Jumat, 30 September 2022

Satu

MasyaAllah hari pertama di bulan Oktober 2022, apa kabar, sahabat Fillah?

Ada satu peristiwa yang membuat saya tertegun karena takjub, cukup lama saya merenung karenanya. Ini tentang kakak saya, beberapa hari yang lalu bayi kecilnya sakit dan harus dirawat di klinik. 

Mas bayi di bawa ke klinik pada jam 11 malam, dan masyaAllah inilah yang dilakukan saudara-saudara dari kakak ipar saya; langsung menjenguk ke klinik sesaat setelah mendapat kabar. Padahal hari sudah tengah malam, tetap berselimut dan memilih esok untuk menjenguk pun tidak mengapa. Tapi tidak, mereka bergegas menuju klinik saat itu juga. Menjenguk ananda yang sakit adalah bentuk dukungan moral bagi keluarga yang sedang di uji, sungguh itu kebaikan yang sangat berarti.
MasyaAllah..

Saat menuliskan ini, akan ada banyak keluh yang mengalir namun saya tidak tertarik untuk menuliskannya namun lebih memilih mengambil kaca dan bertanya pada diri, "Hey Defa, apa kabar ukhuwah di dirimu? Sudahkah melaksanakan ukhuwah dengan benar?"

Seringnya kita menuntut orang lain terutama saudara kita untuk melakukan banyak kebaikan atas kita, namun kita lupa bagaimana kita atas mereka.

Oh wait, cukup menjadi muslim yang benar karena dengan cara itu segala kebaikan akan melekat dengan sendirinya. Saat berbuat baik pun bukan untuk dipandang baik atau mendapat testimoni sebagai pribadi baik dari orang lain karena saat menjadi muslim yang baik maka segala kebaikan yang dilakukan muara niatnya adalah Allah, tujuannya adalah Allah dan semua dikerjakan karena Allah. 

Balananjeur, Sabtu, 1 Oktober 2022

#catatandefa
#oktoberdefa

Day 275

Sudah lima hari tidak berjumpa Emak, hari Selasa biasanya saya kesana sendirian sekedar untuk ngobrol dengan emak namun Selasa Minggu ini tidak bisa kesana karena alasan kesehatan yang tidak memungkinkan. Setiap hari berencana kesana namun qodarullah kondisi kesehatannya masih belum pulih jadi rencana ke rumah emak pun di tunda sampai biidznillah sore ini kami bisa mengunjungi emak di ciseupan.

Emak baru selesai wudhu saat saya cium punggung tangannya, wajahnya terlihat pucat dengan sorot mata yang .. sepertinya sedang sakit kepala.

"Emak sakit, ya?" Ini bukan pertanyaan, hanya bentuk perhatian. Jangan salah, bertanya kabar dengan cara seperti ini tak jarang bisa mengobati sakit. Nggak percaya? Coba deh tanyakan pada sebagian orang yang saat sakit lalu mendapat pertanyaan seperti itu, terutama dari orang-orang terdekat karena itu seperti .. hmm, "kamu peduli dengan keadaan saya " itulah yang saya rasakan saat ada yang memberikan perhatian dengan cara seperti itu dan karena saya merasa senang dengan bentuk perhatian seperti itu (kadang-kadang siih hee), karena itulah terkadang pertanyaan itu saya sampaikan juga pada orang-orang terdekat saat mereka di uji sakit. Sungguh, ini bentuk sayang dari saya..

Kembali ke...emak.

Emak memang sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja, "apa saja yang terasa sakit, Mak?" Tanya saya sambil membaluri punggung dan pundak beliau dengan minyak urut. Saya pijat ringan tengkuknya berharap bisa mengurangi gejala sakit kepalanya, "apa di pijit seperti ini terasa sakit, Mak?"

"Emak minum madu hangat ya!" Emak bersikeukeuh bisa membuat madu hangat sendiri, tapi bukankah tugas kita sebagai anak untuk merawat orang tua kita meski mereka tidak meminta? Meski hanya sedikit.. ringankan beban mereka!

Sering terpikir untuk merawat Emak di sini, saya memiliki keyakinan bisa berusaha menjaga dan merawat emak karena saya menyayangi beliau tanpa syarat insyaAllah, namun beliau tidak mau tinggal kecuali di rumahnya dengan alasan khawatir kami ingin menjeda hari di rumah emak, "khawatir kalian ingin ke rumah ini sedangkan kalau emak berada di rumah kalian mah kalian mau kemana kalau ingin istirahat?" MasyaAllah emak..

Balananjeur, Jum'at, 30 September 2022 

Kamis, 29 September 2022

Day 274

Sehari menuju penghujung September 2022, Arka sakit hingga harus di rawat inap dan di infus karena dehidrasi. Sedih? Of course, he is our little baby yang menjadi penyemarak hari kami yang mulai sunyi, kabar sakitnya menjadi duka tersendiri bagi kami.

Jam 7 lebih kang Wawan mengantarku ke klinik bidan Ai, ternyata Arka tidak dirawat kesana tapi di klinik Al Fatih. Saya pun berangkat ke klinik masih di antar kang Wawan, jaraknya hanya beberapa meter di seberang jalan jadi tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai disana.

Mencari kamar tempat Arka di rawat hingga bertemu akang yang sedang bersih-bersih dan mengabarkan kalau Arka di rawat di kamar nomor 3. Sesampainya disana Arka terlihat sembab, masyaAllah bayi kecil kami sepertinya begadangan semalam dan.. pastilah nangis.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, mas Arka, tadi bi Dede ka bidan Ai. Tapi saur bidan Ai, mas Arka na di klinik Al Fatih. Janten bi Dede langsung kadieu." Arka menanggapi dengan bahasa bayi nya sampai kemudian dia menangis .. 

Ya Allah, Allohummasyfiih Arka...

Balananjeur, Kamis, 29 September 2022

Last post

Tiga Puluh

"Sebulan ini ngapain aja?" Kembali pertanyaan yang sama menjadi awal kisah di hari terakhir di bulan September. Ya, awal kisahnya diiringi tanya yang sama seperti hari-hari biasanya, "waktunya dihabiskan untuk apa saja?" 

Qodarullah wamaa syafa'alaa, selama 3 hari ini sakit kepala kembali menjadi pengiring langkah, tapi sekali lagi ini bukan waktunya di titik pemberhentian jadi jalan saja dulu, lakukan apapun yang bisa dilakukan saat tubuh dalam mode sakit sekalipun.

Pasti ada yang masih bisa dilakukan, pasti ada yang masih bisa dikerjakan. Apapun itu, pasti ada celah untuk tetap melakukan sesuatu agar saat hari berganti tidak meski semuanya disesali, minimal ada hal yang membuat bibir tersungging, "setidaknya aku masih bisa menjejak langkah." Hmm meski minimal asal tidak semuanya seolah berlalu begitu saja.

Minimal bisa nulis, minimal bisa nyapa orang lain, minimal bisa memberikan senyum meski terlihat pucat, minimal ... Meski minimalnya juga tidak tahu nilainya disisi Allah, yang penting lakukan saja dan luruskan niat. Naaah, yang susah itu meluruskan niat karena Allah, akan ada saja godaan yang membuat lillah yang di harapkan menjadi karena hal lainnya. Yang susah itu melakukan, ada saja alasan yang membuat diri meminta excuse lebih.

Lakukan saja semampunya! 
Selagi ada waktu.. lakukan saja saat ini juga! Mulai dari saat ini juga, mulai dari yang terkecil, mulai dari diri sendiri! Lakukan saja!

Hmm.. wilujeng menikmati hari terakhir di Bulan September 2022. Semoga Allah limpahkan berkahNya untuk kita semua.. semoga Allah Ridha atas kita.

#catatandefa 
#septemberdefa 

Balananjeur, Jum'at, 30 September 2022 

Dua Puluh Sembilan

Akan banyak kisah baru di hari yang baru, banyak sesal tercipta setiap hari berganti. Menatap wajah suami dan anak-anak saat tertidur, mengingat seharian tadi bersama mereka lalu bertanya, "kenangan apa yang tlah tercipta hari ini?" Hingga derai airmata menjadi pengurai resah. Resah, karena hari yang dilalui tadi seolah tak memberi arti dan berlalu begitu saja.

Bagaimana kita adalah bukan tentang bagaimana mereka, "seharian ini ngapain aja?" Ini pertanyaan yang lebih tepat ditujukan untuk diri sendiri, dibandingkan mengangkat jari telunjuk dan mengarahkannya buat orang lain, jemari itu lebih tepat diarahkan untuk diri sendiri saat berkaca, "hey, seharian ini ngapain aja?"

Menyesal itu sangat tidak menyenangkan. Hari ini di dunia, saat malam beranjak pekat lalu mengingat seolah tiada khidmat yang baik buat suami dan anak-anak membuat sesal terasa menyesakkan. Bagaimana kabar ibadah mahdhoh kita, muamalah kita pada orang lain, akankah seharian hanya dilalui sia-sia? Semua menghadirkan sesal.. lalu bagaimana kabar kita di akhirat? Sekian banyak waktu dilalui di dunia, diberikan kesempatan dan kesempatan lagi untuk menjejak amal karena Allah lalu disia-siakan begitu saja? Seperti apa sesal yang sedang disiapkan? Sedangkan hari-hari yang disesali itu tak akan pernah kembali lagi...

Di dunia kita punya hari esok, itupun kalau Allah masih berikan kita nafas kehidupan, jadi esoknya bisa memperbaiki diri dan berkhidmat dengan lebih baik. Namun apa kabar Akhirat kelak? Tak ada cara untuk kembali..

#catatandefa
#septemberdefa

Balananjeur, Kamis, 29 September 2022 

Rabu, 28 September 2022

Day 273

Sebenarnya sudah beberapa hari ini kepala terasa sakit, sangat berat seolah ada beban apa disana. Pundak terasa kaku dan sakit, telinga hingga mata dan wajah terasa ... Hmm entahlah, pokoknya semua berbeda. Seluruh tubuh juga sakit, tapi bukan sakit sendi seperti sedang terkena flu tapi seperti kesemutan namun rasanya sakit dan pegal.

Saya pikir makan makanan pedas bisa mengurangi sakitnya jadi saya putuskan untuk memesan basho dengan kuah yang menurut saya pedas. Ukuran pedas bagi tiap orang tentu berbeda, ya.

Tapi mungkin bukan makanan pedas solusinya, jadi saya coba dengan membaluri leher, kening, pundak, punggung, perut, kaki dan tangan dengan minyak urut lalu minum teh daun kelor. Tidur dengan selimut tebal diharapkan bisa mengurangi sakitnya, hmm mungkin saja sakitnya karena masuk angin.

Rencana membaca pun terpaksa hanya selesai beberapa halaman, menulis juga hanya sedikit, tilawah juz 29, beberes hanya sekedarnya ... MasyaAllah luar biasa saat ada anggota tubuh yang sakit, semuanya ikut merasakan dampaknya. Hmm seharusnya seperti itu juga dengan ukhuwah, jadi kita tidak akan berusaha menyakiti saudara kita karena memahami sakit yang akan dirasakan jika kita melukainya akan menjadi alasan untuk tidak melukainya dengan cara apapun.

Hari beranjak gelap, saya masih berbaring di kasur di ruang tengah dengan selimut tebal, harusnya hari ini jadwal kajian mingguan di PCM namun karena kondisi tubuh semakin turun akhirnya hanya bisa mengantar kakang dan de Olin dari ruang ini, sudah 2 Minggu ini tidak bisa mengikuti kajian karena kondisi kesehatan yang sama.

MasyaAllah Alhamdulillah 'alaa kulli haal, bukan karena ingin membagi sedih saat saya menuliskan ini disini. Saya bahkan tidak sedang merasa sedih atau bersedih dengan kondisi ini, saya hanya ingin mengabarkan pada saya di hari esok bahwa segala hal mungkin terjadi. Jika nanti saya sehat, sembuh, maka saya akan mengingatnya bahwa ada hari dimana saya kesulitan mengerjakan apapun karena sakit dan berbekal ingatan itu membuat diri semakin benar dalam beramal. insyaAllah.

