah banyak bicara by lisan 🤭. 

"Sakitnya seperti apa, mi?" Tanya de Olin. "Nanti ummi ceritakan ya Nak! Cukup doakan saja agar Allah jadikan thohuurun dan berikan ummi berlipat kesyukuran dan keshabaran!"



2)
"jangan masuk, can you leave me alone, please!" Saya memintanya untuk tidak masuk ke kamar ini sampai kondisi saya minimal sudah kuat buat duduk. 

"Ini teh manis buat Ummi." Dia menyimpan gelas berisi teh manis panas di dashboard tempat tidur. Saya masih belum bisa duduk, kalaupun dipaksakan langsung limbung dan sesak jadi memilih jadi rebaher dulu sampai ... bisa duduk dan tentu saja berjalan. 

Saat kondisi seperti ini teh ingat nikmat bisa duduk, nikmat bisa berdiri, nikmat bisa ngobrol by lisan of course, nikmat bisa bersenda gurau dengan suami dan anak-anak.. MasyaAllah semua itu nikmat yang seringnya dilalaikan karena sibuk mencari bahagia lain hingga lupa mensyukuri apa yang ada. Dan untuk saya hari ini, Alhamdulillah juga masih diberikan kesempatan untuk tetap melakukan aktivitas menulis dan membaca sambil rebahan. 

Well, insyaAllah rebahannya tidak lama.. 




3)
Hari ini kang Wawan ke Puskesmas diantar de Olin, pulangnya langsung duduk tepi kasur sambil minum obat and said to me, "Sayang, aku itu nggak bisa apa-apa tanpa kamu. I need you." 

MasyaAllah kalimat paling baik hari ini.




4)
Hanya sebentar duduk eh tetiba langsung limbung hilang kesadaran, bangun-bangun sudah kembali berbaring ditempat tidur berselimut tebal ditambah aroma minyak ... sttt ini bukan minyak wangi tapi minyak walikukun 🤭 

Qodarullah seluruh tubuh dingin seperti didalam kulkas. Kondisi seperti ini memang sering terjadi jadi seolah sudah biasa saja, bagi saya sendiri memang sudah terbiasa tapi saat kepala kembali sakit mah auto nangis lagi 😅 tangis itu kadang mengurangi sakit ya 🤭. 

Semoga apapun yang terjadi tidak menjadi alasan untuk abai pada kewajiban; kewajiban sebagai hamba Allah, sebagai istri dan juga ibu dan sebagai diri sendiri. 

Allohumma 'aafinii... insyaAllah sebentar, hanya sebentar. 
Come on Defa, get up Defa! Never give up and allways keep the spirit, lihatlah anak-anak, Defa! 




5)
Hari ini qodarullah tidak bisa mengurus diri sendiri, bahkan untuk menyiapkan makan pun disiapkan de Olin. Oh iya tadi pagi Huzaimah yang menyerahkan menu sarapan ke kamar karena saya belum bisa berdiri. 

Memaksakan berdiri, jalan kaki kalau ke KM. Bukan tidak bisa memaksakan diri tapi saat sekalinya memaksakan diri qodarullah langsung tidak sadarkan diri. 

Alhamdulillah tidak perlu sering ke KM jadi bisa anteng sejenak di tempat tidur. 
Makan siang disiapkan anak-anak begitupun kakang menyiapkan obat serta minuman rempah. 

Hari ini 2 kali tidak sadarkan diri, kemungkinan karena kadar Hb yang rendah. Minum multivitamin dan air gula merah, de Olin menyiapkan cemilan coklat juga, "biar ummi sehat." Ujarnya. 

Sudah bertekad rebahannya tidak sampai 1 hari, qodarullah masih harus menunggu sampai bisa duduk tanpa limbung ataupun sesak. 

Well, Alhamdulillah masih bisa menikmati kicau burung dari balik jendela. Melihat hujan yang jatuh di atas genting rumah mamah, mendapat sapa hangat dari orang-orang terkasih. Alhamdulillah

Balananjeur, Rabu, 6 Juli 2022

Minggu, 03 Juli 2022

Day 186

Beberapa hari ini jarang membuka blog, bukan karena sedang malas menulis namun karena kesibukan lainnya. Oh well, bukan kesibukan yang menyita perhatian namun dikarenakan hp nya juga rebutan dengan de Olin jadi yaa jadinya mulai jarang buka blog.

"Abi belikan hp buat de Olin ya?" Tanya Abi. Ummi menggeleng, bukan itu solusinya. Cukup ummi mengalah dan menyiapkan de Olin untuk bijak menggunakan gadget.

Banyak yang ingin diceritakan namun untuk saat ini kisah inilah yang ingin disimpan. Entah sudah berapa lama sejak saya kesulitan menolehkan kepala ke arah kiri, kalau terpaksa harus menoleh pastilah harus sambil membalikkan badan karena dada yang sangat sakit. Belum ada yang tahu kecuali jika ada yang membaca tulisan ini. Oh iya, kakang mah tahu dan hanya kakang yang diberitahu.

Gejala tidak berhenti disana, seluruh tubuh berangsur kesemutan, kadang kram ataupun kebas. Jari-jari tangan satu persatu agak kaku dan sakit. Kejedug sedikit saja sakitnya luar biasa. Dulu agak kuat menahan sakit kejedugmah tapi sekarang sakitnya membuat saya menangis keras saking sakitnya.