Balananjeur, Rabu, 28 September 2022 

Selasa, 27 September 2022

Dua Puluh Delapan

Saya mencintai apapun yang sedang saya kerjakan, menuliskah, membaca, mencuci, ngpel, nyetrika, masak, nyapu pekarangan, mencabut rumput, ngobrol dengan suami dan anak-anak, apapun terkait yang dilakukan semua menyenangkan bagi saya.

Tapi..... Saya pemalas yang baik, hanya akan melakukan apapun saat saya ingin melakukannya. Saya tidak bisa ngobrol saat saya tidak ingin ngobrol, tubuh saya akan sangat letih jika memaksakan diri untuk ngobrol atau bertemu orang lain saat saya merasa tidak sedang dalam kondisi bisa melakukannya.


Tapi.... Meski menjadi pemalas yang baik, semua itu hanya berlaku untuk sesi ngobrol atau ketrmu orang lain karena untuk mengerjakan pekerjaan rumah mah tidak boleh ada kata, "saya sedang tidak ingin mengerjakan ini." Kalaupun memaksakan diri mengikuti kalimat itu, misal, "hari ini saya nggak mau nyuci." Atau, "saya lagi nggak mau beres-beres." Maka bisa dipastikan akan ada tumpukan cucian dan ruangan yang berantakan yang ujung-ujungnya kepala sendiri yang pusing. Hmm nggak nyaman kaan ketemu tumpukan cucian karena kesalahan sendiri? Karena menunda kerjaan?

Ya, meski tetap menjadi pemalas yang baik yang akan dengan santai menjawab, "saya lagi nggak mau pergi kemana-mana." Tapi kalimat, "ibu nggak boleh malas-malas." Itu memang berlaku bagi ibu-ibu 😁 saya termasuk di dalam barisan ibu-ibu itu 😀

Well, apa yang mau saya ceritakan kali ini? Kali ini hanya sedang memaksa otak untuk tetap berpikir, "hey, mau nulis apa?". Dan, nulis aja dulu! Semoga Allah siapkan siapapun yang bersedia mengambil ibrah dan manfaat catatan yang masih 'nulis aja dulu' ini.

#catatandefa 
#septemberdefa 

Balananjeur, Rabu, 28 September 2022 

Day 272

Biasanya tiap hari Selasa pagi saya berangkat ke rumah Emak, ibu mertua saya yang rumahnya berjarak 20 menitan dengan berjalan kaki. Tidak perlu waktu lama untuk sampai kalau berangkatnya by kendaraan bermotor mah, tapi saya lebih memilih berjalan kaki saat berangkat ataupun pulang.

Saya senang saat berjalan kaki, bisa bertemu dan bertegur sapa dengan orang lain yang berpapasan di jalan, menikmati udara pagi perjalanan antara Balananjeur -Pagerageung, hmm banyak alasan lain yang membuat saya senang saat berjalan kaki. 

But, hari ini saya tidak bisa berangkat ke rumah Emak di Pagerageung. Lagi-lagi kondisi kesehatan menjadi alasannya, Hb yang turun di angka 80 membuat pandangan buram dan kepala kleyengan. MasyaAllah Alhamdulillah 'alaa kulli haal.. tapi sesuai tekad, ini belum sampai di titik mastatho'tum, ada hal lain yang masih bisa dikerjakan.. sampai saya tidak bisa melakukannya lagi. Diantaranya: membaca, menulis, dan.. karena masih bisa menyesuaikan ritme tubuh untuk 'ngored' pekarangan dan kebun samping rumah jadi ditambah agenda 'ngored' alias mencabut rumput juga. Nyuci dan ngpel pun masih bisa dilakukan, dan bermain bersama ponakan kicil menjadi kebahagiaan tersendiri bagi saya. Bagi yang anak-anaknya sudah besar, sesekali bermain bersama bayi adalah sesuatu yang menyenangkan. Noted it, sesekali 🤭

Well, ini belum sampai di titik mastatho'tum.. jadi, jalani dan lakukan saja!

#catatandefa

Balananjeur, Selasa, 27 September 2022

Senin, 26 September 2022

Dua Puluh Tujuh

Seringkali kita terjebak dalam kata, "khawatir" atau, "kasihan" pada seseorang yang berujung menjadi bahan ghibah kita sendiri. Di awali dengan kalimat, "kasihan dia..." Lalu ditambahkan kalimat pemanis yang isinya penuh bobot gunjingan.

Merasa bertanggung jawab atas perilaku dia, merasa harus terlibat dalam permasalahan dia minimal dengan ...mengobral cerita tentangnya padahal tak ada kaitannya sama sekali dengan semua yang menjadi list perhatian kita. 

"Kasihan si A begini dan begitu." Yang isinya tentang kehidupan pribadi orang lain yang tidak seharusnya membuat kita terlibat didalamnya. Tentang dapur rumah orang yang bukan urusan kita.

Ya, ada hal-hal yang tidak boleh menutup mata atasnya namun tidak semua hal haruslah membuat kita melek dan dipenuhi rasa ingin tahu lalu menggunjingnya tiada henti. Apalagi... sampai lupa urusan diri sendiri,kewajiban diri dan tanggung jawab diri atas hidup yang di jalani.

Sibuk membincangkan sesuatu yang tidak seharusnya diperbincangkan hingga lupa waktu dan mungkin saja tidak bisa tidur karena, "masalahnya sangat berat." Padahal yang diperbincangkan adem ayem, tidur nyenyak, makan lahap dan malah happy-happy saja dapat transferan pahala .. lalu kita terus bergelut memikirkan masalah orang hingga lupa tugas dan tanggung jawab kita sendiri? 

Sayang sekali waktu dihabiskan untuk hal seperti itu, sedangkan jatah usia semakin berkurang dan waktu beranjak menuju detik perpisahan dengan semua dunia tempat kita menyiapkan perbekalan amal untuk pulang ke negeri akhirat.

Katakan "Tidak." Untuk ghibah! 

Balananjeur, Selasa, 27 September 2022

#catatandefa 
#septemberdefa 

Day 271

Ikut KMO lagi, sekarang sudah batch 50, dulu ikut batch 29. Setelah itu ikut beberapa event kelas menulis yang...hmm free 🤭, trust vakum dan memilih tetap nulis ala-ala dengan tema, "ada yang ingin saya katakan dan saya hanya bisa mengatakannya lewat tulisan.." dengan isi yang...hmm semau saya, semoodnya saya, karena sekali lagi temanya adalah, "ada yang ingin saya katakan dan saya hanya bisa mengatakannya lewat tulisan.."

Nah, yang namanya ingin mengatakan sesuatu pastilah apapun yang tiba-tiba terbersit di benak dan saya berlepas diri dari penilaian orang lain atas apapun yang saya share. Saya memerdekakan diri dari apapun diluar kendali diri dan memilih meyakini bahwa semua yang saya tulis dan share adalah hasil pertimbangan lolos atau tidaknya untuk saya post.

Well, saya cukup merdeka, bukan ? 😀

Saya hanya ingin mengatakan ini untuk hari ini 🤭

Balananjeur, Senin, 26 September 2022 

Minggu, 25 September 2022

Dua Puluh Enam

Berbicara kriminalitas dan aib, apakah mengabarkan kriminalitas sama dengan membongkar aib?

Tadi malam saat kakang sedang di bekam, terapis yang juga sepupu saya bercerita berita yang sedang menghebohkan di daerah kami, tentang seorang ayah yang berbuat tidak semena-mena pada anak gadisnya sejak si anak kelas 5 SD dan baru terungkap saat anak itu kelas 3 SMP. Laa Haula walaa quwwata Illaa billah, "banyak berita dikabarkan tentang hal serupa, bahkan jejak digitalnya pun tidak pernah terhapus. Lalu kabar ini hanya diliput sekilas oleh media itupun media sosial yang juga terhapus entah karena apa. Yang pasti ada yang mengatakan, sudahlah jangan dibesar-besarkan, kita akan memproses dia sesuai hukum yang berlaku tapi jangan terlalu di up di media karena ini adalah aib di kampung kita."

Lalu saya bertanya, apakah mengabarkan kebejatan orang jahat itu adalah aib? 

"Si ayah sering melakukan kdrt pada ibunya, menampar ibu adalah hal yang biasa. Kata-kata kasar sudah bukan hal yang aneh." 

Wallahi, sungguh saya sakit hati mendengar kabar seperti itu.. tentang kehormatan dan kesucian anak yang harusnya di jaga, tentang isteri yang Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, "... sebaik-baik kalian adalah yang paling baik pada isterinya."

Lalu saya bertanya, "apakah yang membuat seorang wanita mampu bertahan dengan perlakuan kejam dari suaminya? Apakah karena anak? Lalu bisakah suami itu menghentikan kekerasan nya juga karena anak? " Duhai, bahkan anak pun dihancurkan demi nafsu syaithan nya.

Apakah menuliskan hal seperti ini membuka aib? Astaghfirullahal 'adziim.. semoga Allah mengampuni saya yang sedang resah hingga tak tahu batas aib ataukah keresahan..

#catatandefa 
#septemberdefa 

Balananjeur, Senin, 26 September 2022 

Sabtu, 24 September 2022

Day 270

Setiap hari Ahad biasanya saya memilih untuk tidak mengerjakan pekerjaan apapun.. hmm kecuali masak sama nyuci piring siih, selebihnya seperti nyuci baju dan lain-lain biasanya tidak dilakukan di hari itu. Why? Semuanya ditunaikan pada malam Ahad jadi Ahad bisa menjadi hari libur, hari saya bisa menghabiskan waktu tanpa kerjaan apapun bersama kang Wawan dan anak-anak.

Yaa, jangan hanya mereka saja yang libur, tubuh kita juga butuh libur 🤭 I mean, istirahat dan bersenda gurau bersama mereka tanpa diganggu pekerjaan rumah yang memang nggak ada habisnya dan tentu saja menyita waktu.

Waktu anak-anak masih kecil mah mana ada cerita libur seperti sekarang, karena setiap waktunya dikelilingi pekerjaan yang tiada habisnya. Well, hari ini waktunya punya jeda dan bisa istirahat melepas letih dan penat tubuh.

But.. Ahad ini berbeda, karena hari-hari sebelumnya qodarullah sakit jadi selama hari itu tidak bisa mencuci, so cucianpun menumpuk. Jadilah Ahad diagendakan untuk mencuci, menjemur, beres-beres seisi rumah, dan lain sebagainya.

Kang Wawan juga ada jadwal mengajar di PKBM jadi agenda nyuci dan beres-beres pun tidak sampai mengambil hak kang Wawan untuk dibersamai.

Setelah menyelesaikan cucian dan membereskan rumah, lihat ke pekarangan kok rumput sudah pada tinggi saja 😀 masyaAllah inimah kesempatan yang baik untuk mencabut rumput dan membereskan pekarangan dari rumput liar sekalian menyapunya. Hmm sudah lama tidak menyapu halaman 😅

Kang Wawan pulang saat saya sedang menyapu halaman. Saya pun menyudahi sesi opsih dan nyabut rumput untuk bisa menemani kang Wawan makan siang dan jalan-jalan setelahnya... Well, it is still holiday 🤭

MasyaAllah Alhamdulillahilladzii bini'matihii tatimmushshoolihaat..

Balananjeur, Ahad, 25 September 2022

Dua Puluh Lima

Seringkali setelah membaca tulisan orang lain timbul pikiran untuk berhenti menulis, merasa "kok tulisanku nggak ada bagus-bagusnya. Jauh dibandingkan sama tulisan orang lain." Atau, "selama ini, manfaat apa yang bisa diambil orang lain dari tulisanku ini?" Atau, "kira-kira orang lain faham nggak ya dengan catatan yang ku share?" Serta kalimat tanya lain yang seolah bentuk ketidak pede an dan yaaah insecure saja kalau baca catatan orang lain teh.

Tapi kemudian teringat kembali alasan menulis, "ada yang ingin saya katakan.." inilah yang saya lakukan saat menulis, ada yang ingin dan saya rasa harus dikatakan. Jadi, tidak harus ada perasaan insecure apalagi benar-benar berhenti karena perasaan itu karena saya hanya harus mengatakannya dengan cara menuliskan dan membagikan tulisan itu.

Ada yang ingin saya katakan. Ya, ada yang ingin saya katakan dan apa yang ada di hati dan pikiran kita tidak bisa diwakili oleh orang lain seutuhnya. Kita bisa sependapat dengan orang lain dalam beberapa hal lalu merasa terwakili saat ia berbicara atau menulis, namun kita tidak pernah bisa memiliki 100 persen pemahaman yang sama karenanya tak jarang kita pun berbeda pandangan dalam beberapa hal lainnya. Tidak ada yang bisa mewakili dalam mengungkapkan rasa, ide dan setiap pemikiran kita..selalu ada celah yang membuat kita merasa, "aku setuju denganmu dalam beberapa hal tapi tidak dalam hal lainnya." Karena semua tercipta tak sama.

Ada yang ingin saya katakan.. lalu kenapa harus ada perasaan insecure yang hanya melemahkan diri?

Mereka mengatakan apa yang ingin mereka katakan, dan kita memiliki kebebasan yang sama untuk mengatakan apa yang ingin kita katakan..

Bagaimana dengan anda? 

Balananjeur, Ahad, 25 September 2022
#catatandefa 
#septemberdefa 

Dua Puluh Empat

Saya melewati rumah dengan cat hijau pucat dan halamannya yang bersih, rumah itu tetap sama seperti saat saya kecil dan sering bermain di sekitarnya, sungguh tidak ada yang berbeda; cat rumah dengan warna yang sama, teras yang sama, bentuk bangunan yang sama, pekarangan dan bunga yang sama. Ya, semuanya tetap sama.

Yang berbeda hari ini hanyalah bahwa rumah itu kini sepi, sangat sepi.

Meski teras dan pekarangan itu tetap dibersihkan namun tidak ada lagi gelak tawa dan kehangatan yang terasa dari rumah itu, rumah itu hanya diam membisu dan terasa sangat dingin.

Dulu setiap kali melewati rumah ini maka akan didapati beberapa anak dengan seragam merah putih, seragam putih biru dan juga putih abu. Ada yang sedang membersihkan pekarangan, ada juga yang sedang mengepel..lalu seorang ibu memberikan pelukan pada anak-anak yang pamit hendak berangkat ke sekolah. Banyak tawa Dan cerita disana..

Saya melihat seorang ayah mengangguk tanda lambaian tangan bagi buah hati yang akan berangkat mencari ilmu. Pagi yang ramai di hari itu ..

Namun, sunyi kini menyelimuti seisi rumah. Tidak ada siapapun yang duduk di depan teras, tidak ada satu suara pun terdengar, bahkan pintu yang dahulu sering terbuka kini malah tertutup erat seolah tidak pernah terbuka.

Gordyn rumah pun menutup sebagian, sunyi itu kentara. Lalu saya membayangkan bahwa sunyi yang sama akan jua berlaku di rumah kami, kelak saat anak-anak menemukan hari esoknya masing-masing dan kami saling menatap kerinduan bersama, entah di teras depan atau di depan tungku kayu sambil saling bercerita tentang hari -hari yang tlah berlalu dan anak-anak yang kembali memeluk kami berkawankan rindu dan gelak tawa cucu-cucu kami, kelak.

Seperti halnya rumah bercat hijau pucat yang kini sepi, mungkin begitulah juga yang akan berlaku pada rumah kami nanti.. lalu kami sama-sama berkisah, "pernah ada riuh dan gelak tawa disini, kemanakah hari-hari itu pergi?"

Semua itu, hanya tentang waktu..

Balananjeur, Sabtu, 24 September 2022 

#catatandefa
#septemberdefa

Day 269

Ba'da Dzuhur nunggu vcall teteh, karena belum tahu jadwal pasti jadi nungguin aja dengan on data biar pas teteh nlp bisa langsung diangkat. Hmm sering merasa khawatir saja kalau membuat dia nunggu..

Bukan hanya saya, ibunya, tapi kang Wawan dan adik Umar juga de Olin pun melakukan hal yang sama. Kami menunggu telpon dari teteh dengan penuh rindu

Tepat jam 15 lebih 22 menit panggilan vcall dari nomor asrama berdering di ponsel Kakang. Saya sedang membalas pesan WA dari teh Ina saat mengangkat vcall teteh.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Ummi, ummi damang?" MasyaAllah sapa itu selalu terasa hangat dan menentramkan. 

"Ummi nggak bisa lihat your face, Nak." Kalau ada riak di netranya, pastilah dia menyembunyikan wajahnya agar kami tidak melihatnya. Tapi saya, ibu yang akan memaksanya bercerita 🤭

"Are you cry, my dear?" Hhh, lebih dari mendung yang saya lihat di ujung netranya, hati ini menderas dengan duka. Harusnya tak boleh ada duka apalagi ia yang Ridha akan taqdir atas dirinya.

"Enggak Mi, teteh nggak nangis." Jawabnya

Bagaimana ibu bisa tidak tahu sedang ia bersama selama sekian bulan di rahim ini? Saya tahu matanya basah. Bahkan meski ia tersembunyi di balik layar, saya tahu ia menangis.

Apa yang membuatmu menangis, Nak? 

"Are you ok, dear?" Saya bertanya tentang kondisi kesehatannya. Agak khawatir mengingat kondisi yang terjadi pastilah naik turun.

Lalu saya tahu bahwa sendi kakinya pernah dalam kondisi tidak bisa digerakkan dan kesakitan, pandangannya memburam dan kepalanya sakit. Duhai, saya faham sakit seperti itu..

"Robbanaa, kuatkan ia." 

Balananjeur, Sabtu, 24 September 2022 

Jumat, 23 September 2022

Day 268

Tadi siang sepulang dari rumah eteh kami memilih jalan pesawahan menuju rumah kami, menyeberang jalan dari rumah eteh lalu menurun di 'pudunan' dekat pesantren Utsmaniyah. Olin memegang tangan saya, khawatir ummi terpeleset karena jalannya agak licin, katanya.

Kami berjalan ke area perkebunan kangkung milik ceu Iis, kalau sedang panen biasanya ada ceu Iis dan kang Ade, disana. Namun hari ini karena sudah berlalu musim panen jadi kebun cukup lengang, tidak ada siapapun disana. Kami berjalan lurus menuju ke arah sungai kecil menuju rumah kami..

Saat hendak berbelok, kulihat seekor reptil hitam berukuran cukup besar, "Allahu Akbar..Allahu Akbar.. Allahu Akbar." Sambil memegang tangan Olin saya bertakbir dan mengajaknya memutar jalan. Ini takbir tanda takut 🤭

"Kenapa, mi?" Tanya Olin. Dia memang tidak melihat reptil yang sedang berjemur tepat di jalan yang tadi hendak kami lewati.

"Ada ular hitam, Nak."

"Pantas saja ummi ngajak mutar jalan."

Kami lalu berjalan menuju belakang rumah bi Cicih, menyapa bi Cicih yang sedang berada di dapur. Lurus ke depan menuju sawah aki Oni, nanti kami keluar dari jalan depan aki Oni sampai akhirnya tiba di rumah kami.

Sepanjang jalan saya ceritakan pada Olin kalau dulu kami sering berjalan bertiga di sini, saat Olin dan teteh masih kecil kami sering bermain bertiga di sekitar jalan pesawahan ini. Hmm ini seperti mengulang waktu..

"Mau berpoto, mi?" Tanya Olin.

"Boleh."

"Ini photo yang sama seperti waktu itu.." ujarnya

#kalifafirdausyfahrinjourney 

Balananjeur, Jum'at, 23 September 2022 

Kamis, 22 September 2022

Dua Puluh Tiga

Saya tahu bahwa saya akan kembali merindukan saat-saat seperti ini, saat-saat terbangun di pagi hari dan segera menyiapkan bekal anak-anak sekolah.

Setelah menyelesaikan satu sesi, saat-saat menyiapkan makananpun masuk dalam list, "aku merindukan itu kembali."

Setelah Aa tinggal terpisah, dan teteh di asrama, memasak untuk mereka menjadi hal yang sangat dirindukan. Ya, rindu memasak makanan untuk mereka dan kerinduan ini terkadang menyesakkan... 

Saya tahu, kelak saya akan merasakan hal yang sama pada Umar dan juga de Olin, saya akan melafaz kerinduan yang sama, untuk itu saya tidak ingin mengeluh untuk kehebohan di awal pagi. Saya ingin memasak untuk sarapan dan bekal makan siang mereka, meski menu nya sangat sederhana tak mengapa selama saya bisa memasak untuk mereka.

Pagi ini saya memasak agar-agar dan berencana mengolah nasi menjadi nasi bakar, masih rencana Yaa, karena nasinya di olah ba'da shubuh nanti kalau sudah matang. Nasi bakarnya dicampur tumis ikan asin cumi pedas lalu dimasukkan ke dalam daun pisang, baru deh di bakar.

'alaa kulli haal, kelak saat saya kembali membaca ini, saya akan mengingat hari ini dan mungkin menangis saat mengingatnya.

#catatandefa
#septemberdefa

Balananjeur, Jum'at, 23 September 2022 

Rabu, 21 September 2022

Day 267

Me, "dear, tanya aku!"

He, "isteri Abi pengen ditanya apa?"

Me, "tanyain buku apa yang mau dibaca sama aktivitas hari ini mau ngapain aja!"

He, "Ummi mau baca buku apa?"

Me, "kisah Aisyah Ummul mukminin Radhiyallahu Anha. You know dear, membaca kisah beliau membuat ummi semakin mencintai agama ini, Bi.'

He, "masyaAllah Alhamdulillah kalau begitu. Mau nulis juga, Mi?"

Me, "yes, of course. Menulis membuat ummi merasa ... Oh, ok, aku masih hidup. Hmm nyambung nggak sih, bi? Tapi itu yang ummi rasakan. Ummi punya harapan besar untuk menjadi manusia yang bermanfaat dan hidup untuk generasi ummi, menjadi bagian dari peradaban. But, hanya ini yang bisa ummi lakukan."


He, "sok atuh geura nyerat! Abi doakan agar harapan ummi Allah kabulkan."

Me, "Aamiin Yaa Allah. So, please tanyain juga aktivitas aku hari ini!" Hmm daripada nuntut apalagi mengeluhkan perhatian maka lebih baik bilang langsung kan ya 😅

He, "isteri Abi hari ini Bade naon wae?"

Me, "well, aku mau nyuci, ngpelBeres-beres kamar, jemur baju, tilawah, baca tafsir Al Azhar, baca buku, nulis, hmmm..mau tidur juga Bi, habis minum obat mau tidur dulu soalnya kepalanya so sick. And then, hmm apa lagi Yaa.. mau nonton kartun, oh iya nanti sore mendampinginya de Olin zoom meeting buat progress animasinya. Hmm, mau bikin agar-agar juga sama hmm kayaknya harus lebih slow hari ini mah soalnya mode tubuhnya masih dalam masa kambuh. That's all."

He, "masyaAllah semoga Allah jaga dan berkahi isteri Abi."

Me, "wa iyyak"

So, what is moral of the story nya? Hmm just curcol siiih... But, daripada mengeluhkan, "suamiku nggak perhatian sama aku!" Sedangkan wanita itu memang makhluk yang memiliki perasaan yang halus, maka lebih baik untuk menuntun pasangan untuk memberi perhatian.hee.. tuntun dan katakan padanya apa sih yang kita harapkan dan inginkan!

Yang kedua, wanita itu memiliki kemampuan berbahasa yang jauh lebih besar dari laki-laki. Jadi saat mendapati sedikitnya kata yang terucap dari suami, don't worry Yaa.. itu mah memang sifat laki-laki. Bukan masalah yang bisa dijadikan alasan untuk lahirnya perang

Balananjeur, Kamis, 22 September 2022 

Dua Puluh Dua

Membuka hari dengan membuka gordyn ruang tamu dan membersihkan ruang berukuran 3,5 x 3,0 itu. Ruangan itu memang sengaja dibuat tidak terlalu luas karena jarang ada tamu yang berkunjung.

Berat sekali saat kutuliskan kalimat ini, 'jarang ada tamu.' hmm tepatnya sangat jarang sekali, bahkan mungkin dalam setahun bisa dihitung pakai jari.

Lalu mari kita melihat di sekitar kita, banyak rumah yang ruang tamunya mulai jarang dikunjungi tamu. Cafe dan rumah makan mulai mengganti peran ruang tamu karena tak jarang kunjungan silaturahmi diadakan ditempat itu, "hey, ketemuan yuk di cafe A.", "Ketemuan yuk di RM B." Dan semacamnya yang intinya mulai jarang kalimat, "aku ke rumah Yaa!" 