Ini kejedug sedikit, padahal selama ini terbiasa menahan sakit. Lalu apa kabar sakitnya?

Seminggu ini lambung kembali memberikan sinyal sedang tidak baik-baik saja. Mual muntah hal biasa, namun setiap kali berdiri harus sambil memegang perut, berjalan hati-hati lalu lalanggeongan karena tak kuasa menahan sakit yang berubah sesak. Itu menjadi pengiring kisah sekian lama ini.

Selesai? Belum. MasyaAllah Alhamdulilah 'alaa kulli haal, hampir 3 hari ini Allah uji dengan gejala flu yang lumayan berat. Oh see, saya bahkan lebih takut flu dibandingkan sakit yang selama ini menyapa. Why? Saat sakit flu, sakitnya terasa berlipat-lipat..

Dan saya menangis entah untuk alasan apa.

Saya katakan pada diri saya sendiri, tak apa jika hari ini ingin menangis! Lalu tersenyumlah lagi! Sungguh semua hal dalam kehidupan seorang Muslim adalah hal yang baik!

Balananjeur, Senin, 4 Juli 2022

Jumat, 01 Juli 2022

Hey Teteh

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Hey teteh, apa kabar?

Pagi ini ummi mengingat teteh lebih banyak dari sebelumnya, rasanya sesak meski ummi yakin teteh berada dalam kondisi yang baik.

25 Mei kami mengantarmu kembali ke pondok, rasanya sudah sangat lama sejak hari teteh melambaikan tangan. Ummi rindu, dan rasa rindu itu selalunya menyesakkan..

Hey teteh,
Teteh Aufa Ashfiea Ashshatilla putriku sayang, tadi Ustadzah mengirim chat bertanya apakah kami akan menjenguk ke SCB? Sungguh kami ingin kesana, memeluk dan mendengar suara hatimu hingga engkau ikhlas melepas kami kembali. Namun, kami tidak bisa kesana karena sebab yang ...teteh pasti memahaminya tanpa perlu ummi jelaskan, insyaAllah.

Lalu ummi bertanya, "bolehkah Abi menjenguk tanggal 14 sekalian mengantar sepupu-sepupu teteh yang mau ke Al-Hikmah?" 
Ustadzah mengatakan akan menanyakan hal itu pada ustadz Helmy dan beberapa menit kemudian Ustadzah mengirimkan jawaban dari Ustadz yang mengabarkan kalau kami diizinkan untuk menjenguk teteh pada tanggal itu. MasyaAllah hadza min Fadhli Rabbi, sungguh ummi menangis dengan rasa yang campur aduk: sedih, senang, terharu, speechless pisan namun semuanya berbingkai syukur yang sangat.

MasyaAllah Nak, sungguh maha mudah bagi Allah menghadirkan bahagia..
Sangat mudah bagi Allah membuat air mata menderas karena bahagia
Dan sangat mudah bagiNya untuk menghadirkan segala kebaikan dalam hidup
Marilah untuk senantiasa mengingat Allah dan bersyukur padaNya dalam setiap keadaan.

Teteh Aufa Ashfiea Ashshatilla putriku sayang,
Hari ini teteh sedang apa? Apa yang sedang teteh pikirkan? Teteh sedang senang kah atau sedih kah? 

Oh iya, beberapa hari yang lalu teteh liburan di villa Memory, ya? MasyaAllah apa yang teteh rasakan saat itu? MasyaAllah, kami belum pernah sekalipun mengajak teteh liburan di villa ya Nak, dan biidznillah melalui SCB teteh merasakannya. Sesuatu yang selama ini tidak bisa kami berikan untuk teteh, maha baik Allah yang memberikannya melalui SCB.

Shalihah, 
Pagi ini Balananjeur dingin. Hmm sebenarnya yang dingin mah di dalam rumah, kalau di luar mah cuaca teh panas, shalihah. Cuaca yang aneh ya? Begitulah Nak, saat Allah berkehendak maka aneh itu hanya versi kita. Semuanya mudah bagi Allah.

Ummi tadi menyemai biji Cengek, menanam kencur dan bawang sop di kebun samping rumah. Setelah itu membersihkan kebun dari rumput dan sampah-sampah plastik yang entah kenapa suka tiba-tiba saja ada. Yaaa ummi mengatakan tiba-tiba ada karena penggunaan sampah ummi mah kan minim banget dan ummi tidak membuang sampah ke kebun atau ke sembarang tempat jadi ummi tahu kemana perginya sampah yang terbuang dari tangan ummi dan itu bukan di kebun atau pekarangan depan rumah. So, sampah ini memang tiba-tiba saja ada.

Teteh, kita sering berbincang tentang hal ini ya Nak, tentang meminimalkan penggunaan sampah yang sulit terurai, cara kita mensyukuri nikmat Allah. Meminimalkan penggunaan sampah plastik serta membuang sampah dengan benar adalah bentuk syukur kita kepada Allah yang telah memberikan kita kehidupan. 

MasyaAllah Nak, sejak kecil sampai saat ini teteh sangat bersemangat jika berbicara tentang syukur dan bagaimana segala hal yang ditemui dapat menjadi wasilah kita untuk semakin dekat dengan Allah. 

Duhai, tetiba saja hati ummi basah dengan rindu .. rindu memeluk teteh.

How with you, my dear?

Balananjeur, Sabtu, 2 Juli 2022

Hhhh