Hmm entah mulai jarang atau saya nya yang memang kurang update karena tidak banyak yang saya ajak berinteraksi, contoh diataspun hanya sekilas yang saya tahu.

Kembali tentang tamu. Bagi saya, kedatangan tamu adalah anugerah yang luar biasa. Meski mungkin belum bisa menjadi penghuni rumah yang memuliakan tamu dengan baik namun kami memandang tamu sebagai rahmat dari Allah. Jadi, agak sedih setiap akhir Ramadhan dan saya membereskan kue-kue untuk hari raya di ruang tamu lalu anak-anak bertanya, "mau ada tamu, mi?" Saya sedih karena jawabannya akan tetap sama.

Tapi kata kang Wawan mah kalau anak-anak masih kecil mah memang jarang ada tamu, "nanti kalau anak-anak kita sudah berkeluarga, baru deh ada tamu." Ujarnya 

"Tamunya, anak menantu dan cucu serta besan kita?" Ya, mungkin memang seperti itu.

Hmm, pentingkah bertamu? Setiap kebaikan adalah shadaqoh, bertamu adalah kebaikan dan memuliakan tamu adalah kebaikan.

#catatandefa 
#septemberdefa 

Balananjeur, Kamis, 22 September 2022

Selasa, 20 September 2022

Day 266

Seekor kucing meringkuk di ruang tamu rumah kami, aku hendak mengusirnya saat teringat alergiku yang bisa kambuh karena bulu kucing. Tapii, urung kulakukan melihatnya yang sedang tertidur pulas.

Biarlah kucing itu menyelesaikan waktu tidurnya dan keluar dengan sendirinya... Meski alergiku langsung kambuh. 

Ada yang alergi bulu kucing? Ada 😁

Kumatikan lampu ruangan agar cahaya lampu tidak mengganggu tidurnya, lalu beralih membereskan ruangan lain dan meninggalkan sementara ruang tamu yang belum semuanya disapu.

Beberapa ruangan sudah kosong karena pemiliknya sedang ke masjid, jadi aku bebas membereskan ruangan-ruangan itu. Membereskan lalu menyapu dan mengepel saat semuanya sudah selesai di sapu.

Ada beberapa ruang yang sering membuatku terduduk sementara, "apa kabar pemilik ruangan ini?"

Pertanyaan ini tiba-tiba saja ada, tiba-tiba yang sering karena setiap kali berada di kamar mereka maka itulah yang dilakukan. 

Lalu aku, si melankolis yang nostalgia seringnya menari di pelupuk ingatan mulai terjebak dalam kilas memori masa lalu, masa saat mereka masih berteriak kegirangan saat memanggilku. Saat mereka berebutan untuk duduk dipangkuan ku.. saat mereka menarik ujung jilbabku atau bersembunyi di balik kerudungku.

Ibu ini sering terjebak dalam ingatan masa kecil mereka..
Seolah waktu berhenti disana. 

Akhirnya kuputuskan untuk menuliskan kembali semua tentang hari-hari itu;caraku berdamai dengan waktu dan menyelesaikan kisah agar usai dan menata hari untuk tegar menatap hari ini dan hari esok.

Semua kisah masa kecil anak-anak tak jarang membuatku tergugu,terlebih saat rindu mendekap dan aku mulai menyadari bahwa semua itu menjadi jarak terjauh yang sulit ku tengok. Bahkan saat aku berbalik ke belakang pun tak ada yang memanggilku dengan teriak kegirangan mereka lagi.

"ummiiii, Aa tadi..."

"Ummiiii, Umar tadi.."

"Ummiiii, teteh tadi.."

Lalu aku melihat gadis paling kecil di rumah kami yang masih sering berteriak memanggilku dengan senang dan manja, "ummmiiii, tahu tidak kalau tadi de Olin..."

Semua itu akan mulai usai semuanya saat gadis kecil yang beranjak remaja itu Tumbuh semakin besar. Aku tahu, aku akan menyeka airmata rindu lebih dalam lagi.. namun, ini bukan rindu yang membuatku merasa harus mengulanginya kembali.

Ini rindu, rindu yang Ridha..

Mereka haruslah beranjak menggapai masa depan dan impian mereka, dan kami disini mengingat hari-hari masa kecil mereka yang riang berkawankan gemuruh doa dan riak air mata.

Well, sesi nostalgia usai.. kembali kepada kenyataan dan nasi yang sudah matang. Tinggal masak sayuran dan menyiapkan menu sarapan sekaligus bekal makan siang anak-anak..

Apa kabar? Semoga selalu sehat dan dipenuhi berkahNya.

Balananjeur, Rabu, 21 September 2022

Dua Puluh Satu

Setiap jam 2 lebih beberapa menit tubuh refleks terbangun, seolah ada alarm tubuh yang membuat mata seolah tidak bisa terpejam pagi. Kondisi ini mulai terjadi setelah Allah titipkan bayi yang sering mengajak bangun dari jam 2, sejak saat itu sampai hari ini tubuh otomatis terbangun dengan bugar setiap jam itu.

Kalau sedang berhalangan biasanya memilih membaca sambil memasak, kalau kondisi nya sedang tidak berhalangan mah biidznillah bisa menyelesaikan target tilawah, Alhamdulillah.

Memasak nasi (dan kadang air) dikerjakan di jam-jam ini, membereskan ruang tamu dan beberapa ruang lain yanh kosong (tidak ada yang tidur di sana) menjadi agenda yang dikerjakan sambil memasak. Setelah itu fokus menyepi dan menepi ala saya 🤭

Terkadang tidak langsung turun ke dapur dan hanya berdiam diri di atas sajadah, menikmati kesendirian dalam gelap seringkali terasa lebih nikmat. Bisa berbicara dengan diri sendiri tanpa suara, mengevaluasi diri, "apa saja sih yang dilakukan selama ini?" Menjadi waktu paling efektif di saat itu.

"Sekarang, anak-anak sudah besar. Ummi bisa tidur lagi!" 

Iya, ya.. anak-anak sekarang sudah bertambah besar. Di rumah pun tertinggal 2 anak yang keduanya sudah mandiri, insyaAllah. Tetapi tubuh sudah refleks bangun di jam itu, sama seperti saat anak-anak masih kecil dulu. Meski berusaha untuk tidur lagi agar bisa bangun 1 jam kemudian, namun tetap saja tubuh seolah minta untuk di ajak bergerak.

Ada banyak kebiasaan yang sulit hilang setelah sekian lama dibiasakan atau terpaksa dibiasakan, memiliki bayi adalah moment pembiasaan itu.

Sahabat, hal apa yang kemudian menjadi kebiasaan anda setelah melalui sesi membersamai para balita pada masanya?

#catatandefa
#septemberdefa

Balananjeur, Rabu, 21 September 2022

Dua Puluh

Mamah membuat sayur kacang merah, dan anda tahu bagaimana rasanya masakan yang di buat mamah? MasyaAllah sangat lezat. Bahkan terasi yang dibakar di atas bara kayu, atau kah nasi yang ditanak di atas tungku kayu, jika itu buatan mamah maka masyaAllah tiada masakan apapun yang bisa menandingi kelezatannya, nikmatnya.

Lalu, saya pikir anda akan setuju kalau saya katakan bahwa makanan terlezat adalah makanan yang dibuat oleh tangan cinta ibu... Apapun makanannya. Apalagi saat kita mulai faham arti cinta ibu.

Ya, saat kita mulai faham. Saat kita mulai menyadari arti kehadiran ibu, saat kita mulai memahami pentingnya beliau bagi kita.

Saya sering kehilangan selera makan, terutama saat kondisi kesehatan menurun karena sakit atau karena kondisi lainnya. Untuk mengakali agar bisa tetap masuk makanan biasanya saya makan masakan yang dibuat mamah dan itu cukup efektif kecuali saat tubuh benar-benar drop dan bukan hanya selera makan yang hilang tetapi kemampuan menelan makanan yang juga di uji.

Well, ini tentang makanan yang dibuat ibu. Saya menyukai semua makanan yang dibuat ibu saya.. bagaimana dengan anda? 

Balananjeur, Selasa, 20 September 2022

#catatandefa 
#septemberdefa

Day 265

Kisah Hari Ini.

Baru bisa buka hp dan nulis buat event yang dibuat sendiri serta diperuntukkan untuk diri sendiri, hee.. maksudnya sedang menantang diri sendiri untuk Istiqomah melakukan sesuatu diantaranya menulis baik di feed IG, IGS maupun blog dan buku catatan harian. Hmm ini seperti agenda wajib meski kondisi mata sudah mulai butuh kacamata lagi.

By the way tentang kacamata, sudah sejak tahun 2004 lepas kacamata meski mata masih dalam mode minus. Tadinya membiasakan diri untuk benar-benar lepas, hmm biasanya juga jarang pakai kacamata kecuali kalau mau nulis atau baca buku, tapi mulai saat itu pengen benar-benar tidak pakai kacamata meski waktu membaca. Agak kurang nyaman sih, tapi sudah bertekad untuk melepas kacamata apalagi setelah gagang kacamatanya potong 😀 Alhamdulillah sejak saat itu mulai bisa lepas dan membaca tanpa menggunakan kacamata.. meski yaaa kadang mah pandanganteh agak buram.

Masih bisa baca aksara tapi kesulitan mengenali wajah dari jarak sekian meter. Eh tapi itu juga kadang-kadang sih, seringnya Yaa tetap saja mata terasa lelah . MasyaAllah Alhamdulillah 'alaa kulli haal.Saya mengikuti sebuah event menulis di platform lain, setelah malam kemarin terkena brainfog mulai khawatir kalau kebingungan nulis apa. MasyaAllah ini kondisi yang tidak terduga alias kadang nggak ada alarm tiba-tiba saja seolah ada blokade yang membuat saya kebingungan; ngbahas apa dan terutama kesulitan membuka file memori.

Tapi... Menulis adalah solusi terbaik juga untuk seseorang yang di uji kondisi seperti itu karena seolah bisa mengingatkan kembali hal-hal yang kemungkinan akan segera dilupakan. Mengingat artinya membuka ruang untuk muhasabah nafs, mengevaluasi lalu memperbaiki diri. 

Menulis juga membuat otak senantiasa diajak untuk tetap berpikir, minimal mikir, "nulis apa?" Hahaha... Meski...hmm, seringnya nulis bebas alias nggak punya tema sama sekali lalu ngalor ngidul, it's ok, yang penting nulis aja dulu lalu kita lihat manfaatnya berpuluh tahun kemudian. Hee

Apa kabar semuanya? Semoga selalu sehat dan penuh berkah Allah

#catatandefa 

Balananjeur, Selasa, 20 September 2022

Minggu, 18 September 2022

Sembilan Belas

Ada yang tlah tiada, namun kebaikannya tetap hidup bahkan jauh hari setelah kepergiannya. Ia dirindukan, kebaikannya diikuti dan menjadi amal yang tiada terputus darinya. Kehadirannya menjadi Rahmat ..

Saya teringat suatu hari dimasa kecil, jika ayahanda pulang ke rumah maka jam ini adalah jam dimana beliau akan membangunkan kami untuk qiyamullail. Kantuk masih menyergap erat, terpikir dibenak saya untuk bangun lalu wudhu dan shalat beberapa rakaat dan tidur lagi. Biarlah lampunya tetap menyala agar Apa berpikir kalau saya masih terjaga.. ya, sempat terbersit pikiran seperti itu namun tidak pernah benar-benar dilakukan.

"De, bacakan ini untuk Apa!" Inilah yang kemudian menjadi agenda selanjutnya setelah qiyamullail dan tilawah. Saya diminta untuk membacakan catatan yang Apa tulis di perjalanan untuk beliau tuliskan kembali di mesin tik yang saat di tekan akan mengeluarkan bunyi tik tik tik tik.

Saya senang saat membacakan catatan itu, catatan yang akan beliau simpan dalam rubrik gerentes hate di sebuah majalah Islam berbahasa Sunda. 

Saya teringat di masa kecil, Ayahanda menyiapkan beberapa amplop berisi uang lalu beliau menugaskan saya untuk memberikan amplop itu pada orang tua sepuh atau anak-anak yatim di sekitar kami. Senyap kala itu, namun terasa hangat melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah mereka juga dari Apa yang menganggarkan itu dari gaji beliau yang saat itu terbilang tidak seberapa.

Lalu berpuluh tahun kemudian, saya bertemu orang-orang yang tidak saya kenali di masa kecil yang ternyata orang-orang yang pernah berinteraksi langsung dengan Apa.Mereka bercerita tentang Apa; kebaikan yang tetap hidup. 

Tentang beliau yang menyampaikan majalah dimana beliau menjadi salah satu perintisnya, "pak Yaya akan menerangkan isi majalah sebelum kami membacanya." Ud'uu ilallah, ilmu yang bermanfaat.

Tentang beliau yang tak segan merogoh saku dalam-dalam untuk diberikan pada siapapun yang membutuhkan.

“Jika seseorang meninggal dunia,maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim)

#catatandefa
#septemberdefa 

Balananjeur, Senin, 19 September 2022

Sabtu, 17 September 2022

Day 263

Kita hanya butuh bertemu orang yang tepat. Tidak harus melulu menyesuaikan diri dengan orang lain apalagi bersikap dengan sikap yang direstui atau sekedar "biar orang senang dan mau menerimaku." 

No, mereka yang tidak menerima dirimu tidak akan pernah puas dengan apapun yang kau lakukan. Akan selalu ada keluhan dan tuntutan tentang dirimu, jadi cukuplah menjadi pribadi yang baik dan berbuat baiklah tanpa memikirkan, "apa orang akan senang atau tidak."

Hidupmu bukan untuk menyenangkan orang lain!Saya mau cerita. Hmm jadi saya pernah jadi tipe orang yang nggak tegaan sama orang, bawaannya teh nggak tega kalau denger duka dan luka orang lain teh. Berusaha untuk menyembuhkan luka hatinya semampu saya..Lalu syaithan muncul dengan sangat halus di saat seperti itu, ada kata, "aku lelah." (Maksudnya lelah berbuat baik sama orang lain)

Anda tahu bagaimana rasanya dighibah oleh orang yang anda lindungi? Yaa, sakit kan ya. Sakitnya memang tidak terlihat tapi nyata adanya.

Beragam kekecewaan menggelayut, "dia minta tolong, dia mengeluhkan kondisi dan apapun yang diceritakannya aku berempati atasnya dan berusaha membantunya semaksimal mungkin. Tapi apa yang terjadi? Aku dimanfaatkan " 

Lalu suatu hari saya berada di posisi yang...oh No, mereka menggunjing tentang saya dan tidak berpihak saat saya butuh orang yang mau berpihak.

Saya terluka? Of course, normalnya memang seperti itu, bukan? 
Kalimat seperti itu mungkin mewakili rasa di saat itu.

Saya menepi cukup lama, tidak pernah lagi menyapanya seperti biasanya, "buat apa memberi perhatian pada orang yang tidak menghargai perhatian orang lain." Itu juga yang sempat terbersit di benak.

Sampai akhirnya setelah merenung dan mengevaluasi diri saya mulai menyadari beberapa kemungkinan kondisi seperti itu terjadi.

Diantaranya:
1. Allah sedang mengingatkan saya untuk meluruskan niat. 

Hey, berbuat kebaikan itu karena Allah bukan karena nggak tega sama orang. Bukan karena pengen disukai atau biar orang senang. Bukan agar tidak jadi bahan gunjingan atau sebab lain yang bukan karena Allah. Berbuat baik dan kebaikan itu karena Allah dan untuk Allah. So, luruskan niat!

Boleh jadi selama itu saya tidak meluruskan niat karena Allah. Jadinya sakit dan lelah saat mendapat timbal balik yang tidak sesuai yang ditabur

2. Hmm boleh jadi Allah sedang menyeleksi saya dan circle pertemanan saya. Ini agak egois sih, tapi bukan tidak mungkin, kan? 

Salah satu prinsip saya adalah stop berinteraksi dengan orang yang tidak mau berinteraksi dengan saya! Atau jauhi pertemanan yang tidak membuat diri ingat pada Allah dan malah berharap pada manusia! 

Dan alasan-alasan lainnya yang .. hmm mungkin sampai pada kesimpulan, "mereka bukan orang yang tepat untuk saya!" Meski terkesan egois tapi tetap tidak boleh hanyut dalam luka

Yang pasti, Allah punya rencana.. apakah kita yang berlebihan menyimpan asa ataukah orang lain yang tak senang, apapun alasannya, Allah pasti siapkan hikmah yang jauh lebih besar dari luka yang kita pikir luar biasa itu.

Salah satu hikmahnya adalah... tentunya segala yang terjadi haruslah membuat kita semakin dekat dan ingat kepada Allah, membuat diri menjadi pribadi yang lebih baik karena Allah setiap harinya.

Ini teh cerita apa 🤭
Semoga bermanfaat ya

Balananjeur, Ahad, 18 September 2022

Delapan Belas

"dear, you know that aku tuh kadang ketemu masa dimana aku pengen ketemu and diskusi sama orang lain selain orang-orang yang selama ini sering aku ajak ngobrol. Tapi aku juga ketemu saat dimana aku nggak mau ketemu siapapun selain orang-orang yang sering aku temui. Pada saat itu, ketemu orang lain apalagi harus ngobrol bikin aku lelah.. I just want, hmm diam saja atau kalaupun ngobrol Yaa sama kalian. Tapi kalau aku lagi pengen ketemu orang lain and sharing with them maka aku akan bersemangat untuk menempuh jarak sejauh apapun dan ngobrol dengan orang sebanyak apapun."

"Ya, Abi mengenalmu dengan sangat baik." 

Jadwal ngdate tadi malam diiringi curhatanku yang seolah tiada habisnya dan dia yang setia menanti hingga abjad ku selesai terucap.

"Masih ada yang mengganjal di hatimu, sayangku?" Tanyanya saat aku terdiam setelah sekian lama mengurai kata.

"Hmm, No, tapi aku lapar." Well, bahkan curhat atau ngobrol dengan bobot isi sereceh apapun akan menguras energi, so pastilah akhirnya bikin lapar dan semangkuk mie ayam yang dimakan berdua menjadi pelepas lapar malam tadi, Yaa semangkuk berdua karena perut kecilku tidak mampu menampung semangkuk mie sendirian.

"So, kaifa khobaruka seminggu ini, say? Are you ok?" 

Malam Ahad adalah hari dimana kami saling bercerita kondisi kami seminggu ini, meski setiap hari dibumbui cerita namun di malam Ahad kami bisa saling tenang menatap kisah kami masing-masing dan berempati atasnya. Lalu saling mengevaluasi diri, menutup yang harus di tutup, memperbaiki yang kurang, mengistiqomahkan yang baik dan membuka lembar baru di hari berikutnya, hari pertama setiap awal pekan.

#catatandefa 
#septemberdefa 

Balananjeur, Ahad, 18 September 2022

Cuplikan

*
"ummi, Senin akhir bulan ini teteh mau PTS, do'akan teteh ya Mi!" Wajahnya terlihat lebih bersinar dengan sorot mata yang berbinar dan kata yang runut tanpa getaran sedih seperti sebelumnya, saya meyakini kondisinya baik-baik saja dari melihat dzahirnya itu.

Dia tidak pernah menceritakan detail kondisinya jadi ibu harus siap membaca melalui yang tampak dari sorot mata ataupun nada suaranya agar bisa membantunya mengenali alarm tubuhnya itu.


*
"Teteh mau ikut kompetisi PAI lagi?" Tanya kami, karena teteh menyukai PAI dan meski tanggung jawab terkait pendidikannya disana (juknis and all about apapun yang ada disana) adalah tanggung jawab lembaga terkait namun sebagai orang tua kami akan tetap menjalin kerjasama dengan sekolah untuk mencari dan memberi peluang sebesar-besarnya dalam bidang yang diminatinya.

"Iya Mi, teteh sudah daftar." MasyaAllah ternyata dia sudah jauh lebih cepat dari yang kami tahu. Banyak hal tentangnya yang kemudian kami pelajari salah satunya dia yang cepat dan tanggap dalam mengupgrade dirinya sendiri dan membuka peluang apapun untuk dirinya. MasyaAllah Alhamdulillah teteh ternyata sudah semakin mandiri.

'alaa kulli haal, teteh dari kecil sudah mandiri dan sekarang menunjukkan bahwa kemandiriannya itu tidak hanya dalam perkara menyiapkan keperluan pribadi tetapi juga bahwa kemandiriannya menjadikannya semakin memahami bagaimana caranya untuk meningkatkan kualitas dirinya sendiri.

Meningkatkan kualitas diri bagi seorang pelajar salah satunya adalah mengikuti kompetisi? Iya, karena dengan begitu dia bisa mengukur kualitas diri dan pemahaman serta sejauh mana usahanya untuk kemudian memperbaikinya dan meningkatkan usahanya. MasyaAllah laa Haula walaa quwwata Illaa billah.


*
"Teteh masuk peringkat seribu berapaan mi." 

"Teteh sudah melihat hasil kompetisi yang tanggal 9 kemarin?"

"Iya Mi. Tapi teteh memang yakin nggak masuk juara, Mi. Soalnya qodarullah browsernya eror terus waktu teteh ngerjain soal teh. Saat sedang mengerjakan soal, eh tetiba keluar, masuknya lama lagi dan begitu terus. Alhamdulillah masih punya waktu 5 menit untuk menyelesaikan soal."

"MasyaAllah, 5 menit ya, Nak.." lalu, mari bayangkan bagaimana tegangnya dia menyelesaikan 50 soal hanya dalam waktu 5 menit! Bagaimana dia berusaha mencerna soal dan menjawabnya tidak dengan asal!

"MasyaAllah teteh, la ba'sa bih. Peringkat 1361 dari 5575 adalah prestasi. Semangatmu untuk berkompetisi adalah prestasi, kebahagiaanmu ikut kompetisi adalah prestasi, engkau bisa mengambil ibrah dan tahu dimana letak kekurangan adalah prestasi, engkau berusaha untuk mengevaluasi diri dan memperbaikinya itu juga prestasi , dan kejujuranmu saat menyelesaikan tugas serta semangat tak pantang menyerah dan kesungguhan mu adalah prestasi yang MasyaAllah luar biasa. Ini sebagian prestasi mu, Nak. Jangan berkecil hati dan tetaplah semangat!"

"Iya Mi, insyaAllah."


*
"Bagaimana perasaan teteh? Ummi membayangkan teteh pasti senang waktu iku lomba Musabaqoh fahmil Qur'an?"

"Iya Mi, teteh seneng pisan."

Karena apapun yang berkaitan dengan Al Qur'an dan Islam serta bahasa Arab adalah hal yang selalu membahagiakan baginya, dia pasti senang berjumpa kompetisi ataupun kajian yang berkaitan dengan semua yang menarik perhatiannya itu.

Dan penting bagi kami untuk menanyakan kabar hatinya. Kenapa? Untuk mengajaknya melihat dan memahami apa yang dirasakan hatinya.


*
"Memakai seragam baru mah mungkin Senin besok, Mi."

MasyaAllah, ingin sekali melihatnya dengan seragam putih abu di hari pertama berseragam putih abu, pangling pastinya. 

Balananjeur, Sabtu, 17 September 2022

Salman, Aku Kembali!

"Salman, Aku kembali!" Mungkin kalimat ini mewakili ungkapan Aa pagi ini. MasyaAllah hari ini Aa kembali ke masjid Salman.

But wait, ada yang berbeda di hari ini. Aa sekarang berangkat bersama A Faridh, kating nya yang akan mengikuti SSC 35 offline. MasyaaAllah syukur kami tiada terhingga karena Aa kini mengajak dan ada yang mau di ajak dalam kebaikan tentunya.

Jam 3.18 dini hari, kami (ummi dan Abi) menunggu Aa di Pamoyanan, tepat di simpang 3 Pamoyanan untuk memberikan helm karena hari ini AA berangkat dengan motor a Faridh. Jam 4.07 Aa sampai lalu setelah bersalaman langsung pamit lagi untuk berangkat.

2 buah nasi timbel dengan pepes ayam dan serundeng menjadi bekal perjalanan, but LAA Haula walaa quwwata Illaa billah, uang bekalnya tertinggal di saku ummi. Akhirnya ummi mengirimkan via ATM, itupun harus jam 5 ba'da shubuh karena sebelum shubuh ATM offline jadi dikunci.

Balananjeur, Sabtu, 17 September 2022

Day 262

Namaku, Rasyidah
Dede Fatimah Shalihah
@defa_shidayat


Aku harus menarik nafas agak dalam sebelum menceritakan kisah yang akan dituliskan ini.

Oh iya, perkenalkan, aku Rasyidah, 40 tahun, ibu dengan 4 anak remaja, masing-masing berusia 19 tahun, 17 tahun, 15 tahun dan 11 tahun. Aku ibu rumah tangga yang kesehariannya persis seperti nama profesi yang tertulis dalam kartu tanda pendudukku : mengurus rumah tangga. Ah, entah sejak kapan nama profesi ini tercantum seperti itu di dalam KTP? tetapi biarlah kita abaikan sementara perihal profesi di KTP yang mengalami perubahan dari ibu rumah tangga menjadi mengurus rumah tangga.

Tapi, sebentar. Aku juga ingin sekilas membahas tentang profesi di KTP, 'mengurus rumah tangga', kesannya seperti seorang profesional yang mengurus rumah dengan baik tanpa embel-embel nama ibu yang akan mengurus rumah dengan penuh kasih tanpa mengharap balas jasa. Ibu akan mengurus semua yang berada di seisi rumah tanpa kecuali dengan penuh cinta .. bukan hanya mengurus rumah tangga seolah profesinya seperti itu tapi lebih daripada itu, ia mengurus rumah sebagai bentuk khidmatnya pada keluarga dan ibadahnya pada penciptanya.

Ibu rumah tangga bukan hanya sebagai seseorang yang bertugas mengurus rumah tangga apalagi bagiku yang hampir setiap hari bertemankan sakit yang mendera.

Ya, aku ibu rumah tangga yang setiap waktu bisa tiba-tiba tumbang karena sakit yang agak berat. Katanya sih seperti itu. Aku sendiri tidak bisa mendiagnosa penyakit sendiri dan inilah hasil pemeriksaan yang diterima bertahun yang lalu, bahwa aku mengidap beberapa jenis autoimun dengan komplikasi. 

Autoimun itu kondisi dimana sistem kekebalan tubuh menyerang tubuh sendiri, aku sering mengatakannya sebagai imun yang sedang lupa arah.. hahaha. Iya, kan? Imun yang harusnya bertugas melindungi tubuh dari gangguan penyakit atau segala sesuatu yang membahayakan tubuh eh malah menyakiti dan menyerang organ tubuh yang harusnya dilindungi.

Autoimun itu ada beberapa jenis dan kategori, aku termasuk dalam kategori gangguan non-organ-spesifik, yang berarti banyak organ atau semua sistem tubuh mungkin terpengaruh. 

Kondisi semakin berat dengan komplikasi penyakit lain, ada masalah di pembuluh darah jantung yang sampai saat ini belum tertangani serta gangguan pencernaan di usus dan lambung yang terjadi entah karena autoimun itu sendiri atau karena kondisi fisik secara keseluruhan. Ah, aku sedang tidak mengajak untuk berpikir apa yang terjadi tanpa menceritakan apa yang kurasakan. 

Penting banget ya menuliskan apa yang dirasakan? Karena inilah alasanku menulis dan membagikannya disini. Bagaimana aku melaluinya hingga akhirnya menjadikan itu sebagai bagian kesyukuranku dalam hidup yang ku jalani.

Suami ku bertanya, "sakit seperti apa yang dirasakan?" saat sakitku kambuh, ini adalah sakit yang sulit kudeskripsikan. Yang aku tahu bahwa aku terkadang kehilangan penglihatan, terkadang mengalami sakit kepala yang hebat, mual muntah yang terjadi hampir setiap hari. Tiba-tiba aku kesakitan dibagian perut dan dokter mendiagnosa sebagai sakit ginjal, terkadang di lambung ataupun usus. Dan aku mengalami sakit sendi yang membuatku kesulitan bergerak ataupun membalikan badan.

Dada sebelah kanan bagian atas tiba-tiba merasa sangat sakit seolah ditusuk-tusuk yang intensitas sakitnya mirip seperti saat melahirkan. Hanya berjeda sekian menit dari sakit ke sakit. Rambut rontok, berat badan menyusut setiap waktunya hingga terkadang kehilangan fokus.

Kehilangan kesadaran menjadi cerita pengiring saat sakit seolah mencapai garis sesak. Aku menjalaninya sambil tetap memusatkan perhatian pada keluarga dan rumahku. Menikmatinya sebagai bagian dari hidup yang tlah ku azzamkan, "Robbi, hamba Ridha." Kalimat yang terucap dalam do'a yang terpanjat itu menjadi langkah Ridha yang terpanjatkan. 

Dulu aku menangis saat sakit mendera sedang disaat bersamaan ada anak balita yang harus kuperhatikan lalu ku tengadahkan tangan dan kuuraikan segala rasa, "Rabbanaa, Rabbana, ini sangat sakit.." ku lirihkan segala rasa padaNya hingga Azzam terpatri dan kalimat Ridha tertancap di dada, "Rabbana, hamba Ridha.." karena Ridha adalah saat sakit masih terasa namun hati akan lapang dengan izinNya.

Biarlah sakit tetap terasa lalu Allah jadikan kebaikan daripadanya. Bukankah dalam sakit seorang muslim Allah sertakan hikmah kebaikan diantaranya adalah terhapusnya dosa kala kita bersabar atas sakit yang Allah ujikan. Dan sabar bukan berarti berdiam diri membiarkan sakit tanpa ikhtiar kesembuhan, sabar adalah tetap berusaha maksimal untuk sembuh dan berlapang dada atas hasil yang Allah pilihkan. Sabar adalah tidak mengeluhkan ujianNya dan berandai dengan pengandaian apapun, "andai aku seperti itu tentulah aku akan bersyukur."
Sabar adalah bukti syukur seorang hamba.

Namaku Rasyidah, usiaku 40 tahun dan aku ibu dari 4 remaja yang salah satunya Allah taqdirkan mengidap sakit yang sama denganku. Tlah kuazzamkan bahwa aku Ridha dengan ketentuan Allah atas diriku namun ternyata bukan hal mudah saat mengetahui salah satu anakku mengalami hal yang sama denganku. Allah uji aku dengan hatiku yang sulit bersabar dikali pertama mendapat ujian.

Menangis menjadi caraku melerai sesak dikali pertama kami mendapat kabar hasil diagnosa salah satu putri kami. Aku menangis dan menyalahkan diri sendiri karena merasa menurunkan penyakit hingga aku kembali pada kesadaran, "tiada satu daun pun yang jatuh kecuali atas kehendak Allah. Qodarullah wamaa syafa'alaa." Kembali ku tengadahkan tangan dan ku peluk kalimat thayyibah sepenuh hatiku, "Robbana, Engkau Maha Tahu cara terbaik mendidik jiwa kami yang lemah! Engkau Maha tahu kemampuan dan semua yang terbaik untuk kami.. kuatkan keyakinan kami dan jadikan ujian ini sebagai jalan kebaikan bagi kami di dunia untuk kelak di akhirat. Robbana, apapun dariMu, jadikan itu sebagai jalan kebaikan yang membuatMu Ridha atas kami." 

MasyaAllah, laa Haula walaa quwwata Illaa billah, sungguh Allah Maha Baik, doa bukan perkara apa yang kita pinta tapi perkara saat kita butuh untuk berdoa dan saat kita berdoa. Nikmat Allah bukan hanya terletak pada terkabulnya doa tapi saat hati kita terpacu untuk berdoa dan saat kita berdoa padaNya. Allah lapangkan, setidaknya itu yang dirasakan.
Tidak lagi gelisah saat sakit menyapa dan yakin bahwa Allah yang Maha menyembuhkan pasti akan menyembuhkan tanpa menghilangkan jejak sakit lainnya. 

Ujian tidak akan berhenti sampai titik kita merasa lapang namun akan terus berlanjut hingga nafas terakhir kita hembuskan. Tak apa, ini adalah sunnatullah kehidupan dan tugas kita adalah berjuang; dengan do'a dan ikhtiar yang benar serta penyerahan diri yang total pada keputusan Allah atas kita.


*Naskah tulisan ini saya kirim di suatu event nubar, Alhamdulillah lolos

Day 261

Jam menunjukkan angka 2 lebih 38 menit, setiap hari alarm tubuh terbangun di jam ini. Terkadang aku tak langsung beranjak dan memilih diam, mengajak diri sendiri untuk mengevaluasi diri: kemarin ngapain aja?

Lalu bangun dan mengambil air wudhu, shalat Sunnah beberapa rakaat lanjut membaca Al Qur'an. Hari ini langsung ke teras samping setelah tilawah, mencuci piring dan pakaian menjadi agenda yang kukerjakan disana.

Bulan membantu penerangan, hari masih purnama dengan bulan yang utuh jadi terangnya sangat membantu melihat cucian dan kotornya. Aku sengaja menyegerakan tugas ini agar pagi nanti tlah selesai dan bisa ikut mamah menjenguk Uwa ke Pagerageung.

Apa kabar Uwa?

Balananjeur, Jum'at, 16 September 2022

Tujuh Belas

Hari ini menunggu dering dari teteh @aufa_satiella , hampir setiap dering darinya ku tuliskan dalam jejak hariannya dengan judul, 'dering'. Ada banyak yang kusimpan kembali tentangnya dalam jurnalnya itu..

Jam ini menunggu dering darinya, entah hari ini jadwalnya atau mungkin besok, kami tetap menunggu kalau-kalau dia tetiba menghubungi kami. Setelah 2 Minggu tidak bersua sapa suara, hari ini kami merindukan sapanya juga menyapanya, "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh teteh Aufa sayang, kaifa khobaruki shalihah?" Ini yang akan kutanyakan saat ia menelpon nanti.

Menit ini menunggu dering darinya, Alhamdulillah mendapat free quota dari Telkomsel jadi kami bisa menanti dering tanpa mengisi pulsa terlebih dahulu. Hari-hari ini mengisi pulsa adalah hari dimana ada jadwal telpon, namun Sabtu ini biidznillah tidak perlu membeli quota data. Biidznillah, Rizkuminalloh.. dan kami menanti dering itu tiba karenanya.

Detik ini masih menghitung waktu, mengecek wa kalau-kalau ada wa masuk dengan muqoddimah, "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Ummi, Abi, daramang? Ieu teteh."

Dering itu kini, kami menunggunya di sini..

Ciseupan, Sabtu, 17 September 2022 

#catatandefa 
#septemberdefa

Enam Belas

Mamah bercerita kalau pagi ini mau menjenguk Uwa Uyu (kakak dari ayah saya), saya katakan pada Mamah kalau saya ingin ikut. Selama beberapa jam sampai de Olin pulang sekolah, saya ingin menjadi putri mamah yang akan ikut kemanapun kaki mamah melangkah.

Hey Defa, usiamu sudah 38 tahun, masih saja ingin mengikuti mamah! Terkadang ada masa, saya hanya ingin menjadi putri mamah dulu, berlaku sebagai anak... Meski hanya mengekori langkah mamah, berjalan berdua dan ngobrol lalu jajan bersama mamah; mengingat masa kecil dulu.

Kami melewati jalan yang sering dilalui bersama saat saya kecil, mamah bercerita banyak tentang hari yang tlah berlalu.. menyenangkan bersama mamah di hari ini. Menjenguk Uwa lalu berlanjut mengunjungi emak, mamah dan emak kembali berkisah banyak hal yang bisa mereka kisahkan bersama termasuk tentang kaki mereka yang mulai sering sakit... Duhai ibunda, semoga selalu sehat; mamah dan emak.

Hari ini bersama mamah.. saya merasa menjadi putri mamah di hari itu, lagi.

Balananjeur, Jum'at, 16 September 2022

#septemberdefa 
#catatandefa

Kamis, 15 September 2022

Day 260

Hari ini...

Hari ini ngapain aja ya? Hujan rintik membasahi tanah Balananjeur hingga kecamatan Pagerageung, kami bergegas menuju ATM untuk mengambil uang bekal anak-anak hari ini. Alhamdulillah masih tersisa beberapa rupiah yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan dapur, biaya kost Aa, dan bekal anak-anak untuk 2 atau 3 hari ke depan.

Cukup? insyaAllah nanti Allah yang akan bantu mencukupkan hingga waktu gajian selanjutnya tiba.

Setelah mentransfer biaya kost, lanjut mengambil selembar uang berwarna pink lalu belanja ke pasar. Harga-harga bahan kebutuhan pokok bertambah tinggi, uang 100 ribu ternyata habis setengahnya hanya untuk membeli beberapa bahan kebutuhan. Bahan itu rencananya untuk persediaan hari ini saja, namun melihat kondisinya kurang memungkinkan untuk belanja keesokan harinya maka kuputuskan untuk menghemat persediaan agar bisa mencukupi hingga esok hari.

Hari terasa panjang padahal hari ini barulah dimulai, "Allah Maha kaya." Ucapku penuh keyakinan, "ya Allah bantu kami lepaskan beban yang mengikat diri kami. Lapangkan dada kami dan kuatkan kami!" Do'a selalu menjadi benteng paling ampuh, doa juga melepas penatnya beban yang menghimpit..

Kami yakin hari-hari ini bukan hanya kami yang merasakan penat dan beratnya beban, semua orang terkena dampaknya. Lihatlah bagaimana kebijakan pemerintah menekan dan meruntuhkan perekonomian kami! Tidak, mereka berbuat dzalim dan sewenang-wenang untuk kepentingan mereka sendiri dan ini adalah kedzaliman yang nyata. Ekonomi kami membuat kami harus memutar otak lebih aktif dari sebelumnya, membuat kami harus mengencangkan ikat pinggang lebih kuat dari sebelumnya, ya kami terluka karena kebijakan itu tapi tidak akan membuat runtuh iman di dada, mental kami tak kan hancur hanya karena hal seperti ini. Meski yaaa... Kami akui bahwa kondisi ini memang berat.

Saat sisa 50 ribu pun tak bersisa setelah dibagikan ongkos bensin dan bekal yang hanya beberapa rupiah, sungguh tak ada sisa setelah BBM naik sedemikian rupa. Sisa sekian rupiah yang biasanya bisa masuk celengan atau persiapan besok, kini masuk anggaran bensin yang telah naik.

Balananjeur, Kamis, 15 September 2022

Rabu, 14 September 2022

Lima Belas

Setelah kang @wawanridwan75 sembuh dan mulai bisa beraktivitas lagi, saya minta izin untuk kembali melakukan hal-hal lain di luar tugas utama saya di rumah. Trus ada yang bertanya, "teteh, memangnya pekerjaan rumah teh tugas istri?" Bahkan sering muncul banyak bahasan yang menjadikan pekerjaan di rumah seperti ngpel, nyuci, dan lain sebagainya sebagai bahan diskusi dan ..perdebatan yang ujung-ujungnya mengarah pada statement, "tugas isteri atau suami?"

Saya sendiri tidak ingin menjebak diri dengan tanya atau statement apapun terkait hal ini, saya mencukupkan diri dengan, "yuk perbanyak bekal pulang untuk hidup negeri yang kekal!" Jadi ada tugas apapun yang bisa dilakukan, selama kami yakin itu adalah tugas yang bisa meringankan beban orang lain (terutama suami/isteri), maka lakukan saja!

Ada cucian kotor, yaaa siapa cepat dia dapat. Artinya siapa yang cepat mengambil peluang amal maka dia yang akan mendapatkannya, tidak harus berdebat dulu ini tugas kamu dan ini tugas saya, meski sebenarnya saya sering mengeluh kalau kang @wawanridwan75 mengambil alih suatu tugas, "please, jangan ambil jalan amal shalihku, hanya ini yang bisa ummi lakukan. Abi bisa keluar mencari rezeki di jalan Allah untuk menafkahi kami, jangan pula ambil jalan kebaikan yang bisa kulakukan."

Mencuci, mengepel, memasak, dll, tugas isteri atau suami? Tugas kita adalah menjadikan apapun sebagai peluang beramal baik dan termasuk tugas kita adalah menghindari hal-hal yang tidak berguna semisal memperdebatkan hal seperti ini, dan tugas kita yang lainnya adalah igtanim khomsan qobla khomsin yang salah tiganya adalah hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, lapang sebelum sempit. Mumpung ada waktu, berlomba saja dalam kebaikan! Lakukan sekarang juga dan hindari setiap perdebatan yang hanya akan menguras waktu dan eneri!

Tugas isteri atau kah tugas suami? Siapa yang cepat bergerak mengambil kesempatan beramal, beribadah, maka dia yang lebih dulu mendapatkannya. Saling meringankan beban serta menghindari sesuatu yang tidak bermanfaat adalah sesuatu yang Allah sukai. Saat isteri terlihat kepayahan lalu suami membantu meringankan,serta sebaliknya, itu lebih baik.

#catatandefa 
#septemberdefa 

Kamis, 15 September 2022

Day 259

Waktu masih duduk di kelas 6 MI, seorang teman bercerita kalau dia sudah mendapat haidh pertamanya. Setelah itu menyusul beberapa teman lain dan berlanjut hingga saya duduk di kelas 3 Mts catur Wulan ke-1, semua teman sekelas baik waktu di MI maupun di Mts sudah mendapatkan haidh pertamanya, namun saya... Belum ada tanda-tanda datangnya haidh sama sekali.

Lalu bagaimana tanda-tandanya? Waktu itu saya belum tahu, hanya saja banyak yang mengatakan kalau salah satu tanda nya adalah emosi yang menjadi tidak stabil alias dikit-dikit tersinggung, dikit-dikit feel sensi, dikit-dikit pengen marah, dikit-dikit sedih.. hmm katanya sih seperti itu namun saya masih anak kecil yang belum faham seperti apa tanda seperti itu muncul.

Oh ok, hari itu hampir setiap hari saya menebak perubahan emosi saya. Tidak ada yang berubah, setiap harinya sama; senang saja bisa membaca dan belajar. Karena tiap hari bertemu dua hal itu jadi emosi termasuk stabil dalam kondisi senang. Sampai-sampai saya mulai khawatir tidak normal karena tidak juga datang haidh.

Usia saya 14 tahun tapi pada waktu itumah usia itu masih seperti kanak-kanak pada umumnya, hmm saya melihat perbedaan pola pikir remaja 14 tahun di masa saya dan sekarang yang jauh berbeda. Anak-anak sekarang memiliki pola pikir yang jauh lebih dewasa dibandingkan kami saat di usia itu.

Well, out of topik 🤭 kita kembali ke laptop. Finally Allah sampaikan saya di hari haidh pertama, rasanya nano-nano, belum mengerti harus bagaimana kecuali tidak bisa ikut shalat atau shaum. Cara bersuci masih dalam teori yang segera dipraktekkan, namun saya tidak tahu cara mencuci pakaian yang terkena darah haidh. Terutama...saya tidak nyaman melihat darah, jadi setiap kali hendak membersihkan pakaian (setelah di ajari eteh) perut seolah hendak memuntahkan semua isinya, mual muntah disertai pusing.

Saya merasa bahwa saat itu saya tidak mempersiapkan diri dengan baik, berbekal pengalaman itu membuat saya memahami beberapa hal terkait mempersiapkan dua remaja putri kami dalam menghadapi masa tamyiz nya, salah satu nya mempersiapkan mereka bertemu masa haidh nya.

Alhamdulillah biidznillah Aufa dan Kalifa lebih siap saat menghadapi hari pertama haidh mereka, Alhamdulillah.


Dalam rangka memaksa diri menulis 😁

Balananjeur, Rabu, 14 September 2022

Selasa, 13 September 2022

Empat Belas

"ummi ingin de Olin menang di kompetisi ini?" Tanya de Olin suatu hari, sekarang Rin, dia ingin kami memanggilnya dengan nama Rin 😁

Saya jelaskan padanya bahwa yang sedang ummi lakukan adalah membuka kesempatan; kesempatan belajar, kesempatan meraup banyak pengalaman, kesempatan berkompetisi, kesempatan mengevaluasi hasil belajar melalui ajang kompetisi, kesempatan menambah relasi pertemanan serta kesempatan bersabar dalam kompetisi hingga akhirnya belajar memperbaiki diri setelah bercermin dari kompetisi. 

"Iya Nak, ummi ingin de Olin menang. Tapi, bukan menang beroleh peringkat ke berapa dalam kompetisi, namun menang dari ketergesaan, menang dari ketakutan serta kekhawatiran kalah versi peringkat, menang menadapat banyak kesempatan belajar dan menang menjadi versi terbaik dirimu. Ummi berharap Ade menemukan versi terbaik dirimu sendiri dan tahu apa yang terbaik bagi dirimu. Beragam kompetisi ini hanya salah satu dari sekian cara ummi membimbingmu menemukan bakat dan keahlianmu. Dan ummi yakin, itu bisa di asah dengan keshabaran dan kesungguhan." 

Ya, ini hanya salah satu cara, bukan satu-satunya cara. Ada kesempatan untuk mengembangkan diri dengan cara apapun (selama tidak keluar dari syari'at), Yaa lakukan saja! 

#catatandefa 
#septemberdefa 

Balananjeur, Rabu, 14 September 2022

Day 258

Waktu Mts nya, kami memiliki catatan harian bersama yang biasanya dibawa ke pondok lalu hari Kamis dibawa ke rumah untuk saya baca dan isi catatan versi saya disana. Hmm kami ngobrol panjang lebar melalui buku catatan harian dan ngobrol langsung setiap hari Jum'atnya. Selalu ada yang akan kami obrolkan mulai dari hal yang kami anggap receh hingga hal yang dirasanya berat.

Dia bercerita tentang rindunya pada kami melalui catatan harian, tentang ide-ide dan pandangannya dan semua hal yang dilaluinya di asrama. Tentang buku yang ia baca, bagaimana pendapat dan pandangannya atas isi buku itu. Dia menyanggah pandangan yang ia baca di buku dengan tulisannya di buku catatan harian kami.

Lalu saat ia masuk SMA dan mulai menulis di media lain, dia meminta saya untuk meneliti catatannya, "bagaimana menurut ummi?", "Sebenarnya Aa malu kalau tulisannya dibaca sama ummi." 🤭 

Dia masuk jurnalistik dan aktif menulis meski tidak dipublikasikan.. 

Dan kini setelah jadi mahasiswa dia semakin aktif menulis baik makalah maupun wa story 😁 dan saya pun aktif menskrinsut dan membahasnya dengan kang Wawan 🤭

Balananjeur, Selasa, 13 September 2022


Cat * gambarnya diambil dari wa story yang di ss beberapa hari yang lalu 

Tiga Belas

Setelah seminggu tidak berjumpa Emak, biidznillah hari ini Allah sampaikan diri untuk memeluk beliau lagi secara langsung. Dengan berjalan kaki berbekal rindu, saya mengunjungi Emak yang jua merindukan saya. Ehm, saya melihat wajah emak bersinar dengan binar matanya yang menggambarkan kebahagiaan beliau, "Nyai kamana wae (Nyai kemana saja)?" Penuh sumringah beliau menyambut.

Beliau mengatakan khawatir menantunya ini sakit, lalu meminta salah satu kakak kang Wawan yang mengajar di MI untuk menanyakan kabar kami pada de Olin.

MasyaAllah Emak... Beliau kesulitan berangkat kemana-mana karena kaki beliau sering sakit, biasanya dalam seminggu padat dengan jadwal kajian namun karena kondisi kaki beliau yang sudah tidak memungkinkan, membuat beliau tidak lagi mengikuti kajian di luar.

Tapi... Waktu emak sangat bermanfaat, beliau memanfaatkan waktu di rumah dengan membaca Al Qur'an dan mengikuti kajian dari televisi. "Emak sekarang hanya membaca 2 juz perhari, Nyi." Emak merasa bersalah karena hanya mampu tilawah 2 juz, padahal, "MasyaAllah Mak, tabarokallohu fiik. Banyak orang yang bahkan tidak membaca meski 1 ayat, Allah merahmati Emak yang membaca 2 juz dan merasa masih kurang. Emak hebat, masyaAllah." Ya, inilah emak.. hari-harinya kini dilalui dengan Al Qur'an dan kajian dari televisi, "hanya ini yang bisa emak lakukan." Ujar beliau.

MasyaAllah, itu bukan hidup yang sekedar.. namun penuh kebaikan. Emak juga sangat senang bershodaqoh baik pada orang-orang terdekat beliau, tetangga maupun kerabat jauh dan orang lain. Pernah waktu ke Bogor saat mengantar Aufa, beliau menyiapkan 5 ribuan yang lumayan banyak untuk beliau sedekahkan sepanjang jalan.

MasyaAllah emak, dipenuhi berkah insyaAllah.

#catatandefa 
#septemberdefa 

Balananjeur, Selasa, 13 September 2022

Senin, 12 September 2022

Dua Belas

Jam 9.25 pagi ini saya menyelesaikan semua pekerjaan rumah mulai dari nyuci piring, beres-beres seisi rumah plus ngepel, nyuci baju, menjemur dan semua yang berhubungan dengan seisi rumah pokoknyamah. Hmm, ini pekerjaan harian saya dan.. saya menikmatinya (tidak jarang sih mengeluh lelah karenanya 😅).

Ini bukan pekerjaan ringan, dalam pandangan saya sih seperti itu. Energi seolah terkuras habis setelahnya, makanya setiap selesai mengerjakan pekerjaan rumah, tubuh langsung ngdrop tidak bisa melakukan apa-apa; benar-benar diam. 

Diam artinya hanya bisa rebahan (sambil nulis status 😅), kondisi tubuhnya memang seperti itu, saat bisa mengerjakan pekerjaan artinya menguras seluruh energi atau kadang tidak bisa melakukan pekerjaan apapun tapi tubuh bertemu lelah yang sangat. Ada anak saya yang bilang, "nggak ngapa-ngapain aja sedrop itu apalagi mengerjakan sesuatu." 

MasyaAllah Alhamdulillah 'alaa kulli haal. Namun, satu hal yang pasti, saya bisa menikmati keadaan ini meski tak jarang nikmatnya diiringi tangis. Dalam kondisi tubuh lelah yang sangat, saya bisa hmm merenung lebih banyak, baca buku atau nulis lebih sering, tilawah lebih lama, atau melakukan banyak hal lainnya yang masih bisa dilakukan sambil...rebahan 😁

Saya juga senang karena mengetahui tubuh yang kondisinya seperti ini jadi lebih mudah memenej waktu. Saat tubuh ngasih alarm bisa beraktivitas maka bisa segera menyelesaikan pekerjaan tanpa menunda-nundanya, karena kalau ditunda khawatir dengan sinyal tubuh harus berhenti. Saat tubuh memberi sinyal harus berhenti, maka bisa mencari kegiatan lain dan memaksimalkan kesempatan itu agar tidak ada waktu yang terbuang. 

'alaa kulli haal Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah.

#catatandefa 
#septemberdefa 

Balananjeur, Senin, 12 September 2022

Day 257

Namanya juga usaha; dapat enggak, nggak dapat juga nggak apa-apa. 

Hmm, ini prinsip waktu mau meminjam uang 😂

Well, finally saya mau menulis bab pinjam meminjam. Still dari kacamata saya Yaa 🤭

Dalam hidup, tidak jarang kita berada di pihak yang butuh bantuan atau sebagai orang yang bisa memberi bantuan. 

Mau minta bantuan atau tidak, mau memberi bantuan ada tidak. Itu yang nanti menjadi pilihan selanjutnya..
Pernah bertemu dua fase itu? Pernah.

Bagaimana dengan anda? 

Suatu hari saat mengikuti kajian mingguan PCM, ustadz Rusman yang mengisi materi memberi pesan pada ketua LAZISMU Ciawi. Diantara pesannya kurang lebih seperti ini, "ada yang punya anak sekolah, mungkin dia butuh biaya untuk uang semesteran anaknya, SPP, biaya kost, biaya penelitian, biaya bimbingan skripsi dan masih banyak kebutuhan lainnya lagi. Ada yang dianggap orang yang berkecukupan lalu ada anggota keluarganya yang sakit serta dirawat di rumah sakit, bantulah mereka dan ringankan beban mereka!" Ini salah satu nasihat dari sekian nasihat yang saya simpan dalam buku catatan saya; bantulah dan ringankan!

"jangan memberatkan dengan kalimat yang mengintimidasi apalagi menyakiti! Datang dan meminta bantuan saja sudah sangat memberatkan mereka!" 

Nasihat kedua; jangan memberatkan. 

Fakta bahwa meminta bantuan itu bukan perkara yang mudah, saya ikut membenarkan statement ini juga

Jujurly, nasihat itu membuat saya ...menangis. 

Pernah berada di posisi yang butuh bantuan tapi segan meminta bantuan dengan beberapa alasan. Pernah juga sebagai orang yang diminta bantuan tapi bingung bagaimana cara membantunya.

Apakah anda juga pernah bertemu hal serupa? Ini kondisi yang umum, jadi meskipun melalui kacamata saya.. tapi melalui pengamatan di sekitar juga 😁

Hmmm apa lagi ya 🤔

Well, karena saya tidak suka memberi contoh di luar diri saya jadi contohnya Yaa dari pengalaman sendiri saja ya 😁

Suatu hari, kami dihadapan pada situasi yang membuat kami kebingungan bagaimana cara memenuhinya. Bingung karena merasa sudah maksimal berusaha, qodarullah dalam waktu bersamaan butuh banyak biaya (yang jauh dari nominal pemasukan).. bersamaan means butuh buat ini itu diluar perencanaan alias tidak terduga bersamaan dengan yang by rencana alias kebutuhan pokok .

Terpikir buat mencari pinjaman non bunga (hey, I love flower but bukan bunga pinjaman 😂).

"Kok mikir minjam, bukannya fokus memaksimalkan berusaha!" Saya yakin anda tidak akan memiliki pemikiran seperti itu jika berada di situasi seperti ini. (Ini umum lho 🤭)

Tapi beberapa kekhawatiran muncul seiring pemikiran itu; gimana nanti bayarnya, gimana penilaian yang mau dimintai bantuan, gimana kalau dia ngomong ini itu yang bikin sakit hati, gimana kalau bla bla bla yang membuat diri segan

Akhirnya minta bantuan? 

Ada saat akhirnya minta bantuan, ada saat tidak jadi meminta bantuan. 

Saat harus minta bantuan, berusaha meluruskan hati agar tidak memelas dan menggantungkan harapan pada manusia; mau dibantu Alhamdulilah, tidak dibantu juga tidak mengapa. Jadi dibawa santai saja..

Karena saat meminta bantuanpun bagaian dari ikhtiar, jadi yakin saja kalau yang diminta bantuan tidak membantu, maka Allah akan tetap mencatatnya sebagai bagian dari ikhtiar hingga Allah berikan solusi dari arah lainnya. 

Yang mencukupi itu Allah. Allah maha berkehendak memberi kemudahan melalui arah yang dikehendakiNya. Jadi meminta bantuan pada hambaNya jangan sampai merusak keyakinan kita akan kehendak Allah.

Balananjeur, Senin, 12 September 2022


Minggu, 11 September 2022

Sebelas

Ribuan kilo, jalan yang kau tempuh
Lewati rintang, untuk aku anakmu
Ibuku sayang, masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah penuh nanah

Seperti udara, kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas.. ibu..ibu

Lirik lagu om Iwan fals ini sukses menarik perhatianku, membuatku tak kuasa menahan isak.

Tentang ibu ... Selalu beriring derai airmata saat melafaznya.

Saya teringat suatu hari di masa kecil sepulang dari sekolah saat mamah sedang duduk di teras rumah, saya duduk di dekat mamah lalu tidur dipangkuannya. Sangat nyaman dan menenangkan hingga tertidur lelap.. 

Mengingat masa kecil terasa menyenangkan namun sekaligus membuat sedih, apa kabar hari itu? Terasa cepat semua berlalu. Lalu aku ingat anak-anakku di masa kecil, saat mereka duduk dipangkuan atau saat mereka dalam gendonganku. Sangat menyenangkan menjadi bagian dari kisah masa kecil mereka, bahagia bisa menggendong dan memiliki 24 jam waktu bersama mereka. 

Namun lagi-lagi... Sebagaimana mengingat masa kecil diri sendiri yang menghadirkan bahagia dan sedih dalam waktu bersamaan, begitu juga saat mengingat masa kecil anak-anak sendiri. Semoga Allah Rahmati orang tua kita, diri kita dan anak-anak kita.

#catatandefa 
#septemberdefa 

Balananjeur, Ahad, 11 September 2022

Sepuluh

Saya berencana mengajak sekitar 3 sampai 4 anak untuk belajar bareng sama de Olin di rumah, materinya salah satu dari empat matpel ini (matematika, sains, bahasa Arab, bahasa Inggris) atau keempatnya. Tapi yaa itu dia, tidak mudah mengajak untuk belajar. Jangankan anak-anak, orang dewasa juga banyak yang masih begidik dengan kata belajar. Padahal sejatinya, hidup yang kita jalani sekarang pun adalah proses belajar; belajar tanpa henti.

Kita belajar berinteraksi dengan orang lain, belajar menjaga adab, belajar memenej waktu, belajar memenej keuangan, belajar menata hati, belajar mendewasakan diri, belajar ikhlas akan taqdir Allah, belajar banyak hal den pokoknya. Well, semua dalam hidup adalah proses belajar.

Waktu nikah saya tidak tahu caranya berkhidmat pada orang lain diluar ayah dan ibu, lalu saya belajar; mempelajari diri saya sendiri, karakter saya dan karakternya, menyesuaikan diri, memperbaiki diri, berkomunikasi yang sehat, menyampaikan harapan (biar nggak sekedar nunggu), dan masih banyak hal lagi yang saya pelajari hingga sekarang masih belajar. 

Bertambah peran, bertambah juga materi dan waktu belajar. Itulah hidup, sampai kelak saat peran kita sudah sampai pada titik dimana kita harus sudah menyelesaikan misi hidup kita, maka saat itulah proses belajar kita pun selesai. Tinggallah saatnya melihat hasil segala usaha kita selama hidup, lalu reward seperti apa yang kelak menjadi hak kita. Ya, saat itu kita semua mendapat catatan raport kita selama hidup...

Kita, sedang belajar..

Balananjeur, Sabtu, 10 September 2022

#catatandefa 
#septemberdefa

Sembilan

Saya sedang teringat saat-saat membersamai para balita di masanya. Ada hening dan sunyi yang tiba-tiba mendekap erat, ada bulir yang menderas, ternyata memang benar bahwa masa membersamai anak itu hanya sebentar. Ya, sangat sebentar sehingga saat hari berganti semua itu seolah tidak pernah terjadi lalu hati bertanya pada diri, "benarkah itu pernah terjadi?" Atau, "well, aku kehilangan." Ini bahasa lain yang sering muncul pada ibu yang rindu.

Lalu rindu dan ingatan membuat ibu menadahkan tangan meminta pada sang pemilik kehidupan agar yang dicinta senantiasa dalam penjagaan dan Ridha Allah. Tidak ada yang diharapkan ibu kecuali anak-anaknya selamat .. panjang arti selamat namun yang pasti selamat adalah kebaikan hidupnya di dunia dan kelak di akhirat. Ya, di dunia dan akhirat. Kebaikan di dunia dan akhirat.

Kenapa tiba-tiba teringat masa kecil mereka? Sebabnya adalah saat awal pagi saya membuka pekerjaan rumah dengan membuat cemilan dari tape singkong dan gula merah, ini makanan anak-anak kami waktu mereka kecil. Saya biasanya membuat aneka makanan dari tape singkong dan ubi Cilembu. Di buat gorengan, ice cream, onde, dan lain-lain.. anak-anak menyukainya dan sering menghabiskannya tepat saat saya selesai membuatnya.

"Ummi bikin ice cream ubi lagi ya!" , "Ummi, Aa bawa bekalnya tape goreng isi gula merah, ya!", "Ummi bikin cilok yuk!" ..

Duhai ingatan, bagi ibu ini adalah hartanya .. kenangan tentang anak-anaknya adalah harta berharganya.

#catatandefa 
#septemberdefa 

Balananjeur, Jum'at, 9 September 2022

Hhhh